NovelToon NovelToon
Berbagi Cinta: Kisah Pilu Istri Pertama

Berbagi Cinta: Kisah Pilu Istri Pertama

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:21.7M
Nilai: 5
Nama Author: Nadziroh

JUARA 1 LOMBA BERBAGI CINTA


Sabrina Salsabila, gadis yatim piatu yang di besarkan di panti asuhan itu harus menanggung beban lebih berat daripada kehilangan orang tuanya, di umur dua puluh tahun, musibah kembali menimpanya, ia kehilangan kehormatannya dan hamil di luar nikah.

Untuk menutupi aibnya, Ibu panti menjodohkannya dengan Mahesa Rahardjo, putra tunggal Yudi Rahardjo, itu adalah awal penderitaannya, di hari pernikahan Mahesa melampirkan surat penjanjian yang sangat menyakitkan. Demi putra yang di kandungnya, Sabrina rela menjalani pernikahan tanpa cinta dari suaminya.

Sampai pada suatu hari kenyataan pahit kembali menamparnya saat Mahesa memutuskan menikah lagi dengan pacar yang dicintainya. Lagi lagi ia harus mengalah daripada harus melahirkan bayinya tanpa seorang suami.

Merasa tak sanggup menyaksikan Mahesa yang selalu memamerkan kemesraannya dengan istri keduanya, Sabrina memilih pergi dari rumah, disaat itulah Mahesa merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peraturan baru

Setelah kurang lebih tiga jam menikmati acara resepsi yang sangat meriah,  kini Mahesa dan Camelia sudah berada di kamar mewah sebuah hotel ternama. Sekian lama berpisah Mahesa sudah tak bisa menahan lagi hasratnya yang terpendam. Dari raut wajahnya pria itu nampak tak sabar untuk segera melepas kerinduannya dengan Camelia. 

''Mulai malam ini dan seterusnya kamu akan menjadi milikku. Jangan pergi lagi seperti waktu itu.''

Sebuah kecupan mendarat di pundak Camelia, Mahesa melingkarkan tangannya di perut sang pujaan hati. Menatap ke arah pantulan cermin. 

''Lalu bagaimana dengan Sabrina?'' cerca Camelia. 

Di saat moodnya baik tiba tiba saja Camelia mengingatkannya pada wanita yang sangat ia benci. 

Mahesa memutar tubuh Camelia hingga keduanya bersitatap.

''Aku dan dia dijodohkan untuk menutupi aibnya, sedikitpun aku tidak mencintainya, kamu jangan khawatir.''  Mahesa meraih tangan Camelia dan menempelkan di dada bidangnya.

''Cintaku hanya untuk kamu, jadi tenanglah!" Meyakinkan pada wanitanya untuk tidak meragukan ketulusannya. 

Camelia bernafas dengan lega, akhirnya apa yang diinginkan kini terkabul,  ancang ancang untuk menjadi nyonya Mahesa sudah terlaksana. 

Tanpa aba aba Mahesa mengangkat tubuh Camelia dan membawa ke ranjang, dan tak perlu menunggu lagi,  dengan lihainya pria itu sudah melucuti baju yang melekat di tubuhnya dan tubuh istrinya.  Tak ada perlawanan, karena apa yang dirasakan Mahesa juga dirasakan Camelia. Selama keduanya berpisah hanya bisa berkomunikasi lewat telepon. 

Merasa direspon dengan baik, Mahesa mulai melakukan aksinya, tak mau membuang waktu, baginya Camelia adalah wanita yang bisa membuatnya bahagia seperti waktu itu. 

Di bawah sorotan lampu remang remang, Mahesa memperlakukan Camelia begitu lembut, memberinya sentuhan yang istimewa dan membuat wanita itu nyaman saat bergulat. 

Malam yang syahdu itu benar benar terjadi, meski itu bukan malam pertama bagi Mahesa, pria itu merasa puas dengan tubuh istrinya yang gemulai. 

"Maaf, aku sudah tidak perawan," cicit Camelia setelah Mahesa ambruk di sampingnya. 

Mahesa menoleh menatap wajah Camelia yang merona malu lalu tertawa. Bisa bisanya istri keduanya itu berbicara seperti itu. 

"Kan aku juga yang membuatmu tidak perawan."

Mahesa memeluk Camelia dengan erat,  meskipun malam itu tak diingatnya sama sekali, namun Mahesa yakin kalau rasanya sama.

Camelia tersenyum lalu memiringkan tubuhnya menggunakan lengan Mahesa sebagai bantal. 

"Aku mencintaimu,"  mengecup pipi Mahesa. 

"Sekarang tidurlah! Kita akan tinggal disini untuk beberapa hari,  karena rumah yang aku beli baru direnovasi."

Camelia mengernyitkan dahinya menatap lekat rahang kokoh Mahesa. 

"Nggak! besok aku mau pulang. Dan aku mau tinggal dirumah kamu."

"Apa maksud kamu?" seru Mahesa. Tak kalah terkejut dengan ucapan Camelia. 

"Ya, aku mau tinggal di rumah kamu bersama Sabrina. Kenapa?"

Mahesa terbangun menyambar kemeja dan memakainya. Sedangkan Camelia masih dengan posisinya berbaring menatap punggung Mahesa. 

"Tapi aku sudah membeli rumah untuk kamu tinggal, bahkan rumah itu lebih mewah dari yang aku tempati."

Camelia menutup tubuhnya dengan selimut dan dengan sengaja duduk di pangkuan Mahesa. 

"Tapi aku nggak mau,  dan aku maunya di rumah kamu." Camelia memperjelas ucapannya. 

Terpaksa Mahesa menyetujui permintaan Camelia daripada harus berdebat di malam pertamanya. 

Setelah sholat Subuh Sabrina melempar mukenanya setelah membaca chat dari suaminya yang akan pulang  pagi itu, meski selama ini tak dihargai sebagai seorang istri, Sabrina tetap patuh pada suaminya dan sedikitpun tak pernah membantahnya kecuali di jalan yang salah. 

''Non mau apa?''  tanya Bi Asih.

Sabrina membongkar semua isi kulkasnya mencari cari bahan makanan yang akan di masaknya. 

''Mas Mahesa dan Camelia mau pulang Bi, aku harus siapin makanan untuk mereka.''

Bi Asih hanya bisa duduk,  bagaimana bisa bidadari tak bersayap itu menganggap santai atas poligami suaminya. 

''Non nggak sakit hati melihat Den Mahesa menikah lagi?''

Mendengar ucapan Bi Asih, Sabrina malah tersenyum. Menghentikan aktivitasnya dan mendekati pembantunya. 

''Cinta tak harus memiliki, selama ini cintaku bertepuk sebelah tangan, dan aku ikhlas asalkan Mas Mahesa bahagia, dan yang terpenting dia masih mau menjadi ayah dari anakku.''

Untuk saat ini bagi Sabrina itulah yang terpenting dari apapun, sebab Sabrina tak mau anak yang akan dilahirkan itu cacat biologis. 

Mata Bi Asih berkaca dan merengkuh tubuh Sabrina, selama hidupnya ini kali pertama Bi Asih menemukan sosok wanita yang benar-benar kuat lahir batin.

"Sampai kapan Non bertahan?''

Lolos sudah air mata di pipi Bi Asih dengan derasnya. Tak bisa membayangkan jika itu terjadi pada dirinya dan anak cucunya, pasti sakit. 

"Sampai aku dan anakku siap, dan aku belum bisa melupakan kejadian malam itu, Bi."

Sabrina tak bisa menahan air matanya yang sudah luruh dengan sendirinya, apa lagi semalam Camelia memamerkan malam pertama yang sangat mesra dan romantis padanya lewat sebuah video berdurasi tiga puluh menit. Hatinya terbelah dan tak berbentuk lagi.

Bi Asih mengangguk mengerti, baginya aib Sabrina memang terlalu berat dan tak bisa diterima. 

"Yang sabar Non, bibi hanya bisa bantu doa."

Seperti seorang Ibu, Bi Asih mengelus kepala Sabrina yang berbalut hijab. 

Satu jam lebih lima belas menit, semua makanan yang dimasak Sabrina dan pembantu yang lain sudah siap. Sabrina segera ke depan saat mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Benar ternyata itu adalah mobil Mahesa. 

Dengan senyum semringah Sabrina merapikan hijabnya sebelum menemui suaminya. 

Seperti biasa, Mahesa kembali memasang wajah datarnya saat berada didekat istri pertamanya, seperti ucapannya pertama kali, sedikitpun Mahesa tak mengizinkan Sabrina untuk menyentuhnya hingga keduanya tampak seperti bukan mahram. 

Sabrina kembali menatap koper yang dibawa sang supir yang berada di belakang suaminya. 

"Ini koper siapa, Mas?"

"Koper aku," sahut Camelia yang masih menggandeng tangan Mahesa. 

"Mulai hari ini aku akan tinggal disini," Jelas Camelia. 

Tak menjawab, Sabrina menatap wajah Mahesa menanti penjelasan suaminya. 

"Iya, mulai hari ini Camelia juga akan tinggal disini,  dan aku nggak mau ada keributan."

Sabrina mengangguk dan mengulurkan tangannya.

"Aku sudah tahu siapa kamu, jadi nggak perlu kenalan lagi,'' tukas Camelia dengan nada sinis. 

Sedangkan Sabrina hanya menanggapi dengan senyuman di atas tangisan.

Mahesa dan Camelia masuk melewati Sabrina yang masih mematung di teras.

'Semoga kamu betah disini. Dan semoga kamu bisa membahagiakan mas Mahesa seperti yang diinginkannya,' lirih hatinya. 

Wanita yang sudah hamil besar itu pun mengikuti langkah suaminya menuju ruang keluarga. 

''Dan harus kamu ingat!'' Camelia memundurkan langkahnya mendekati Sabrina yang ada di belakang.

''Mulai sekarang aku yang akan pegang kendali.''

''Maksud kamu?'' tanya Sabrina. 

Camelia menghela napas panjang dan melipat kedua tangannya. 

''Aku adalah istri mas Mahesa yang dicintainya, jadi aku yang berhak berkuasa atas rumah ini dan semua fasilitas yang mas Mahesa miliki,''  jelas Camelia. 

Sabrina menyunggingkan bibirnya. ''Terserah, asalkan itu baik aku akan dukung. Dan aku juga nggak rakus ingin memiliki semuanya, karena semua ini hanya titipan Allah.''

Dengan santainya Sabrina berbicara, bahkan sedikitpun wanita itu tak takut dengan Camelia.

Camelia yang merasa tersindir dan tersulut emosi itu mengepalkan tangannya. Ternyata wanita berhijab didepannya itu tak sepolos yang ia kira.

Hampir saja Camelia melayangkan tangannya di pipi Sabrina, dengan sigap wanita itu menangkap tangan Camelia. 

''Kamu boleh berkuasa, kamu boleh mengatur semuanya, tapi kamu tidak bisa sedikitpun menyentuhku.''

Mahesa yang duduk di sofa hanya berdecak melihat sikap Sabrina yang sok suci. 

1
Jamaliah
so sweet banget 😂😂😂😂😂👍👍👍👍👍👍👍
Jamaliah
sabar Mahesa semua butuh proses
Enung Nurlaela Noenkandenk
Luar biasa
Jamaliah
😭😭😭😭😭😭😭
Jamaliah
Camelia egois banget
Jamaliah
tes DNA anaknya Camelia dan anaknya Sabrina supaya lebih jelas yg mana anaknya mahesa
Jamaliah
berarti anak Camelia anaknya andre
Jamaliah
pergi yang jauh Sabrina biar Mahesa tau rasa😭😭😭😭😭😭
Jamaliah
kasihan Sabrina 😭😭😭😭😭😭
Ayanih
Luar biasa
Nethy Sunny
semoga yg d kandung camelia anak andre
Nethy Sunny
berani beraniny arum bangunin macan yg lg tidur 😆
Nethy Sunny
udahlah sabrina kamu g ada kewajiban berbakti sama suami kaya gitu minim akhlak 😤
Nethy Sunny
c arum sampe ngibrit gitu galak2 gitu juga ganteng 😆
Nethy Sunny
nyesek bgt jd sabrina 😭
Erna Wati
⭐⭐⭐⭐⭐🌹🌹🌹
Dwi Setyaningrum
Krn penjelasannya kurang lengkap dan Sabrina menolak utk penjelasan lengkapnya keburu esmosi jdnya ya gt deh..huhhh😏😒
Dwi Setyaningrum
walah critanya yg bodo ya Sabrina sih sdh ngerti bawa uang ga langsung plg mampir2 lg malahan..hadeh sdh tau jarak bank dg rmh panti jauh sdh gt mendung ehh malah mampir k toko utk liat2 baju..
tri kutmiati
sebenernya org yg pintar tdk akan mudah terpengaruh ..aplg dlm cerita ini posisi cinta segi tiga...tp outhor lbh membodohkn tokoh mahesa
tri kutmiati
mau maunya sdh tau suami ky gitu....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!