NovelToon NovelToon
Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam.

Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam.

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Anara gadis 25 tahun mengalami kecelakaan setelah mengetahui perselingkuhan calon suaminya dengan kakak tirinya. Tubuhnya yang tidak berdaya dan dinyatakan koma, tetapi ternyata arwahnya gentayangan. Arwah bisu itu harus menyaksikan banyaknya kepalsuan yang terjadi selama hidupnya. Ibu diri yang dianggap sudah sebagai ibu kandungnya yang ternyata juga selama ini hanya berpura-pura baik kepadanya. Tetapi takdir berkata lain, Dokter tidak bisa menyelamatkan Anara.
Anara menangis meminta keadilan untuk hidupnya, meminta kesempatan agar diberi kehidupan kembali untuk membalaskan dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Siapa sangka di saat matanya terbuka, Anara
berubah menjadi anak kecil yang berusia 6 tahun, walau tubuh Itu tampak kecil, tapi sisi dewasanya masih ada. Anara gunakan kesempatan itu untuk membongkar kepalsuan ibu tirinya.

Jangan lupa untuk ikuti terus novel saya.

Follow Ig saya : Ainuncefenis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 35 Maaf

Haris merasakan dadanya basah yang melonggarkan pelukan itu dan melihat Nara yang berlinang air mata.

"Apa yang di lakukan Tante Tami tadi masih sakit, sampai kamu menangis seperti ini?" tanya Haris yang terlihat khawatir.

"Tidak Om. Nara hanya senang jika Om baik-baik saja," jawabnya.

"Jangan hanya seperti ini. Om yang paling senang karena kamu hadir di rumah ini. Sosok putri Om tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun, Tetapi kehadiran kamu mampu membuat Om semangat dan lihatlah dari semangat itu om bisa menemukan banyak kebenaran," ucap Haris dengan matanya berkaca-kaca.

"Nara saya mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran kamu di kehidupan saya. Ketika putri saya nanti bangun. Saya ingin menceritakan kepadanya bahwa saya mampu bertahan karena ada sosok anak kecil sebagai malaikat dalam hidup saya," ucap Haris.

Nara menganggukkan kepala.

"Apa Nara boleh meminta sesuatu kepada Om?" tanya Nara.

"Katakan apa yang kamu inginkan?" tanya Haris.

"Apa boleh memanggil Papa?" tanyanya yang membuat Haris menganggukkan kepala yang sama sekali tidak ada penolakan.

"Papa!" ucap Nara dengan air matanya yang berlinang semakin banyak.

"Nara minta maaf kepada Papa. Nara minta maaf sudah membuat Papa menjadi seperti ini. Nara meminta maaf sudah membuat Papa sedih," ucap Nara yang pasti itu adalah ungkapan dari hatinya yang paling dalam yang memang ingin mengungkapkan semua itu kepada Haris karena tidak tahu apakah dia akan pernah mengungkapkan semua itu lagi.

Haris yang mungkin tidak mengerti apapun hanya tersenyum dengan air matanya yang juga jatuh

"Anara mengatakan kepada Papa. Jika Anara sayang pada Papa," ucapnya yang membuat Haris tersenyum yang langsung membawa Anara ke dalam pelukannya.

Nara memeluk begitu sangat erat yang sekarang hanya ingin diberikan kesempatan untuk lebih lama lagi bersama ayahnya.

*****

Cerahnya matahari pagi yang masuk dari sela-sela jendela membuat gadis kecil yang berada di tengah tempat tidur itu masih tertidur pulas, udah di pagi ini benar-benar sangat sejuk sekali membuat mata Nara masih tetap terpejam.

Sampai beberapa detik mata itu mulai bergerak sehingga kelopak mata itu terbuka. Matanya melihat ke langit-langit kamar.

"Apa aku masih berada di tubuh anak kecil itu?" tanyanya tiba-tiba yang langsung duduk.

Nara memeriksa tubuhnya yang ternyata dia masih tetap berada di tubuh anak kecil.

"Huhhhh! Ternyata aku masih mempunyai kesempatan untuk berada di sini. Baguslah dengan begitu aku masih bisa dekat dengan Papa. Kapan lagi aku bermain dengannya," batin Nara yang tampak begitu semangat dengan menarik nafas panjang.

Nara berpikiran ketika semua rencana orang-orang jahat selama ini terbongkar dan maka dia akan kembali ke tubuhnya semula atau justru mungkin dia sekarang akan tenang beristirahat yang tidak akan tergantung pada mesin lagi. Tetapi ternyata Nara masih diberi kesempatan yang membuatnya tidak akan menyia-nyiakan semua itu.

Anara yang langsung turun dari ranjang yang terlihat buru-buru ke kamar mandi, walau dia adalah arwah tapi dia memakai fisik tubuh anak kecil yang bagaimanapun dia harus mandi seperti rutinitas manusia pada umumnya di pagi hari.

Nara terlihat begitu sangat bahagia sekali yang melangkahkan kakinya dan yang benar saja tujuannya pertama kali adalah kamar Haris dan tangan kecil itu langsung menekan kenopi pintu yang mendorong ke dalam

"Tidak ada Papa!" ucapnya yang mengerutkan dahi.

"Apa Papa sudah tidak sakit lagi dan memilih untuk ke kantor. Kenapa Papa tidak membangunkanku dan seharusnya mengajakku ke kantor," ucap Nara dengan kesal yang tampak kecewa.

"Bagaimana caranya agar aku menyusulnya. Aku tahu. Aku sebaiknya meminta bantuan saja kepada Bi Indah. Aku bilang saja ingin bertemu dengan om Haris dan dia akan mengantarkan ke Perusahaan," batin Nara dengan semua idenya yang kembali menutup pintu kamar itu.

"Bi Indah!" suara yang lucu menggemaskan itu terus memanggil suara pelayan di rumah itu yang cukup dekat dengannya.

Saat menuruni anak tangga Nara melihat Indah yang ternyata berlutut di depan Tami dan terlihat ada Nindy di sana yang duduk pada sofa dengan pahanya menyilang yang membuat Nara kebingungan.

Setahunya ibu dan anak itu tadi malam sudah pergi dari rumah.

"Nara kamu sedang mencari apa?"

"Mencari pelayan kesayangan kamu ini?" tanya Tami dengan tersenyum miring.

"Mau dibuatkan apa Nara, mau dibuatkan susu atau mau dibelikan es krim," tambah Nindy dengan nada mengejek.

"Kenapa mereka masih ada di rumah ini?" tanya Nara kebingungan.

"Apa kamu mau Tante yang buatkan saja hah?" tanya Nindy lagi.

"Apa yang kalian lakukan kepada Bibi?" tanya Nara.

"Memang kenapa? Kamu tidak suka jika saya memperlakukan Bibi kesayangan kamu seperti ini!" Tami yang tiba-tiba saja menendang bahu Indah yang membuat pelayan itu langsung terduduk.

"Bibi!" teriak Nara yang berlari menghampiri Bibi membuat Tami dan Nindy tersenyum miring.

"Bibi tidak apa-apa?" tanya Nara.

"Tidak apa-apa. Nona," jawab Bibi.

"Kalian benar-benar jahat. Nara akan mengatakan semua kepada Om Haris jika Om hari sudah pulang dari kantor!" tegas Nara.

"Apa kamu bilang? Mengatakan kepada Om Harris jika dia sudah pulang dari kantor. Memang laki-laki itu sedang ke kantor?" tanya mereka berdua yang tampak tertawa membuat Nara kebingungan yang mulai merasa ada yang tidak beres.

"Anak kecil semua yang terjadi karena kamu, kau pikir setelah ini kau masih bisa mengadu dan bisa lolos dari kami hah! gara-gara kehadiranmu di rumah ini membuat hidup kami benar-benar berantakan. Kau anak pembawa sial!" tegas Tami.

"Sudahlah. Ma tidak ada gunanya juga berbicara panjang lebar dengan bocah ini. Sebaiknya kita tenang saja dia keluar dari rumah ini, dia hanya pembawa sial di rumah ini!" tegas Nindy.

"Bibi. Om Haris di mana?" tanya Nara yang mulai panik.

"Bibi juga tidak tahu ke mana Nona. Tiba-tiba saja mereka ada di sini dan memperlakukan Bibi seperti ini," jawab pelayan itu.

"Aku tidak menyuruh kalian berdua untuk berkeluh kesah di sini! Sangat memuakkan sekali melihatmu berada di sini!" Nindy yang berdiri dari tempat duduknya dan yang benar saja langsung memaksa Nara berdiri dengan menarik paksa pergelangan tangan itu

"Tante lepas!"

"Tante sakit!"

Keluh Nara yang mencoba untuk memberontak.

"Kau sekarang sudah tidak punya siapa-siapa lagi yang akan membelamu. Laki-laki itu tidak akan pernah muncul. Jadi kau harus ditendang keluar dari rumah ini!" tegas Nindy.

"Apa yang tante lakukan kepada Om Haris," tanya Nara.

"Itu rahasia kami yang terpenting kami memberikan tempat yang terbaik untuknya dan tidak akan bisa berbuat apa-apa. Mulai sekarang yang berkuasa di rumah ini dan di mana pun adalah kami berdua!" tegas Nindy.

"Jadi sekarang sebaiknya kau pergi dari rumah ini!" tegas Nindy yang tidak memberikan ampunan yang menyeret Nara secara paksa.

"Tante lepas!"

"Di mana Om Haris?"

"Tante!"

"Nona Nara!" Bibi berusaha untuk mencegah apa yang dilakukan Nindy yang tidak tega melihat anak kecil seperti Nara diseret seperti hewan.

"Kau jangan ikut campur urusan kami. Kau masih memiliki urusan dengan saya!" tegas Tami yang sepertinya meluapkan seluruh amarahnya kepada indah yang karena indah juga kebenaran terungkap bahwa dia yang telah meracuni Haris

"Kasihan Nona Nara!" ucap Indah yang berharap belas kasihan.

"Kau juga akan mendapatkan hal yang sama seperti anak itu!" tegas Tami.

Bersambung....

1
Osie
penulisnya msh byk typo tapi gpp ceritanya bagus
Nur Adam
lnjut
Osie
msh awal awal moga ke depannya tdk mengecewakan
Osie
moga antara bisa balas dendam ke orang orang yg udah jahat dia
Osie
aku mampiiirrr..selalu suka ceeita transmigrasi..apalagi MC nya sosok tangguh n gak cengeng..
dan pastinya ku harap ini cerita sp end..sumpeh capek bgt baca cerita udah baca berbab" eh diujung malah diganting kayak jemuran...gariiinngggg bookk
ChikoRamadani
kenapa tiba" om haris menghilang?
ChikoRamadani
Akhirnya terbongkar sudah kebusukan tami, yang sudah menggelapkan uang perusahaan melalui perantara rudi yg sering sekali mentransfer ke rekening tami....
apa setelah ini ada kejutan lainnya yang akan terbongkar??? wah, pasti seru ini...
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
bagus sekali 🥰🥰🥰❤️❤️❤️
Naufal Affiq
lanjut thor
ChikoRamadani
Sangat menarik...
Ceritanya bagus, Konfliknya tidak terlalu bertele2 dan Sesuai alurnya jadi gak buat bosan ...
Penyampaian kosakatanya mudah dipahami....

Semoga sukses kakk othor❤️
ChikoRamadani
lanjut dong thor, seru nih ceritanya...
kasian anara dikeliling orang jahat yang suka berkhianat apalagi ibu tiri & kakak tirinya, ingin menguasai apa yg dimiliki anara... termasuk heri, berselingkuh dgn kakak tiri anara.
Angga Gati
cuz meluncur baca kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!