Diperistri Tuan Muda

setelah masuk kedalam rumah mewah milik Gama. pria itu kemudian menunjukkan kamar Ayyara yang ada dilantai dua, bersebelahan dengan kamarnya yang juga ada dilantai dua.

"ini kamarmu, kau bisa menempatinya mulai sekarang. pakaian dan perlengkapanmu sudah ada didalam. jadi kau tak perlu membelinya lagi. dan juga, anggap saja ini sebagai rumahmu sendiri, tak perlu sungkan." jelas Gama.

"baiklah." jawab Ayyara singkat. entah kenapa keadaan mereka menjadi canggung begitu.

setelah melihat Ayyara masuk, Gama kemudian juga maauk ke dalam kamarnya. ia menghempaskan diri di atas ranjangnya. seperti inikah rasanya menikah? kenapa ia merasa canggung kepada Ayyara? kenapa ia tidak merasa bahagia?

dikamar sebelah, Ayara mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. seperti yang sudah dikatakan oleh Gama, semua perlengkapan bahkan pakaiannya sudah tersedia di sana. di atas meja rias bahkan sudah penuh dengan berbagai merek kosmetik untuknya.

Ayyara duduk di depan meja rias, dengan perlahan dia mulai melepaskan ornamen di rambutnya, kemudian menghapus make up di wajahnya. ia memandangi lekat bayangannya di cermin. menatap jauh kedalam matanya sendiri. ia berharap pilihannya kali ini adalah pilihan yang benar.

hari sudah malam, setelah selesai membersihkan dirinya di kamar mandi, Ayyara hendak keluar dari kamar dan mencari makanan. ia berhenti lama didepan pintu. tangannya ragu untuk memutar knop pintu. ingin mengurungkan niatnya, tapi perutnya sudah keroncongan. dia belum makan sejak tadi siang. ia menghembuskan nafas kemudian membuka pintu.

"astaga.!" teriak Ayyara terkejut mendapati Gama yang sedang berada di depan pintu kamarnya dengan posisi tangan terangkat. penampilannya sudah berganti dengan pakaian yang lebih santai. rupanya pria itu baru saja berencana untuk mengetuk pintu kamar Ayyara. tapi gadis itu keburu membukanya. Gama juga sedikit terkejut sebenarnya.

"sedang apa kau di sini?" tanya Ayyara.

"ehmm.. aku baru saja ingin memanggilmu.." jawab Gama celingukan.

"ada apa?"

"berikan aku nomor ponselmu. untuk berjaga-jaga."

ah, ya. mereka belum saling bertukar nomor telepon. dengan segera Gama menyodorkan ponselnya dan meminta Ayyara untuk mengetikan nomornya disana. setelah selesai, Ayyara menyerahkan ponsel Gama kembali.

"kau mau kemana?"

"aku lapar, aku ingin kedapur dan memasak sesuatu." jelas Ayyara. "dimana dapurnya?"

Gama membimbing Ayyara untuk turun ke lantai satu, dan menunjukkan dapur kepada Ayyara.

rumah Gama terlalu luas. mereka bahkan harus melewati beberapa ruangan sebelum sampai ke dapur. rumah seluas ini dan tidak ada penghuni lain selain Gama, nampak sepi sekali.

"apa kau tinggal disini sendirian? kau tidak punya aaisten?" Ayyara mulai penasaran.

"aku tinggal sendiri, tapi ada asisten yang datang dua hari sekali untuk membersihkan rumah ini sekaligus memasak untukku. ini dapurnya, kau bisa menemukan bahan apapun yang kau butuhkan di dalam kulkas." jelas Gama menunjuk kearah lemari pendingin yang super besar di sudut ruangan.

"jadi kalau asistenmu tidak datang, kau memasak makananmu sendiri?"

"tidak, aku lebih sering makan diluar, atau kalau sedang malas keluar, aku terkadang memesan makanan online. aku tidak suka kalau rumah ini banyak orang itu akan sangat berisik."

entah kenapa muncul perasaan kasihan di hati Ayyara. gadis itu tak melanjutkan pertanyaannya. ia kemudian memeriksa isi kulkas untuk mencari bahan makanan apa yang bisa dia olah. isi di kulkas itu tak banyak, hanya ada beberapa wortel, satu buah jagung manis, dan satu mangkuk kecil kacang polong. dia juga melihat ada satu buah dada ayam yang sudah di goreng. tiba-tiba muncul sebuah ide di kepalanya.

malam-malam begini, makan nasi goreng sepertinya enak, batin Ayyara. kemudian ia mengeluarkan wortel, jagung, kacang polong dan dada ayam goreng dan meletakkanya diatas meja. Ayyara fikir Gama sudah pergi meninggalkannya, tapi ternyata pria itu masih duduk di meja makan yang juga berada di dapur itu. ia menyangga dagunya dan matanya serius mengikuti kemanapun Ayyara melangkah.

"ada nasi?" tanya Ayyara.

"entahlah. coba kau lihat di rice cooker" jawab Gama sambil menunjuk ke arah benda yang bertengger di dekat kompor itu.

Ayyara segera menghampiri benda berbentuk bulat lonjong berwarna putih itu, dan kemudian membukanya. untung saja, ada nasi didalamnya, cukup banyak, sepertinya akan cukup untuk mereka berdua. tadi sang asisten rumah tangganya lah yang memasak, karna tadi asisten itu masuk bekerja.