NovelToon NovelToon
Majikanku Ayah Anakku

Majikanku Ayah Anakku

Status: tamat
Genre:Keluarga
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: el nurmala

Alby dan Putri adalah dua remaja yang tumbuh bersama. Kedua orang tua mereka yang cukup dekat, membuat kedua anak mereka juga bersahabat.

Tidak hanya persahabatan, bahkan indahnya mahligai pernikahan juga sempat mereka rasakan. Namun karena ada kesalahpahaman, keduanya memutuskan untuk berpisah.

Bagaimana jika pasangan itu dipertemukan lagi dalam keadaan yang berbeda. Apakah Alby yang kini seorang Dokter masih mencintai Putri yang menjadi ART-nya?

Kesalahpahaman apa yang membuat mereka sampai memutuskan untuk berpisah?

Simak cerita selengkapnya ya...
Happy reading.

------------
Cerita ini hanya fiksi. Jika ada nama, tempat, atau kejadian yang sama, itu hanya kebetulan semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el nurmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

aku tahu

Happy reading...

Alby kembali mengingat kejadian pagi tadi. Ia terkejut mandapati Intan ada di kamarnya. Bukan hanya itu, Intan bahkan ada dalam pelukannya.

Sesaat ia merasa frustasi, karena wanita yang hadir dalam mimpinya adalah Putri. Tapi apa yang terjadi, ia justru memeluk wanita lain yang entah sejak kapan ada di tempat tidur yang sama.

Dasar bodoh! Bisa-bisanya aku lupa mengunci pintu. Dan Intan, arrgh! Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Batinnya merutuki diri.

"Dok."

Alby terkejut, lalu menoleh. Ibu pasiennya itu berdiri dengan badan yang agak membungkuk.

"Sudah selesai, Bu? Kita tunggu hasilnya ya. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa," ujar Alby ramah.

"Aamiin, Dok. Saya mau mengucapkan terima kasih," ucap si ibu lirih dengan kepala yang tertunduk.

"Yang terpenting putri ibu mendapatkan pemeriksaan yang maksimal. Supaya kita bisa mengambil tindakan yang cepat."

"Iya, Dok. Terima kasih."

Beberapa menit kemudian, hasil pemeriksaan itupun ada. Alby merasa lega karena hasilnya menunjukkan tidak terjadi pendarahan di bagian otak anak bernama Tia tersebut.

***

Sepanjang perjalanan, Intan tidak bisa fokus pada kemudinya. Selama di rumah Alby, ia juga tidak bisa memejamkan matanya. Sesampainya di rumah, ia tidak langsung turun dari dalam mobil.

Bukan karena sikap Alby yang marah karena ia masuk tanpa izin ke kamar pria itu. Akan tetapi pesan singkat yang dibacanya saat Alby berada di kamar mandi.

Al, aku datangnya agak siangan ya. Ada perlu sebentar.

"Al? Mengapa Putri memanggil majikannya seperti itu? Dan pagi ini, dia baru pulang dari rumah Alby. Apa mereka punya hubungan terlarang antara majikan dan pembantunya? Ah nggak mungkin. Alby tidak seperti itu," gumam Intan.

Suara ketukan kaca pintu mobilnya mengagetkan Intan. Wanita itu membuka kaca dan menautkan alisnya.

"Ada apa, Mang?"

"Kata Ibu, Non Intan kenapa belum turun?"

"Iya, saya turun sekarang." Sahutnya malas.

Intan melangkah menuju teras rumah. Ibunya menyambut kedatangannya dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Bu..."

"Apa maksudnya itu Intan? Kamu orang berpendidikan tapi nggak malu mengumbar aib. Bikin malu ibu." Hardiknya.

"Aib apa, Bu?" tanya Intan masih belum mengerti maksud dari ucapan ibunya.

"Hapus status kamu itu! Kamu sama Alby belum menikah, harusnya malu bukannya justru diumbar." Ujarnya dengan raut wajah yang kecewa.

Intan terkejut dan langsung teringat dengan apa yang dilakukannya pagi tadi. Cepat-cepat ia merogoh ponselnya dan menghapus foto status yang tadi pagi dipasangnya. Ia terlalu senang tadi, hingga berkeinginan untuk pamer pada teman-temannya. Ia lupa bahwa ibunya pun bisa melihat foto tersebut.

"Maaf, Bu. Intan tidak bermaksud mengecewakan ibu," ujar Intan pelan.

"Bukan hanya ibu yang kecewa. Tapi om dan tantemu juga. Malu ibu, Tan. Ibu ini seperti sudah gagal mendidik kamu."

Merutuki diripun rasanya percuma. Angle foto itu benar-benar terlihat sempurna. Tubuhnya yang tertutup selimut dan Alby yang hanya mengenakan kaos dalam, walaupun hanya memperlihatkan bagian wajah dan leher terlihat seperti dipikirkan ibunya saat ini.

"Ibu akan membicarakan hal ini secepatnya dengan Pak Sanjaya. Walaupun kita ini hidup di zaman modern, bukan berarti budaya kebarat-baratan itu harus diikuti. Dosa, Tan. Zina itu dosa." Tegasnya.

Bu Erni berlalu meninggalkan putrinya yang masih tertunduk menyesali perbuatannya. Menyesal? Ah, tentu saja tidak. Intan justru menyeringai kegirangan mendengar ibunya akan berbicara dengan orang tua Alby. Dengan begitu, pernikahannya sudah ada didepan mata.

Heh, sekarang hanya tinggal menyingkirkan pembantu tidak tahu diri itu. Akan kubuat dia mati kutu. Geramnya.

Deringan ponselnya mengalihkan perhatian Intan. Nama dan foto Alby terpampang di layar ponselnya.

"Alby? Dia pasti mau marah-marah. Telingaku sudah panas mendengar ucapan ibu, dia mau nambahin." Gumamnya.

Intan beranjak menuju kamarnya. Ia tidak menghiraukan ponselnya yang terus berbunyi.

***

Sementara itu di sebuah Universitas swasta yang cukup ternama, Arif menapaki anak tangga yang mengarah ke ruang kelasnya. Pria itu dengan cueknya melewati setiap orang yang berlalu lalang.

Bisa dikatakan, Arif itu mahasiswa baru di kelasnya. Pasalnya, ia sudah melewatkan satu semester. Al hasil, ia harus bisa mengejar materi kuliah yang tertinggal.

"Selamat pagi, semua!" Sapanya.

"Pagi," sahut beberapa orang saja.

"Siapa dia? Anak baru?" tanya seorang mahasiswa pada temannya. Namun hanya dibalas

"Mana aku tahu," delik temannya.

Arif menuju sebuah kursi yang kosong.

"Hai, boleh aku duduk di sini?"

Seorang mahasiswi dengan kacamata bertengger si hidungnya mengangguk ragu. Beberapa kali ia membetulkan posisi kacamatanya.

"Kacamata kamu longgar ya?" tanya Arif datar sambil memperhatikan teman di sampingnya.

Gadis itu hanya menunduk tanpa menjawab apa-apa.

"Dia kenapa?" tanya Arif pada mahasiswi yang menoleh padanya.

"Nggak tahu." Sahutnya malas.

"Kenalkan, namaku Arif." Wanita di sampingnya perlahan mengangkat wajahnya dan dengan malu-malu menyambut uluran tangan Arif.

"Rindu." Sahutnya pelan.

"Waah! Rindu itu berat lho," gurau Arif.

Rindu cepat-cepat melepaskan tangannya, lalu menoleh ke arah jendela.

"Sok kenal, kamu."

"Hehe. Nama kamu siapa, jangan-jangan Cinta ya? Kalau bagitu aku Rangga aja deh," ujar Arif.

Gadis itu mendelik lalu menjawab, "Aku Aila."

"Hai, Aila! Namaku Arif."

"Nggak nanya." Deliknya.

Arif tersipu malu saat teman yang lain mengulumkan senyum menatapnya. Ini hari pertama ia bertemu teman satu fakultas. Karena kemarin ia belum masuk ke kelas.

***

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Putri hendak meracik sayuran untuk dimasaknya sore nanti sebelum pulang.

"Syukurlah, hari ini nggak hujan." Gumamnya.

Suara gerbang yang dibuka membuat Putri mengernyitkan keningnya. Ia menoleh pada jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul tiga sore.

"Nggak kerasa, udah sore aja." Gumamnya lagi.

Tak lama kemudian, Alby masuk dan menyapanya.

"Jam berapa tadi kamu datang, Put?"

"Jam sebelas."

"Dari mana? Kok pesanku nggak dijawab?" Ucap Alby meletakkan plastik yang dibawanya.

"Dari toko tempat aku bekerja dulu. Itu apa, Al?"

"Sayur sop iga. Hari ini kamu nggak usah masak. Mau beli apa kamu ke toko sepagi itu?" Selidiknya.

Putri terlihat ragu, namun akhirnya menjawab juga.

"Beli jas hujan untuk Alfi. Sekarang kan sudah musim hujan," sahut Putri pelan.

Alby terdiam mendengarnya. Raut wajah Alfi yang bahagia kala itu terbayang di benaknya.

"Put, aku mau bicara sama kamu tentang anak kita."

Putri menoleh dengan tatapan heran.

"Bicara apa?"

"Sebenarnya aku sudah pernah bertemu Alfi. Bahkan kami sudah pernah menghabiskan waktu bersama."

Putri tak bisa menutupi keterkejutannya.

"Maksud kamu... kamu bertemu Alfi? Kamu mengenalinya? Kapan, di mana?"

Alby menggenggam tangan Putri yang berada di atas meja. Ia mencoba memberanikan diri menatap kedua manik Putri yang penuh tanya.

"Aku menelepon kamu, tapi Alfi yang mengangkatnya. Dan aku juga memberanikan diri menemuinya sepulang sekolah. Setelah itu, aku mengajaknya ke arena bermain." Ujarnya masih dengan tatapan yang mengarah pada manik Putri.

"Menelepon?" gumam Putri. Wanita itu sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

"Jangan-jangan, Om Ganteng yang di maksud Alfi itu kamu, Al?"

Alby mengangguk pasti. Membuat Putri tertegun masih dengan keterkejutannya.

"Maaf, aku tidak bilang sebelumnya. Putri, bolehkan kalau aku bertemu anak kita kapan saja? Aku mohon. Beri aku kesempatan," pinta Alby dengan raut wajah memelas.

"Ta-tapi Alfi nggak tahu apa-apa, Al. Aku takut anakku terluka jika mengetahui kebenarannya," ujar Putri pelan.

"Anak kita, Put. Bukan hanya anakmu. Aku tahu itu. Aku janji akan melakukannya perlahan. Aku akan pastikan dia tidak akan terluka. Aku tidak keberatan meskipun dia menggapku orang lain. Sampai waktunya tiba dia bisa memaafkanku."

Putri menatap Alby dengan kedua maniknya yang berkaca-kaca. Ini bukan sepenuhnya salah Alby. Karena sebelumnya pria ini tidak tahu jika ia sedang mengandung. Jangankan Alby, bahkan ia pun baru mengetahuinya setelah meninggalkan desa.

1
💃🏻
Noval lbh manly cocok karakter alby
💃🏻
Jijik bgt kelakuan intan, dokter dg kode etiknya tp etikanya minus/Puke/
Safa Almira
bagus
Mesri Sihaloho
bagus sih jujur aja pada Alfi
Mesri Sihaloho
pasti si Noval,,pak dokter terlalu lambat masa tidak mau cari i formasi tentang putri..lamban kau pak dokter
rahma hartati
Cerita Bodoh Bin Tolol Lihat si Putri ini..
Boleh tdk tamat sekolah tp Jangan Mau di Goblokin Lelaki.. Apa lg Mantan Suami yg Gak Jelasa Statusnya.
Di katakan Mantan Suami, Nikahnya masih Nikah Sirih, bukan Nikah Syah Secara Hukum Negara.
Oh Putri Goblok, Mudah x memaafkan..
Rika
bagus
Maura
👍🙏
Pras Tiyo
Luar biasa
bunda DF 💞
sika bgt sm ceritanya. 😍😍😍
Maizaton Othman
Cerita rakyat,kisah kehidupan yg nyata,nama &watak yg sesuai,alur cerita bersahaja,santai,konflik sederhana dan masuk akal,tahniah.
Nanik Lestyawati
keren
Irra Ajahh
wahhhhh,,, sos sweet bngt
aku suka cerita nya gx bertele2 terus bisa saling memafkan
sukses buat author nya,,, semangatt
Irra Ajahh
cerita ny bagus
Julia Juliawati
bagus ceritanya ka
Atika Darmawati
ya ampun gak tau si Alfi... papa nya lg kejar setoran pompa trssss...
MASTER Rexo1Ming
hai
Atika Darmawati
ok
Sri Wahyuni
bagus ceritanya
Novaz Yanti
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!