NovelToon NovelToon
'Ahlaan Zawjati

'Ahlaan Zawjati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi / Contest
Popularitas:281.8k
Nilai: 5
Nama Author: naja

Berhijrah terkadang bukan perkara yang mudah, apalagi bayang kelam masa lalu bak sebuah benalu yang menggerogoti hati. Tak jarang membuat keyakinan merosot kembali.

Keinginan untuk menjadi lebih baik, terkadang di bumbui sebuah kesempurnaan. Bak
setiap pria yang mendambakan seorang istri sempurna, pun seorang perempuan mendambakan seorang suami yang sempurna. Namun terkadang keduanya tidak menyadari kalau mereka di ciptakan untuk saling menyempurnakan.

Inilah sebuah kisah. Perjalanan penuh Lika liku, mendambakan sebuah kesempurnaan untuk mencapai sebuah kebahagiaan.

Tidak pernah menyadari, berdiam di Zona nyaman sebuah kesempurnaan dan kebahagiaan, membuat hati buta.


Telat menyadari kalau kebahagiaan bukan milik dia yang hebat dalam segalanya, namun bahagia, milik dia yang mampu temukan hal sederhana dalam hidupnya dan tetap bersyukur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

Di kediaman Rumah Ali dan Alika.

Luas rumah yang terbilang sempit kini terlihat makin sempit. Satu mobil box telah menurunkan aneka macam barang keperluan bayi di rumah mereka. Apapun yang bersangkutan dengan perlengkapan bayi kini sudah bertengger di sana.

Dari mulai pakaian bayi. Alat mandi bayi. Ranjang bayi. Ayunan bayi. Stroller bayi. Mainan bayi. Dan segala apapun keperluan bayi. Semua terlihat lengkap tidak ada yang terlewat. Bahkan

sesuai jumlah bayi yang di kandung Alika, setiap jenis barang yang ada di sana pun juga berjumlah dua-dua.

Dua raut wajah berbeda tergambar jelas dari keduanya. Alika begitu senang dan antusias dengan semua perlengkapan bayi nya. Menata dan merapikan nya dengan penuh semangat selayaknya seorang Ibu yang sedang gembira menyambut kelahiran buah hatinya.

Berbeda dengan reaksi Gus Ali. Dia begitu terkejut melihat semua barang mewah di depannya. Menundukkan kepala. Membayangkan kalau dia harus membeli semua barang barang itu, tabungannya tidak akan cukup untuk membeli semuanya. Di satu sisi dia senang melihat reaksi bahagia Alika. Namun di sisi lain dia merasa tidak enak hati jika harus menerima semuanya.

"Sayang, aku simpan di kamar semuanya ya."

Alika masih fokus dengan semua barang barang nya. Belum melihat ekspresi wajah Ali yang menekuk lemas melihat semua perlengkapan bayi yang telah di kirimkan Ansell untuk kedua calon anaknya.

"Dek. Adek akan menyimpan semuanya di kamar? Kalau semua ini di simpan di kamar, kita akan istirahat di mana, Sayang?"

Ali memijat pelipisnya. Menatap nanar semua barang yang memenuhi rumahnya. Dia tidak pernah membayangkan kalau Ansell akan sejauh ini memperlakukan Alika dan calon anaknya. Padahal dia baru saja bertemu dengan Ansell di pesantren, tapi Ansell tidak membicarakan apapun tentang semua yang telah dia kirimkan ke rumahnya.

"Kalau tidak di kamar di mana lagi Kak? Ini terlihat berserakan karena belum di bereskan. Kalau di simpan dengan rapi tidak akan berantakan seperti ini kok."

Ekspresi Alika terlihat sekali kalau dia begitu bahagia. Ali pun tidak bisa berbuat apa-apa dan membiarkannya.

"Iya, terserah Adek saja."

Ali menghela nafas. Semua yang telah Ansell berikan sukses membuat hati kecilnya tergores. Harga diri terkikis.

Sebagai seorang suami dan calon Ayah dia tidak bisa memberikan yang terbaik untuk istri dan calon anaknya.

Lagi lagi apa yang harus menjadi tanggung jawabnya kini di ambil alih oleh Kakak istrinya.

"Bang Ansell memang tidak pernah sepenuhnya percaya pada ku. Bahkan tanpa memberi tahu ku dia sudah menyiapkan semuanya untuk Alika. Akh, Aku memang bukan suami yang baik untuk nya." Ali menghela nafas pasrah.

Keadaan dia sekarang begitu lelah.

Pikirannya sedang kalut akan semua masalah.

Dia menjadi sensitif saat tahu kalau Ansell yang telah memberikan semuanya.

Dia sudah sekuat tenaga mengumpulkan dana untuk persiapan persalinan Alika. Bahkan dalam rencana keuangannya dia sudah berniat untuk menyimpan uang lebih untuk merenovasi rumah, memperluas rumah itu, agar anak dan istrinya bisa lebih nyaman tinggal di istana kecilnya. Namun semangat terasa percuma jika melihat Ansell dengan begitu mudah membelikan semua kebutuhannya.

"Maaf. Aku tidak sekaya Bang Ansell. Sampai Aku tidak bisa membahagiakan Adek. Bahkan aku tidak pernah melihat Adek sebahagia ini sebelumnya."

Ali sadar diri. Sebagai seorang suami dia tidak bisa memuaskan sang istri dalam hal materi. Selama ini Ali memberikan kehidupan yang sederhana untuk Alika.

Tanpa dia sadari kalau istrinya itu terbiasa di perlakukan mewah oleh Kakaknya. Sampai Ia sendiri tidak bisa mengimbangi apa yang sudah menjadi kebiasaan mewah istrinya.

"Sayang!" Alika kaget dengan perkataan Ali. Refleks dia langsung menoleh ke arah suaminya.

"Adek duduk saja. Biar aku membereskan semuanya."

Ali berjalan lemas, mengambil sekantong pakaian bayi dari tangan Alika dan bergegas menyimpan di kamar dan merapikan nya.

Iya. Ali akan ikut bahagia jika istrinya bahagia. Tapi bukan seperti ini caranya.

Dia ingin melihat Alika bahagia dengan cara nya. Semua hal yang Ia berikan sekuat tenaga dan kemampuannya.

Bukan kebahagiaan dari orang lain apalagi dengan sebuah kemegahan yang mungkin tidak bisa Ali berikan kepada istri dan kedua calon bayinya.

Apalagi semua kemewahan itu tanpa persetujuan nya.

"Kak Ali?"

Alika sadar akan perubahan Ali.

Tapi tidak tahu apa yang tengah di rasakan Sang suami.

"Kita bereskan sama sama, Kak."

Alika berucap lirih. Dia berjalan mengekor di belakang Ali. Ingin memastikan apa yang tengah terjadi pada suaminya.

"Adek duduk saja. Aku memang tidak bisa memberikan semua kemewahan ini.

Tapi aku masih punya tenaga untuk membereskan semuanya."

Pecah sudah keluhan dalam hatinya.

Entah di sadari Ali atau tidak. Dia seakan mengeluarkan segala unek-unek nya.

"Kak Ali? Kak Ali kenapa? Kenapa tiba-tiba seperti ini?"

Alika terkejut. Sebelumnya Ali tidak pernah mempermasalahkan apapun yang Ansell berikan untuknya.

"Adek yang kenapa? Adek sampai tidak meminta izin ku dulu sebelum menerima semua ini. Ini bukan hal yang sederhana sampai Adek bisa dengan mudah menerimanya."

Iya itulah yang Ali harapkan. Sungguh, dia bukan maksud mempersulit keadaan.

Dia hanya ingin Alika meminta dulu pendapatnya. Setidaknya hargailah posisinya. Dia suaminya. Dia yang seharusnya memberikan semua itu untuk dirinya dan calon anaknya.

Tapi kenapa sekarang tanpa persetujuan dari nya. Alika dengan begitu antusias menerima semua barang mewah itu tanpa mengerti akan perasaannya.

"Kenapa Kak Ali tiba-tiba seperti ini?

Maaf. Iya Aku salah karena tidak meminta pendapat Kak Ali dulu. Tapi Kak Ansell memberikan semua ini karena dia sayang sama aku dan juga anak-anak kita Kak.

Aku tidak mungkin menolak nya."

Iya, Alika sudah tahu siapa Kakaknya. Yang akan selalu melakukan apapun demi kebaikan dan kebahagiaan nya. Jadi dia tidak bisa menyalahkan Ansell sepenuhnya.

Toh Ansell pun memberikan semua itu tanpa meminta imbalan dari nya.

"Iya, itu memang rasa kasih sayang Bang Ansell untuk Adek. Tapi bukan dengan cara menjatuhkan harga diri dan perasaan Aku dan Rani."

Keluarlah akar permasalahan Gus Ali.

Rupanya bukan hanya permasalahan dalam rumah tangga saja. Ada beban Rani yang juga masuk ke dalam tanggung jawabnya.

Rani? Alika begitu terkejut. Sebenarnya apa maksud dari ucapan Ali.

Perkataannya begitu dingin. Bahkan dia masih berdiri membelakanginya.

Sepertinya ada hal lain yang membuat hati Ali kecewa sampai memperkeruh suasana hatinya.

"Maaf bila aku dan Kakak berbuat salah, Kak. Tapi sebenarnya Kak Ali kenapa? Kenapa harus membawa bawa Rani dalam masalah kita?"

Alika tertunduk, masih berdiri di belakang Ali. Kedua tangannya mengelus perut besarnya. Mengelusnya dengan lembut seolah meminta maaf karena harus berdebat dengan Sang suami di depan kedua bayi yang bersemayam di dalam perutnya.

Ali masih terdiam. Isi kepalanya kembali mengingat kejadian pertemuan nya dengan Alex tadi. Perasaannya kalut mengingat apa yang tengah di bicarakan Alex padanya.

Semua yang bersangkutan dengan Alika kenapa berakhir menyakiti perasaannya.

Ansell boleh saja merasa kasihan karena telah memisahkan Alex dengan Alika. Tapi kenapa harus mendekatkan Rani dengan Alex kalau lelaki itu akan berakhir menjadikan Rani sebagai pelarian dari Alika saja.

Rani adalah keluarga nya. Dia pun ikut sakit jika ada seseorang yang menyakiti Rani. Apalagi sampai mempermainkan perasaannya.

Dan disaat waktu bersamaan kenapa Ansell tiba-tiba mengirimkan semua barang barang mewah itu tanpa memberi tahu nya.

Ansell boleh saja memberikan yang terbaik untuk Alika. Berusaha menjamin kebahagiaan Alika agar dia tidak merasa bersalah karena telah memisahkan Sang adik dengan kekasihnya. Tapi tidak harus seperti ini caranya. Memberikan kemegahan yang jelas itu di luar kemampuannya. Setidaknya, minta lah pendapat nya. Hargailah dirinya. Karena dia suaminya. Orang yang bertanggung jawab penuh untuk istri dan calon anaknya.

"Kak Ali bicaralah!"

Alika sudah terisak. Suaminya itu malah memperhatikan Rani dari pada dirinya.

Belum juga menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

"Dek."

Ali seketika langsung berbalik. Menggerakkan tangan merangkul pundak Alika.

Hatinya memang kesal. Tapi kenapa dia sampai tidak bisa mengontrol diri dan melampiaskan nya pada Sang istri.

"Kenapa menangis. Maaf."

Ali menyentuh kedua pipi Alika dengan telapak tangannya. Kedua ibu jarinya menyeka air mata istrinya.

"Abie yang kenapa? pulang pulang langsung marah ke Umie. Maaf kalau kita dan Umie membuat salah sama Abie."

Alika masih menundukkan kepala. Alika tidak bisa berkata kata. Dia hanya bisa berucap mewakili dua jabang bayi di dalam perutnya.

Alika sadar kalau Ali tidak enak hati jika menerima pemberian Kakaknya.

Tapi naluri Ibu hamil dalam diri Alika teramat sayang jika harus mengembalikan semuanya.

"Astagfirullah. Ya Allah. Maaf Sayang."

Ali seketika langsung memeluk Alika. Berkali kali mengelus kepala Alika dan berakhir mengecup puncak kepalanya.

Iya dia kesal. Tapi seharusnya dia tidak melampiaskan nya pada Alika. Apalagi sampai buah hatinya merasakan apa yang di rasakan Ibunya.

"Maaf Abie telah membuat Umie menangis. Kalian baik baik di dalam perut Umie kan. Abie mungkin tidak bisa memberikan kemewahan untuk kalian. Tapi Abie janji akan berusaha menjaga Umie dan kalian dengan sepenuh hati."

Ali kini yang menjatuhkan air mata. Mengelus perut Alika. Saat ada gerakan di dalam sana. Dengan tersenyum lebar Ali pun perlahan mengecupnya.

Dia sadar akan kelemahannya. Tapi dia yakin, mencintai bukanlah tentang memberikan dalam kelebihan. Tetapi memberikan yang terbaik dalam kekurangan.

"Aku memang bukan orang berada Dek. Aku menikahi Adek pun bukan untuk memberikan kemegahan dan kemewahan. Bukan untuk memberikan harta dan tahta. Aku menikahi Adek hanya ingin menjadikan Adek sosok istri. Teman hidup untuk membangun rumah tangga bersama. Bukan hanya mementingkan kebahagiaan dunia saja. Tapi juga berjalan untuk mengharapkan ridho Nya."

Sambung Ali lagi. Kini dia benar benar mendekap erat tubuh Alika.

Apapun yang akan terjadi kedepannya. Walau banyak kekurangan, dia akan berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk keluar kecilnya.

"Lalu ada apa dengan Rani Kak?"

Alika bersuara di balik pelukan suaminya. Dia malah penasaran apa yang terjadi pada saudara suaminya.

"Tidak apa-apa Dek."

Ali tidak bisa berkata apa-apa. Dia tidak mau kembali terbawa suasana. Biarlah Alex dan Rani sendiri yang membereskan masalahnya.

1
Lilik Farihah
wkkwk...kita temenin bang alex
Lilik Farihah
hha.hha..asli ngakak baca yaa
Sindun Solissa
bagaus
Dwi Setya S
kenapa ga di lanjut kak.
nungguin lho bolak balik cek blm up jg
Nurma Lisa Hasanah
🤣🤣🤣luccu jg
Dewi Nurlela
Alex sama Rani aja thor
Romadhoni Indra5758
thor kok digantung sih ceritanya?
Yayoek Rahayu
baik banget suaminya Alika
Yayoek Rahayu
sangat setuju dg zahra...
Romadhoni Indra5758
kok lama blm up lg thor
Iyaa Lia
salut sama novel ini..
apalagi dengan tokoh zahra...
🙏🙏
Joko Jokoo
smpe terbawa mimpi dgn cerita ini. dicek2 belum dilanjut lgi. tpi cek profil othor ny ad karya baru. knp ini gk dilanjut lgi😥😥
Joko Jokoo: msa lupa kk, lanjut dong
Naja: lagi pengen nulis, tapi kalau lanjut yang ini lupa Ama alurnya wkwkwk
makanya buat cerita baru.

terima kasih sudah sudah suka sama novel ini
total 2 replies
Tri Sudarso
baca novel ini berasa di kehidupan nyata ya sederhana tp menghibur...tanpa konfkik berat...semua pasangan sllalu bikin baper abis....🤗🤗
Muhibbah
lanjut tor 💪👍
Joko Jokoo
buka2 mna tau ad tulisn up
Ainin Mu
hahaha godaaan terbesar snih
Ainin Mu
ketemu deh ya
Ainin Mu
hamil kan
Ainin Mu
Alek ma istri bikin q deg deg persis Ansel 11,12
Ainin Mu
jgn end dlu Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!