NovelToon NovelToon
Layangan Kertas

Layangan Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:423.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: La Sha

Seorang gadis yang mempunyai sifat pendiam, jarang berbicara, suka menyendiri, jarang punya teman dan hidup sederhana. Terbiasa mendapat julukan gadis aneh atau juga Malaikat penjaga neraka karena tidak pernah tersenyum.

Tidak seorang pun yang mengetahui tentang kehidupannya. kecuali satu orang sahabatnya. Yang bertolak belakang dengannya. Sahabatnya yang cerewet bahkan bertingkah absurd.

Ia bertemu dengan seorang pemuda yang tampan, the most wanted, baik dan juga seorang pewaris perusahaan tunggal.

Bagaimana kisahnya, apa yang akan terjadi selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La Sha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Kerumah

Sudah dua hari Alis berada dirumah sakit dan hari ini adalah jadwalnya untuk pulang. Ia begitu merindukan rumahnya dan Alis berharap, setelah ini semuanya akan baik-baik saja dan apapun kedepannya, ia akan menghadapinya dengan keberanian. Ya, harus berani, biar bagaimanapun keberanian akan datang dengan kehendak diri sendiri.

Alis kembali terbayang dengan orang tuanya, ia begitu merindukan mereka. Sudah begitu lama ia menanti dengan penuh harap pertemuan itu dan juga pelukan mereka. Mata Alis tampak memerah, sekuat tenaga ia menahannya. Entah kenapa akhir-akhir ini ia begitu cepat menangis, begitu sensitif.

"Alis, sudah sampai, turun yuk!" Riyan menatap Alis yang tampak melamun. Ia begitu khawatir dengan keadaan Alis, siapa yang akan menjaganya dirumah. Sedangkan dia masih ada meeting setelah ini.

Alis tersenyum tipis kearah Riyan, dengan ringan ia melangkah masuk kedalam rumahnya. Ia menatap kaca yang pernah dipecahkan oleh kakaknya dulu dan sekarang sudah diganti seperti semula. Alis berbalik kearah Riyan dan kembali melangkah masuk kedalam rumahnya.

"Kak, sore ini aku mau main layang-layang di lapangan hijau." Alis menatap penuh harap pada kakaknya.

Riyan menatap Alis sesaat sebelum ia menganggukan kepalanya. Rasa khawatirnya perlahan menguap karena ia yakin kalau dilapangan tidak hanya ada Alis seorang.

"Yeay! makasih kakak." Alis merasa sangat senang. Kali ini tekadnya sudah bulat, dia ingin membicarakan sesuatu bersama kakaknya nanti malam. Dia tidak ingin terpuruk selamanya bahkan selalu kesepian.

"Kakak berangkat kekantor dulu, kamu yang pintar ya dirumah. Jangan membuat ulah." Riyan memberi pesan padanya persis seperti ia seorang anak kecil.

Alis tampak mayun mendengarnya. Namun ia tetap menyambut uluran tangan Riyan sebelum berangkat kekantornya.

"Alis! yuhu...!!!" terdengar teriakan heboh dari luar rumah. Bergegas Alis membukakan pintu untuknya.

"Liza, apa-apaan sih pakai teriak segala." Alis menatap kearah sahabatnya yang baru saja pulang dari sekolah bersama Alex.

Alis menyingkir dari hadapan pintu rumahnya untuk memberi mereka jalan masuk.

"Ini beneran rumah kamu Lis?" Alex menatap takjub rumah Alis yang tampak sangat indah dengan lukisan 3Dnya. Ia begitu takjub dengan ruang tamu ini yang persis berada seperti dialam terbuka.

Gambarannya seperti ini ya kira-kira.

Alex menatap tidak percaya kearah Alis, sementara Alis hanya mengangkat bahunya saja.

"Lis, minta minum dong. Haus ini!" Liza memegang tenggorokannya.

Alis menatap kearah Alex yang tidak pernah melepaskan matanya dari dinding muralnya. Ia menatap kearah Liza dan menganggukan kepalanya. Bergegas ia pergi kedapur untuk melihat apa saja yang tersedia didapurnya.

Tidak lama kemudian dia sudah muncul dengan nampan ditangannya.

"Wow, jus alvokat." Liza segera meraih jusnya dan meneguknya hingga tersisa separuh.

Begitupun dengan Alex namun ia tidak seperti Liza. "Jusnya enak, persis seperti dikafe-kafe." Komentar Alex yang tampak menilai rasa jus buatan Alis.

Alis kembali kearah dapur untuk mengambil setoples cemilan didalam toplesnya. Bahkan ia juga sempat membuat kentang goreng didapur.

"Ngapain Lis, kok lama." Liza menatap Alis yang baru saja memasuki ruang tamunya dengan beberapa toples cemilan ditangannya.

"Wah, kamu terlalu repot Lis, padahal kamu baru saja pulang dari rumah sakit loh." Alex menatap sungkan kearah Alis yang tampak sibuk menyajikan makanan diatas meja didepan mereka.

"Za, kamu kenapa sih, sopan sedikit tau. Malu Za." Alex berbisik ditelinga Liza namun ditanggapi Liza dengan pelototan matanya.

"Aku ga pa-pa, malah senang ada kalian yang kemari." Alis tersenyum tipis melihat keakraban Liza dan Alex yang belum diketahuinya selama 2 hari ini.

"Lis, gimana kabar kamu?" tanya Alex setelah keterdiaman mereka beberapa saat.

"Baik, seperti yang kalian lihat."

"Siapa yang mengantarmu pulang, kak Januar ya. Kok tidak kelihatan."

"Bukan, kak Riyan tapi sudah pergi kekantor."

"Riyan? Lis kenalkan kekita dong kakakmu yang itu. Soalnya aku belum pernah melihatnya." Liza menimpali percakapan Alex dan Alis.

Alis menganggukan kepalanya.

"Janji ya dalam waktu dekat."

"Iya-iya."

"Eh kamu, tidak bisa dengar cogan sedikit malah senangnya luar biasa." Alex mencibir kearah Liza.

"Lis, sore ini mau kemana?" tanya Liza.

Alis menatap kearah Liza, ia kembali teringat dengan rencananya semula yaitu bermain layangan dilapangan hijau. Ia merasa sudah cukup lama tidak memainkannya.

"Main layangan kelapangan hijau, kangen Za." Alis tampak menerawang kembali dengan permainan layangannya beberapa hari lalu. Ia sempat mengenal anak kecil yang begitu antusias dengan permainan layangan Alis. Alis tersenyum tipis membayangkan itu semua.

"Lis, ikut ya. Oh iya, aku hampir lupa. Nanti pas ultah sekolah kita, akan diadakan perlombaan layangan kertas. Kebetulan kamu ingin main, gimana kalau kita berlatih saja." Alex menatap kearah Liza dan Alis dengan antusias. Selama ini ia belum pernah memainkan layangan kertas, ia hanya pernah melihatnya, itupun cuma sekilas.

"Ayo kita bersiap. Tapi kalian bersihkan dulu badan kalian. Soal baju, gampang kok."

"Oke!"

Mereka tampak sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Alis mengambil beberapa buah layangan koleksinya yang ada ditempat penyimpanan miliknya.

"Aduh Lis, kamar mandi kamu serem amat, ada harimaunya." Alex menggosok dadanya beberapa kali. Untung tidak sampai ia berteriak karena begitu terkejutnya. Ternyata semua itu hanya mural dan lukisan 3D. Ia merasa bahwa Alis mempunyai hobby yang terkesan aneh.

"Hahaha... rasain! Sekalian saja kamu diterkamnya didalam sana." Liza memeletkan lidahnya menatap kearah Alex. Ia sudah siap dengan pakaian milik Alis yang dipinjamnya.

"Wah, berapa banyak kamu punya koleksi layangan kertas Lis?" tanya Alex yang menatap takjub layangan yang ada dihadapannya.

"Banyak, dan aku sangat suka bermain layangan apalagi waktu sore hari." Jawab Alis yang sibuk dengan gulungan benang ditangannya.

"Udahlah, tidak perlu di ingat-ingat. Berangkat sekarang yuk." Liza menghampiri mereka berdua. Ia tidak ingin, Alis kembali teringat dengan masa lalunya.

Bergegas mereka membawa layangan masing-masing ditangannya. Dan menuju kearah lapangan yang tidak jauh dari tempat tinggal Alis.

💦💦💦

Alis tampak heran dengan suasana lapangan hijau yang lebih ramai dari biasanya dan yang lebih mencengangkan lagi adalah banyaknya layangan kertas yang menggantung dilangit.

"Kenapa Lis?" tanya Alex yang sejak awal selalu memperhatikan Alis. Ia merasa Alis mengalami perubahan selama 3 hari belakangan ini.

Alis menatap kearah langit dan menunjuk layangan tersebut dengan dagunya.

"Apa kamu lupa dengan pemberitahuan yang kami sampaikan tadi, sekolah kita mengadakan festival layangan kertas." Kata Alex menatap Alis yang masih memperhatikan beberapa layangan kertas.

Ia merasa tidak asing dengan layangan tersebut, seperti miliknya yang diberikannya pada anak kecil yang manis tersebut. Bergegas Alis berlari mengitari lapangan dan meninggalkan Alex dan Liza yang tampak keheranan dengan tingkahnya tersebut.

"Arfan!" Alis memanggil Arfan yang tampak sibuk bercanda dengan seorang pemuda yang seumuran dengan Alis. Arfan memalingkan wajahnya dan ia begitu terkejut dengan keberadaan Alis ditempat itu. Bergegas ia berlari dan memeluk Alis dengan saat erat. Sepasang mata terus memperhatikan Alis dan kedekatannya dengan anak kecil tersebut. Pemuda yang tidak lain adalah Al tersebut tersenyum manis menatap Alis yang berjalan mendekat kearahnya.

"Hai, apa kabar Lis?" tanya Al yang terus menatap Alis yang mendudukan dirinya bersama dengan Arfan disampingnya.

"Baik. Kamu sedang main layangan juga?" tanya Alis memandang kearah Al yang tersenyum padanya. Ia mengalihkan pandangan matanya pada gulungan benang yang terdapat ditangan Al.

"Seperti yang kamu lihat. Ternyata bermain layangan itu sangat mengasyikkan dan banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan." Al menatap kearah layangannya yang tampak meliuk-liuk karena ditiup angin cukup kencang. Al berusaha mengendalikan layangannya yang bergerak tidak beraturan, namun ia kesulitan. Alis yang melihat hal itu segera mengambil alih gulungan benang tersebut dan ia membawanya berjalan ketempat lain serta mengendalikannya dengan sabar.

Berhasil.

Layangan itu tampak kembali tenang. Kemudian ia kembali berjalan menghampiri Al dan Arfan ditempat semula.

Al berdecak kagum dengan kelihaian Alis dalam permainan layangannya.

"Lis, kamu belajar darimana sampai begitu menguasai tekhnik permainan layangan." Al bertanya sambil menatap Alis yang menyerahkan gulungan benang tersebut ketangannya.

Mendengar pertanyaan tersebut, Alis tampak diam. Ingatannya kembali pada sosok ayahnya yang begitu dirindukannya. Namun hingga sekarang ia tidak tahu seperti apa keadaan mereka. Ia sama sekali belum pernah berjumpa dengan mereka. Apakah mereka juga merindukan dirinya yang sama seperti dirinya merindukan mereka. Rindu yang dalamnya dari hati yang terdalam.

Al yang menatap perubahan wajah Alis yang tampak murung tersebut pun merasa tidak nyaman, ia merasa bersalah karena telah mengungkit masa lalu Alis yang mungkin menyedihkan. Mungkin dia teringat dengan orang tuanya yang sudah tiada.

"Kakak Alis, Arfan bantu deh menaikan layangannya." Arfan menarik tangan Alis hingga Alis tersentak dari lamunannya. Ia menatap Arfan dan menganggukan kepalanya.

Alis menatap Arfan yang sudah lihai dalam permainannya, walaupun hanya menaikannya saja. Namun sangat banyak perubahan dan kemajuan yang dilihatnya.

"Alis, kamu disini rupanya. Kita mencarimu kemana-mana loh hingga keliling lapangan ini." Liza mengoceh sambil berkacak pinggang. Namun ia kembali kesal karena tidak mendapat respon sedikitpun dari Alis. Alis tampak asyik menatap kearah layangannya yang sudah naik.

"Liza, daripada kamu mengomel tak jelas disitu, lebih baik bantu aku untuk menaikkan layangan ini." Alex menghampiri Liza dengan sebuah layangan ditangannya.

"Gimana kalau kita bertanding, dan pemenangnya besok ditraktir deh makan? Gimana?" Al yang sejak tadi diam saja ikut bersuara. Ia menatap Alex dan juga Liza bergantian.

Liza yang tidak menyadari keberadaan Al disitu tampak terkejut, ia menutup mulutnya yang tampak menganga. Ia tampak senang mendengarnya. "Oke, aku setuju." Liza mengarahkan jempolnya keatas.

"Oke! aku juga setuju." Alex menganggukan kepalanya kemudian ia berlari untuk menaikkan layangan yang berbentuk belah ketupat tersebut.

"Bagaimana dengan kamu Lis?" Al bertanya penuh harap pada Alis. Alis menatap kearah Al dan juga Arfan. Ia menganggukan kepalanya setelah mendapat dukungan dari Arfan.

Mereka bermain dengan sukacita bahkan Liza dan Alex pun juga sudah bergabung dengan Alis dan juga Al. Terkadang mereka mengisinya dengan tingkah Liza yang absurd ataupun dengan teriakan heboh seorang Arfan saat Alis mengendalikan layangan yang terlihat bergerak liar. Semua itu juga tidak pernah lepas dari pandangan seseorang dari jauh. Seseorang yang juga sangat merindukan Alis dan sangat menyesali perbuatannya dulu. Ya, mereka adalah orang tuanya, Bastian dan juga Shakila.

💦💦💦

1
Yuni
aq belum mudeng iki crita e kpiye,,
Syifa Azzahra
happy ending 🥰🥰
Syifa Azzahra
hadir
Ela Sa: selamat datang
total 1 replies
Romeo
kelamaan thor....
padahal cerita bagus tapi sampai bab ini maaih belum jelas inti cerita nya..
St. May Sharoh
semoga al sama alis berjodoh
J'Dhaena
bingung juga sama alurnya🤦
jadi males bcnya🙄
abi media tama
tamat ya, Kaka author ?!
Ela Sa: tamat say
total 1 replies
Kakadya
aq tim nya ditengah2 aja sama author😁
Kakadya
masih belum nyambung,masih penasaran
Yusril putra
kok membingungkan cerita, terlalu banyak lompatannya....
Amiura Yuu
suka banget , awal² dibuat bingung dan ending nya bagus bangeett
Bilqis
belum dapet🤔🤔 tp masih nyimak
Elfana arisandi
team alis dan rafael👆

kalian team mna?🤭
Elfana arisandi
author tega banget kamu bikin aku penasaran..
siapa sbenarnya yg punya dendam pd alis🤔
Elfana arisandi
pdhl rafael nggak ngapa²in alis, sekedar kissmark doang🤭
pasti penyesalannya seumur hidup
Elfana arisandi
revisi typo dong kak. biar makin 👌
Elfana arisandi
tokoh di sini mudah banget jatuh cintanya🤭
Elfana arisandi
banyak banget tokoh cwoknya🤭
sbenernya peran utama si cwok siapa thor?
entahlah😁
Elfana arisandi
* ada typo ya thor... exm.: rumor ditulis romur. lebih diperhatikan lagi ya penulisannya
* irfan itu bukannya temennya al? knp jadi temennya angga di eps ini? bukannya temen deket angga cuman nando aja ya?
Elfana arisandi
ayahnya alis namanya bastian atau arya thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!