Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"
Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?
Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.
Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAKSAAN IBU MERTUA
Suasana ruang tamu milik Andreas berubah mencekam layaknya kuburan setelah kedatangan sang ibunda tercinta dengan seorang wanita yang tak lain teman semasa kecilnya. Perasaan tak menentu di rasakan oleh Andreas dan istrinya tatkala sang ibu mulai berbicara.
" Andreas, menikah lah dengan Luna!"
Kata kata keramat yang tidak ingin Vanniya dengar telah keluar dari bibir sang mertua. Mertua yang selama ini tidak begitu suka padanya.
" Jangan gila ma!" Ucap Andreas menggenggam tangan istrinya. Ia tahu jika saat ini sang istri mengalami guncangan psikis. Memangnya siapa yang rela di madu? Pikir Andreas.
" Mama ingin segera memiliki cucu darinya karena hanya dia yang bisa memberikan keturunan untuk keluarga kita." Ketus nyonya Ratna, ibu dari Andreas sambil melirik wanita yang saat ini menjadi menantunya.
Vanniya, istri dari Andreas yang duduk di samping Andreas hanya bisa meremas ujung bajunya. Perintah dari ibu mertuanya benar benar membuat dunianya runtuh. Bagaimana tidak? Nyonya Ratna meminta Andreas untuk menikahi Luna, karena dirinya di anggap mandul dan tidak bisa memiliki keturunan. Apakah ini kesalahan dirinya? Ingin sekali ia berteriak kepada sang ibu mertua namun ia ingin melihat kegigihan sang suami untuk mempertahankan pernikahan ini. Jujur, ia lelah. Selama ini ibu mertuanya selalu mengungkit cucu darinya yang entah kapan bisa ia berikan untuk membuat ibu mertuanya bahagia.
" Ma, tolong jangan terlalu menekan Vanni! Kami juga sedang berusaha." Ujar Andreas.
" Pokoknya mama tidak mau tahu, mama tidak menerima penolakan darimu Andreas. Mama sudah menunggu selama ini, dan sekarang mama tidak bisa menunggu lagi. Jadilah anak yang berbakti kepada orang tua yang telah membesarkanmu selama ini. Kamu harus menikahi Luna dan segera punya anak dengannya, titik." Tekan nyonya Ratna.
Vanni hanya bisa tersenyum kecut mendengar ucapan ibu mertuanya. Hanya dengan dalih berbakti kepada orang tua, Andreas harus menuruti semua ucapannya yang akan menghancurkan kebahagiaan Andreas sendiri.
Andreas Saputra, seorang manager di perusahaan ternama di kota ini. Ia memiliki postur tubuh kekar, dan wajah yang begitu tampan membuat semua wanita ingin berlari menangkap tubuhnya. Usianya mendekati tiga puluh tahun, dan di usia pernikahannya yang ke tiga ini, ia belum di karuniai seorang anak. Hal ini menyebabkan ibunya mengganggap Vanni mandul. Padahal belum tahu siapa yang kurang sehat di sini karena mereka berdua belum pernah melakukan pemeriksaan.
" Ma, Andre akan berusaha lebih keras lagi dengan Vanni. Mungkin Tuhan belum mempercayakan anak kepada kami. Belum tentu juga Vanni yang mandul ma. Bisa jadi aku yang mandul." Tolak Andreas lagi memberi pengertian kepada ibunya. Bagaimanapun ia sangat mencintai Vanni. Usahanya untuk mendapatkan Vanni butuh waktu bertahun tahun lamanya. Ia tidak mau kehilangan Vanni begitu saja.
Vanniya Saverra, seorang wanita muda berusia dua puluh lima tahun yang sekarang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga di banding mengurus perusahaan ayahnya demi rasa cintanya kepada sang suami. Namun siapa sebenarnya Vanni, tidak ada yang tahu termasuk suaminya sendiri. Karena sejak dulu Vanni telah menyembunyikan identitas aslinya. Yang mereka tahu, Vanni tidak punya siapa siapa di dunia ini.
" Sudah jelas dia yang mandul, kamu masih membelanya. Tidak mungkin kamu yang mandul karena keluarga kita tidak ada keturunan mandul. Kalau dari keluarga Vanni, kita kan nggak tahu asal usul keluarga Vanni gimana. Selama ini saja kita tidak pernah bertemu dengan keluarganya."
Vanni tertampar dengan ucapan menohok dari ibu mertuanya. Seandainya ia mau, ia bisa membawa keluarga suaminya menemui keluarganya sekarang juga. Tapi belum saatnya, karena Vanni tidak mau membuat Andreas merasa rendah diri dengan status yang ia miliki. Ia begitu mencintai suaminya dengan sepenuh hati.
" Pokoknya mama nggak mau tahu, kalau kamu tidak mau menikahi Luna, kamu akan melihat jasad mama terbujur kaku di depanmu esok hari. Mama lebih baik mati daripada memiliki anak durhaka seperti kamu." Ancam nyonya Ratna.
" Ma, jangan sudutkan aku dengan ancamanmu ini!" Ucap Andreas frustasi. Ia dapat melihat kesedihan di wajah sang istri.
Nyonya Ratna menghela nafasnya lalu menatap sang putra. " Mama sudah tua Andreas, mama ingin segera menimang cucu. Namun selama ini mama sudah menunggu itu darimu, tapi apa? Bahkan sampai tiga tahun kalian tidak memiliki putra." Ujar nyonya Ratna. " Luna wanita yang baik, kamu juga sudah lama mengenal dia. Dia wanita yang tepat untuk mendampingimu. Dia bisa menjadi istri sekaligus madu yang baik untuk Vanni. Bukan begitu Luna?" Nyonya Ratna menatap Luna yang duduk di sampingnya.
" Akan aku usahakan tante." Sahut Luna. " Aku akan berusaha menjadi istri dan madu yang baik untuk Vanni. Tapi itu kalau Andreas mau tante. Kalau Andreas tidak mau, tidak apa apa tante. Aku tidak mau sampai Vanni berpikir kalau aku akan merebutnya Andreas darinya." Sahut Luna.
" Tidak ada wanita baik baik yang mau menikah dengan pria yang sudah beristri." Akhirnya Vanni angkat bicara.
" Tapi ini statusnya beda Vanni. Kamu tidak bisa memberi keturunan kepada keluarga Andreas, kamu mandul. Lalu bagaimana bisa mereka terus mempertahankanmu di saat kamu tidak bisa mewujudkan keinginan mereka." Sinis Luna menatap Vanni.
" Jaga bicaramu Luna! Ini bukan salah Vanni. Kami akan melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi besok pagi. Dengan begitu, kita semua akan tahu siapa yang mandul di sini." Sahut Andreas membela sang istri.
" Jika sampai ketahuan kalau Vanni mandul, maka kamu harus siap menikah dengan Luna." Andreas tidak bisa menjawab ucapan ibunya. Ia terlalu takut dengan kenyataan itu.
" Sudah lah tante, sepertinya mereka tidak setuju. Vanni juga tidak akan rela kalau dirinya di madu." Ucap Luna menyentuh lengan nyonya Ratna. Ia menatap Vanni sambil tersenyum smirk.
" Lihat bagaimana aku bisa merebut Andreas darimu Vanni. Kau tidak selevel dengan keluarga Andreas yang memiliki banyak kekayaan. Kau hanya wanita sampah yang di pungut Andreas di jalanan. Akan aku tunjukkan dimana posisimu sebenarnya." Ujar Luna dalam hati.
" Tidak tidak... Jika Andreas setuju, tante yakin Vanni juga pasti setuju. semua kunci ada di Andreas, bukan pada Vanni." Sahut nyonya Ratna.
" Baiklah tante. Tapi sebaiknya kita melakukan pemeriksaan dulu tante. Aku tidak mau terburu buru karena takut akan membawa penyesalan nanti." Ujar Luna melirik Vanni.
" Tidak perlu, semua sudah jelas siapa yang tidak bisa memiliki anak di sini. Kamu tinggal mempersiapkan diri saja, karena tante yakin Andreas pasti akan setuju menikah denganmu. Tante ingin kamu menjadi menantu tante." Vanni mengepalkan erat tangannya mendengar ucapan ibu mertuanya. Bukan kah ini suatu penghinaan untuknya? Dia masih sehat, lalu kenapa ibu mertuanya lebih memilih wanita lain di banding meminta dirinya untuk melakukan pemeriksaan?
" Tidak ma. Aku sangat mencintai Vanni. Aku tidak tega mengkhianati cinta kami. Tolong buang jauh jauh pemikiran itu!" Kukuh Andreas.
" Mama tidak memintamu untuk menceraikan Vanni, Andreas. Kalian masih bisa bersama meskipun kamu menikahi Luna nanti. Vanni juga harus pengertian kepada kita, kita butuh penerus keluarga Andreas. Tolong jangan buat mama semakin emosi karena penolakanmu. Kamu tidak lupa kan mama punya riwayat penyakit jantung. Tolong jangan buat penyakit mama kambuh gara gara masalah ini. Kamu bicarakan dulu dengan Vanni, mama pergi." Nyonya Ratna beranjak dari duduknya di ikuti oleh Luna.
" Aku harap keputusanmu tidak membuat tante kecewa Ndre. Aku tunggu di altar pernikahan kita nanti." Ucap Luna mengerlingkan sebelah matanya kepada Andre.
Tanpa berpamitan dengan Vanni lebih dulu, nyonya Ratna dan Luna pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua.
Vanni menghembuskan kasar nafasnya, lalu ia memijat pelipisnya.
" Tidak perlu kamu pikirkan sayang! Aku tidak akan pernah meninggalkanmu meskipun mama memaksaku." Andreas menarik Vanni ke dalam pelukannya.
" Apakah aku harus percaya dengan ucapanmu atau tidak mas. Aku tahu betapa kamu sangat menyayangi mama. Kau pasti akan melakukan apa saja demi mama. Tapi aku akan melihat, untuk urusan ini kau lebih sayang kepada siapa. Kepada aku atau ibumu." Batin Vanni.
Andreas melepas pelukannya, ia menatap wajah cantik sang istri.
" Apa kamu baik baik saja?" Tanya Andreas memastikan.
" Selama kamu ada di sampingku, aku pasti akan baik baik saja mas." Ucap Vanni.
" Aku mencintaimu sayang." Andreas mencium kening Vanni.
" Aku juga mencintaimu mas." Sahut Vanni.
Andreas mengulum bibir Vanni dengan lembut seolah sedang menunjukkan rasa cintanya kepada Vanni.
...****************...
Jam delapan malam Andreas mendapat kabar dari sang ayah jika ibunya masuk rumah sakit. Penyakit jantungnya tiba tiba kambuh dan harus mendapat perawatan intensif. Ia segera bergegas menuju ruang rawat VVIP nomer satu bersama dengan Vanni. Sampai di ruangan itu, Andreas pun segera membuka pintunya lalu masuk ke dalam menghampiri ibunya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
" Mama." Andreas memeluk sang ibu tercinta.
" Andreas, kamu datang untuk memastikan kematian mama bukan?"
Andreas melerai pelukannya, ia menatap mamanya dengan heran.
" Setelah kamu menelepon dan mengatakan jika kamu tidak ingin menikahi Luna apapun yang terjadi, mama kamu syok. Penyakit jantungnya tiba tiba kambuh, dia merasa kesakitan luar biasa makanya papa bawa mama kamu ke sini. Sepertinya mama kamu tidak terima dengan penolakanmu." Ucap tuan Ardi, ayah dari Andreas.
Ya, setelah makan malam selesai Andreas menelepon ibunya dan mengatakan jika sampai kapan pun ia tidak akan menikahi Luna. Ia mencintai Vanni, dan hanya Vanni seseorang yang ada di dalam hatinya.
" Maaf pa, tapi aku memang tidak bisa. Aku tidak mungkin menduakan Vanni hanya demi seorang anak." Ucap Andreas sedih. Entah apa yang ia pikirkan saat ini.
" Jika kamu tidak mau menikahi Luna, lebih baik kamu pergi saja. Anggap saja kamu sudah tidak punya mama. Mama kamu sudah mati Andreas." Ucapan nyonya Ratna begitu pilu terdengar di telinga Andreas. Bagaimana bisa seorang ibu memutuskan hubungan darah dengan anaknya karena masalah ini.
" Ma tolong maafkan Andreas! Andreas akan berusaha mewujudkan keinginan mama, tapi bukan dengan Luna melainkan dengan Vanni." Ucap Andreas menggenggam tangan nyonya Ratna yang mulai keriput.
" Mama sudah mau mati Andreas. Kelamaan jika mama menunggu kalian melakukan program hamil atau apalah. Sepertinya memang kamu tidak sayang mama lagi. Kalau kamu mau mama memaafkanmu dan menganggapmu putraku, maka kamu harus menikah dengan Luna. Jika tidak, jangan cari aku lagi! Aku bukan mama kamu."
Lagi lagi Andreas merasa tersudutkan.
" Pikirkan lah keinginan mama kamu dari sudut pandang kami Andreas. Papa tidak memaksa atau pun meminta kamu untuk menduakan Vanni. Ini murni keinginan dari mama kamu sendiri karena dia sudah sangat ingin memiliki cucu darimu. Kamu putra Kami satu satunya, hanya kepadamu kami berharap. Tapi papa tidak akan memaksa, semua pilihan ada di tanganmu." Tuan Ardi menepuk bahu Andreas. Memang sulit bagi Andreas untuk mengambil keputusan, sampai tiba tiba nafas nyonya Ratna tersengal sengal.
" Ma.. mama." Andreas pun panik melihat mamanya seperti kesulitan bernafas. Mungkin karena jantungnya bermasalah hingga mengakibatkan kesulitan untuk bernafas.
" Ma, tolong jangan seperti ini! Tolong jangan tinggalkan Andre. Andre akan melakukan apapun untuk mama." Andreas menggenggam tangan ibunya lalu menciuminya.
Nafas nyonya Ratna semakin tersengal membuat suasana panik. Tuan Ardi segera memanggil dokter.
" Silahkan tuan tunggu di luar." Ucap salah satu suster yang datang bersama dokter.
" Biarkan aku di sini menemani mama saya sus." Ucap Andreas.
" Maaf tuan, tidak bisa. Biarkan kami menanganinya dengan maksimal."
Pada akhirnya Andreas dan yang lainnya menunggu di luar ruangan.
" Bagimana jika mama kamu tidak bisa di selamatkan Andreas?" Tanya tuan Ardi khawatir.
" Mama pasti baik baik saja." Sahut Andreas.
" Penyakit mama kamu sudah lama tidak kambuh, tapi begitu kambuh langsung membuat semua orang panik seperti ini. Papa khawatir mama kamu tidak bisa di selamatkan. Papa belum siap kehilangan mama kamu nak." Tuan Ardi benar benar khawatir akan hal ini. Namun tidak tahu saja jika ucapannya telah menyudutkan Andreas saat ini.
Andreas pun sama khawatirnya dengan san ayah. Ia bahkan sampai tidak bisa berpikir jernih. Yang ada di pikirannya saat ini adalah bagaimana caranya membuat ibunya senang. Dengan begitu, ibunya akan baik baik saja.
" Aku berjanji, jika mama baik baik saja maka aku akan menikahi Luna."
Jeduarrrrrrr....
TBC...
Hai Hai pendukung author yang setia, author kembali membawakan cerita baru buat kalian semua. Semoga suka 🥰🥰