kisah seorang gadis desa yang dicintai sang mafia iblis..
berawal dari menolong seorang pria yang terluka parah.
hmm penasarankan kisahnya..ikutin terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Queenzya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir dari bondan
"Aaaaaaakh! Sakit, brengsek!" jerit Bondan kesakitan.
"Kenapa kau bunuh wanita tua yang sudah tak berdaya dengan sadis, hah?!" bentak Axel sembari memotong jari telunjuk Bondan.
"Apa maksudmu...?" Bondan berujar, menahan sakit sambil menggenggam jemari tangannya yang dipotong.
"Jangan pura-pura bodoh, bajingan!" Axel tanpa basa-basi langsung menembak kaki Bondan.
"Ampun... ampun, Tuan," mohon Bondan dengan suara parau.
"Katakan apa alasanmu membunuh Nenek Asih!" bentak Axel, lalu menancapkan belatinya ke paha Bondan.
Tiba-tiba, Bondan tertawa. "Nenek peot itu pantas mati! Hahahahaha..."
Emosi Axel sudah memuncak. Ia menusuk belati tepat di jantung Bondan, kemudian mengambil jantung Bondan untuk makanan singa peliharaannya.
"Tom, bereskan sisanya," perintah Axel sebelum berlalu pergi ke ruangannya untuk membersihkan diri.
Di dalam kamar mandi, ia berendam untuk meredam emosinya.
"Nenek Asih, dendammu sudah terbalaskan. Sekarang Nenek Asih sudah tenang. Aku janji akan menjaga Rara dengan baik." (Axel berbisik dalam hati.)
"Rico, habisi pengkhianat itu! Aku mau kembali ke mansion," perintah Axel sambil berlalu meninggalkan markas.
Di keheningan malam, Axel melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di mansion, ia melihat jam. Ingin menelepon Rara, tetapi ia takut mengganggu. Akhirnya, ia mengurungkan niatnya.
Tak lama kemudian, ponselnya berdering.
"Ada apa, Stev?" tanya Axel singkat.
"Tuan, ayah dari Calvin mengajak pertemuan," jawab Stev.
"Mau apa lagi tua bangka itu?" monolog Axel dalam hati. "Dua hari lagi, atur jadwalnya."
"Baik, Tuan."
Tak lama kemudian, ponsel Axel kembali berdering.
"Assalamualaikum, Mas," sapa Rara.
"Waalaikumussalam, Sayang. Kok belum tidur, hmm? Kangen, ya?" goda Axel.
"Kapan Mas balik ke sini?" tanya Rara.
"Hmm, ada yang kangen Mas, nih," Axel setengah berbisik, menggoda Rara.
"Ih, Mas! Ditanya itu dijawab," sahut Rara sambil memonyongkan bibirnya.
Axel gemas melihat ekspresi Rara. "Sabar, ya, Sayang. Kalau urusan Mas selesai, langsung pulang," ucap Axel. Ia ingin mengerjai Rara karena sebenarnya dua hari lagi ia sudah harus kembali ke Korea.
"Sudah malam kok belum tidur, Sayang? Tidur saja, Mas temani," bujuk Axel.
Rara pun tertidur sembari ditemani Axel lewat panggilan video (VC).
Dua hari pun berlalu dengan cepat. Pagi itu, Rara berencana mengajak Maya untuk pergi ke mal.
"Kak Maya, nanti temani Rara ke mal, ya? Rara bosan di rumah terus," pinta Rara dengan nada merengek.
"Tapi, Nona, Tuan Stev hari ini ada banyak pekerjaan," jawab Maya.
"Tidak usah ajak Kak Stev! Kita berdua saja dengan sopir. Ayolah, Kak Maya," bujuk Rara sambil memutar bola matanya.
Mereka pun pergi, hanya ditemani oleh sopir. Nahas, di tengah perjalanan mereka dihadang sebuah mobil hitam.
"Kak Maya, bagaimana ini? Rara takut," ucap Rara dengan suara gemetar.
Maya segera mencoba menelepon Stev. "Halo, Tuan Stev, tolong! Mobil kami dihadang sebuah mobil berpakaian hitam," adu Maya panik.
Stev pun bergegas meninggalkan tumpukan pekerjaannya. Ia tak lupa menyuruh anak buahnya untuk segera datang ke lokasi yang Maya kirimkan tadi.
Sopir Rara tewas ditembak. Maya terkena luka tusuk, dan Rara berhasil diculik.
Anak buah Stev datang terlambat.
"May... Maya..." Stev memanggil sambil menepuk-nepuk pipi Maya yang tak sadarkan diri.
"Tuan, tolong! Nona Rara dibawa kabur oleh Klan Tiger," lapor Stev panik. Maya yang sudah kehilangan kesadaran segera dibawanya ke rumah sakit.
Setelah sampai di rumah sakit, Stev segera menelepon Axel.
"Halo, Tuan. Maaf, Nona Rara diculik," ucap Stev dengan suara cemas dan takut.
Emosi Axel seketika memuncak. Mendengar kabar kekasihnya diculik, ia menggeram penuh amarah. "Siapa yang berani membawa milikku?!"
"Kata suster, Klan Tiger, Tuan. Sekarang Suster Maya sedang ditangani dokter karena luka tusuk," jelas Stev.
"Aku akan segera ke sana. Kamu tunggu perintah dariku," tegas Axel.
Axel mengebrak meja, membuat Rico tersentak kaget.
"Rico, kau ikut denganku ke Korea! Tommy akan menggantikanmu di kantor," perintah Axel.
"Baik, Tuan," jawab Rico sigap.
Sepanjang perjalanan ke Korea, Axel diliputi perasaan cemas dan amarah.
"Maafkan aku, aku tidak bisa menjagamu dengan baik, Sayang," monolog Axel dalam hati, sembari mengepalkan tangannya kuat-kuat.
Beberapa jam kemudian, pesawat Axel mendarat dengan sempurna. Ia langsung menuju markas untuk menyusun strategi.
Semua pengawal yang ada di mansion dikumpulkan. Axel menghajar mereka. "Apa pekerjaan kalian?! Menjaga Nona saja tidak becus!" geram Axel, penuh amarah.
Tak luput, Stev pun menjadi sasaran amukan Axel. Tiba-tiba, ponsel Stev berdering. "Halo?" sapa Stev ragu.
semua anak buah good Banggt menurut ku kaya di film badabest Banggt 👍
lanjut Thor
Weh Weh obat perangsang dah ga laku lah let lagu lama itu