Layangan Kertas

Layangan Kertas

Pendiam

Pagi yang cerah dihiasi mentari yang menyilaukan. Embun-embun perlahan menghilang dari dedaunan. Gemerisik angin menerpa dedaunan yang menggelitik. Tampak dibangku taman sekolah sedang duduk seorang gadis sendirian. Dia membolak-balik halaman buku yang ada ditangannya, sesekali terdapat kerutan di dahinya. Namun pandangannya tetap fokus dengan objek bacaannya walaupun terdengar riuh siswa-siswi yang berlalu lalang dihadapannya. Gadis itu bernama Alisya Syaibatul Azizah. Teman-temannya sering memanggilnya dengan nama Alis. Usianya baru memasuki 17 tahun dan dia berada di kelas 12 ipa2.

Alis selalu terlihat sendirian karena memang itu merupakan kebiasaannya. Siapa sih yang mampu bertahan dengan Alis yang tanpa berbicara sepatah kata pun bahkan dalam durasi waktu sampai 1 bulan lamanya. Bayangkan saja kalau hal itu sampai dialami oleh teman-temannya, tentu saja mereka akan menyerah karena didiamkan terlalu lama. Satu lagi kebiasaan Alis, ia tidak pernah lepas dengan yang namanya buku. Bahkan kemanapun itu, sambil berjalanpun ia juga membaca apalagi kalau sedang dalam waktu luang dan juga sedang duduk. Mungkin sebutan yang cocok disematkan untuknya adalah kutu buku, namun itu tidak terjadi padanya. Ia lebih berlabel dengan julukan Gadis Aneh ataupun Malaikat Penjaga Neraka.

Bel pertanda jam masuk sedang berbunyi. Alis bergegas mempercepat langkahnya menuju ke kelasnya. Ditangannya hanya ada sebuah buku, sedangkan tasnya sudah diletakkannya didalam kelas terlebih dahulu setelah ia datang tadi pagi dan sebelum ia berada ditaman saat ini. Suasana kelas terlihat sudah penuh di isi dengan keriuhan penghuninya. Bahkan berbagai teriakan heboh membahana. Banyak yang bercanda, ini adalah momen-momen mereka untuk berbaur dengan seisi kelas sebelum guru memasuki kelas.

Alis melangkahkan kakinya menuju bangkunya, yang terletak di baris kedua tepat di depan meja guru. Meja yang selalu terdengar menakutkan bagi siswa-siswi lainnya. Keriuhan kelas pun tak di hiraukannya, seolah dia asyik tenggelam dengan dunianya sendiri yaitu dunia baca. Ya Alis adalah pribadi yang tidak perduli dari sekelilingnya dan lebih suka dengan dunia baca. Pendiam dan sangat jarang berbicara. Ia juga tidak suka keramaian. Sebenarnya Alis bukan pelit dengan kata-kata, ia sering berbicara panjang lebar hanya saja itu adalah poin penting menurutnya. Dia tidak suka banyak bicara apalagi yang berbau omong kosong. Tapi jangan salah, di balik sifatnya itu Alis adalah orang yang baik bahkan sangat suka menolong. Ia juga termasuk pendengar yang baik.

"Lis, ada ibu Murni tuh!" Liza menunjuk pada ibu Murni yang baru saja akan memasuki kelas.

Nurliza Fatimah, dia adalah sahabat satu-satunya Alis. Dia juga berusia 17 tahun dan mereka bersahabat sejak kelas 11 sewaktu SMP. Dia anak yang cerewet dan banyak bicara bahkan bicaranya terkadang dianggap Alis aneh. Dia juga sangat suka bercanda dan hampir seisi kelas akrab dengannya.

Dia juga sangat mengetahui tentang Alis dan tidak ambil pusing dengan kebiasaan Alis. Bahkan dia menganggap Alis seperti saudaranya sendiri. Menurut Liza, Alis itu bukannya tidak punya teman, karena memang pada dasarnya Alis yang kurang pandai bergaul karena sifatnya yang pendiam.

Alis hanya diam tanpa menanggapi sahabatnya yang berada dibangku sebelahnya dan menutup buku yang di bacanya. Ia menatap kedepan saat ibu Marni memulai materinya. Ia begitu fokus dengan materi yang di berikan oleh gurunya hingga tiba waktunya istirahat.

 

💦💦💦

 

"Lis, kantin yuk !!" Liza menoleh pada Alis yang baru saja memulai membaca bukunya seperti biasa. Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, bahkan banyak siswa-siswi yang sudah berjalan keluar kelas.

"Malas, aku di kelas aja." Alis menyahut tanpa menoleh kepada Liza.

"Kebiasaan deh!!! Baca buku melulu, tidak bosan apa???" Liza cemberut dan menatap kesal sahabatnya. Setiap ajakan Liza untuk pergi ke kantin selalu di tolak oleh Alis. Liza tahu itu dari awal, namun dirinya tidak pernah bosan untuk mengajaknya.

"Ih, Alis! Kalau ditanya itu dijawab dong Lis, jangan diam saja!" Menusuk-nusuk tangan Alis.

"Hemm."

"Hah!!?" Liza tampak menganga setelah mendapat jawaban sesingkat itu dari Alis. "Ya sudah, aku kekantin dulu. Apa kamu mau pesan makanan?"

"Tidak."

"Memangnya kamu kenyang dengan hanya membaca buku!?" tanya Liza dengan sedikit kesal.

Alis hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan aneh yang dilayangkan oleh Liza.

Liza berjalan keluar kelas dengan menghentak-hentakkan kakinya. Ia kesal dengan respon Alis yang diajak berbaur dengan siswa lainnya namun selalu ditolaknya. Namun walau bagaimanapun juga Liza tetap sayang dengan Alis.

Alis tidak perduli dengan semua itu, ia tetap tenggelam dengan dunia bacanya.

Beberapa menit setelahnya, Alis menegakkan kepalanya dan pandangannya berputar mengelilingi ruangan kelas. Sepi dan tidak ada seorang pun selain dirinya.

Dreett...

Terdengar bunyi kursi yang di geser. Alis berdiri dan berjalan keluar kelas menuju teras sambil menenteng buku di tangan kanannya. Ia melangkah dengan ringan menuju lorong sekolah. Alis sangat menyukai suasana sepi, tapi bukan berarti ia hanya seorang diri di dalam kelas. Bukan karena makhluk astral tapi lebih kepada takut akan ada sesuatu yang hilang milik temannya, maka tentu saja ia tidak ingin menanggung resikonya. Tenang saja, hal itu juga tidak akan pernah terjadi karena sekolah ini aman dan di lengkapi dengan kamera cctv.

Alis mendudukkan dirinya di ujung lorong sekolah yang langsung menghadap kearah lapangan basket. Ia lebih memilih menyendiri dan cukup jauh dari gerombolan siswa-siswi lain yang menonton permainan tersebut.

Terdengar suara riuh sorak penonton di lorong sekolah bergema untuk menyemangati tim idola mereka. Tapi hal itu tentu saja tidak pernah mengalihkan perhatian Alis dari dunia bacanya. Hingga ada sebuah bola yang menghantam bukunya. Dan itupun membuat Alis terkejut namun hanya dalam hitungan detik saja, ia kembali merubah ekspresinya seperti semula, yaitu datar dan acuh. Buku yang di pegangnya terjatuh kebawah. Sorak sorai yang tadinya sangat ramai mendadak senyap. Seluruh perhatian tertuju padanya.

"Wah, jatuh mengenai Malaikat Penjaga Neraka ya, bagaimana reaksinya, aku penasaran?" Bisik-bisik beberapa siswa terdengar hingga ketelinga Alis.

"Iya, aku juga," sambung yang lainnya.

Namun Alis tetap tidak perduli, ia tetap acuh dan sibuk dengan dirinya sendiri. Ia menganggap semua pembicaraan mereka semua hanyalah omong-kosong saja.

Tepat pada saat Alis berjongkok ingin mengambil bukunya. Dihadapannya terdapat sepasang sepatu Sniker hitam. Alis mengernyitkan dahinya pertanda bingung saat melihat sepasang sepatu tersebut yang semakin mendekat kearahnya. Tetapi setelah meraih bukunya kembali, Alis tetap tidak perduli. Tanpa menatap wajah sang pemilik sepatu itu, ia kembali duduk dan melanjutkan bacaannya yang sempat tertunda tadi.

"Hah, dia tetap diam seperti biasa. Bahkan pesona seorang The Most Wanted sekolah kita tidak ada apa-apanya dihadapannya." Kembali terdengar bisik-bisik mereka.

"Iya. Tapi aku tidak heran karena dia memang begitu!" cibir seorang siswi.

"Sok kecantikan!" sambung yang lainnya.

"Tapi menurutku dia itu sok manis, makanya tidak bisa tersenyum ataupun berbicara," ledek yang lainnya.

"Itulah hebatnya seorang Malaikat Penjaga Neraka, dia tidak perduli dengan hal apapun yang terjadi di sekelilingnya," sambung yang lainnya.

Suasana kembali riuh membicarakan sifat Alis tersebut bahkan dari mereka ada yang mencibirnya dan menghina dirinya.

Alis tidak perduli dengan semua itu, ia menulikan telinganya. Semua pembicaraan orang-orang mengenai dirinya sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Banyak juga dari mereka yang hanya menilai tanpa tahu keadaannya yang sebenarnya.

Mereka juga menganggap Alis adalah gadis aneh oleh karena itu mereka selalu menghindar dari Alis.

Apa sih yang dinilai mereka aneh dari seorang Alis, padahal dia hanya seorang kutu buku bahkan penampilannya pun juga biasa seperti mereka yang ada disana, tanpa kacamata, tanpa pakaian jadul dan tanpa kuncir dua.

💦💦💦💦

Terpopuler

Comments

Syifa Azzahra

Syifa Azzahra

hadir

2022-03-12

0

Nurlailan Fadilah

Nurlailan Fadilah

Hi Thor, aq jadi tertarik baca karya mu lagi yang sebelumnya "MENIKAH KARENA DENDAM" udah selesai kubaca.
dan sepertinya wajib masuk ke Favorit juga nih 🤩

2021-02-13

1

deren

deren

mantab Thor, jadi keinget temen ana

2020-12-29

2

lihat semua
Episodes
1 Pendiam
2 Gadis Aneh
3 Ada Apa Dengannya
4 Syai Garden Cafe
5 Munculnya Sang Kakak
6 Jambret dan Sang Penolong
7 Rumah Sakit
8 Perempuan Misterius
9 Siswa Baru
10 Ancaman Atau Peringatan
11 Prasangka Buruk
12 Memikul Tanggung Jawab
13 Teman Baru
14 Bertemu Klien
15 Romur
16 16. Salah Paham
17 17. Pertemuan Kakak Dan Adik
18 18. Masalah Tetap Berlanjut
19 19. Panti Asuhan
20 20. Kebersamaan Sesaat
21 21. Permintaan Ma'af Seorang Angga
22 22. Layangan Kertas
23 23. Usaha Yang Belum Membuahkan Hasil
24 Kejutan Yang Menyakitkan
25 25. Luka Yang Tak Berdarah
26 Munculnya Seseorang Dari Masa Lalu
27 Tak Sekuat Yang Terlihat
28 Lepas Kontrol
29 Luka Dalam
30 Kembali Kerumah
31 Kecemburuan Seorang Al
32 Permintaan Ma'af Seorang Aldebran
33 Pertolongan untuk Arya
34 Isu Palsu Lagi
35 Kecewa
36 Langkah Awal
37 Nama Yang Berbeda
38 Hati Yang Ikhlas
39 Tidak Penting
40 Kedekatan Alis Dan Angga
41 Cemburu
42 Pemilik Bunga
43 Kebun Bunga
44 Surat Kaleng
45 Mode Diam
46 Ada Apa Dengan Aldo
47 Usaha Aldo
48 Pertemuan Alis dan Orang Tuanya
49 Perdebatan Kecil
50 Lagi...
51 Kamu Tidak Mengenalku
52 Langkah Selanjutnya
53 Makan Malam
54 Kembali Kerumah
55 Perasaan Hangat
56 Pembicaraan Empat Mata
57 Kerumah Al
58 Kencan Pertama?
59 Perasaan Yang Tersakiti
60 Diabaikan
61 Menghindar
62 Seperti Orang Asing
63 Pertemuan Dua Keluarga
64 Dari Hati Kehati
65 Keributan Diruang Kelas
66 Kebenaran
67 Permasalahan dan Keputusan
68 Pulang Bersama
69 Pantai
70 Perdebatan
71 Penolakan Al
72 Serangan
73 Kehilangan
74 Masih Berlanjut
75 Dimana Aku
76 Tanda Tanya
77 Jebakan
78 Kamar 707
79 Putri Tidur
80 Ingin Pulang
81 Ajakan Kekantor
82 Syok
83 Perut Kamu
84 Petunjuk
85 Mencari keberadaanmu
86 Dugaan Sementara
87 Bantuan Bersyarat
88 Kembali ke Indonesia
89 Pertemuan Tak Sengaja
90 Kebenaran
91 Melarikan Diri
92 Menolong Jessica
93 Kembali Bertemu Keluarga
94 Ingin Menikahinya
95 Pembicaraan Empat Mata
96 Berterus Terang
97 Seenaknya Sendiri
98 Mengawasi
99 Pilih Siapa?
100 Tidak Terkecoh
101 Terbongkar
102 Percaya Sepenuhnya
103 Marah
104 Aku Mencintainya
105 Di bawah Umur
106 Diam
107 Pesta
108 Senyap
109 Kejutan Dibalik Kejutan
110 Sakit Bersamaan
111 Kesepakatan Dengan Alifa
112 Egois
113 USG
114 Panik
115 Penghargaan
116 Aku Cinta Kamu
117 Ingin Terus Bersamamu
118 Kembalinya Rafael
119 Ajakan Bertemu
120 Perdebatan Kecil
121 Ketetapan Hati
122 Menikahlah Denganku
123 Mengukir Kenangan
124 Kelulusan
125 Pertunangan
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Pendiam
2
Gadis Aneh
3
Ada Apa Dengannya
4
Syai Garden Cafe
5
Munculnya Sang Kakak
6
Jambret dan Sang Penolong
7
Rumah Sakit
8
Perempuan Misterius
9
Siswa Baru
10
Ancaman Atau Peringatan
11
Prasangka Buruk
12
Memikul Tanggung Jawab
13
Teman Baru
14
Bertemu Klien
15
Romur
16
16. Salah Paham
17
17. Pertemuan Kakak Dan Adik
18
18. Masalah Tetap Berlanjut
19
19. Panti Asuhan
20
20. Kebersamaan Sesaat
21
21. Permintaan Ma'af Seorang Angga
22
22. Layangan Kertas
23
23. Usaha Yang Belum Membuahkan Hasil
24
Kejutan Yang Menyakitkan
25
25. Luka Yang Tak Berdarah
26
Munculnya Seseorang Dari Masa Lalu
27
Tak Sekuat Yang Terlihat
28
Lepas Kontrol
29
Luka Dalam
30
Kembali Kerumah
31
Kecemburuan Seorang Al
32
Permintaan Ma'af Seorang Aldebran
33
Pertolongan untuk Arya
34
Isu Palsu Lagi
35
Kecewa
36
Langkah Awal
37
Nama Yang Berbeda
38
Hati Yang Ikhlas
39
Tidak Penting
40
Kedekatan Alis Dan Angga
41
Cemburu
42
Pemilik Bunga
43
Kebun Bunga
44
Surat Kaleng
45
Mode Diam
46
Ada Apa Dengan Aldo
47
Usaha Aldo
48
Pertemuan Alis dan Orang Tuanya
49
Perdebatan Kecil
50
Lagi...
51
Kamu Tidak Mengenalku
52
Langkah Selanjutnya
53
Makan Malam
54
Kembali Kerumah
55
Perasaan Hangat
56
Pembicaraan Empat Mata
57
Kerumah Al
58
Kencan Pertama?
59
Perasaan Yang Tersakiti
60
Diabaikan
61
Menghindar
62
Seperti Orang Asing
63
Pertemuan Dua Keluarga
64
Dari Hati Kehati
65
Keributan Diruang Kelas
66
Kebenaran
67
Permasalahan dan Keputusan
68
Pulang Bersama
69
Pantai
70
Perdebatan
71
Penolakan Al
72
Serangan
73
Kehilangan
74
Masih Berlanjut
75
Dimana Aku
76
Tanda Tanya
77
Jebakan
78
Kamar 707
79
Putri Tidur
80
Ingin Pulang
81
Ajakan Kekantor
82
Syok
83
Perut Kamu
84
Petunjuk
85
Mencari keberadaanmu
86
Dugaan Sementara
87
Bantuan Bersyarat
88
Kembali ke Indonesia
89
Pertemuan Tak Sengaja
90
Kebenaran
91
Melarikan Diri
92
Menolong Jessica
93
Kembali Bertemu Keluarga
94
Ingin Menikahinya
95
Pembicaraan Empat Mata
96
Berterus Terang
97
Seenaknya Sendiri
98
Mengawasi
99
Pilih Siapa?
100
Tidak Terkecoh
101
Terbongkar
102
Percaya Sepenuhnya
103
Marah
104
Aku Mencintainya
105
Di bawah Umur
106
Diam
107
Pesta
108
Senyap
109
Kejutan Dibalik Kejutan
110
Sakit Bersamaan
111
Kesepakatan Dengan Alifa
112
Egois
113
USG
114
Panik
115
Penghargaan
116
Aku Cinta Kamu
117
Ingin Terus Bersamamu
118
Kembalinya Rafael
119
Ajakan Bertemu
120
Perdebatan Kecil
121
Ketetapan Hati
122
Menikahlah Denganku
123
Mengukir Kenangan
124
Kelulusan
125
Pertunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!