Hana Nayaka tidak percaya, jika pria yang menikahinya dua tahun lalu dengan mudah menjatuhkan kata talak hanya karena dia mendatangi kantor tempat suaminya itu bekerja.
Sudah hampir 3 bulan belakangan ini, Adam Husain melewatkan sarapan dengan alasan harus datang ke kantor pagi-pagi sekali karena pekerjaannya sedang banyak dan mendesak.
Braakkk...
Rantang makanan yang dibawa Hana dilempar hingga semua isinya berhamburan.
"Dasar istri tidak berguna sudah miskin, udik, kampungan lagi. Untuk apa kamu datang ke kantor, mau buat aku malu karena punya istri macam kamu."
"Mulai hari ini, Hana Nayaka bukan istriku lagi. Aku jatuhkan talak satu." Ucap Adam lantang.
"Mas... Kamu kenapa tega padaku? Apa salahku?" Tangis Hana pecah di depan lobby perusahaan tempat Adam bekerja sebagai manager keuangan.
Hana pergi dengan membawa luka yang menganga dan dendam membara.
"Aku pasti akan membalasmu, Adam. Kamu lupa siapa aku." Gumamnya.
JANGAN MENABUNG BAB!
SUPAYA CERITA INI BERUMUR PANJANG.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketegasan Tuan Thomas
Tin
Tin
Tin
Suara klakson menggema di depan gerbang Markas. Pintu pagar terbuat dari besi, menjulang tinggi menjadi akses keamanan yang tidak mudah untuk ditembus.
Setelah melihat mobil siapa yang membunyikan klakson dengan sangat keras, penjaga itu berlari bergegas membukanya. Karena ternyata Hana yang datang saat hari masih terbilang pagi.
Usai memarkirkan mobilnya di garasi, Hana bergegas mencari ayah kandungnya. Dia sedari tadi menahan tangis, dan kini sudah hampir tumpah. Begitu melihat pria tua yang ternyata sedang memberi makan ikan, Hana menghambur meluk erat tubuhnya.
Tangis yang sedari tadi ditahan, pecah tumpah ruah tak terbendung. Hana menangis hingga sesak nafas.
"Ayah, apa salahku. Kenapa aku harus terus dipermainkan oleh takdir. Baru sehari merasa sedikit lega, tapi ternyata itu hanya fatamorgana." Ucap Hana mengandung teka teki, membuat Tuan Thomas menjadi bingung.
"Hana, katakan apa yang sebenarnya terjadi. Ayah tidak paham dengan semua omonganmu yang bagaikan puzzle. Ayah sudah terlalu tua, Nak."
Sebenarnya bukan perkara sulit mencerna pembicaraan Hana, tapi mantan Mafia itu ingin anaknya bisa terbuka. Setidaknya dengannya yang merupakan Ayahnya. Di balik ketenangannya, Tuan Thomas berjanji dalam hati akan menghancurkan siapa pun penyebab air mata yang mengalir di pipi Putrinya. Tidak ada ampun, sekalipun mereka membayar dengan air mata darah.
Setelah sedikit mengungkap isi hati, Hana mengurung diri di kamarnya. Padahal hari ini, rencananya dia kembali bekerja sebagai sekretaris Langit. Tapi karena kejadian tak terduga, membuat mood Hana seketika berantakan. Jangankan pergi bekerja, bangun dari ranjang saja Hana terlihat enggan. Sifat manja yang tak pernah dia perlihatkan, kini muncul perlahan.
"Hana... Ayo makan, katanya tadi tidak jadi sarapan di sana. Kadang menangis juga butuh nutrisi, supaya tidak kehabisan air mata. Apalagi kalau tenaga sudah habis, pasti cacing di perutmu bakalan demo besar-besaran." Bujuk Tuan Thomas, sambil membelai rambut Putrinya.
"Memangnya Jeremy masak apa?" Tanya Hana tertarik mendengar kata makan.
"Entahlah, Ayah juga belum sarapan. Ayo kita makan sama-sama." Ucap lembut mantan Mafia itu. Padahal semua penghuni Markas selalu makan tepat waktu, tidak pernah lebih lambat atau terlalu cepat.
Karena Jeremy, tidak suka menunda. Dia adalah anggota paling disiplin. Apalagi urusan dapur dan masakan, tanpa diminta hidangan sudah tersaji.
Akhirnya Hana makan bersama Ayahnya, sesuai perintah Hana menghabiskan makanannya. Karena setelah lelah menangis, tubuhnya terasa lemah dan tidak bertenaga. Menangis memang membuat perut lapar. Bahkan saking laparnya, Hana lupa program hidup sehat yang coba dia terapkan beberapa bulan ini. Tidak ada salad sayur, hanya masakan berbahan dasar daging sapi.
Berbeda dengan Hana yang kembali menggemukkan badan, justru Langit kehilangan selera makan karena kepergian Hana.
"Langit, kamu makan dulu ya. Setelah ini, kita cari solusi. Mama juga tidak mau punya menantu lancang seperti temanmu itu. Lagian sudah lama tidak muncul, tiba-tiba datang buat kerusuhan. Pede sekali menganggap diri menantu."
"Papa juga akan menekan keluarganya, jika Ane tidak bisa dikendalikan. Maka kita ambil jalan lain, kendalikan Perusahaan keluarganya supaya tunduk. Dengan begitu, biar keluarganya sendiri yang mengendalikan tingkah polah Ane. Papa akan hubungi kedua orang tuanya, dan juga Kakek Neneknya. Kamu tenang saja, 3 bulan lagi Hana pasti menjadi milikmu."
Langit hanya diam, pria gondrong itu sejak kepergian Hana terus menerus menangis membuat kedua orang tuanya menjadi bingung dan frustasi. Tuan Angkasa, berjanji akan menyelesaikan masalah kesalah pahaman ini secepatnya.
Malam telah tiba, tapi Langit masih mengurung diri di kamar. Tuan Angkasa pergi menemui keluarga Ane bersama dengan Tuan Thomas.
Sedangkan Nyonya Senja tidak ikut mengingat kesehatannya belum sepenuhnya pulih.
Tuan Thomas sudah mengetahui duduk permasalahannya, jadi dia ikut untuk menjadi saksi masalah ini diselesaikan. Tapi, jika masih ada kekeras kepalaan dari Ane atau keluarganya. Maka jangan salahkan Tuan Thomas, jika menggunakan kembali kekuasaan Mafianya untuk membumi hanguskan kelurga Ane.
"Langsung saja, kedatangan kami karena ingin membahas tentang Ane yang tadi pagi datang ke rumah kami dengan membawa pembicaraan yang tidak seharusnya dibahas secara sepihak." Ucap Tuan Angkasa menatap tajam.
Ane diam tapi tidak menunduk, karena dia yakin keluarga terutama neneknya akan membelanya habis-habisan. Belum kedua orang tuanya juga.
"Oh, jadi Anda ingin melamar Ane sendiri makanya Anda datang?" Mama Ane bernama Nyonya Maria.
"Wah kalau benar begitu, maafkan kami tidak menjamu dengan baik. Kenapa Anda datang tiba-tiba, jadi kami tidak punya persiapan." Nenek Ratna menimpali dengan sumringah.
"Tolong hentikan kesalah pahaman ini, saya akan menjelaskan tujuan saya."
"Langit tidak akan menikahi Ane. Dia tidak punya hubungan dengan Putri kalian, apalagi memiliki perasaan. Langit sudah memiliki calon istri, yang jelas dia bukan Ane. Jangan mengklaim sepihak hubungan ini. Apalagi kalau Ane sampai berani koar-koar di media masa." Ucap Tuan Angkasa menatap tajam satu persatu anggota keluarga Ane.
"Tapi, Om Langit sendiri yang berjanji. Saya hanya menagih janjinya." Ucap Ane masih membenarkan sikapnya.
"Tidak ada janji yang harus ditepati karena diucapkan oleh anak kecil, itu hanya omong kosong. Jadi jangan menuntut hal konyol seperti itu menjadi sebuah kenyataan. Karena 3 bulan lagi, Langit akan menikah dengan wanita pujaannya."
"Katakan Om, siapa kekasih Langit. Apa dia lebih cantik, lebih sukses atau lebih kaya dariku? Aku ini top super model, yang sekali foto saja penghasilanku bisa puluhan juta." Ucap Ane.
"Aku cantik, aku sexy, selama ini banyak sekali pria mengantri. Tapi aku tetap setia menunggu janji Langit yang ingin menikahiku."
"Aki tidak terima penolakan ini, karena apa pun yang terjadi. Langit akan tetap menjadi suamiku." Ucap Ane dengan semua ambisinya.
"Putriku, tidak kalah apapun denganmu. Bahkan dia lebih tinggi jika dilihat dari segala sisi pandang. Kamu hanya butiran debu dibanding dengan Putriku, pemilik hati Langit. Jangan pernah berfikir untuk merebutnya."
Papa Ane yang bernama Tuan Radit berdiri dengan mata merah. Dia tidak suka omongan pria yang datang bersama calon besannya.
"Siapa Anda ikut campur urusan kami. Hanya pria tua miskin yang sengaja menempel pada Tuan Angkasa demi harta dan ketenaran." Ucap sombong Tuan Radit menghina Tuan Thomas yang berpenampilan sederhana.
"Aku Ayah dari Putri yang sudah dilamar menjadi istri Langit. Kenapa jika saya miskin, apa itu salah?" Tanya Tuan Thomas.
"Tentu saja sangat keliru. Karena tingkat sosial kalian tidak setara. Hanya Ane yang pantas untuk dijadikan istri dari seorang Langit." Nenek Ratna menimpali dengan sombong seperti anggota keluarganya yang lain.
"Tuan Angkasa saja tidak keberatan. Tapi jika kalian bersikeras mengganggu hubungan Langit dengan Putri kandungku. Maka siap-siap saja aku akan meratakan Perusahaan keluarga kalian. Aku tidak main-main." Ucap tegas Tuan Thomas menatap sengit.
Braakkk
Tuan Radit menggebrak meja. Dia sangat tidak terima dihina. Yang menurutnya pria itu miskin.
Cekleekkk
Suara pelatuk ditarik menempel di kening Tuan Radit tanpa terduga, membuat semua orang seolah berhenti bernafas saking terkejutnya mereka. Tapi tidak dengan Tuan Angkasa, yang memang ini bagian dari rencana untuk memukul mundur musuh.
"Perkenalkan namaku adalah Thomas Alvaro, mantan ketua Mafia yang legendaris. Jangan pernah macam-macam denganku."
Nenek Ratna menjatuhkan tongkatnya, sedangkan Kakek Bayu menatap tak percaya. Jelas mereka tahu siapa Thomas, karena dulu namanya sangat berjaya. Mencari masalah dengannya adalah kesalahan. Tidak hanya harta benda yang akan dimusnahkan, tapi nyawa yang akan dicabut bagaikan malaikat maut.
"Thomas...?" Panggilan dari Kakek Bayu, suara bergetar bagaikan dia ketakutan.
"Ya, ini aku. Suruh anak dan cucumu berhenti mengganggu Langit. Atau mencoba merusak hubungan Langit dengan Putri kandungku satu-satunya. Atau detik itu juga, keluarga kalian hanya akan tinggal nama. Tidak perlu mencari tahu siapa Putriku, yang harus kalian tahu aku akan memantau setiap gerak gerik kalian mulai hari ini."
Lemas, seluruh tulang Nenek Ratna dan Kakek Bayu bagaikan patah. Karena mereka tahu, ini bukan sekedar ancaman tapi akan menjadi kenyataan jika mereka salah langkah.
Apalagi mereka semua belum tahu, jika bukan hanya Ane yang berfikir akan menyakiti hati Hana. Tapi Veronika lebih dulu melakukannya. Jadi bersiap-siap menerima kehancuran.
di berikan keajaiban..,.plus di tambah bonus lagi...bukan hanya satu tapi tiga sekaligus..... waaahhh....daebaaaakkk......
amazing Author......lope lope sekebon....🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
aku cuma baca, tp aku ngerasa malu sm kelakuan para tokoh yg absurnya ga karu2an.. 😭🤣
Jadi ortu ya pantau, beri nasehat, dan do'akan saja..
Jangan pula selalu mengekang kehidupan nya..
Perlakukan anak sesuai dengan usianya..
Jangan memperlakukan Langit seperti anak lelaki usia remaja..
Sebab dia sudah dewasa..
Sudah tumbuh bulu di mana² juga..
Ngapain di paksa²..
Daripada gak bahagia nantinya..
Pasti bakal gak berkah pernikahannya..
Jadi, kita sebagai orang tua..
Hargailah keputusan anak, agar mereka juga menghargai orang tua.. 😁