Aku Yang Kau Pandang Sebelah Mata
Braakkk...
Rantang makanan yang dibawa Hana dilempar hingga semua isinya berhamburan.
"Dasar istri tidak berguna sudah miskin, udik, kampungan lagi. Untuk apa kamu datang ke kantor, mau buat aku malu karena punya istri macam kamu."
"Mulai hari ini, Hana Nayaka bukan istriku lagi. Aku jatuhkan talak satu." Ucap Adam lantang.
"Mas... Kamu kenapa tega padaku? Apa salahku?" Tangis Hana pecah di depan lobby perusahaan tempat Adam bekerja sebagai manager keuangan.
Padahal hari itu, Hana hanya ingin membawakan bekal untuk sarapan.
Sudah hampir 3 bulan belakangan ini, Adam Husain melewatkan sarapan dengan alasan pekerjaannya sedang banyak jadi harus datang pagi-pagi.
Hana sudah mengabdi menjadi seorang istri hampir 2 tahun lamanya. Sebelum menikah dengan Adam, Hana adalah seorang sekretaris di Perusahaan di mana Adam waktu itu hanya sebagai karyawan staf biasa.
Adam, pria tampan yang sopan telah mencuri hati seorang Hana. Wanita berotak cemerlang lulusan S2 dengan nilai cumlaude pada masanya.
Hana adalah seorang anak yatim piatu, dibesarkan di Panti Asuhan yang berada di kota kecil. Tapi, karena tekad yang kuat dan juga kecerdasan yang dimilikinya. Hana mendapatkan beasiswa full untuk berkuliah di sebuah universitas terfavorit yang ada di Ibu Kota. Sejak hari itu kehidupan Hana berubah menjadi lebih baik lagi.
Meskipun mendapatkan beasiswa, tapi Hana yang terbiasa bekerja keras tidak ingin hanya mengandalkan uang itu. Dia melamar pekerjaan sebagai karyawan freelance di sebuah perusahaan besar. Hana tidak pernah datang ke kantor, karena tugasnya adalah mengaudit keuangan yang dikirim pemimpin perusahaan. Sudah banyak kecurangan yang berhasil Hana temukan, dan itulah prestasinya.
Saat ini Hana berumur 27 tahun, sedangkan dia menikah pada saat umurnya 25 tahun. Bekerja sebagai seorang sekretaris sejak lulus S1 tepatnya saat usianya baru 22 tahun, itu artinya Hana berkerja 3 tahun sebelum menikah. Tapi, Adam yang tidak ingin membuat Hana lelah dengan pekerjaannya meminta istrinya itu mengundurkan diri.
Kegiatan Hana hanya diisi dengan urusan Ibu Rumah Tangga, hal itu memicu kebencian Ibu Mertuanya. Hana dianggap sebagai pengangguran, yang hanya bisa menghabiskan uang suami. Tanpa Adam dan Ibunya tahu, jika kenaikan jabatan Adam ada andil Hana yang mempromosikan suaminya. Hana meminta pada CEO untuk mengangkat Adam sebagai Manager Keuangan.
Hana memberikan jaminan dirinya sendiri, bahwa suaminya pasti akan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.
Waktu terus berputar, setelah setahun berumah tangga Hana tidak kunjung hamil tuntutan dari Ibu Mertuanya membuat Hana stres tapi juga tetap berusaha untuk memeriksakan diri. Pada akhirnya, Hana mengikuti program kehamilan yang merubah seluruh hidupnya.
Tubuh Hana semakin subur, dalam artian dia menjadi bertambah gemuk. Kulit wajah kusam dan berjerawat. Tapi tetap saja dia belum juga berbadan dua, karena memang hasil pemeriksaan Dokter menyatakan jika salah satu indung telurnya bermasalah.
Dan sudah 3 bulan belakangan sikap suaminya mengalami perubahan drastis. Lebih dingin dan seolah berjarak.
Tapi, meskipun begitu Hana masih bersikap lembut dan memaklumi Adam. Menganggap mungkin suaminya memang sangat sibuk di kantor sehingga setiap pulang kerja selalu mengaku kelelahan. Sehingga sudah 3 bulan ini Hana tidak pernah disentuh Adam. Adam selalu tidur membelakangi Hana, tidak ada pelukan atau kecupan. Semua sudah terasa jauh berbeda.
Tapi, dijatuhkan talak hanya karena dia datang mengantar makan siang. Bukankah itu sudah sangat berlebihan. Apalagi ucapan jika Hana sengaja ingin mempermalukan dirinya di kantor.
"Sudah pergilah, jangan banyak drama. Aku malu punya istri yang tidak pandai merawat diri, tapi sekarang kamu bukan lagi istriku. Jangan pernah memperlihatkan wajahmu lagi."
Usai mengatakan kalimat yang menyakitkan, Adam menendang rantang dengan kencang. Hingga panci yang terbuat dari alumunium itu terpental jauh dan jatuh tepat di kepala seseorang.
Kluntanggg...
"Bangsat!" Umpat seorang laki-laki naik motor sport berwarna merah terang tanpa menggunakan helem.
Pria yang berpenampilan ala preman itu turun dengan wajah garangnya.
"Kamu ya yang sudah menendang panci rantang hingga mengenai kepalaku?" Ucap pria dengan badan penuh tatto dan rambut panjang sepundak.
"Tidak... Bukan aku." Jawab Hana dengan mata sembab berwarna merah.
"Lah... Aku yang ditimpuk, malah dia yang nangis. Konyol sih... Hahaha..." Dia tertawa tapi setelahnya berhenti ketika Hana semakin tergugu.
"Ehh... Sorry... Sorry... Jangan nangis lagi di pinggir jalan begini. Bisa gawat kalau dilihat orang, dikiranya aku mau memperkosa kamu." Ucap Pria itu terlihat panik.
Padahal tadi dia sengaja memelankan laju motornya karena ada panggilan telepon. Belum juga diangkat ponselnya, tapi kepalanya sudah kena timpuk. Dan sekarang dia seolah tersangkanya.
"Tolong, bolehkah bawa aku pergi?" Ucap Hana dengan bibir bergetar. Karena tidak tega dan takut dikeroyok warga dikira dia penjahat. Mau tidak mau pria itu menyuruh Hana naik ke motornya.
"Kamu mau diantar kemana?" Tanyanya.
"Antar saja ke Taman Kota. Aku ingin mendinginkan pikiranku dulu." Jawab Hana setelahnya motor melaju.
Setelah beberapa menit menembus kemacetan, di sinilah Hana berada sekarang. Duduk diam di kursi Taman, sedangkan pria itu menyaksikannya dari motornya yang diparkir di kejauhan.
"Lah dia minta diantar ke Taman buat lanjut menangis, aneh!" Meskipun begitu justru pria itu turun dari motor lalu mendekati Hana yang masih menangis sesenggukan.
"Aku tidak punya tissu, hanya ada sapu tangan." Ucapnya tulus, sambil mengulurkan tangan yang memegang sapu tangan berwarna biru langit.
"Aku tidak tahu permasalahanmu apa, tapi menangis di tempat umum seperti ini tidak baik untukmu. Jika terlihat oleh orang yang membencimu, maka kamu akan ditertawakan dan dijadikan bahan gunjingan mereka."
"Sebaiknya kamu pulang, renungi masalahmu dan cari solusi yang terbaik. Jangan mau kalah dengan ketidak adilan, dan jadilah dirimu sendiri." Ucap pria itu bijak, meskipun tampangnya preman tapi hatinya lembut.
"Ini kartu namaku, kamu boleh menghubungiku jika suatu hari butuh bantuanku. Tapi rahasiakan identitasku, karena aku masih ingin bersenang-senang."
Setelah itu, dia langsung pergi. Meninggalkan Hana yang terdiam membeku. Sapu tangan dengan aroma parfum mahal dan bordir inisial nama membuat kain itu terlihat mewah.
"Langit Jagadya Marva, CEO Marva Grup. tempat Adam bekerja?" Gumamnya.
"Astaga, jadi dia putra tunggal pemilik perusahaan yang selama ini selalu bersembunyi di balik layar?"
Ya, Hana tahu nama Langit tapi tidak pernah tahu orangnya. Karena dulu saat dia bekerja sebagai sekretaris pribadi Tuan Angkasa Marva, bosnya itu sering terdengar marah dengan yang namanya Langit.
"Dia memang tidak mirip CEO, dia lebih cocok menjadi ketua gangster pembalap liar." Ucap Hana terkekeh sambil mengusap air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Reni Septianing
awal cerita yang cukup menarik buat pembaca kak outhor. lanjut up yang banyak ya😍
2025-10-27
2
Aksara_Dee
gara-gara antar rantang makanan? tega sekali
2025-10-28
1
Aksara_Dee
kesempatan kamu balas dendam Hana 👍
2025-10-28
1