Azura Eliyena, seorang anak tiri terbuang. Ibu dan Ayahnya bercerai saat usia Azura masih tiga tahun. Bukan karena ekonomi, melainkan karena Ibunya tak sudi lagi bersama Ayahnya yang lumpuh. Ibunya tega meninggalkan mereka demi pria lain, hidup mewah di keluarga suami barunya. Menginjak remaja, Azura nekat kabur dari rumah untuk menemui Ibunya. Berharap Ibunya telah berubah, namun dirinya justru tak dianggap anak lagi. Azura dibuang oleh keluarga Ayah tirinya, kehadirannya tak diterima dan tak dihargai. Marah dan kecewa pada Ibunya, Azura kembali ke rumah Ayahnya. Akan tetapi, semua sudah terlambat, ia tak melihat Ayah dan saudaranya lagi. Azura sadar kini hidupnya telah jatuh ke dalam kehancuran. Setelah ia beranjak dewasa, Azura menjadi wanita cantik, baik, kuat, tangguh, dan mandiri. Hidup sendirian tak membuatnya putus asa. Ia memulai dari awal lagi tuk membalas dendam pada keluarga baru Ibunya, hingga takdir mempertemukannya dengan sepasang anak kembar yang kehilangan Ibunya. Tak disangka, anak kembar itu malah melamarnya menjadi Istri kedua Ayah mereka yang Duda, yang merupakan menantu Ayah tirinya.
“Bibi Mackel… mau nda jadi Mama baluna Jilo? Papa Jilo olangna tajil melintil lhoo… Beli helikoptel aja nda pake utang…” ~ Azelio Sayersz Raymond.
“Nama saya Azura, bukan Bibi Masker. Tapi Ayah kalian orangnya seperti apa?” ~ Azura Eliyena.
“Papa ganteng, pintel masak, pintel pukul olang jahat.” ~ Azelia Sayersz Raymond.
“Nama kalian siapa?”
“Ajila Ajilo Sales Lemon, Bibi Mackel.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30. ANAK TIRI TERBUANG MENJADI ISTRI TANGGUH DUDA KILLER | MASIH VIRGIIN
Suasana sarapan di rumah Joeson pagi ini terasa berbeda. Tak ada celoteh-celoteh si kembar atau perdebatan Azura dan Joeson. Meja makan hanya diisi oleh suara denting sendok dan garpu.
Si kembar saling berpandangan merasa bingung. Ayah dan ibu mereka yang biasanya tak pernah kehabisan kata-kata, kini terdiam. Kemarin suara mereka masih nyaring di telinga si kembar. Tapi sekarang, kenapa mereka hanya diam? Tatapan Joeson dan Azura tampak kosong, seolah pikiran mereka berada di tempat lain. Meja makan yang biasanya hangat, kini terasa dingin dan canggung.
Setelah sarapan, Azura dan si kembar bersiap berangkat ke sekolah. Sebelum Hansel datang, Azura mengecek tas dan ponselnya lebih dulu. Untungnya rekaman suara Calsa dan Elvan masih tersimpan aman. Berdiri di samping Joeson, Azura kini merasa gugup. Begitu pula Joeson. Mereka berdua sama-sama diliputi kecanggungan yang tak terucapkan.
“Papa…” panggil Azelia, memecah suasana.
“Hmm, kenapa? Ada yang ketinggalan?” tanya Joeson menunduk ke arah Azelia yang berdiri di sisi kanannya.
Azelia menggeleng pelan. “Papa, napa nda bisala? Biasana tengkal sama Mama dulu. Papa saliawan kaya Mama Jula ya?” tanyanya menatap Azura dan Joeson bergantian.
“Papa lagi sakit gigi?” tebak Azelio yang berdiri di sebelah Azura. Ia tak kalah penasaran.
“Tidak, Papa baik-baik saja kok, baby,” jawab Joeson tersenyum paksa sambil melirik Azura yang menunduk di depannya.
“Kalo gitu, Mama Julaaa…”
“Ah, iya?” Azura segera menoleh cepat.
“Mama Jula pelestelna napa nda dibuka?” Azelia menunjuk plester di pipi ibunya. “Saliawan na belum sembuh ya, Mama?” tanyanya polos.
Azura menyentuh plester di pipinya. “Su-sudah sembuh, cuma masih sedikit sakit,” jawabnya tergagap-gagap.
Tampak Azura cemas karena kejadian semalam yang memalukan. Ia memang mabuk parah, tapi ia masih ingat bagaimana dirinya meminta Joeson untuk melayaninya. Terlebih lagi, ia sudah pernah tela’njang di depan suaminya yang jutek itu.
‘Aihh… dia pasti mengira aku ini wanita nakal!’ batin Azura merasa rencananya untuk mengambil hati Joeson akan gagal. ‘Belum dimulai, dia pasti ilfeel duluan,’ lanjutnya menunduk lagi lalu ia tersentak saat Azelio memanggilnya.
“Mama…”
“I-ya… Ji-Jilo panggil Mama?” Ia menunjuk Azelio seolah tak percaya bocah itu akan memanggilnya “Mama” sekarang.
“Iya, Mama hali ini cantik sekali,” puji Azelio sambil tersenyum lebar membuat hati kecil Azura bergetar masih tak percaya bocah itu memanggil dirinya seperti itu. Rasanya air matanya ingin menetes sekarang.
“Oh iya, kemarin Ma-ma lupa bantu kalian kerjain PR sekolah. Maaf ya,” kata Azura mengusap lembut rambut mereka.
“Nda apa-apa, Mama. Pe’el na udah selesai. Papa kemalin bantu Jila sama Kakak Jilo,” jawab Azelia sambil menunjuk Joeson yang tampak pura-pura menelpon seseorang.
Seketika, pandangan si kembar beralih pada luka di lutut Azura yang tak sengaja terlihat gara-gara diterpa hembusan angin.
“Mama, napa lututna di pelestel juga? Mama jatuh kemalin?” tanya mereka.
“I-iya, kemarin nggak sengaja jatuh gara-gara Mama dikejar sama orang jahat,” jawab Azura menarik turun roknya dan menutupi luka kecilnya.
“Dikejal olang jahat? Telus olang jahatna udah ditangkap, Mama?” tanya mereka merasa takut dan cemas.
“Ma-ma tidak tahu, sayang. Tapi kemarin Papa kalian hebat banget. Dia yang tolong Mama dari orang itu,” jawab Azura. Pujiannya pun membuat Joeson tersedak dan terbatuk-batuk.
Uhukk~ Uhuk~
“Tuan, ini airnya.” Azura menyodorkan botol air milik Azelia tapi Joeson menepisnya membuat si kembar kaget melihat tindakan kasar ayahnya.
“Tidak usah pura-pura baik padaku. Kamu hanya membuatku kesal.” Joeson membuang muka dan menjauh sedikit membuat Azura cemberut karena pujiannya tak mempan. Namun aslinya, pria itu tidak kesal. Ia justru malu gara-gara kejadian semalam. Karena itu, ia mencoba menjaga jarak dari Azura dan berharap kejadian semalam dapat ia lupakan.
‘Dipuji sedikit saja langsung marah. Kayaknya aku memang tidak punya harapan…’ batin Azura.
‘Tapi kenapa dia sangat kesal? Apa aku berbuat salah lagi? Apa jangan-jangan waktu mabuk kemarin, aku pukul dia?’ pikir Azura bingung.
“Ahhh… kenapa kacau begini, sih,” desis Azura memegang kepalanya. Rasanya ingin menjambak rambutnya. Namun, ia tersadar ketika si kembar menarik-narik tasnya.
“Mama Jula… nda apa-apa?” tanya mereka.
“Ma-mama tidak apa-apa,” jawab Azura sambil tersenyum tipis.
“Tapi napa lambutna digaluk-galuk gitu?” tanya Azelia bingung, memiringkan kepalanya sedikit.
“Oh ini… kepala Mama gatal, haha…” tawa Azura terdengar bodoh.
“Mama Jula punya kutu ya?”
Uhukk~ Uhukk~
Lagi, Joeson tiba-tiba terbatuk-batuk mendengar pertanyaan tak terduga dari anak kembarnya. Ia mengambil botol air yang tadi ditawarkan Azura, lalu meneguknya dua kali. Matanya yang tajam pun melirik Azura yang tertawa geli tapi tawanya langsung sirna mendengar ucapan suaminya itu.
“Ck, ternyata kutuan…” cetus Joeson membuat Azura mengepalkan tangan.
“Mama tidak punya kutu, Jila,” timpal Azura tersenyum hanya pada Azelia dan Azelio.
“Ya… nih… Jila nakal, Mama Jula cantik masa ada kutu na..? Papa tuh yang ada kutu na,” bela Azelio sambil menunjuk ayahnya tak terima Azura dihina.
“Haha… kalian jangan bertengkar ya,” kata Azura tertawa. Dalam hati, ia senang dan setuju ucapan bocah cadelnya itu.
“Jila becanda, Mama…” ucap Azelia terkekeh.
Lima menit kemudian, sosok yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang. “Yeeah… Om Ancel udah datang. Sini… Mama.. naik mobil na buluan..” seru mereka sambil menarik tangan Azura menuju mobil Hansel. Setelah masuk, Hansel malah keluar mendekati Joeson membuat Azura bingung. Kedua pria itu tampak mengobrol serius.
Hansel datang bukan hanya untuk mengantar si kembar sekolah, tapi juga untuk melaporkan hasil penyelidikannya.
Joeson terlihat manggut-manggut, mengerti apa yang disampaikan Hansel, sesekali melirik ke arah Azura yang duduk di mobil.
“Jadi begitu… dia membuntuti Calsa yang bertemu kekasihnya, tapi dia malah tertangkap, dipaksa minum dan akhirnya mabuk parah, begitu?” ulang Joeson, dan Hansel mengangguk membenarkan.
“Dia terlalu ceroboh melakukannya sendirian. Apa dia tidak memikirkan keselamatannya?” decak Joeson mendengus.
“Tuan, Anda tidak perlu khawatir, Nona Azura tampaknya masih virgiin,” kata Hansel yang juga sudah memastikan bahwa aksi bejjat Elvan untuk merebut kesucian Azura gagal total. Mendengar hal itu, Joeson menajamkan tatapannya.
“Han, saya tidak bertanya tentang kesuciannya,” pungkas Joeson kesal. Hansel pun meminta maaf karena sudah salah paham. Ia mengira Joeson mengkhawatirkan kesucian istrinya, tapi ia salah.
‘Dia masih virgiin? Itu pasti tidak benar. Aku yakin dia pasti sudah pernah melakukan “itu” dengan pria lain sebelum dia bertemu denganku,’ batin Joeson tak percaya.
__________
Coba cek sendiri, siapa tahu masih…
Like, komen, subscribe, vote 🌹
apakah msh bisa marah sama kang joeson
nyari mampus nama ny.
gak jera2 nech si Rmes. udah pernah hampir mm ati di tngan Zander.
sekarang benaran mati di tangan Joeson, 😁😁😁
kutu di skak cewek tomboy Azurra 😀😀😀
up lagi donk
tapi sayang ny yg satu mulai jatuh cinta, yg satu lagi terobsesi. hingga gak peduli kalau yg xewek udah menikah
ori setimal drngan petbuatan ny di mada lalu. dan itu lah karma ny. nebedatin anak hatimau atau buaya, udah besat di terkam ny. dan akhor ny minta tolong ss mm a ansk srndiri