Terikat Hati Suami Green Flag

Kinara duduk sendiri di balkon menatap langit yang penuh dengan gemerlap kembang api.

GLEG!!GLEG!!GLEG!! Ia menelan berkali- kali air soda yang menjadi teman nya malam itu.

"Sudah jam segini, kenapa belum pulang?" gumamnya sedih dan kecewa. Kinara menatap layar handphone, angka jam 00.00 terpampang di layar.

Tak ada kabar lagi dari Aldo sejak pesan terakhirnya jam 6 sore tadi. Ia tak ingin lagi overthinking seperti dulu-dulu. Sejak kejadian terakhir, dia berjanji pada diri sendiri memberikan kepercayaan penuh pada Aldo.

Apapun yang Aldo lakukan diluar, dia percaya Aldo akan bertanggung jawab atas semua yang ia putuskan. Bahkan Kinara tak pernah lagi menghubungi Bryan untuk melakukan tugas-tugas yang dulu pernah ia minta.

Kinara menghela nafas, hatinya hampa, kosong, dan kecewa. Ada rasa mengganjal yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Kinara sudah mentolerir lupanya Aldo dengan hari ulang tahunnya. Tapi sampai hari berganti, Aldo bahkan belum pulang.

Air mata tiba-tiba luruh dipipinya. Ia sebenarnya tak ingin kecewa lagi, tapi ini sudah kelewatan bagi Kinara.

30 menit berlalu, Kinara tertidur dikursi balkon dengan airmata yang sudah mengering. "Tulalit, ceklek."

Aldo masuk dengan tubuh yang lelah, hati yang kacau balau, pikiran membingungkan dan bibir yang masih terasa bekas lipstik Sonya.

Ia ke kamar kembar, kedua putranya tertidur lelap. Lalu melihat sesuatu di atas meja makan. Sebuah kue tart yang sudah terpotong.

Hatinya tersentak, "Astaga!! aku lupa kemarin ulang tahun Kinara," gumamnya lirih. Aldo berlalu ke kamarnya, tapi kosong.

Aldo beralih ke ruang tengah, sepi. Lalu melihat sekilas ada yang tengah bersandar di kursi malas di balkon.

Aldo menggeser pintu dan keluar. Ia melihat Kinara yang terlelap di kursi, ada 2 piring kecil potongan kue tart yang belum sempat tersentuh dan 2 kaleng soda yang sudah terbuka salah satunya.

Hati Aldo seketika sedih, marah, dan merutuki dirinya. "Kenapa bisa lupa, bodohnya kamu Aldo," rutuknya lirih.

"Sayang," panggilnya sambil mencium kening Kinara. Kinara masih tak bergeming.

"Sayang, kita ke kamar," bujuknya lembut. Kinara bergerak terbangun, membuka mata dan menatap Aldo yang membungkuk dihadapannya.

"Kenapa baru pulang?" tanya Kinara sedikit Kesal.

"Maaf sayang, menunggu semua pulang baru aku pergi," jawab Aldo asal.

Kinara beranjak sambil menghela nafas dan berlalu begitu saja. Aldo membawa masuk kue tart dan soda ke dalam dan meletakkan nya di dalam kulkas.

Aldo menghampiri Kinara yang berbaring diatas ranjang. Kinara mencium bau parfum yang pernah ia cium sebelum nya tapi bukan parfum yang Aldo pakai.

"Apa kamu bersama Sonya?"

DEG!!

"Oh iya, dia kebetulan mampir ke kantor ikut acara tahun baru dikantor," jawab Aldo jujur.

Kinara memicingkan mata, 'kalau bau parfum sampai ada ditubuh Aldo pasti mereka berada di jarak dekat. Apa mereka berciuman lagi?' batin Kinara bertanya-tanya dalam hati.

Aldo menunduk mengalihkan pandangannya dari tatapan Kinara yang curiga. "Maaf sayang, aku lupa ulang tahun mu. Aku terlalu sibuk mengurus laporan untuk kantor pusat," ujar Aldo sambil memelas.

"Hem..cuma ulang tahun, memang tidak terlalu penting," jawab Kinara dingin.

"Siapa bilang tidak penting? bagiku penting hanya aku lupa. Bagaimana besok kalau kita bawa anak-anak jalan?" ajak Aldo membujuk.

"Terserah," jawab Kinara malas lalu berbalik dan menutup kepalanya dengan selimut.

Aldo terdiam melihat Kinara memunggunginya dan bersikap dingin. Pikirannya makin kalut. Penyesalan begitu besar menghantuinya, lagi.

Berbulan-bulan hubungan nya harmonis, dan hanya dalam beberapa jam ia berhasil mengacaukan keharmonisan itu. Aldo terlena sampai lupa menjaga diri dan menjaga perasaan Kinara.

Kalau bukan karena ledakan kembang api di langit, Aldo dan Sonya mungkin masih bertaut bibir. Melupakan Kinara yang menunggunya dengan kecewa di balkon apartemen, sendirian.

Harusnya malam ini jadi malam romantis dan bahagia untuk Kinara seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi Aldo benar-benar menyia-nyiakan momen itu.

Yang ada Aldo justru menyuguhkan kekecewaan dan kesedihan untuk istrinya. Ia berpikir keras mencari cara membujuk Kinara besok.

'Apa yang harus aku lakukan?' tanyanya dalam hati. Aldo mengambil handphone membuka situs pencarian lalu mengetik, 'cara merayakan ulang tahun pasangan yang kesal karena lupa' lalu menekan 'cari'

Berbagai tips muncul di layar. Aldo membacanya perlahan melihat tips yang cocok untuk karakter Kinara.

***

Sonya menunduk bersandar diatas setir mobilnya, ia masih merasa kesal dengan kebodohan yang ia lakukan pada Aldo tadi.

"Kenapa aku tiba-tiba menciumnya lagi? Dia pasti akan menghindar sekarang. Ah bodoh nya kamu Sonya," rutuknya dalam hati.

Padahal dia sudah berbulan-bulan mendekati Aldo mencari perhatiannya. Ia tahu betul sikapnya itu salah, tapi semenjak berita soal Kinara mencuat ia bertekad bagaimana pun kondisi pernikahan Aldo ia ingin dekat dengan Aldo.

Bukan tanpa sebab ia ingin membuka hati untuk Aldo, tapi berharap bisa menjadi orang terdekat nya meski bukan seorang istri. Jadi sahabat nya saja sudah membahagiakan Sonya.

Tapi dalam beberapa jam, Sonya memupuskan usahanya selama ini. Apalagi mengingat reaksi Aldo yang tiba-tiba mendorong tubuhnya saat mereka sedang berciuman dan menyuruhnya pulang .

Sonya terlalu terbawa suasana sampai melakukan hal yang membuat Aldo terkejut.

Sonya menyalakan tombol start dan melajukan mobilnya di jalan. Ia ingin segera sampai di apartemennya dan tidur untuk melupakan semua kebodohan nya tadi.

***

Anindya sudah sampai di kosnya beberapa jam lalu, tapi ia tak bisa sama sekali memejamkan mata.

Saat ia mencoba memejamkan mata, bayangan yang ia lihat dikantor tadi terus melintas.

"Bagaimana bisa pak Aldo dan Nona Sonya melakukan itu? Ini benar-benar masalah besar," gumamnya lirih.

"Aku harus melakukan apa? Kalau menceritakannya pada Bu Kinara pasti akan ada pertengkaran lagi. Kalau menceritakannya pada pak Aldo pasti aku akan diancam, begitu juga dengan nona Sonya. Aaah kenapa aku melihatnya tadi? Ini benar-benar menyesakkan," gumamnya kesal.

Anindya mencoba memejamkan mata lagi, berusaha untuk tidak mengingat kejadian itu. Ia berbalik mencari posisi nyaman untuk tidur. Menyalakan musik relaksasi, memakai penutup mata. Sampai akhirnya ia tertidur.

***

Tanggal 1 Januari 2032

Pagi cerah di apartemen Aldo. Ia bangun pagi-pagi menyiapkan roti lapis untuk bekal piknik yang ia rancang tadi malam.

Kembar sudah mandi, berdandan rapi dan wangi, bersiap menyambut Kinara yang masih tertidur dengan 2 bucket bunga yang disiapkan Aldo dari kebun bunga apartemen.

Untung saja security mengijinkannya meminta beberapa petik bunga setelah Aldo membujuk dan meyakinkan mereka kalau ini untuk membujuk Kinara.

Aldo sendiri sudah berpakaian rapi siap menyambut Kinara dengan Kue tart baru yang ia beli pagi-pagi sekali.

"Memang papa pulang jam berapa sampai membuat mama semarah itu?" tanya Armand dengan wajah bertekuk. Ia sendiri merasa kesal saat Aldo menceritakan situasinya.

"Hampir jam 1 Nak, hehe," sahut Aldo sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Armand paling kesal kalau melihat mereka bertengkar. Padahal usianya masih 5 tahun, tapi sikap kritisnya sudah terlihat sejak kecil.

"Makanya kalian harus bantu Papa membujuk mama merayakan ulang pagi ini. Terus yakinkan Mama supaya mau ikut kita jalan-jalan ke taman hari ini ya," minta Aldo memohon.

"Pa, Arnold bangunkan Mama sekarang ya, nanti kesiangan," ujar Arnold.

Aldo mengangguk, "Iya terus ajak Mama keluar kamar ya," sahutnya.

Arnold masuk ke kamar. "Mama bangun, sudah siang ayo kita jalan-jalan." Arnold menggerakkan tangan Kinara.

"Heemm...kamu bangun pagi sekali sayang?" tanya Kinara sambil menggeliat. Ia tertegun melihat Arnold yang sudah berpakaian rapi.

"Mau kemana?" tanya Kinara heran. Arnold menarik tangan Kinara menuju pintu.

"Selamat Ulang Tahun Mama!!" teriak mereka bersamaan. Kinara melongo melihat Aldo memegang kue tart baru dengan banyak lilin kecil diatasnya, dan Armand yang memegang bucket bunga dengan senyum nya yang menawan.

Kinara tersenyum luluh melihat usaha Aldo. "Terima kasih sayang mama semuanya," ujar Kinara.

Arnold menarik tangan Kinara mendekat pada kue tart yang dipegang Aldo." Ayo ma, tiup lilinnya."

HUUFT

Api di lilin padam dalam sekali tiup, "Yeeaaay..selamat ulang tahun mama," teriak mereka lagi.

Kinara menatap Aldo dengan senyum haru tapi juga kesal. "Selamat Ulang tahun sayang, Maaf untuk semalam."

Aldo mengecup kening dan bibir Kinara, berharap bujukannya berhasil. Armand dan Arnold spontan menutup mata mereka dengan bucket bunga karena akan tahu apa yang akan terjadi setelah nya.