BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.
*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Perasaan Cia
0o0__0o0
Restoran mall jakarta jam 17.00 Sore...!
Setelah melakukan fitting baju pengantin dan keliling mall, Cia dan Ery memutuskan untuk singgah ke restoran, guna melepas rasa penat dan lelah.
Cia duduk di hadapan Ery, tangan-nya mengaduk sedotan yang ada di dalam gelas minuman-nya. Wajah-nya Terlihat lelah, resah dan bingung.
"Ery, menurut kamu sikap dan kelakuan aku salah dan keterlaluan gak sih ?" Tanya Cia tiba-tiba.
Ery menatap sahabatnya itu dengan tenang, "Gini ya Cimut, gue gak ada nge-hujat Lo untuk berhubungan dengan siapapun. Tapi di sini Lo jelas salah, jatuhnya Lo itu berkhianat sama cowok Lo." Jawab-nya jujur.
Cia meng-hembuskan nafas'nya dalam-dalam, "Kamu benar Er, aku berkhianat. Gak seharusnya aku dekat sama Aksa saat aku sangat sadar punya kekasih." Cia meminum jus-nya.
"Tapi aku juga tidak bisa menjauhi Aksa, setiap aku melangkah menjauh maka Aksa akan menemukan cara untuk menarik ku kembali. Dan aku tidak bisa menolak itu." Sambung-nya gusar.
Ery mendengar itu, lalu kepala-nya menoleh ke kanan dan ke kiri. Lalu berkata dengan serius, "Cimut, Lo pikir-pikir dulu mana yang baik buat Lo. Sebelum Lo masuk lebih dalam lagi ke kehidupan Aksa. Maksud gue, sebagai temen gue gak mau Lo salah pilih dan berakhir sakit hati nanti-nya." Saran-nya.
Cia mengangguk lesu, "Iya Er, Kamu benar. Aku akan pikir-pikir lagi." Jawab-nya tidak yakin.
Cia bingung sama diri-nya sendiri, kenapa di saat bersama Aksa dia begitu lemah dan gampang masuk ke dalam pelukan-nya. Dia tidak mampu menolak kehadiran Aksa, laki-laki itu benar-benar berhasil merobohkan tembok tinggi yang Cia bangun selama ini.
Cia tidak bisa menyangkal lagi, bahwa Aksa berhasil mengacak-acak hati dan pikiran-nya. Kini antara Aksa dan Satya seolah-olah sedang berlomba untuk mengacak-acak hidup-nya.
Namun yang pasti saat ini, Cia mulai ragu dan bimbang dengan perasaan-nya sendiri. Apa dia beneran suka sama Aksa seperti dia menyukai kekasih-nya atau hanya sekedar nyaman dan mulai terbiasa akan kehadiran-nya.
Tapi di lihat dari apa yang terjadi, mereka sudah terlalu sering melakukan hal vulgar. Dan Cia sadar itu, malahan dia sangat menikmati saat-saat bersama Aksa. Sentuhan-nya, perhatian-nya, cara dia berbicara dan segala keposesifan-nya.Cia tidak pernah keberatan dengan semua itu.
Lagi dan lagi Cia meng-hembuskan nafas'nya dalam-dalam, seolah dia sedang berdiri di tengah-tengah tepi jurang. Ery juga ikut resah melihat sahabat-nya itu.
"Jawab gue dengan jujur, Lo mulai menyukai Aksa ? Dan apa rasa Lo sama Satya masih sama seperti dulu atau sudah berkurang ?" Tanya Ery serius. Menata Menelisik Cia.
Cia diam menunduk dalam, tangan-nya memainkan sedotan dan meng-gigit kuat bibir dalam-nya. Seolah sedang menayangkan pertanyaan itu pada hati-nya sendiri.
"Aku bingung, Ery. Mungkin aku hanya terbiasa dan sekedar nyaman dengan Aksa." Jawab Cia menatap Ery ragu-ragu.
"Dan Satya, meskipun hubungan kami selalu di tentang oleh keluarga-nya karena beda kasta. Bahkan keluarga-nya sering menghina dan mencaci aku, namun aku tetap menyayangi-nya dengan sepenuh hati." Sambung-nya gusar.
Ery jadi ikut pening memikirkan masalah percintaan sahabatnya itu, "Apa Lo benar-benar tidak punya rasa sama Aksa, walupun hanya sedikit saja ?" Tanya Ery memastikan.
Cia menatap Ery gusar, namun dari sorot matanya ada binar saat nama Aksa di sebut-sebut. "Enggak." Jawab-nya tidak yakin.
Cetak..!
Ery mendengus greget, lalu menyentil kuat kening Cia. Seolah ingin menyadarkan isi pikiran-nya sendiri.
Cia langsung mengusap keningnya yang berdenyut, ''Kok kamu malah nyentil aku sih, Ery ?" Ujar-nya cemberut.
"Itu karena Lo bodoh." Saut-nya greget. Cia semakin cemberut mendengar'nya.
Ery yakin 200% bahwa sahabat-nya itu mulai ada rasa sama Aksa, namun dia tidak menyadari-nya atu mungkin dia masih menyangkal-nya.
"Kalian sudah makan-nya ?" Suara berat Bastian menyela.
Bastian berjalan di ikuti oleh Aksa, mereka baru kembali entah dari mana dan ngapain. Yang pasti baju mereka berdua berbau asap rokok.
Kini mereka berdua sudah duduk di tempatnya masing-masing. Aksa mengelus lembut pucuk kepala Cia di sertai senyum tipis. "Kenapa cemberut, Hem ?" Tanya-nya.
Cia membalas tatapan Aksa dengan dengan wajah masam dan bibir manyun. "Ery tadi nyentil kening aku kencang, sampai nyut-nyutan." Adu'nya sebal.
Aksa Menelisik wajah Cia sambil berbicara lembut, "Sini, biar aku lihat...''. Cia langsung memajukan wajah'nya tanpa ragu.
Aksa langsung mengusap kening-nya yang memang memerah dengan lembut. Lalu mengecupnya singkat tanpa ragu-ragu.
Cup..!
"Sudah aku kasih obat mujarab, sudah tidak sakit lagi kan ?" Katanya lembut. Cia langsung mengangguk dengan wajah memerah, di sertai jantung jedag-jedug.
Mereka berdua sudah merubah cara panggil, setelah kejadian panas di sofa apartemen Aksa.
Ery yang melihat itu hanya merotasikan matanya malas, melihat ke uwuhan mereka. "Dasar Bocil, ngakunya tidak. Tapi fakta di depan mata berkata iya." Sindir'nya.
Cia cemberut lagi, melirik sinis ke rah Ery. kalau menatap ke arah Aksa dan mengadu. "Aksa, Lihat tuh..dia jadi nyebelin saat sedang hamil. Suka nindas aku."
Aksa tersenyum tipis, Ia sangat berbunga-bunga saat melihat Cia mengadu manja. "Mungkin, dia lagi nyidam, Little Bunny." Ujar-nya gemas.
Mata Cia langsung membola lebar, Ia langsung menatap cepat ke arah sahabatnya itu. "Bener Er, kamu lagi nyidam ?" Tanya-nya serius.
"Iya, nyidam pengen getok pala Lo." Saut-nya geram.
Cia langsung memajukan wajah'nya ke arah Ery, "Ya udah, nih cepat getok, Ery. Biar dedeknya nanti tidak ileran." Kata-nya antusias.
"Gak minat, gue lagi pingin nonton bioskop aja." Kata Ery sebal, bercampur gemas.
Cia langsung menarik mundur kepala-nya, menatap Ery Cengo. Mata'nya berkedip-kedip lucu. "Loh...cepat banget berubah-nya. Ujar-nya polos.
"Pssttt...hahaha.."
Bastian langsung menyemburkan tawan'nya yang sedari tadi dia tahan-tahan. Sedangkan Aksa mengulum bibirnya guna menahan tawanya agar tidak ikut meledak.
Cia langsung menatap julid ke arah Bastian, "Dedek bayi lagi pengen nonton bioskop, kenapa kamu malah ketawa ? Dasar bapak tidak ada akhlak." Semprot Cia sebal.
Cia langsung berdiri dan menghampiri Ery, "Ayo, Kita nonton bioskop ber-tiga saja. kita tinggalin dua cowok itu." Ajak-nya cepat.
Ery hanya terkekeh kecil kecil, tak ayal dia ikut berdiri dan langsung berjalan mengikuti tarikan tangan lembut Sabahatnya itu. Dan meninggalkan Bastian sama Aksa di belakang.
"Anjir, kita beneran di tinggal, Coy." Ujar Bastian.
0o0__0o0