NovelToon NovelToon
CIZA_Pergaulan Bebas

CIZA_Pergaulan Bebas

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Selingkuh / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem / Fantasi Wanita
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.

*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Gagal

0o0__0o0

Jefri yang tadinya Ingin ke toilet, memutar arah menuju ke ruangan tempat biasa yang di jadikan kumpul oleh geng-nya. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat sahabat-nya yang biasa anti perempuan sedang meng-gagai seorang perempuan.

Jefri langsung mengunci pintu-nya biar tidak ada masuk ke dalam, "Wow, apa yang merasuki tubuh Lo, bro ? Tiba-tiba mem-bawah cewek ke dalam sini." Goda-nya.

Jefri tidak mengetahui bahwa tubuh yang ada di bawah kukungan teman'nya adalah Cia.

Jefri yang memiliki jiwa kepo tinggi langsung mempercepat langkah-nya menuju ke arah sofa. Dimana sahabat-nya lagi asik menghisap pucuk dada Cia.

Hingga akhirnya Jefri Berdiri kaku dengan wajah yang terlihat sangat syok. "Anjing, ngapain dedek gemes Lo Rav ?" Sentak-nya emosi.

Jefri langsung menarik bahu Rava sampai terjungkal ke lantai dan itu jelas memancing emosi Rava. "Jangan ganggu gue bangsat." Sentak Rava emosi.

Rava mencoba bangun dengan sempoyongan, Ia melangkah ke arah Cia kembali namun Jefri segera menahan tubuh'nya lalu memberi pukulan keras.

BUG..!

Jefri menonjok rahang Rava hingga terjatuh ke lantai, Rava yang di pengaruhi obat perangsang jelas tidak punya kekuatan untuk melawan Jefri.

Tubuh'nya panas dan lemah, yang saat ini dia inginkan hanya meng-gagai perempuan. Dan menuntaskan hasratnya yang sudah berada di ujung.

Jefri jongkok, memegang pundak Rava kuat. Tatapan'nya menyalang tajam, "Lo sadar gak ? cewek yang Lo gagai itu siapa, huh ?" Sentak-nya emosi.

Rava memijit pelipis'nya yang semakin berdenyut nyeri dengan kepala meng-geleng pelan. "Panas Jef, gue butuh perempuan."

"Ya, tapi jangan Cia. Anjing ! Lo mau di bunuh Aksa, huh ?" Geram Jefri emosi.

Rava yang lagi terpengaruh obat jelas tidak bisa mencerna ucapan sahabat-nya itu, yang dia rasakan saat ini hanyalah rasa panas dan kehausan akan sentuhan.

"Sialan, siapa yang ngasih Lo obat, Huh ? Trus kenapa Cia ada di sini ? Brengsek..!" Jefri emosi bercampur panik.

Jefri segera memapa Rava menuju kamar mandi dan meletakkan di bawah guyuran air shower dingin. Pemuda itu nampak kalut dan panik karena ini bisa merusak persahabatan mereka yang sudah terjalin sejak masih piyik.

"Lo, tunggu di sini dan jangan kemana-mana. Gue harus segerah ngurus Cia sebelum Aksa selesai tanding." Ujar-nya tegas.

Rava duduk di lantai sambil mengangguk singkat, Pikiran-nya sedikit sadar mencerna ucapan Jefri yang sudah melengang pergi dari kamar mandi.

"Jadi itu Cia ?"

"Brengsek."

BUG..!

BUG..!

Rava menonjok lantai kamar mandi dengan sekuat tenaga, untuk menyadarkan diri-nya sendiri. Rasa sesal dan rasa bersalah mulai menggerogoti hati-nya.

"Sial, kenapa bisa dia ada di sini malam-malam. Aksa tidak mungkin mem-bawah Cia ke tempat seperti ini." Rava mulai menerka-nerka.

"Ada yang gak beres, Gue harus segera cari tau."

Tatapan Rava menajam ke depan, mirip singa jantan yang siap menerkam mangsa-nya. "Siapapun Lo yang mencoba main-main dengan gue. Akan gue buruh sampai dapat."

0o0__0o0

Di dalam ruangan itu Jefri gegas memunguti piyama Cia yang berserakan di lantai. Cowok itu sangat panik dan khawatir karena takut ketahuan oleh Aksa.

Jefri Berdiri di samping Cia dengan tubuh membeku kaku, tatapan mata-nya Menelisik tubuh Cia dari atas sampai bawah.

Glek..!

Jefri menelan ludah'nya kasar, mau bagaimana juga dia cowok normal. Apalagi suka main celup sana celup sini, di suguhi pemandangan yang menggiur-kan jelas saja tubuh-nya bereaksi.

"Ah ilah, Lo bener-bener bikin gue susah, Cil." Frustasi Jefri.

Tangan-nya menarik pelan bra Cia yang tersigap ke atas, hingga kembali menutupi Skuisi kembar-nya. Tanpa menyentuh kulit Cia sedikit pun.

Tubuh Cia benar-benar meng-goda iman para kaum buaya bagi siapa saja melihat-nya. Putih mulus, montok, penuh jejak merah hampir di seluruh tubuh-nya.

Rava benar-benar liar, mulut-nya menjelajahi bagian depan tubuh Cia sampai penuh dengan jejak merah. Beruntung ada Jefri yang meng-gagalkan-nya aksi Rava.

"Lagian ngapain sih bocil kayak Lo kemari ? Lo di gondol demit apa gimane ? Tiba-tiba nongol di mari tanpa di undang." Gerutu-nya.

Tangan Jefri dengan gemetar memakaikan baju piyama ke tubuh Cia, lalu mengancingkan sambil beristighfar dalam hati.

"Nyebut Jef...nyebut. Ingat Aksa. Lo bisa di gorok Jika sampek Aksa tau." Guman'nya.

"Argh..Sial. Mana Junior gue udah bangun lagi." Umpat-nya.

Iman Jefri benar-benar di uji kali ini, untung dia bisa menahan-nya sekuat tenaga. Karena dia takut di bunuh oleh Aksa.

"Tinggal pasang celana'nya Jef. Tahan ini ujian." Guman'nya.

Tangan Jefri dengan gemetar mulai memasang-kan celana tidur Cia sampai terpasang sempurna.

"Hah...! Selamat." Jefri mengelus dada'nya lega.

Jefri menatap wajah polos Cia yang masih pingsan, bibir-nya sangat membengkak parah. "Ini kalau sampai Aksa tau bisa ngamuk tujuh tanjakan tuh orang." Guman'nya bergidik ngeri.

Jefri segerah meng-gendong tubuh Cia ala koala, sebelum pergi dia teriak ber-pamitan pada Rava yang masih berada di dalam kamar mandi.

"RAV, GUE PERGI DULU. LO URUS SISA-NYA, SEKALI NINA-NINU LO MALAH BIKIN SUSAH ORANG. ANJING ,!"

Dari kamar mandi Rava jelas bisa mendengar suara Teriak-nya yang meng-gelegar memenuhi seluruh ruangan.

0o0__0o0

10 menit kemudian Aksa dan yang lainnya memasuki ruangan dengan langkah tenang. Hingga tiba-tiba Lexa nyelatuk yang bikin Rava menaruh curiga.

"Loh..Rav. Kok Lo sendirian ? Ceplos-nya. Lexa langsung menormalkan wajah'nya yang terkejut.

Rava duduk tenang di atas sofa sambil menghisap rokok yang terselip di sudut bibir-nya, Tatapan mata-nya menajam ke arah Lexa.

"Memang-nya seharus-nya gue sama siapa ?" Tanya-nya dingin.

Lexa gelagapan dan Rava jelas bisa menangkap perubahan sikap-nya itu. Aksa ikut memperhatikan mereka berdua dengan alis terangkat tinggi.

Lexa jelas gelapan di tatap begitu intens oleh Rava, namun gadis itu berusaha terlihat biasa saja. "Maksud gue itu di mana Jefri ? Bukanya seharus-nya dia sama Lo." Alibi-nya.

Rava diam tidak menjawab, cowok itu tetap santai menghisap rokok-nya. Namun tatapan matanya tidak lepas mengarah pada Lexa.

"Ada apa ini ?" Tanya Aksa datar. Ia jelas bisa merasakan ketegangan di dalam ruangan ini.

Bastian dan Ery juga bisa merasakan hal yang sama, hingga akhirnya mata Ery tertuju pada Hp yang ada di pojok sofa.

Ery menyipitkan mata'nya untuk memperjelas penglihatan-nya bahwa Ia tidak salah lihat. "Loh, itu bukan-nya Hp Cia." Tunjuk Ery.

Rava langsung menyambar Hp yang di tunjuk Ery, lalu memasukkan ke dalam saku Jaket-nya dengan tenang. Tanpa menimbulkan kecurigaan.

"Ini Hp gue. Mata Lo perlu di periksa." Kata Rava datar dan tenang.

Aksa menatap Menelisik wajah Rava dan Ia melihat ada yang aneh. "Kenapa Lo pucet ? Bibir Lo juga biru." Tanya-nya curiga.

"Bener, gue baru sadar. Rambut Lo juga basa. Lo mandi malem-malem ? Celatuk Bastian mem-benarkan.

Mereka semua jelas heran dengan keadaan Rava saat ini, dia terlihat tenang. Namun wajah'nya jelas berbeda dari biasa-nya, lebih dingin, dan sorot matanya terlihat lebih menajam.

"Are you ok ?" Lagi Aksa bertanya. Ia jelas bisa tau ada hal yang terjadi pada teman-nya ini.

Aksa bisa melihat jari-jari tangan Rava yang terluka, seperti habis menonjok sesuatu yang keras. Namun dia tidak mengungkap-kan pada yang lain-nya.

"Hanya insiden kecil, namun berhasil mengusik jiwa harimau gue yang bertahun-tahun tertidur lelap." Jawab-nya datar.

Sorot mata Rava tertuju pada 1 orang yang terlihat panik meskipun di sembunyi-kan dengan apik.

Mereka semua semakin bingung dengan jawaban Rava yang terdengar sangat ambigu dan sulit di pahami. Hingga akhirnya suara ketukan pintu memecah kebingungan mereka semua.

Tok..! Tok..! Tok

Di luar sana berdiri 4 orang bodyguard yang sengaja Rava panggil untuk menjemput-nya. Rava belum 100% baik-baik saja, rasa panas masih menyerang tubuh'nya, namun laki-laki itu menahan-nya.

"Masuk." Ujar Rava singkat.

Dua bodyguard langsung masuk dan dua lagi menunggu di luar. "Mari tuan muda, anda sudah di tunggu tuan besar di rumah." Ujar-nya datar namun sopan.

Rava mengangguk lalu mematikan rokok-nya di atas asbak dengan tenang, namun sorot mata-nya menajam ke arah Lexa. Dan itu jelas membuat Alexa terusik.

"Ngapain Lo natap gue seperti itu ?" Ujar-nya geram.

Rava diam tidak menjawab, Ia berdiri dengan tenang. "Gue cabut dulu." Pamit-nya pada yang lain.

Mereka mengangguk serentak, Rava langsung jalan di ikuti oleh bodyguard di belakang-nya.

"Aneh, tumben banget tuh kulkas 2 di jemput bodyguard ?" Kata Bastian curiga.

Aksa tidak menjawab, dia gegas berganti pakaian tanpa menghiraukan gerutuan teman-nya.

0o0__0o0

Di luar pintu Rava langsung di bopong oleh bodyguard-nya, tubuh-nya benar-benar lemas. Efek obat itu masih terasa jelas menyerang tubuh'nya.

"Minum dulu obat-nya, tuan muda." Salah satu bodyguard memasukkan 1 kapsul ke mulut Rava.

Rava langsung menelan-nya tanpa air minum, "Cek rekaman Cctv satu jam ke belakang." Titah-nya pada dua bodyguard-nya yang lain.

"Siap laksanakan tuan muda." Jawab-nya.

"Cari dan ringkus siapapun yang terlibat." Titah-nya dingin. Sorot mata-nya menajam.

Bodyguard langsung membungkuk sopan, lalu melenggang pergi ke ruang Cctv yang ada di gedung ini. Mereka berdua gegas menyelidiki sesuai perintah.

0o0__0o0

1
PaoLana MaLik
biang kerok tuh lexa, sepertinya lexa cemburu sama cia karena semua sahabat respek sama cia
PaoLana MaLik
siapa tuh yang nyuruh ? jangan jangan sih lexa lagi.
PaoLana MaLik
Lucu banget sih lo cia, pengen gue remes /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Wiwit Widiarti
apa lexa diam2 suka sama aksa ya
Wiwit Widiarti
lexa kenapa kamu jahat banget perbuatanmu itu bisa merusak persahabatan kalian
Nuna Nellys
update tiap hari, jangan lupa kasih bintang 5. thank you /Drool//Drool/
Nuna Nellys
update setiap hari ya say, jangan lupa kasih bintang 5 /Drool//Drool/
November
lanjut
Maulana Abraham
mulai...mulai... terperangkap juga Lo cia
Maulana Abraham
Nah loh CIA, otak Lo mulai berkelana ya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Maulana Abraham
wah bener-bener Lo Aksa, menodai mata polos cia/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Maulana Abraham
wah ternyata Ery sadar diri juga /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Maulana Abraham
Angel wes...angel. cinta tidak di restui./Smug/
Nuna Nellys: semoga tidak terjadi pada kita ya, /Sweat/
total 1 replies
Maulana Abraham
Wkwkwk definisi kembang Deda yang masih kuncup /Sob//Sob//Sob/ aku suka kata-kata Ery
Maulana Abraham
owh, sumpah ya CIA, gue gemes banget sama lo/Sob//Sob/
Maulana Abraham
roman-roman Cia bakalan jadi incaran banyak cowok nih
Maulana Abraham
Sih Ery benar-benar temen laknat
Maulana Abraham
polos banget ternyata cia
Maulana Abraham
emang berat kalau harus tinggal jauh dari anak, semangat CIA /Grievance/
PaoLana MaLik
Bagus thor lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!