Noda Pernikahan

"Mas ini?" Wanita itu menatap sang suami dengan mata berkaca-kaca

"Ini tidak ada apa-apanya dibanding kamu sayang!" Prasetya mengambil kalung itu dari sang istri "Biar mas pakaikan!"

Tari membalik tubuhnya, lewat pantulan cermin ia dapat melihat betapa indahnya kalung itu melingkar di leher jenjangnya

"Terima kasih" Betari benar-benar terharu atas perlakuan suaminya. Terbesit rasa bersalah karena sudah berpikir jika suaminya melupakannya dan ternyata pria itu justru menyiapkan semua ini untuk merayakan ulang tahunnya

"Kita makan sekarang!" Prasetya menggenggam pergelangan tangan sang istri, keningnya mengkerut saat mendapati sebuah gelang melingkar di pergelangan tangan wanita itu

"Ini dari siapa?" Tanya Prasetya saat melihat gelang yang sepertinya dipesan khusus karena terdapat inisial sang istri

"Dari teman" Tak ingin merusak suasana hanya karena sebuah gelang, Prasetya memilih mengangguk

Salahnya karena terlambat, tentu sang istri akan mengenakan hadiah dari orang lain lebih dulu

Keduanya duduk dengan saling berhadapan. Dihadapan mereka tersaji dua porsi steak daging dan gelas berisi soda dan jus jeruk untuk Tari yang tidak begitu menyukai minuman bersoda

Setelah selesai, pintu diketuk dan Prasetya datang dengan dua porsi panna cotta sebagai dessert

"Dansa!" Prasetya mengulurkan tangannya dan disambut oleh Betari dengan meletakkan tangannya diatas tangan suaminya

"Musiknya?"

"Sebentar!"

Sebuah musik romantis mengalun, suasana  malam itu benar-benar membuat keduanya hanyut. Tari melingkarkan tangannya di leher sang suami sedangkan Prasetya memeluk pinggang ramping wanita itu

"Maaf karena sudah membuatmu menunggu" Ucap Prasetya dengan mata yang tak lepas memandangi wajah cantik itu

Tari menggeleng "Aku yang minta maaf karena sudah berpikir kalau mas Pras tidak lagi mencintaiku"

Prasetya mengusap pipi sang istri yang ternoda oleh air mata, lalu satu kecupan ia bubuhkan pada kening wanita itu

"Mas selalu mencintai kamu, bahkan semakin besar setiap harinya"

"Aku tau"

Keduanya kembali bergerak mengikuti irama musik yang mengalun memberi rasa bahagia dihati keduanya

"Kamu cantik!" Betari tersipu, menundukkan wajahnya membuat sang suami tersenyum

Prasetya memegang dagu wanita itu, mengangkat wajahnya lalu mengecup bibir ranum miliknya. Yang awalnya hanya menempel kemudian terjadi lumatan-lumatan kecil yang juga dibalas oleh wanita itu

Musik masih mengalun, bukan lagi mengiringi gerakan dansa karena keduanya sudah terbaring di atas tempat tidur yang ditaburi kelopak mawar yang mulai berserakan di lantai karena kegiatan dua orang diatasnya

Prasetya bangun lebih dulu, memandangi wajah cantik istrinya dipagi hari. Wanita cantik itu masih terlelap, mungkin terlalu lelah

Prasetya menepikan anak rambut yang menutupi wajah cantik istrinya lalu ia sematkan dibelakang telinga

"Kamu masih cantik, sama seperti pertama kali aku melihat kamu waktu itu. Maaf karena sudah melakukan semua ini pada kamu! Percayalah Tari, cintaku tidak pernah berubah bahkan semakin besar setiap harinya. Tolong jangan pernah pergi! Aku bisa kehilangan apapun tapi tidak dengan kamu"

Mendengar gumaman dari seseorang membuat Tari membuka matanya, dan hal pertama yang ia lihat adalah senyum manis suaminya

"Selamat pagi!"

"Pagi! Mas udah bangun dari tadi?"

Prasetya mengangguk "Tapi wajah cantik kamu membuat mas betah disini"

"Gombal" Betari beringsut bangun, lalu memungut gaun malamnya yang tergeletak di lantai

"Aku mau mandi!" Ucapnya sembari mengenakan pakaiannya

"Gimana kalau bareng aja!"

"Nggak ada ya mas! Aku capek banget" Tolak Tari

Suaminya hanya tersenyum saja melihat wanita itu melangkah cepat menuju kamar mandi lalu menutupnya

"Aku mencintai kamu Tari, Sangat!"

Seminggu penuh Zayyan tinggal di gedung apartemen yang sama dengan Prasetya dan istri keduanya. Dengan menyamar, dirinya berusaha untuk mendapatkan bukti perselingkuhan pria itu

Permintaan Tari lewat adu panco tempo hari jelas ia abaikan. Zayyan sudah rapi pagi ini, jelas dengan topi serta masker untuk menutupi wajahnya

Pagi ini dirinya sedikit beruntung karena pada akhirnya Prasetya menginap di tempat ini semalam setelah hilang selama seminggu, Zayyan jelas tau jika selama seminggu ia habiskan bersama Tari. Sungguh pria yang menjijikan pikirannya

"Pagi!"

"Pagi kang!" Zayyan memang berusaha mengakrabkan diri dengan Sabrina selama seminggu terakhir, jadilah keduanya saling menyapa membuat Prasetya mengerutkan keningnya

"Dia siapa?" Tanya Prasetya pada sang istri

"Tetangga baru, baru tinggal seminggu disini" Jawab Sabrina dengan senyum yang tak lepas dari wajah cantiknya

"Jangan terlalu dekat sama dia! Aku nggak suka"

"Iya a, kita cuma saling sapa"

"Ya udah aku kekantor dulu!" Prasetya menyempatkan diri untuk mengecup kening istrinya membuat Zayyan menarik sebelah sudut bibirnya

"Malu a, diliatin orang!" Sabrina tersipu, pipinya jelas memerah saat ini. Didepan sana ada seorang pria dan suaminya malah melakukan ini

"Biarin aja!"

"Waah.. saya sampai iri melihat keromantisan kalian pagi-pagi begini" Zayyan mendekat, setelah memperbaiki topi dan maskernya

"Anda sudah menikah?" Tanya Prasetya mencoba untuk mengakrabkan diri

"Belum! Masih mencari dan belum bertemu yang pas saja" Zayyan mengatakan itu sambil tertawa

"Semoga segera dipertemukan! Memangnya mencari yang seperti apa?" Tanya Prasetya lagi, ya.. dekat dengan tetangga juga tidak salah kan

"Yang seperti nona Sabrina jika ada!" Ucapan itu seketika membuat senyuman diwajah Prasetya luntur "Saya hanya bercanda"

"Bercandanya sedikit tidak lucu" Zayyan tertawa mendengar ucapan Pria itu

"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu! Nona Sabrina, sampai bertemu lagi!" Zayyan tersenyum ramah kearah keduanya lalu berlalu meninggalkan tempat dimana sepasang suami istri itu berada

"Kamu akan kehilangan Tari setelah ini Prasetya!" Zayyan menarik sudut bibirnya lalu mengeluarkan ponsel dari saku kemeja yang ia kenakan, ponsel itu sengaja diletakkan disana dengan kamera yang mengarah pada sepasang suami istri itu

Zayyan melihat kembali hasil video yang ia ambil, disana jelas tergambar bagaimana rumah tangga bahagia yang dijalani Prasetya dan istrinya. Terekam mulai dari Prasetya yang mengecup kening istrinya lalu ungkapan cinta yang terdengar begitu romantis

"Aku akan segera memberikan ini pada Tari!" Gumam Zayyan sebelum terdengar dering telepon

"Ya gue kesana sekarang!" Janji bertemu Tari terpaksa ditunda karena pekerjaan. Selama seminggu memang Zayyan fokus pada profesi mata-matanya sehingga melupakan pekerjaannya di restoran miliknya membuat Jefan jelas kelimpungan

Zayyan baru menemui wanita itu saat jam makan siang, Tari berpikir jika Zayyan menemuinya untuk sekedar mengganggu seperti biasanya

"Ada apa lagi Zayyan?"

"Kamu harus liat ini!" Titah Zayyan lalu mengeluarkan ponsel dari saku jaket kulit yang ia kenakan

"Apa?"

"Bukti perselingkuhan suami kamu!"

"Bukannya aku udah bilang untuk nggak usah usik rumah tangga aku sama mas Pras! Kamu bahkan masih mencoba mencari bukti itu!" Omel Tari yang jelas saja tak didengar oleh pria dihadapannya