NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pendekar

Kembalinya Sang Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Pusaka Ajaib
Popularitas:120.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: biru merah

Seorang pendekar tua membawa salah satu dari Lima Harta Suci sebuah benda yang kekuatannya bisa mengubah langit dan bumi.

Dikejar oleh puluhan pendekar dari sekte-sekte sesat yang mengincar harta itu, ia memilih bertarung demi mencegah benda suci itu jatuh ke tangan yang salah.

Pertarungan berlangsung tiga hari tiga malam. Darah tumpah, nyawa melayang, dan pada akhirnya sang pendekar pun gugur.

Namun saat dunia mengira kisahnya telah berakhir, seberkas cahaya emas, menembus tubuhnya yang tak bernyawa dan membawanya kembali ke masa lalu ke tubuhnya yang masih muda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon biru merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 21. Kota Bunga Mawar

Lin Yan mulai melangkah keluar dari goa tempat tinggalnya. Setelah memastikan semua perlengkapan sudah ia bawa, ia meninggalkan goa itu tanpa menoleh ke belakang.

Dengan ilmu meringankan tubuh yang telah mencapai tingkat tinggi, Lin Yan melesat cepat, melompati dahan demi dahan pohon seolah tubuhnya tak berbobot. Langit masih redup, namun Lin Yan sudah akrab dengan setiap sudut Hutan Kabut Darah. Ia tahu arah mana yang aman, mana yang harus dihindari.

“Kalau tidak salah, di dekat sana ada sebuah desa,” gumamnya sambil terus bergerak cepat di antara pepohonan.

Tak butuh waktu lama, di kejauhan tampak sebuah desa kecil. Lin Yan tersenyum tipis. “Jika aku tidak salah ingat, dari desa itu aku bisa mendapat petunjuk arah menuju tempat kemunculan Kitab Raja Obat…”

Ia pun mengubah arah larinya ke barat, menuju Kota Kematian—tempat yang konon menjadi lokasi munculnya Kitab Raja Obat. Berdasarkan perhitungannya, ia akan membutuhkan waktu sekitar satu minggu perjalanan untuk sampai ke sana.

Hari demi hari terlewati di dalam hutan. Lin Yan terus melaju, hanya berhenti sebentar untuk beristirahat. Memasuki hari keempat, ia tiba di sebuah kota kecil bernama Kota Bunga Mawar.

Melihat gerbang kota, ia memutuskan untuk singgah sejenak guna memulihkan tenaga dalamnya yang sudah banyak terkuras selama perjalanan.

“3 koin perak,” ucap penjaga gerbang dengan nada datar.

Tanpa banyak bicara, Lin Yan mengeluarkan tiga koin perak dari kantongnya dan menyerahkannya. Begitu memasuki kota, pemandangan yang tersaji sesuai dengan namanya—Kota Bunga Mawar benar-benar dipenuhi berbagai jenis bunga, menghiasi sisi-sisi jalan dengan harum yang menenangkan.

Namun suasana tenang itu hanya di permukaan. Dunia tengah berada dalam kekacauan. Sekte-sekte dari aliran hitam mulai bermunculan, sementara konflik antara aliran hitam dan aliran putih sudah mencapai puncaknya.

 Kemunculan harta suci seperti Kitab Raja Obat membuat setiap pertemuan antara kedua aliran berujung pertarungan. Kota-kota kecil telah menjadi arena perang, hanya kota besar yang masih mampu mempertahankan stabilitas.

Lin Yan melangkah masuk ke dalam rumah makan, namun belum sempat duduk, seseorang menabraknya dengan kasar.

“Bajingan! Apa kau tidak punya mata?!” bentak orang itu, suaranya lantang dan penuh kemarahan.

Beberapa pengunjung di rumah makan mulai melirik ke arah mereka. Salah satu dari mereka berbisik, “Kasihan pemuda itu. Dia bertemu dengan orang-orang dari sekte hitam.”

Lin Yan menghela napas pendek. “Bukankah kau yang menabrakku?” jawabnya datar, tanpa menunjukkan emosi.

Ucapan Lin Yan itu justru membuat pria itu makin murka. Wajahnya memerah, genggaman tangannya mengepal. “Berani kau berkata begitu padaku!”

Tanpa peringatan, tinjunya melayang cepat ke arah wajah Lin Yan. Tapi Lin Yan dengan ringan memiringkan kepalanya, menghindari pukulan itu, lalu membalas dengan satu pukulan ke arah perut pria itu. Dentuman kecil terdengar saat pukulan Lin Yan tepat mengenai sasaran. Pria itu membungkuk, terbatuk keras, lalu mundur beberapa langkah dengan wajah merah padam.

Tawa kecil terdengar dari beberapa meja. Rekan-rekan pria itu ikut tertawa, membuatnya semakin marah. Dengan gerakan cepat, dia mencabut pedangnya dari sarungnya dan berteriak marah.

“Keparat! Akan kubunuh kau!”

Dia menyerang dengan ayunan membabi buta, namun Lin Yan tetap tenang. Tubuhnya bergerak ringan, menghindari setiap tebasan. Langkahnya seakan menari di antara bayangan pedang lawan. Setelah beberapa serangan gagal, Lin Yan menyelinap ke sisi pria itu dan dalam satu gerakan cepat, merebut pedangnya.

“Ugh—!” pria itu bahkan tidak sempat bereaksi ketika Lin Yan menggunakan pedangnya untuk menebas lengan kanannya.

“AAARGHHH!!”

Jeritannya memecah suasana rumah makan. Suara kursi bergeser, beberapa pengunjung langsung kabur keluar. Rekan-rekannya yang melihat kejadian itu sontak berdiri dan mengepung Lin Yan dengan wajah penuh amarah.

“Kau berani menyakiti saudara kami!”

Empat orang langsung menyerbu dari berbagai arah. Lin Yan tidak menunggu. Dia mencabut pedang Merah Membara di pinggangnya, tubuhnya menukik rendah dan langsung menyerang lebih dulu.

Teknik Tarian Pedang Laut dilepaskan.

Gerakan Lin Yan cepat dan mendalam. Tubuhnya berputar, pedangnya menciptakan kilatan cahaya perak. Setiap langkahnya terasa ringan namun penuh tenaga. Musuh-musuhnya langsung merasa tertekan.

Dua orang di kanan langsung terdesak mundur, satu orang bahkan kehilangan keseimbangan. Pedang Lin Yan menyapu dari kiri ke kanan, memaksa dua sisanya melompat ke belakang. Tapi Lin Yan tidak memberi waktu untuk bernapas.

Serangan demi serangan dilancarkan, iramanya tak pernah putus. Setiap ayunan membawa kekuatan tajam dan tekanan udara yang menusuk.

Salah satu dari mereka mencoba menusuk dari belakang. Lin Yan memutar tubuhnya cepat, menangkis serangan itu dengan sisi datar pedangnya, lalu menendang keras ke dada pria itu hingga terlempar ke belakang dan menabrak tiang rumah makan.

Dua lainnya menyerang dari kiri dan kanan. Lin Yan menunduk, berputar rendah, dan menghantam lutut lawannya dengan sisi pedangnya. Pria itu roboh dengan teriakan. Lin Yan berdiri, lalu menangkis serangan satu orang tersisa, serangan yang sedikit lebih kuat dibandingkan yang lain.

Ketika situasi makin memanas, terdengar suara berat dari arah pintu.

“Cukup!”

Langkah seseorang masuk, tubuhnya tegap dan aura kuat terasa dari balik jubah hitam yang ia kenakan.

“Kakak seperguruan…” ucap para pria itu serentak. Wajah mereka penuh harapan dan rasa hormat.

Orang itu menatap mereka, lalu beralih ke Lin Yan. “Apa yang terjadi di sini?”

“Dia yang menyerang kami, Kakak!” teriak salah satu dari mereka sambil menunjuk Lin Yan.

“Mereka yang memulai,” jawab Lin Yan tenang. “Menabrakku, menghina, dan mencoba membunuhku. Apa salah jika aku membalas?”

Tatapan pria berjubah hitam itu menajam, lalu menoleh pada adik-adiknya.

“Benarkah itu?”

Para murid ragu, tapi akhirnya mengangguk pelan. “Y-ya…”

Wajah pria itu mengeras. “Meski begitu, kau tetap berani melukai murid Sekte Tengkorak Hitam. Itu berarti kau menantang sekte kami!”

Dia langsung mencabut pedangnya dan menyerang Lin Yan tanpa peringatan.

Serangan cepat dan kuat, aura pedangnya mengandung tekanan dari seorang pendekar tingkat langit. Lin Yan menangkis, terdorong setengah langkah ke belakang. Namun dia langsung menguatkan kuda-kudanya dan membalas dengan tebasan miring ke bahu lawan.

Bunyi benturan senjata memenuhi udara. Benturan demi benturan terjadi dalam sekejap. Rumah makan itu menjadi arena pertempuran. Meja-meja terbelah, genteng mulai runtuh. Orang-orang di luar hanya bisa menyaksikan dari kejauhan.

Lin Yan melompat ke atas, lalu menyerang dari udara, lawannya menangkis sambil mundur ke luar gedung. Mereka kini bertarung di tengah jalan kota. Debu dan bunga beterbangan akibat tekanan serangan mereka.

“Teknik Pedang Darah Iblis!” teriak pria itu, melancarkan rentetan tebasan cepat. Lin Yan menangkis dan melawan dengan Teknik Pedang Api. Serangannya membawa hawa panas, dan aura merah mulai menyelimuti pedangnya.

Lima belas langkah kemudian, lawan Lin Yan mulai terdesak. Nafasnya mulai memburu, dan langkahnya mulai berat.

“Sial! Ternyata mereka menyinggung orang seperti ini!” geramnya dalam hati.

“Sebenarnya aku tak ingin memakai ini… tapi tak ada jalan lain!” Dia menarik napas panjang. “Teknik Pengisap Darah!”

Aura gelap keunguan mulai muncul dari tubuhnya, melingkar seperti asap. Kecepatan dan kekuatannya meningkat tajam.

Lin Yan ikut meningkatkan kekuatannya. “Perubahan elemen,” bisiknya.

Api menyelimuti pedangnya dalam sekejap. Aura yang menyembur dari tubuhnya membuat tanah retak di bawah kaki.

Mereka kembali bertarung, dan kini setiap tebasan terasa seperti gelombang serangan. Pertarungan mereka semakin menggila.

Tiga puluh langkah. Seratus tebasan. Keduanya mulai menunjukkan tanda kelelahan. Tapi Lin Yan masih memegang kendali.

Pria itu mulai goyah. “Dia… dia bisa perubahan elemen?! Tapi… bukankah dia masih di tingkat bumi?!”

Keringat bercucuran di wajahnya. Serangan Lin Yan menghantam tubuhnya dan melemparkannya ke belakang. Dia jatuh terguling dan darah mengalir dari mulutnya.

Lin Yan melangkah mendekat perlahan.

“Berhenti! Jangan bunuh aku! Kalau kau berani menyentuhku, guruku akan mengejarmu sampai ke ujung dunia!”

“Aku tidak peduli,” jawab Lin Yan, lalu menebas lehernya dengan satu serangan cepat.

Tubuh pria itu diam. Matanya terbuka lebar, tak percaya bahwa dia benar-benar mati di kota kecil seperti ini.

Lin Yan menoleh ke kanan. Beberapa murid sekte hitam lainnya masih gemetar melihat kejadian itu.

“Aku sudah membunuh kakak senior kalian,” kata Lin Yan datar.

“J-jangan bunuh aku! Aku akan berikan semua hartaku!” salah satu dari mereka berlutut, tubuhnya gemetar hebat.

“Aku tidak butuh hartamu.”

“J-jadi apa yang kau inginkan?”

“Nyawamu.” Lin Yan langsung mengayunkan pedangnya, dan kepala itu terlempar ke tanah.

1
Kismin Akut
MC kejam tapi masih lemah,bukannya meningkatkan kekuatan malah berpetualang mengejar harta Karun,yang belum tentu di dapat🤔
Nanik S
Emang Neraka yang ganas
Nanik S
Lanjutkan Tor 💪💪💪
Kismin Akut
sudah ada di pendekar bumi ko tingkatan tenaga dalamnya sedikit🤔
Nanik S
Gaaaas Pooool
Nanik S
Apakah Lin Yang bisa keluar dari dalam jurang
Nanik S
Air Panas... siapa tau bisa menyembuhkan luka
Nanik S
Apa Lin Yang akan selamat
Nanik S
Apakah Mata Naga
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Kabut dimanapun berbahaya
Nanik S
Lanjut terus Tor
Nanik S
Mantap sekali Tor
Nanik S
Bantai saja wanita Iblis rambut perak
Nanik S
Tidak adalah penolong untuk sekte Es
Nanik S
Alurnya bagus Tor
Nanik S
Cepat sampai tujuan... sekte Naga Hitam sudah mengincsr
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Harusnya pulihkan dulu Lin Yan
Nanik S
Lanjutkan Tor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!