NovelToon NovelToon
YOTH: The Mystery Laboratory

YOTH: The Mystery Laboratory

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Konflik etika / Perperangan / Robot AI
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Radit Radit fajar

seorang remaja laki-laki yang berumur 15 tahun bernama Zamir pergi ke pulau kecil bersama keluarganya dan tinggal dengan kakeknya karena ayahnya dialih kerjakan ke pulau itu.

kakek Zamir bernama kakek Bahram. Kakek Bahram adalah oramg yang suka dengan petualangan, dan punya berbagai pengalaman semasa hidupnya.

Saat kakeknya sedang membereskan beberapa catatan lama. Ada selembar catatan yang menuliskan tempat yang belum kakek Bahram ketahui tentang pulau ini. jadi kakek Bahram mengajak cucunya Zamir untuk ikut menyelidiknya.

Akankah mereka menemukan tempat tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pencarian Ruangan Misterius

Kami jalan jongkok menuju ke arah ruangan utama lantai dua. Monster rajut masih jauh di belakang kami, dia juga belum melihat kami, jadi masih aman.

Kakek yang berjaga dibelakang memastikan jika monster rajut itu sudah mulai bisa melihat kami. Sementara aku memimpin jalan.

Sebenarnya saat kami di dalam kotak kayu juga jalannya jongkok. Tapi lebih pelan karena sembari mengangkatnya sedikit, dan jelas lebih aman, kalau kami jalan jongkok begini keamanan dan kecepatannya bisa setengah-setengah.

Setidaknya ini lebih baik dibanding kami berlari dan berdiri yang jelas akan langsung menarik perhatian monster itu.

Saat sudah sampai di depan ruangan utama, aku memegang gagang pintunya lalu membuka pintu itu. Kami masuk satu persatu, baru kakek yang terakhir masuk menutup pintunya.

"kali ini kita bisa langsung pakai lift ke lantai sembilan karena penghalang sebelumnya sudah disingkirkan. Jadi kita juga singkirkan penghalang lift yang ada di lantai ini." kakek berkata.

Aku dan teman-temanku mengangguk. Kami menyingkirkan penghalang lift satu-persatu dan dengan cukup perlahan agar kalau monster rajut melewati ruangan ini dia tidak mendengar keributannya. Kami membersihkan penghalang dari kedua lift, kiri dan kanan.

Setelah selesai, tanpa tunggu lama lagi kami semua masuk ke lift bagian kanan. Kakek menekan tombol ke lantai sembilan, karena kami akan memeriksanya lagi.

"kita nanti mulai dari mana kek? Di lantai sembilan kan tidak ada ruangan lain." aku bertanya di sela-sela perjalanan lift naik ke atas.

"kita mau tidak mau sepertinya harus menjelajahi satu persatu. Sampai ketemu ruangan misterius itu, karena sepertinya akses admin bisa berguna, jika akses jam pasir ini berkaitan dengan akses admin, kita bisa memakainya. Akses admin juga bisa jadi punya kunci ke semua unit ruangan." kakek berkata, menjelaskan.

"kita juga masih belum bisa ke lantai tujuh, jadi bagaimana cara kita bisa kesana sekalipun punya kunci unitnya?" tanya Eron.

"mungkin kita harus tunggu petunjuk berikutnya. Atau jika memang tidak ada, kakek akan pakai tali mengikat ke pagar teras lantai sembilan, lalu kakek turun perlahan lompat ke teras lantai tujuh." kakek menjelaskan.

Pintu lift di depan kami terbuka, kami sudah sampai ke lantai sembilan. Kakek yang duluan melangkah keluar, baru disusul olehku dan teman-temanku.

Tanpa perlu melihat peta di dinding lagi kami sudah punya rutenya di ponselku. Jadi kami langsung keluar dari ruangan ini, tidak mau menyia-nyiakan waktu saat monster itu belum ada.

Jadi disini kami langsung berlari. Mengecek ruangan pertama saat berlati dari sebelah kiri ruangan utama lantai sembilan.

Disini ruangan pertamanya adalah ruang security. Kakek memasukkan batu aksesnya sehingga pintu ruangan terbuka. Kami masuk satu-persatu, kami yang terakhir dengan kakek yang menutup pintu pintunya.

Posisi objek-objek disini sama seperti ruangan security umumnya. Ada meja dan kursi kantor tua, lemari, dan satu tongkat pemukul bisbol tersandar pada dinding. Lampu ruangannya juga seperti biasa menyala redup, cukup untuk menyinari isi ruangan ini.

Kami memeriksa catatan-catatan para pekerja disini. Karena banyak kami membacanya sekilas, jika ketemu kata kunci yang sepertinya menarik baru dibaca lebih detail.

Sampai akhirnya aku menemukan catatan tua dari salah satu pekerja yang menarik perhatianku.

"entahlah ada apa dengan salah satu pekerja di ruangan ini. Dia punya tingkah ganjil yang tipis, namanya Turza, entah kenapa kulihat dia selalu pergi ke ruangan tukang di antara unit apartemen nomor 941 dan 942. Padahal ruangan itu saja sudah cukup jarang digunakan. Dan saat aku ceritakan ke teman kerjaku yang lain tidak ada yang tertarik, mereka bilang memang ada beberapa petugas security khusus yang ditugaskan memeriksa ruangan itu. Aku tidak pernah tau apa yang ada di ruangan tukang itu. Karena aku sendiri tidak punya akses ke ruangan itu, jadi kuharap aku bisa menahan rasa penasaran ini sampai aku pensiun, aku tidak mau malah dipecat karena dianggap bertingkah konyol menyelidiki hal itu." begitulah isi catatan itu.

"semuanya, coba lihat catatan ini." aku berkata setelah membaca keseluruhan catatan itu.

Saat teman-temanku dan kakek sudha mendekat ke meja di dekatku, aku menaruh catatan itu di meja. Membiarkan mereka semua membacanya dulu.

"sepertinya kita harus cari meja mana yang milik pekerja bernama Turza ini. Mungkin di mejanya punya petunjuk lain." kakek berkata setelah membacanya, teman-temanku juga sudah selesai membacanya.

"tapi bagaimana? Kita tidak tau meja mana yang punya Turza, beberapa catatan yang kuperiksa juga tidak menyinggungnya." Bhanu berkata.

"kalau gitu kita harus lebih teliti lagi mencari kata kunci Turza ini, siapa tau ada tetangga mejanya yang menyinggung namanya pada catatan yang dibuatnya." Eron yang menjawab.

Bhanu mengangguk. Kami kembali memeriksa ruangan ini, kali ini dengan lebih teliti mencari kata-kata Turza di catatannya.

"sepertinya ini petunjuk tentang lokasi duduknya Turza di ruangan ini." Elysia berkata, meletakkan sebuah kertas tua di meja.

Kami semua mendekat, tertarik membacanya.

"Luis hari ini cukup konyol ternyata, bisa-bisanya dia bicara kalau Turza itu menyembunyikan sesuatu, padahal jelas saja dia hanya punya tugas khusus. Imajinasinya terlalu luas untuk berfikir bahwa Turza menyembunyikan sesuatu. Lagipula diluar hal itu, aku yang bekerja di sebelah kirinya saja merasa sifatnya biasa-biasa saja, malahan dia kulihat bekerjanya cukup baik." begitulah isi catatan yang sudah tua dan berdebu itu.

"dimana kamu menemukan catatan ini?" tanya kakek.

"di bagian laci meja itu." jawab Elysia sambil menunjuk salah satu meja di ruangan ini.

Kami semua langsung mendekati meja itu, tepatnya meja yang berada di sebelah kanan meja itu. Tempat pekerja bernama Turza dulunya saat dia bekerja.

"biar kakek yang periksa." kakek berkata.

Kakek membaca sekilas catatan-catatan di atas meja, dan juga di bagian laci mejanya. Lalu kakek menghela nafas.

"tidak ada yang penting bagi kita disini, ini hanya catatan tentang pekerjaannya biasanya. Tidak ada yang aneh ataupun berkaitan dengab ruangan yang kita cari." kakek berkata.

"kalau begitu kita akan lanjut, setidaknya kita tau tujuan kita selanjutnya. Yaitu pergi ke ruangan tukang." kakek berkata.

Aku dan teman-temanku mengangguk. Kami semua mendekati pintu ruangan ini, kakek membukakan pintu dengan aksesnya. Lalu aku dan teman-temanku keluar dengan kakek yang terakhir keluar sembari mencabut aksesnya alias menutup pintu.

Kami kembali berlari di atas teras lantai sembilan. Menuju ruangan tukang yang berada di antara unit 941 dan sembilan 942.

Tuk! Tuk! Tuk!

Lalu kami semua yang berlari jadi terhenti setelah mendengar suara itu. Kami tau persis itu suara apa, itu suara monster rajut yang mulai memanjat tumpukan benda di bagian tengah halaman dalam.

1
Mythril Solace
episode yang udah di like sama aku itu yang udah di revisi ya, jadi kalau masih ada typo atau kata yang ngak nyambung bilang ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!