NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan Tuan Ximen

Gadis Kesayangan Tuan Ximen

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kaya Raya / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Damien Ximen, pengusaha dingin dan kejam, dikelilingi pengawal setia dan kekuasaan besar. Di dunia bisnis, ia dikenal karena tak segan menghancurkan lawan.

Hingga suatu hari, nyawanya diselamatkan oleh seorang gadis—Barbie Lu. Sejak itu, Damien tak berhenti mencarinya. Dan saat menemukannya, ia bersumpah tak akan melepaskannya, meski harus memaksanya tinggal.

Namun sifat Damien yang posesif dan pencemburu perlahan membuat Barbie merasa terpenjara. Ketika cinta berubah jadi ketakutan, akankah hubungan mereka bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Xu yang melihat Damien wajahnya langsung pucat pasi. Tubuhnya menegang, dan wajahnya seketika diliputi ketakutan. Nafasnya tercekat saat mengenali pria itu.

“T-Tuan Ximen?” tanyanya dengan suara gemetar, hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Damien menatap Xu dengan sorot mata dingin dan penuh kemarahan. Senyum sinis muncul di wajahnya yang tampan namun mematikan.

“Gadis itu adalah calon istriku,” ucap Damien, suaranya rendah namun tegas, seperti mengandung ancaman yang membekukan udara di sekitarnya. “Kau tidak layak sama sekali memintanya melayani keluargamu. Apakah keluargamu begitu penting sehingga harus calon istriku yang berkorban untuk kalian?”

Xu menelan ludah, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Ia mengangkat kedua tangannya seolah berusaha membela diri.

“T-Tuan, aku tidak tahu kalau dia adalah calon istri Anda. Aku minta maaf,” ucapnya terbata-bata. “Semua ini diatur oleh ibunya dan teman dari ibuku. Aku hanya ikut perintah ibuku untuk datang melakukan pertemuan bodoh itu.”

Damien menyipitkan matanya, lalu melepaskan cengkeramannya dari tangan pria itu dengan kasar. Ia melangkah mendekat ke arah Xu, membuat pria itu mundur setapak dengan wajah panik.

“Kau bahkan tidak layak untuk memandangnya,” desis Damien penuh jijik. “Aku, seorang Ximen saja, tidak tega meminta dia melakukan apa pun untukku. Tapi kau… kau malah berani mengaturnya sesukamu.”

Suara Damien meninggi, nadanya bagaikan cambuk yang memukul harga diri Xu.

“Sepertinya kau sudah bosan hidup. Hanya seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan, sudah berani mengatur hidup orang lain. Percaya atau tidak, aku bisa membuatmu jadi pengangguran seumur hidup!” ancamnya dengan suara meledak, sorot matanya tajam seperti belati yang siap menikam.

Xu segera menunduk dalam-dalam, tubuhnya gemetar hebat. “Tuan Ximen, t-tolong jangan lakukan ini padaku… aku mohon…”

Namun Damien hanya mencibir, matanya menatap seperti singa yang sedang mempertimbangkan apakah mangsanya layak untuk diterkam.

“Segera menghilang dari hadapanku… sebelum nyawamu yang aku ambil!” bentaknya sambil menunjuk ke arah pintu, nadanya tegas, dingin, dan tak terbantahkan.

Xu tak berani berkata apa-apa lagi. Dengan wajah ketakutan, ia membungkuk dalam-dalam lalu bergegas pergi tanpa menoleh sedikit pun, sementara Damien masih berdiri tegak di tempatnya—tatapannya mengikuti pria itu sampai benar-benar lenyap dari pandangan.

Sementara itu, Barbie masih belum meninggalkan tempat tersebut. Ia memilih berlindung sejenak di dalam toilet wanita. Berdiri di depan cermin wastafel, ia merapikan rambutnya sambil memegang ponsel. Wajahnya terlihat kesal, dan suaranya terdengar tegas ketika berbicara dengan sang ibu di seberang telepon.

“Mama, tolong jangan memintaku bertemu dengan pria mana pun. Mama juga tahu kalau aku tidak pernah percaya pada yang namanya pria,” ucap Barbie, matanya menatap tajam ke pantulan dirinya sendiri di cermin.

“Barbie, Mama bukan ingin kamu menikah sekarang. Hanya berteman saja, sayang. Setidaknya kenal dulu...” suara Joey terdengar pelan, mencoba membujuk dari seberang.

“Tidak berminat! Tidak peduli mau tampan atau kaya, jelek atau miskin, aku tidak peduli. Aku tidak mau!” potong Barbie cepat. Suaranya penuh ketegasan yang tidak bisa ditawar. Ia lalu menekan tombol di layar ponsel dan memutus sambungan itu tanpa menunggu jawaban ibunya.

Dengan napas berat, ia menyelipkan ponselnya ke dalam saku jaket. Matanya kembali menatap bayangannya di cermin. Ada kemarahan, namun juga luka yang belum sembuh.

“Dalam hidupku, aku tidak butuh pria mana pun. Mereka semua hanya manis di awal. Setelah bosan, pasti berpaling. Sama seperti brengsek itu...” gumamnya lirih, namun jelas menggambarkan luka lama yang masih membekas. Matanya berkaca-kaca, tapi ia menahannya.

Namun ketenangan sejenak itu tiba-tiba buyar.

Tuk!

Pintu toilet terbuka dari luar dan seseorang masuk sebelum menguncinya dari dalam. Barbie sontak menoleh cepat, matanya membelalak ketika melihat siapa yang datang.

“Tuan Ximen?!” serunya terkejut.

Pria itu berjalan mendekat dengan langkah mantap dan tatapan tak tertebak. Tanpa banyak bicara, Damien langsung mengangkat tubuh Barbie dengan mudah dan mendudukkannya di atas wastafel. Sentuhannya kuat, tapi tidak menyakitkan—membuat Barbie terpaku dalam campuran amarah dan kebingungan.

“Hei! Apa yang kamu lakukan? Ini toilet wanita!” serunya sambil berusaha mendorong dada Damien.

Namun pria itu tetap mendekat, hingga jarak wajah mereka hanya tinggal beberapa sentimeter. Napasnya hangat, menguar di wajah Barbie yang mulai memucat karena gugup.

“Sangat tega kau bertemu dengan pria lain,” ucap Damien pelan namun penuh tekanan. “Apakah kau sudah melupakan aku?”

Barbie membuka mulutnya, namun tak bisa segera menjawab.

“Baru seminggu kita tidak bertemu, dan kamu sudah melakukan pertemuan jodoh? Apa kamu sangat ingin menikah?” Damien tersenyum kecil, namun ada kemarahan tersembunyi di balik senyumnya itu. Tangannya menyentuh wajah Barbie dengan lembut namun menguasai.

“Kalau begitu… menikah saja denganku,” lanjutnya tanpa ragu.

Barbie menatapnya, jantungnya berdetak tak karuan. Ia bisa merasakan napas pria itu yang hangat menyentuh wajahnya, begitu dekat, begitu nyata.

“Aku tidak ingin menikah… dan aku tidak akan menikah denganmu,” tegas Barbie, tatapannya menusuk penuh emosi. “Pertemuan itu semua adalah rencana Mama dan temannya. Aku datang hanya karena tidak enak menolak mereka. Bukan karena aku tertarik.”

Damien menatap gadis itu lekat-lekat. Senyum tipis tersungging di sudut bibirnya, tapi bukan senyum yang hangat—melainkan senyum berbahaya yang mengisyaratkan bahwa dia tidak akan mundur.

“Apakah itu benar? Kau tidak berniat menikah?” tanyanya, nada suaranya tenang namun sarat tekanan.

“Tentu saja!” sahut Barbie cepat, nyaris membentak. “Aku tidak akan menikah dengan pria mana pun… termasuk kamu. Sekarang, sudah puas dengan jawabanku?!”

Damien tidak langsung menjawab. Tatapannya perlahan turun ke arah bibir tipis Barbie yang tampak mengoda baginya. Lalu, dengan suara rendah namun menggetarkan, ia berkata pelan namun penuh ketegasan, “Tapi, aku adalah pria yang akan menikahimu. Dan pria mana pun yang berani mendekatimu… akan mati di tanganku.”

Barbie mendengus sinis. “Bunuh saja siapa pun yang kamu suka. Tapi jangan libatkan aku dalam kegilaanmu itu!” hardiknya, berusaha turun dari atas wastafel.

Namun gerakannya terhenti. Dalam sekejap, Damien meraih wajahnya dan menekannya dengan lembut namun kuat, lalu mencium bibirnya tanpa peringatan. Ciuman itu dalam, panas, dan mendominasi.

Barbie terkejut dan langsung berusaha mendorong dada Damien. Tapi pria itu menahan wajahnya, membuatnya tak bisa bergerak. Desakan yang terlalu dekat dan kuat membuat Barbie tak punya pilihan.

Beberapa detik kemudian, Damien akhirnya melepaskan ciumannya. Napasnya memburu, dan matanya menatap Barbie dengan intens.

“Jangan coba-coba tertarik pada pria lain…” bisik Damien di dekat telinganya, suaranya dalam dan pelan namun penuh ancaman. “Kalau tidak… aku akan sangat sedih, dan melakukan sesuatu yang di luar dugaan."

1
Isnanun
kalo serius sama Barbie tahan Damien jangan tergoda
yuning
jangan cemen Damian
yuning
nikahi saja Barbie
Naufal Affiq
bawak barbie kawin lari aja tuan
Nabil abshor
cembukot sayang,,,,
Naufal Affiq
dia cemburu barbie,kalau kau dekat sama jimmy
yuning
mafia posesif dan cemburu 😁
Isnanun
Betul Barbie
yuning
cemburumu membakar tuan 😁
Naufal Affiq
ada yang cemburu ya,nikahin aja tuan,jangan buat kepala mu pusing
yuning
yg cemburu menggemaskan
Isnanun
memberi hukuman yg nikmat🤭🤭🤭
Nabil abshor
tenang sayang,,,, dia tdk bakalan diapa²in k,,,,
yuning
pasti nya yg akan buat reader bahagia 😁
yuning
dia adalah jodohmu
Naufal Affiq
lanjut thor
eva lestari
thooor..brarti eliza ama barbie sodara an ya...trs knp si david he gk kenal ama barbie .lupa gt?


damien pokoknya hrs jagain barbie trs yaaa ..titip barbie sampai bab nya end heheheh
yuning
betul
eva lestari
duuuuuhhh... syeruuuu uyyyyy.....gk sbr wait next chapter....

bqrbie emg ank nya david ya...tp ko knp gk mau ngurus yaaa....pasti gara2 emak nya si eliza niihhhh....
eva lestari
cerdik jg barbie heheheheh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!