NovelToon NovelToon
Anak Kandung Yang Bangkit

Anak Kandung Yang Bangkit

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Mengubah Takdir / Keluarga / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:709k
Nilai: 4.5
Nama Author: ariyanteekk09

"Setelah bertahun-tahun diabaikan dan diperlakukan tidak adil oleh keluarganya sendiri, senja Aurelie Wijaya anak kandung yang terlupakan memutuskan untuk bangkit dan mengambil alih kendali atas hidupnya. Dengan tekad dan semangat yang membara, dia mulai membangun dirinya sendiri dan membuktikan nilai dirinya.

Namun, perjalanan menuju kebangkitan tidaklah mudah. Dia harus menghadapi tantangan dan rintangan yang berat, termasuk perlawanan dari keluarganya sendiri. Apakah dia mampu mengatasi semua itu dan mencapai tujuannya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ariyanteekk09, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 22

Radit dan Galih mengantar Senja sampai ke depan pintu kelas. Sentuhan protektif terlihat jelas dalam sikap mereka.

"Sana masuk, nanti kami jemput waktu jam istirahat," kata Radit, senyum tipis menghiasi wajahnya.

Galih mengacak rambut Senja lembut. "Yang semangat belajar, adik gue yang cantik," katanya, suaranya penuh kasih sayang.

Senja mengangguk, sebelum masuk kelas. Ia merasa sedikit canggung, namun juga hangat karena perhatian kedua kakaknya. Begitu Senja masuk kelas, suasana riuh rendah langsung memenuhi ruangan. Teman-teman sekelas Senja tampak terkejut dan tak percaya dengan apa yang baru saja mereka saksikan. Bisikan-bisikan memenuhi ruangan.

Di luar kelas, Caca menyaksikan semuanya dengan mata memerah. Tangannya mengepal kuat. Amarah dan kecemburuan memenuhi hatinya. Radit dan Galih tidak pernah memperlakukannya sebaik ini. Mereka tidak pernah mengantarnya sampai ke kelas. Perlakuan istimewa yang diberikan kepada Senja semakin menyulut api amarah dalam dirinya.

Hendra, yang melihat ekspresi Caca, tersenyum sinis. Ia berbisik, suaranya cukup keras untuk didengar Caca.

"Kenapa lo kesel? Karena Radit dan Galih nganter Senja ke kelas, sedangkan lo nggak pernah? Lo harus sadar diri, Caca. Lo itu cuma anak pungut," bisik Hendra, suaranya penuh ejekan.

Hendra belum tahu bahwa Caca sudah diusir dari keluarga Wijaya. Radit dan Galih belum menceritakan apa pun kepadanya. Kehadiran Senja telah mengubah segalanya, dan Caca harus menerima kenyataan pahit itu.

"Kenapa kamu juga bersikap begini padaku, Hendra? Apa kamu lupa aku adalah pacarmu?" tanya Caca, suaranya bergetar menahan amarah dan air mata.

Hendra menatap Caca dengan tatapan dingin. "Tapi gue nggak benar-benar cinta sama lo, Caca. Gue cuma kagum sama kepintaran lo. Tapi ternyata, kepintaran lo selama ini berkat Senja, kan?"

Caca terdiam, tak mampu membantah. Ia tahu Hendra telah mengetahui kebenarannya. Kebohongan yang selama ini ia jaga dengan susah payah akhirnya terbongkar.

"Jadi, kamu mau putus denganku, Hendra?" tanya Caca lirih, suaranya hampir tak terdengar.

Hendra mengangguk tegas. "Tentu. Gue nggak suka sama pembohongan kayak lo."

Caca merasakan dunia seakan runtuh. Ia kehilangan segalanya: kedudukannya di keluarga Wijaya, dan kini, pacarnya. Air mata mengalir deras di pipinya. Ia merasa sangat sendirian, terisolasi dan terhempas oleh gelombang kenyataan yang pahit. Ia telah kehilangan segalanya karena keangkuhan dan ketamakannya sendiri. Hendra berbalik dan pergi meninggalkannya sendirian, merasakan penyesalan yang mendalam. Caca terduduk lemas di lantai, menangisi nasibnya yang malang.

caca semakin bertekad akan membuat hidup senja hancur berkeping-keping dan tidak boleh bahagia seperti sekarang ini..

********

Bunyi bel istirahat membuyarkan suasana kelas. Radit dan Galih segera menuju kelas Senja untuk menjemputnya. Mereka berjalan berdampingan, menunjukkan rasa protektif yang kuat terhadap Senja. Begitu sampai di kelas, mereka langsung menggandeng tangan Senja dan membawanya menuju kantin.

Di kantin, ketiga kakak beradik itu kembali menjadi pusat perhatian. Galih langsung memesankan bakso kesukaan Senja, sementara Radit mengamati sekitar, melindungi Senja dari tatapan-tatapan yang menghakimi. Mereka berusaha bersikap tenang dan biasa saja, namun tetap waspada terhadap kemungkinan munculnya masalah.

Tiba-tiba, Caca muncul, dengan gaya dramatisnya yang khas. Ia berjalan terhuyung-huyung, menangis tersedu-sedu, menarik perhatian semua orang di kantin. Ia langsung menghampiri meja Senja, Radit, dan Galih.

"Senja… kamu… kamu tega sekali!" Caca terisak-isak, menunjuk-nunjuk Senja dengan jari gemetar. "Kamu merebut semuanya dariku! Keluarga… Hendra… semuanya!"

Senja tertegun. Ia tidak menyangka Caca akan datang dan membuat keributan seperti ini. Radit dan Galih saling berpandangan, siap menghadapi drama Caca.

Radit berkata dengan tenang, "Caca, hentikan dramanya. Kamu sudah tidak ada hubungannya lagi dengan keluarga kami."

"Tidak! Aku masih bagian dari keluarga ini!" Caca membentak, suaranya lantang. "Kalian tidak bisa begitu saja mengusirku!"

Galih menatap Caca dengan tatapan datar. "Caca, kamu sudah diusir karena perbuatanmu sendiri. Sudahlah, jangan buat keributan lagi."

Caca semakin histeris. Ia menangis sejadi-jadinya, menarik perhatian semua pengunjung kantin. Beberapa orang mulai berbisik-bisik, mengamati drama yang sedang terjadi. Senja merasa tidak nyaman dengan situasi ini, ia ingin menghentikan keributan ini. Namun, ia juga tidak ingin memperkeruh suasana. Radit dan Galih berusaha melindungi Senja dari amukan Caca, menjaga agar Caca tidak melukai Senja baik secara fisik maupun mental. Mereka tahu, Caca sedang kalut dan kehilangan kendali. Namun, mereka juga tidak akan membiarkan Caca terus-menerus mengganggu kedamaian mereka. Mereka harus menghadapi Caca dengan bijak dan tegas, agar Caca bisa menyadari kesalahannya dan menerima kenyataan yang ada.

"Astaga, Senja! Tega banget lo rebut keluarga Caca kayak gini!"

"Lo pura-pura polos, tapi ternyata licik!"

Hinaan demi hinaan dilontarkan para murid, menusuk telinga Senja. Suasana kantin berubah menjadi gaduh. Beberapa orang mulai berpihak pada Caca, sementara yang lain masih ragu dan bingung. Senja tertunduk, air matanya mulai menggenang. Ia merasa sangat terluka dan tersudut. Radit dan Galih berusaha melindungi Senja, menghalangi hinaan-hinaan yang terus berdatangan.

Radit berdiri, suaranya lantang dan tegas. "Cukup! Kalian semua salah paham! Senja tidak pernah merebut apa pun dari Caca!"

Galih menambahkan, "Caca yang berbohong dan melakukan banyak hal buruk! Dia bukan bagian dari keluarga kami lagi!"

Namun, penjelasan Radit dan Galih seakan tak didengar. Para murid tetap berteriak dan menghujani Senja dengan makian. Caca, yang melihat Senja terpojok, tersenyum puas. Ia menikmati penderitaan Senja, melihat bagaimana Senja terluka dan terhina.

Alih-alih menangis karena cacian dan hinaan, Senja justru tersenyum sinis, menatap tajam para murid yang mengelilinginya. Sikapnya yang tak terduga membuat suasana kantin menjadi hening seketika.

"Apa kalian punya bukti kalau gue rebut semua milik Caca?" tanya Senja, suaranya lantang dan penuh percaya diri.

Keheningan menyelimuti kantin. Tidak ada seorang pun yang berani menjawab. Senja kemudian menghampiri Caca, tatapannya tajam dan menusuk.

"Kok lo memputarbalikkan fakta sih? Kan lo yang dari dulu selalu merebut apa yang gue punya!" tuduh Senja, suaranya tegas.

"Jangan bohong deh lo! Kita semua lihat kok lo yang rebut milik Caca!" seseorang dari kerumunan murid membantah.

Senja menatap orang tersebut dengan tajam. "Lo bisa diam nggak? Gue akan buktikan kalau gue bukan perebut, dan dari tadi lo selalu nyolot sama gue!"

"Wajar dia nyolot, Nja, karena cewek itu suka sama Kak Radit," seseorang yang lain, Dinda, berbisik, menjelaskan alasan di balik permusuhan itu.

Tiba-tiba, Nadira maju ke depan, suaranya lantang dan jelas. "Guys, gue kasih tahu kalian semuanya! Senja ini adalah adik kandung Kak Radit dan Kak Galih, bukan si Caca! Dia cuma anak pungut keluarga Wijaya!"

1
Les Tary
aminah ga sadar sadar juga
Phi Pesek
👍
Les Tary
rasain kelurga Dirga...berharap harta dari keluarga senja akhirnya keblangsat🤭
Osie
yaaacchh kasihan eyang mommy telat bergerak..udahkedualan hendra
Aghitsna Agis
biar dirga nga ganggu lagi kalau udah nikah
Aghitsna Agis
wah kasihan dijta udah keduluan sm hendra tapi nga tahu ya kala.memang jodoh mungkin hendra alan tiba2 membatalkan dan jadinya sm dikta thor niar aman gimana kalau senja ijab atau mikah secara agama aja dulu biar tenang kalau tunangn tkt nya gagal
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
haaaaah ternyata muncul hamaaaa lagi, semprot dong biar tidak semakin berbahaya
boma
aku kira dikta jodohnya siska,ternyata siska udah ada yg punya
Nuraeny
lanjut
Wega Luna
elo sih nama doang yg bagus kelakuan nya astagfirullah🤭🤣🤣🤣🤣
Umi Maryam
tau ni cerita nya ga jelas ,ganti2 nama yg awal nama nya naomi jadi najwa sekarang ma2 mertua nya ganti jadi inara terus jadi jahat ,yg bener thor typo nya banya terus alur nya juga ngaco ...
Umi Maryam
puastah rasakeun weh janggol si Rudi org tua yg durhaka ga lama kan omongan mu kembali ama dirimu ,kamu bilang anak2 dan isteri mu yg akan menyesal ,sekarang apa kamu ian yg nyesel deh g sengsara , sombong jadi org makan tuh cewe jalang ublag.
Les Tary
sadar diri amina
Rizky Ivan
syukuri makanya tau diri dong jadi orang...
Osie
makanya jgn kebanyakan gaya amina..kena mentalkan ente gitu tau yg sebenarnya.
Umi Maryam
cerita org tua yg aneh ,sebener nya mustahil sih kalau ada org tua yg milik hbanak pungut ,tapi ini kan hanya fiktip tapi sakit dan nyesek juga sih ......
Nuraeny
lanjut
Sulis Tiawati
kelonin aja caca sekalian
Sulis Tiawati
dasar bapak gil4..
greget banget dech sama bapak nya
Wega Luna
ntar jangan ada yang jadi ulet bulu dihubungan Alaska dan senja ,,,bosan ceritanya di noveltoon kebanyakan ulat bulu 🤭🤭🤭🤭🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!