Kisah dua anak manusia yang ditemukan karena takdir.
Sekartaji adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang semuanya perempuan. Dia adalah satu-satunya yang belum menikah di usianya yang ke 27 sementara kedua kakak dan adiknya sudah punya pasangan masing-masing. Sekar tidak ada keinginan menikah karena baginya pria jaman now red flag semua.
Danapati, seorang pengusaha berusia 34 tahun, belum mau menikah karena menunggu wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Bagaimana jika dua orang yang tidak mau menikah tapi dipertemukan oleh takdir?
Disclaimer. Ini bukan cerita rakyat Jawa ya. Hanya cerita komedi unfaedah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panji Danapati
"Tidak."
"Dana ...."
"Tidak Eyang! Jangan paksa Dana untuk menerima perjodohan! Apa eyang tahu, delapan puluh lima persen wanita yang eyang kasih itu, hanya melihat harta keluarga kita dan semuanya tipe ani-ani! Nggak! Mending Dana tidak menikah kalau harus makan ati lihat istri yang dikit-dikit konten, pamer dan riya'! No way Eyang!" ucap Panji Danapati dengan wajah kesal karena eyangnya, Adipati Prayitno, ribut menjodohkan dirinya dengan banyak gadis baik dari anak rekan bisnisnya maupun cucu dari teman-temannya.
Di mata Danapati, semua gadis-gadis itu, pertama sudah berpengalaman dalam bercinta, kedua hanya mengincar uangnya dan ketiga terlalu pamer di sosial media. Katakanlah Danapati kuno, old fashion. gak gaul tapi menurutnya, gadis baik-baik akan menjaga marwahnya di mana saja termasuk sosial media. Dana paling tidak suka gadis-gadis yang joget-joget tidak jelas di berbagai platform dan pamer segala hal. Ingat, segala hal!
"Kamu mau sampai kapan melajang, Dana?" tanya eyangnya.
"Eyang, seorang pria itu bisa menikah kapan saja, kawin kapan dan dengan siapa saja tapi pria baik-baik pasti maunya mendapatkan pasangan yang memiliki pandangan yang sama denganku. Tidak harus cantik tapi cerdas luar dalam dan mampu menjaga marwahnya!"
"Memang yang terakhir eyang kenalkan?"
"Si Halimah? Ya benar dia cantik tapi ... dikit-dikit posting di sosial media, dikit-dikit buat konten. What for? Dia kan seorang PNS! Apa yang wajib pamer pergi sama aku dan membuat spekulasi bahwa dia akan menikah denganku di acara kencan yang kedua? What the f .... " amuk Danapati.
Adipati Prayitno menghela nafas panjang. "Ya sudah, Eyang tidak akan meributkan soal jodoh kamu. Eyang berharap kamu mendapatkan gadis yang sesuai dengan kriteria kamu dan bukan gadis tiktik ...."
"TikTok," ralat Danapati.
"Terserah!" Adipati pun berdiri dan berjalan keluar dari ruang kerja cucunya. "Oh, apa kamu mau ke kantor Airbus? Mesin baru buatan perusahaan kita sudah selesai dan dikirim hari ini."
Danapati mengernyitkan dahinya. "Sudah datang?"
"Kamu kelamaan keliling dunia untuk bekerja jadi suka lupa perusahaan sendiri," senyum Adipati. "Kamu datang deh ke kantor Airbus di Halim siang ini."
Danapati hanya mengangguk. "Baik Eyang."
*
Kantor Manufaktur Airbus Halim Perdanakusuma
"Mana mesinnya?" tanya Sekartaji di gedung besar tempat dimana mesin-mesin pesawat Airbus disimpan sebelum dikirim ke pabrikan mereka di Amerika dan Qatar untuk dirakit disana.
Airbus Indonesia memang bekerja sama dengan perusahaan perakit mesin pesawat bernama AirEngine Ltd milik Adipati Prayitno, sebuah perusahaan pembuatan mesin dan badan pesawat yang diakui oleh dunia dirgantara karena memang mesin mereka sangat bagus. Mesin pesawat mereka itu memang mendapatkan jaminan penggantian spare part dari perusahaan Adipati karena insinyur dirgantara dan mengambil gelar master di jurusan mesin itu, juga membangun pabrik khsusus spare part pesawat untuk mempermudah penggantian jika ada kerusakan. Pola pikir dan bisnis Adipati Prayitno itulah yang membuat banyak perusahaan dirgantara mau memakai mesin dari AirEngine Ltd.
"Belum datang Sekar. Memangnya kamu kira tinggal digotong pakai helikopter dan dibawa kemari?" ujar Roy, salah satu rekannya.
"Bisa sih kalau dibawa Optimus Prime," gumam Sekar membuat rekan-rekannya yang semuanya pria, melengos karena gadis itu terlalu maniak Transformers tapi paling utama adalah transferan uang.
"Eh kalian, aku dapat kabar dari Mr Summer kalau mesin Airbus sudah dalam perjalanan dan diantar sendiri oleh CEO nya yang baru," lapor manajer tim pemeliharaan pesawat.
Sekar dan timnya menoleh. "CEO yang baru? Bukannya pak Adipati CEO nya?" tanya Sekar.
"Sudah mulai transisi dari pak Adipati ke cucunya. Selama ini memang pak Adipati yang pegang tapi sekarang mulai berpindah ke cucunya yang baru pulang ke Jakarta setelah keliling dunia untuk mempromosikan dan mencari rekan bisnis buat AirEngine Ltd," jawab manajer itu.
Sekar hanya mengangguk karena mereka semua mengenal pak Adipati yang orangnya sangat kebapakan dan menyenangkan untuk diajak berdiskusi.
"Semoga CEO yang baru seperti kakeknya ya." Roy menatap semua orang.
"Aamiin."
*
Sekar terkejut melihat wajah CEO AirEngine Ltd yang datang bersama dengan mesin yang hendak dia periksa. Wajah CEO yang bernama Panji Danapati itu sangat dingin dan minus senyum. Berbeda jauh dengan kakeknya! - batin Sekar.
"Jadi mereka tim pemeriksa?" tanya Danapati ke manajer yang mendampingi dan Mr Summer, direktur manufaktur Airbus.
"Benar pak Danapati."
Danapati melihat kelima orang tim pemeliharaan mesin pesawat disana dan mengangguk. "Oke. Ini mesin yang Airbus minta dan saya harap tidak ada yang cacat sekecil apapun karena sudah melewati proses inspeksi berlapis di perusahaan saya."
"Tentu saja pak Danapati. Terima kasih mengantarkan mesin kami secara langsung," ucap Mr Summer.
"Mumpung saya di Jakarta, sudah sewaktunya saya bertemu dan melihat langsung rekan bisnis kami bukan?" jawab Danapati dengan wajah datar.
Sekar hanya ngedumel dalam hati. Muka kok tidak ada ekspresi.
Danapati pun menyapu pandangannya ke tim itu. "Terima kasih atas kerjasamanya."
Kelima orang tim Sekar pun mengangguk dengan kompak. "Dengan senang hati, pak Danapati," jawab Roy mewakili rekan-rekannya.
Danapati lalu berjalan bersama dengan Mr Summer untuk membicarakan bisnis mereka. Setelah para boss pergi, Sekar lalu menghampiri mesin pesawat yang masih tertutup segel dengan plastik dan kayu yang baru dikeluarkan dari dalam kontainer. Gadis itu lalu mengelus mesin itu.
"Halo cantik .... Mari kita periksa, oke!" senyum Sekar sambil melihat mesin ukuran besar itu.
*
Danapati pun berjalan keluar dari gedung Airbus bersama dengan para asistennya namun pria itu memilih ke gedung mesin. Pria itu hendak melihat bagaimana tim Airbus menghandle mesin buatan perusahaannya. Mata Danapati melihat kelima orang disana tampak sibuk dengan job desk masing-masing. Danapati melihat ke arah Sekar yang sedang berada tangga sambil membawa papan dengan kertas-kertas di tangannya. Danapati melihat pemuda berambut pendek itu tampak serius hingga Danapati melihat kaki Sekar terpeleset.
"AWAS!" teriak semua orang.
Sekar berteriak kencang namun dirinya terkejut saat membuka matanya, dia tidak berada diatas lantai yang keras, melainkan dalam gendongan seorang pria yang menatapnya bingung.
"Pak ... Pak Danapati?" bisik Sekar dengan wajah memucat dan panik.
"Kamu .... cewek?" ucap Danapati bingung.
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu