My Husban Perfect Imam
Ciara Salsabila, dia seorang gadis yatim piatu. Gadis itu tidak menyangka, pria yang merupakan king badboy di sekolahnya sekaligus ketua geng motor yang paling menakutkan kini sudah sah menjadi suaminya. Menurutnya ini sebuah mimpi buruk bagi Ciara, kehidupan bagi wanita itu idam-idamkan kandas setelah dirinya di nikahi seorang pria angkuh dan keras kepala. Dafi Firmansyah, pria yang tidak mau mengalah dan keras kepala. Seorang anak tunggal sekaligus pewaris perusahaan Firmansyah group yang namanya sangat tersohor di dunia bisnis.
Dafi dan Ciara sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka untuk kenyamanan bersama. Namun, sepertinya kehidupan Ciara tidak berjalan mulus. Satu hal yang Ciara ketahui, ternyata Dafi memiliki seorang kekasih yang merupakan siswi paling popular sekaligus seorang pembully yang paling di takuti di sekolah Taruna.
Bagaimana Ciara menghadapi situasi itu ? akankah Dafi bisa menaruh hati kepada Ciara ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Kehilangan Jejak Lagi
Ihsan mengerjitkan dahinya karena bingung kala sambungannya terputus begitu saja, dia menghubungi kembali namun ponsel Sukma tidak aktif.
“Jaringan kali, ya” Gumam Ihsan
“Kenapa ?” Tanya Ahsan
“Kepo lo” Ucap Ihsan
“Dih” Jawab Ahsan kesal
Sedangkan Ciara hanya tersenyum tipis dari balik cadarnya, setelah mengetahui dimana letak kamarnya Ciara meminta izin kepada Mutia untuk pulang ke rumahny sebentar mengambil beberapa barangnya.
“Gak boleh Ciara, berbahaya. Kamu di sini aja biar Ahsan yang mengambil pakaian kamu” Ucap Mutia
“E-nggak usah, mamih. Biar Ciara sendiri yang mengambilnya” Tolak Ciara sopan, dia tidka ingin Ahsan menyentuh pakaiannya apalagi pakaian dalamnya. Membanyangkannya saja membuat Ciara malu.
“Benar kata mamih, Cia. Bahaya tahu kalau kamu keluar, tiba-tiba di culik gimana ?” Ceplos Ahsan
“Gak mungkinlah, aku kan bukan anak kecil yang bisa di culik dengan mudahnya” Jawab Ciara
“Siapa tahu aja kan, Cia. Kita harus antisipasi” Jawab Ahsan
“Biar gue temenin” Tiba-tiba Bisma ikut bersuara
Mereka semua melirik ke arah Bisma, Bisma tersenyum kikuk saat mereka semua menatapnya dengan tatapan aneh.
“Kenapa lihat gue kayak gitu ?” Tanya Bisma
“Tumben lo mau nemenin Ciara, biasanya lo paling males kalau di suruh-suruh” Jawab Ahsan
“Fitnah lo, padahal lo yang paling susah buat di suruh” Protes Bisma
“Ayo Cia, mumpung masih pagi gak aka nada bahaya” Ajak Bisma
Ciara menganggukkan kepalanya, masih mending dia pergi dengan Bisma dari pada barangnya harus diambilkan oleh Ahsan. Kini Bisma dan Ciara sudah berada di gerbang, Bisma melirik ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada yang mencurigakan. Namun untuk memastikan lebih pasti, Bisma kemudian menhampiri satpam yang berjaga.
“Pak, bisa minta tolong gak ?” Tanya Bisma
“Minta tolong apa den Bisma ?” Tanya salah satu satpam di sana
“Pak, bisa cek dulu gak ada orang mencurigakan di ujung sana ?. dan juga disana” Ucap Bisma menunjuk jalanan
“Oh, baik den kami periksa dulu ya biar security yang berjaga di sini untuk sementara” Jawab satpam
“Sip pak” Ucap Bisma
Dua security itu kemudian berjarak dari pos, mereka berjalan kaki mengamati sekeliling. Sedangkan Ciara hanya melihat saja dari kejauhan, Bisma kemudian menhampiri Ciara di sana.
“Cia, lo di sini sebentar gue mau ambil ponsel gue ketinggalan di mobil. Lo jangan kemana-mana dulu, tunggu dua satpam itu kembali” Pinta Bisma
“Iya, jangan lama-lama ya Bis” Ujar Ciara
“Siap” Balas Bisma
Ciara kemudian menunggu Bisma di depan gerbang, sambil menunggu Ciara memilih memainkan ponselnya. Tak berselang lama ponselnya berdering dan menampilkan nama Dafi di layarnya.
Ciara [Assalamu’alaiku]
Dafi [Wa’alaikumsalam, lo udaj di rumah Ahsan]
Ciara [Sudah, akum au ambil barangku di rumah]
Dafi [Jangan, bahaya kalau keluar]
Ciara [Aku gak sendiri kok, ada Bisma]
Dafi [Sekarang lo sama Bisma ?]
Ciara [Tadinya iya, tapi dia izin sebentar mau ambil ponselnya di mobil. Aku nunggu dia di depan gerbang]
Dafi [Masuk sekarang juga]
Ciara [Jangan galak-galak Dafi, sebentar lagi Bisma datang ke sini kok. Dia cumin ambil ponselnya aja]
Dafi [Masuk Ciara, nurut sama suami !]
Ciara [Iya-iya aku ma hmp….]
Dafi [Ciara ?]
Ponsel Ciara terjatuh saat tiba-tiba ada seseorang yang membekap hidung dan mulut Ciara, Ciara mencium wangitak biasa dari kain yang menutup hidungnya. Tiba-tiba pandangan Ciara menjadi rabun, kepalanya terasa berputar hingga dia tak sadarkan diri.
“Cewek bodoh”
Laki-laki yang membius itu adalah Angkasa, dia yang mengincar Ciara. Angkasa kemudian memanggil beberapa temannya untuk membawa Ciara masuk ke dalam mobil. Kini Ciara sudah pergi meninggalkan kediaman rumah Ahsan, ia di bawa oleh Angkasa beserta teman-temannya.
Sementara itu, Bisma yang baru saja tiba di sana clingak-clinguk mencari sosok Ciara, Bisma kemudian menanyakan kepada satpan yang masih di sana.
“Pak, lihat Cia gak ?” Tanya Bisma
“Nona Cia ada di sana, den” Jawabbya seraya menunjuk ke arah gerbang
Bisma mengerutkan alisnya manakala dirinya tak melihat siapa pun, lantas Bisma segera keluar gerbang. Matanya mengamati sekelilingnya hingga pandangannya tertuju pada ponsel yang tergeletak di sana.
Segera dia meraihnya, kebetulan panggilannya masih tersambung…
Bisma [Hallo Dafi]
Dafi [Dimana Cia ? kenapa lo yang bicara ?]
Bisma [Gue gak tahu, pas gue datang di ke sini cumin ada ponselnya aja]
Dafi [Br3ngsek]
Bisma [Ada apa Daf ? apa Ciara di culik ?]
Dafi [Iya, gue yakin. Cepat cek CCTV di rumah Ahsan terus kirim ke gue]
Bisma [Oke laksanakan]
Bisma kembali ke dalam rumah dengan tergesa-gesa, Ahsan yang baru saja ingin keluar pun menghentikan langkahnya saat melihat wajah panik Bisma.
“Kenapa lo balik lagi ? kemana Cia ?” Tanya Ahsan
“Cia di culik, lo cek CCTV sekarang” Jawba Bisma
Ahsan mengepalkan tangannya, pantas saja perasaannya sudah tidak enak sedari tadi ternyata Ciara dalam bahaya.
******
Ahsan dan Bisma kemudian masuk ke dalam ruangan CCTV, mereka memperhatikan dengan lekat kejadian beberapa menit yang lalu dimana Ciara menghilang. Ahsan menggebrak meja dengan kesal, saat melihat kalau Ciara di bius oleh seseorang yang memakai topeng.
“Mobil hitam, tapi gak ada nomor platnya. Bagaimana ini ? kita gak bisa mencari jejak Ciara kalau begini” Ucap Bisma merasa frustasi
“Lo tenang aja, kita serahkan ini ke pihak berwajib. Gue rasa Dafi akan setuju dengan ini” Jawab Ahsan
“Tapi San, apa gak sebaiknya kita bicarakan ini dulu dengan Dafi ?” Tanya Bisma mencoba menegosiasi dengan Ahsan
Ahsan terdiam, sebenarnya Ahsan ingin sekali bertindak dengan cepat. Tapi dia juga ingat Dafi merupakan ketuanya, dia tak boleh melangkah lebih dulu dari Dafi.
“Oke, sekarang kita hubungi dulu Dafi” Ujar Ahsan
Bisma mengangguk, kemudian dia mengirin rekaman CCTV kepada Dafi. Tak berselang lama ponsel Bisma berdering tertera nama Dafi di sana.
Bisma [Lo udah lihat videonya ?]
Dafi [Udah, kalian ikuti mobil hitam itu]
Bisma [Kita tertinggal sangat jauh, Daf. Mobil mereka juga tidka memiliki nomor plat]
Dafi [Gue kirimkan lokasi mereka sekarang juga]
Bisma [Hah ? lo tahu lokasi mereka sekarang ?]
Dafi [Iya, gue sengaja menaruh alat pelacak di jaket yang di pakai oleh Cia dan untung saja di masih memakai jaket itu]
Bisma [Syukurlah, kirimkan segera gue dan Ahsan akan memangil yang lainnya untuk bergabung. Lo tenang aja Daf, Ciara pasti bis akita bawa pulang]
Dafi [Thanks ya, gue sangat mengharapkan itu]
*****
Sementara itu, Ciara mengerjap-ngerjapkan matanya saat mendengar suara orang tertawa keras. Ciara sudah berada di suatu tempat, tempatnya sangat gelap dan berbau. Ciara bahkan tidak bisa melihat degan jelas bagaimana keadaan sekitarnya sekarang.
Ciara bisa merasakan jika dirinya terikat di sebuah kursi, kedua tangan dan kakinya sama-sama terikat. Ciara tidak bisa bergerak sedikit pun.
“Tolong !” Teriak Ciara sangat keras
“Hahahahaha”
Ciara terkejut mendengar suara seseorang yang menertawakannya, tawanya sangat dekat. Ciara menduga jika seseorang itu ada di dekatnya.
“Berteriaklah sampai pita suara lo sampai putus, lo gak akan selamat dari sini. Gue akan membinasakan lo dari muka bumi ini” Berang pria itu
Ciara dengan susah payah menelan savalinya, tubuh Ciara bergetar, dia sangat ketakutan sekarang.