Hati wanita mana yang tidak akan hancur melihat sang suami sedang melakukan hubungan suami istri dengan perempuan lain di ruang kerjanya. Wanita itu bernama Sofia, istri dari Rico yang sudah dinikahi selama enam tahun namun belum diberi keturunan.
Sofia tidak pernah menyangka jika sang suami yang selama ini selalu bersikap baik, lembut dan romantis ternyata dia tega mengkhianatinya.
Apakah Sofia bisa mempertahankan rumah tangganya yang sudah ternoda...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Mabuk berat
Di dalam sebuah diskotik ,musik disco terdengar begitu menggema ke seluruh ruangan diiringi dengan indahnya sorot lampu beraneka warna. Para pasangan muda mudi berjoged ria mengikuti irama musik. Ada juga yang sibuk minum untuk menghilangkan penat.
"Sar, Viviana jadi datang nggak sih...?" tanya Gina di sela- sela jogednya yang cukup heboh.
"Tahu tuh, kita tunggu saja..." jawab Gina tak kalah hebohnya dari Sarah.
"Kalau dia nggak datang kan kasihan tuh si Marchel..." ucap Gina sambil menunjuk ke arah Marcel yang sedang minum.
Setelah puas berjoged Sarah dan Gina menghampiri Marchel untuk minum bersama.
"Marchel, loe gak joged...?" tanya Gina lalu menenggak minuman.
"Nggak ah..."
"Cie kok lesu gitu sih, pasti kecewa ya karena Viviana nggak datang...?" tanya Sarah.
"Ah nggak juga..." jawab Marchel.
Iya, memang benar apa yang dikatakan oleh Sarah. Marchel kecewa karena sudah sampai jam sebelas namun Viviana belum datang juga. Padahal sejak dua jam lalu kedatangannya begitu Marchel nantikan.
"Mungkin nggak diijinin sama suaminya..." ucap Gina.
"Ih kau ini..." Sarah menyikut lengan Gina karena membocorkan pada Marchel bahwa Viviana sudah punya suami.
"Kenapa sih..." sahut Gina. Sarah melotot pada Gina.
"Apa suami...?" Marchel kaget.
"Hehee... Iya Marchel, sebenarnya Viviana sudah merried..." jawab Sarah.
Marchel terdiam, iya , dia patah hati untuk yang kedua kalinya pada Viviana. Dulu ketika mereka masih kuliah dia patah hati cintanya pada Viviana tidak dapat terwujud karena dia harus ikut orang tuanya ke Kanada. Dan sekarang setelah sekilan tahun kembali ke Indonesia dan bisa ketemu lagi dengan Viviana, Rico kembali dibuat patah hati karena perempuan yang dia cintai ternyata sudah menjadi milik orang lain.
"Siapa suami Viviana...? Sudah lama dia nikahnya...?" tanya Marchel.
"Suaminya sudah tua. Udah gitu suaminya nggak asik karena suka ngatur- ngatur Viviana. Dia terlalu mengekang Viviana. Makanya dia suka sedih. Kalau menurut gue sih Viviana nggak bahagia hidup sama suaminya..." jawab Sarah menambah- nambahkan cerita supaya Marchel tidak sedih dan punya harapan untuk memiliki Viviana.
"Apalagi ibu mertuanya itu nggak punya perasaan. Udah bawel, trus Viviana dianggap seperti pembantu yang harus mengerjakan ini dan itu di rumah. Kan kasihan Viviana. Dia jadi merasa tertekan hidupnya..." sambung Sarah.
"Masa sih...?" tanya Marchel.
"Iya benar Marchel... lihat saja sekarang Viviana jadi terlihat lebih kurus. Kalau menurut gue sih nggak lama lagi Viviana bakalan cerai dari suaminya..." Sahut Gina.
"Loe tenang aja Marchel, loe masih ada kesempatan kok buat mendapatkan Viviana. Gue akan dukung loe seratus persen supaya bisa bersatu sama Viviana..." ucap Sarah.
"Tapi gue nggak mau merusak rumah tangga orang Sar..." sahut Marchel.
"Ya tunggu aja dia jadi janda..." sahut Gina.
Marchel menghela nafas panjang. Kemudian dia kembali menenggak minumannya.
"Hai, sorry ya gue telat..."
"Vivi...." ucap Sarah dan Gina begitu senang melihat Viviana yang akhirnya datang.
Mereka berdua pun memeluk Viviana.
"Akhirnya loe datang juga Vi, kita udah nungguin loe dari tadi. Kirain loe nggak bakal datang..." ucap Gina.
"Iya sorry..." sahut Viviana.
Tak hanya Sarah dan Gina saja yang senang melihat kedatangan Viviana, tapi Marchel pun sama . Dia senang sekali, tapi dia mencoba bersikap biasa saja.
"Makasih ya Vi, loe udah mau datang..." ucap Marchel sambil menatap wajah Viviana lalu mempersilahkan Viviana duduk.
Viviana pun mengangguk. Namun Sarah dan Gina merasa aneh dengan sikap Viviana yang terlihat murung tidak seperti biasanya.
"Vi, loe kenapa sih, kok kelihatan sedih gitu...? Loe lagi ada masalah...? Apa loe habis berantem sama laki loe...?" tanya Sarah.
"Nggak..." jawab Viviana singkat.
"Mas... aku mau minum ya..." ucap Viviana minta minuman pada bartender.
"Tumben loe minum Vi...?" tanya Gina.
"Kenapa...? Nggak boleh emang...?" sahut Viviana.
"Ya boleh sih, ya tumben aja..." ucap Gina.
"Gue lagi pusing... Boleh dong gue minum sampai puas..." sahut Viviana.
"Nah gitu dong... Kan asik..." ucap Sarah.
Viviana pun minum dan menghabiskan beberapa gelas hingga akhirnya dia mabuk. Sarah dan Gina merasa khawatir karena ini kali pertama Viviana mau minum.
"Vi, udah dong minumnya, loe udah mabok..." Sarah mencegah Viviana minum lagi.
"Udaah... lepasin, gue masih mau minum...." jawab Viviana dengan muka merah karena mabuk berat.
"Vi sebenarnya loe lagi ada masalah apa lagi sih, kok sampai segitunya kamu minum banyak banget...?" tanya Gina.
"Gue lagi benci banget sama laki gue..." jawab Viviana.
Viviana terus nyerocos hingga akhirnya dia menceritakan permasalahanya dengan Rico. Dia begitu kesal karena saat bercinta dengannya Rico malah menyebut nama Sofia.
"Hah...? Serius loe Vi...? Gila... Suami loe emang gila..." sahut Sarah begitu mendengar cerita Viviana secara keseluruhan.
Gina dan Marchel pun menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Itu artinya laki loe masih cinta sama mantan istrinya itu. Udah deh Vi, mending loe cerai aja, laki modelan begitu, nggak guna tahu... Cuma nyakitin loe doang..." sambung Sarah.
"Nggakkkk.... Ngggak mauuuu... Gue cinta banget sama Ricoo... " jawab Viviana.
"Ih loe ngapain sih kecintaan banget sama cowok kayak gitu..." ucap Gina kesal.
"Hai semua..." tiba- tiba datanglah Ronald dan Putra . Mereka adalah kekasih Sarah dan Gina.
"Kalian datang juga..." ucap Sarah.
"Iya Sorry telat, biasa abis lembur, kerjaan kantor lagi numpuk banget. Trus tadi di jalan macet..." sahut Putra.
"Kenapa dia...?" tanya Ronald melihat Viviana yang sudah lemas sambil menyenderkan badannya di sandaran sofa.
"Mabuk berat..." jawab Gina.
"Tumben..." sahut Ronald.
"Biasa, dia lagi ada masalah sama lakinya. Makanya dia minum banyak banget..." jawab Sarah.
"Hah... Nggak biasa mabuk tapi sok- sokan minum banyak..." ucap Putra.
"Oya kenalin nih Marchel, cowok yang dulu naksir Viviana..." Sarah mengenalkan Marchel pada Ronald dan Putra.
"Sekarang masih naksir nggak...?" tanya Putra.
"Masih lah... " sahut Gina.
Marchel hanya geleng- geleng kepala saja mendengar ucapan Gina.
"Baby ...kita ke hotel yuk..." ucap Ronald pada Sarah.
"Iya yuk udah malam nih, jam dua belas..." sambung Putra pada Gina.
"Trus Viviana gimana...?" tanya Sarah sambil menatap Ronald dan putra secara bergantian.
Sementara itu Viviana antara setengah sadar dan tidak, dan sesekali masih mengoceh sendiri.
"Sama dia aja..." sahut Putra sambil melirik Marchel.
"Ya udah Marchel. Gue minta tolong sama loe , anterin Viviana pulang ya.. Daah..." ucap Sarah.
Mereka berempat segera pergi begitu saja meninggalkan Marchel dan Viviana yang mabuk berat.
"Eh tapi gue nggak tahu alamat rumahnya..." ucap Marchel namun Sarah dan yang lainnya keburu menjauh darinya.
"Duuhh... Gimana ini..." Marchel menggaruk kepalanya bingung apa yang harus dia lakukan.
"Vi...vi..sadar Vi... Ayo kita pulang... " Marchel memapah Viviana keluar dari diskotik.
Marchel lalu membawa Viviana masuk ke mobilnya. Dia hendak mengantar Viviana pulang. Namun sampai di tengah jalan Viviana belum juga sadar dari mabuknya. Ketika ditanya di mana alamat rumahnya dia selalu menjawab asal. Marchel pun bingung harus membawa Viviana ke mana.
Marchel sudah berusaha menghubungi Sarah dan Gina untuk menanyakan di mana alamat rumah Viviana. Namun baik Gina maupun Sarah tidak ada yang menjawab panggilan darinya. Iya, tentu saja mereka tidak menjawab panggilan dari Marchel, mereka sedang asik bercinta di kamar hotel.
Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Marchel memutuskan untuk membawa Viviana ke apartementnya.
Setelah sampai di parkiran apartemen miliknya, Marchel memapah tubuh Viviana masuk ke apartemen. Sebenarnya kalau dirinya tidak mabuk Marcel bisa saja menggendong Viviana agar lebih cepat. Namun kondisi mereka sama- sama mabuk, walaupun Marchel mabuknya tidak separah Viviana. Dia masih bisa jalan dan sadar walaupun jalannya sedikit sempoyongan.
Viviana terus mengoceh mencaci maki Rico yang sudah membuatnya kecewa. Dan Marchel dengan susah payah memapah Viviana. Karena selain mengoceh, Viviana juga memeluk tubuh Marchel dan kadang memukulinya. Mungkin dia mengira Marchel adalah Rico.
Akhirnya Marchel berhasil membawa Viviana ke kamar apartemennya. Marchel membaringkan tubuh Viviana di tempat tidur miliknya. Ketika Marchel akan melangkah keluar dari kamar tiba- tiba tangan Marchel ditarik oleh Viviana hingga dia jatuh menindih Viviana.
"Vi..." Marchel kaget.
"Baby... Jangan pergi... Aku mencintaimu baby... Aku mohon... lupakan perempuan sialan itu..." ucap Viviana mengira Marchel adalah Rico.
"Dengar babyyyy.... Bayi dalam perut perempuan sialan itu bukan anakmuuu.... Itu anak laki- laki lain... Hahhaa..." Viviana tertawa.
"Ayolah baby.. Kamu bersenang- senang saja denganku... Lupakan perempuan sialan ituuuu....kamu hanya milikku baby...." ucap Viviana sambil menelusuri leher Marchel menggunakan bibirnya.
Mendapat perlakuan panas dari Viviana tentu saja membuat Marchel tidak dapat manahan hasratnya. Dan akhirnya mereka menuntaskan hasratnya di kamar apartemen Marchel.
Keesokan harinya Viviana membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa sakit akibat mabok tadi malam. Viviana merasa bingung dengan keadaan kamar yang asing buatnya. Kemudian dia menoleh ke arah kanan dan di sana ada Marchel yang masih tertidur pulas.
Viviana pun kaget. Apalagi dia menyadari bahwa dia dan Marchel dalam keadaan tanpa busana. Hanya selimut saja yang menutupi tubuh keduanya.Lalu Viviana mengingat- ingat apa yang terjadi tadi malam.
Iya, tadi malam Viviana memang mabuk berat tapi dia bisa sedikit- sedikit mengingatnya. Iya, dia ingat tadi malam dia pergi diam- diam dari rumah ke diskotik menemui kedua sahabatnya. Viviana merasa kesal dan marah karena Rico yang menyebut nama Sofia ketika sedang bercinta. Iya, Viviana benar- benar tidak bisa terima itu.
Untuk menghilangkan kemarahannya Viviana pun melilih untuk menemui sahabatnya di diskotik.Viviana juga ingat kalau dia minum dan akhirnya mabuk. Dan setelah mabuk sebagian kesadarannya pun mulai hilang. Tapi dia ingat samar- samar ketika Marchel membawanya ke mobil. Dan dia juga ingat Marcel membaringkan tubuhnya dia atas kasur.
Viviana kembali mengingat apa yang terjadi selanjutnya dengannya. Iya.. Tentu saja dia ingat saat dia sedang bercinta. Namun dalam ingatannya ,Viviana merasa bercinta dengan Rico. Tapi kenapa sekarang orang yang ada di sampingnya bukan Rico melainkan Marchel. Viviana lalu bangun dan duduk sambil menyenderkan punggungnya di sandaran tempat tidur.
"Oh My God... Jadi tadi malam aku bercinta sama dia, bukan sama mas Rico..." Viviana menjambak rambutnya sendiri.
"Aaahh... Kamu benar- benar bodoh... bodoh..bodoh...." Viviana memukul- mukul kepalanya sendiri.
Mendengar ucapan Viviana, Marchel pun membuka matanya. Marchel menoleh ke arah Viviana yang duduk di sampingnya.
"Vi...gue bisa jelasin..." ucap Marchel lalu bangun dan duduk di samping Viviana.
"Tadi malam gue... Gue benar- benar nggak bisa ...." Marchel tidak bisa melanjutkan kata- katanya.
"Nggak papa Marchel, gue ngerti kok, tadi malam kita berdua mabok. Kita melakukannya karena setengah sadar. Gue yang seharusnya minta maaf sama loe karena gue udah merepotkan loe..." sahut Viviana.
Marchel pun tidak menyangka kalau Viviana ternyata tidah marah padanya. Namun tetap saja Marchel merasa bersalah.
"Vi, gue minta maaf ya... Seharusnya gue nggak lakuin itu. Gue tahu loe mabuk berat, tapi gue masih sadar Vi. Dan gua salah banget karena nggak bisa menghindar dari loe Vi. Tapi loe nggak usah khawatir, semalam gue ngeluarinnya dia luar kok..." Marchel tetap saja merasa tidak enak pada Viviana.
Iya tentu saja, Marchel marasa tidak enak pada Viviana karena dia sudah bercinta dengan perempuan yang sudah menjadi istri orang.
Viviana tersenyum pada Marchel.
"Nggak papa Marchel , loe nggak salah, gue yang salah , gue yang udah bikin loe melakukan itu kan. Gue yang seharusnya minta maaf sama loe..." jawab Viviana.
"Marchel... Makasih loe udah bawa gue pergi dari diskotik. Dan untuk kejadian tadi malam, anggap aja itu suatu ketidaksengajaan. Dan kita tidak usah mengingatnya lagi. Anggap saja tidak pernah terjadi apa- apa diantara kita..." ucap Viviana.
Mendengar perkataan Viviana, entah mengapa hati Marchel terasa sakit. Padahal bagi dia malam itu begitu berkesan. Namun Viviana malah sebaliknya. Dia tidak ingin mengingatnya.
"I..iya Vi..." jawab Marchel.
Viviana lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu dia langsung pergi dari apartemen Marchel. Kebetulan tadi malam Marcel meminta seseorang untuk mengambil mobil Viviana di parkiran diskotik dan membawanya ke tempat parkir apartemennya. Jadi pagi ini Viviana bisa langsung pulang ke rumah menggunakan mobilnya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Sementara itu di rumah, Rico sedang kalang kabut mencari Viviana. Pagi tadi ketika dia bangun tidur dia tidak menemukan Viviana di sampingnya. Dia juga sudah mengecek cctv di rumahnya. Iya, Rico melihat Viviana keluar rumah pukul sebelas malam. Namun ketika Viviana pergi satpam penjaga rumahnya sedang pergi ke toilet, jadi dia tidak melihat Viviana pergi dengan mobilnya.
Rico juga sudah menelpon ibu mertuanya, dengan berpura- pura menanyakan kabarnya. namun nyonya Merry justru menayakan kabarnya dan juga Viviana . Itu artinya Viviana tidak ada di rumahnya.
"Rico... sudah ada kabar dari Viviana...?" tanya bu Irma.
"Belum mah, nomornya belum aktif juga dari tadi malam..." jawab Rico.
Namun tak lama kemudian terdengar suara mobil memasuki halaman rumahnya. Rico segera keluar rumah, karena dia tahu itu suara mobil Viviana.
"Baby... Kamu dari mana...?" tanya Rico begitu Viviana turun dari mobil.
Viviana tidak menjawab pertanyaan Rico. Dia terus berjalan perlahan masuk ke dalam rumah. Iya, Viviana sedikit kesusahan berjalan karena bagian intinya terasa pedih akibat aktifitasnya bersama Marchel tadi malam yang menghabiskan tiga ronde.
Iya, walaupun Viviana melakukannya setengah sadar tapi Viviana bisa merasakan bahwa Marchel lebih hebat dari Rico. Apalagi Marchel yang keturunan bule tentu saja ukuran miliknya lebih membuat Viviana terkesan.
Namun Viviana berusaha menghilangkan kenangan tadi malam bersama Marchel. Baginya apa yang telah dia lakukan bersama Marchel adalah kesalahan besar.
"Baby... jawab aku, kamu dari mana...! Pergi malam- malam nggak pamit sama aku, dan pulang sudah siang begini... Lihat sudah jam berapa sekarang ...!" seru Rico marah sambil menunjuk jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.
"Nggak usah tanya aku dari mana...! Aku pergi karena kamu yang sudah bikin aku kesal...!" seru Viviana tidak mau disalahkan.
Rico pun mengusap wajahnya dengan kasar. Iya, dia merasa bersalah pada Viviana atas kejadian tadi malam.
"Iya... Aku salah aku minta maaf..." ucap Rico.
Viviana hanya tersenyum sinis kemudian melangkah menaiki anak tangga menujuk ke kamarnya.
Bersambung....
ternyata ga mulus jalannya bag sat buat meluluhkan hati Sofia
tapi bagus sih jadi bewarna ini cerita keren keren 👍👍👍👍 lanjut thor
hati" Sofia kamu dalam bahaya
g tau apa bininya bosmu garang minta ampun kek singa betina😂😂