lili ada gadis lugu yang Bahkan tidak pernah punya pacar. tapi bagaimana Ketika tiba di hari kiamat dia mendapatkan sebuah sistem yang membuatnya gila.
bukan sistem untuk mengumpulkan bahan atau sebuah ruang angkasa tapi sistem untuk mengumpulkan para pria.
ajaibnya setiap kali ke pria yang bergabung, apa yang di makan atau menghancurkan sesuatu, barang itu akan langsung dilipatgandakan di dalam ruangan khusus.
Lily sang gadis lugu tiba-tiba menjadi sosok yang penting disebut tempat perlindungan.
tapi pertanyaannya Apakah lili sanggup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Setelah semua orang menyelesaikan pekerjaan , segera semuanya memutuskan untuk istirahat.
Di dalam supermarket yang nyaris sepi, hanya cahaya lilin yang bergoyang lembut seperti nafas terakhir harapan. Beberapa orang sudah terlelap, termasuk Real yang tergeletak seperti karung berat di sudut ruangan, sedang drmendengkur pelan, perutnya penuh makanan, tapi bahkan dalam tidur pun, tangan kanannya masih memegang gagang pisau.
Lili tidur dengan tenang, wajahnya lembut tertimpa cahaya lilin, seakan tidak ada kiamat di luar sana. Di antara semua, hanya Evan Qi, yang tidak bisa memejamkan mata. Dadanya sesak oleh kegelisahan dan pikirannya tidak bisa lepas dari bayangan Lili.
lili yang dulu adalah gadis yang penurut dan patuh tapi sekarang ada kenapa menjadi seperti orang yang berbeda. tapi hal yang berbeda inilah yang membuat evan semakin penasaran.
semakin dipikirkan semakin membuat evan menjadi gila untuk memiliki lili terlepas dari alasannya
Ia berjalan perlahan di antara rak-rak kosong, seolah hanya memeriksa kondisi sekitar. Tapi sesungguhnya tujuannya jelas sedang mendekati gadis itu.
Langkahnya ringan, nyaris tak bersuara.
Saat akhirnya ia berdiri di hadapan Lili yang sedang tertidur, Evan sempat terdiam. Tangannya hampir terulur untuk membelai rambut gadis itu.Tapi dia khawatir membangunkannya meskipun memang ini tujuannya.
Dia ingin Lili sadar tanpa membuat suara.
Namun, seketika itu pula, ia membeku. "Apa yang sedang aku pikirkan?"Ia menarik napas panjang. "Perasaan ingin dekat dengannya mulai terasa aneh dan menyimpang"
“Bodoh...” bisiknya pada dirinya sendiri.
Lili sangat cantik yes ditengah-tengah kekecewaan ini. pria manapun pasti tertarik dan ini sebenarnya adalah wajar.
Ia kemudian berjongkok pelan, memperhatikan wajah Lili yang damai dalam tidur. Cahaya lilin menari-nari di pelipis gadis itu. Evan mendadak merasa jauh. Sejauh dunia yang telah hancur di luar sana.
Dulu dia bisa menampilkan pesona nya tapi sekarang pesona bukanlah apa-apa dibandingkan dengan kemampuan. Apakah ini sebabnya Lili tidak lagi memiliki perasaan dengannya.
Evan membenci diri sendiri yang tidak memiliki kemampuan apapun. andainya dia bisa membangun kemampuan, gadis manapun pasti akan bertekuk lutut di hadapannya apalagi jika hanya seorang Lili.
Tapi sayang..
"Kenapa ... kenapa aku selalu tertinggal? Kenapa bukan Real?"pikirnya.
Dulu juga seperti itu dia hanya memiliki pesonanya meski begitu pesona ini mampu menghidupinya. Tapi sekarang pesona ini tidak berguna sama sekali.
Tidak berguna.
Evan menyandarkan punggung pada rak logam di dekat Lili, duduk dengan lutut ditekuk dan tangan meremas ujung jaketnya sendiri. di dalam benaknya dia hanya memikirkan apa yang harus dilakukan untuk menarik perhatian lili. sementara di hari kiamat tidak ada yang bisa dia tawarkan untuk Lili.
Sementara tang mian, hehehe gadis itu hanyalah sebuah pengecualian.
karena dia memiliki kemampuan, Evan harus sering dipermalukan.dia sebagai seorang pria sejati tidak pernah ingin dihina oleh seorang gadis manapun.
tapi Lili beda ..
bersama Lili rasanya dia bisa memiliki dunia.
Evan untuk sementara hanya bisa duduk di sana,berteman sunyi, menjaga Lili yang sedang tidur,gadis yang tidak bisa ia miliki.
Dan Lili pula,di dalam tidurnya, dia justru tersenyum kecil. senyuman itulah yang semakin membuat evan memiliki ilahi Lili sangat manis ,entah karena mimpi yang manis atau karena cahaya lilin yang membuat kenangannya kembali.
Evan tidak tahu jika di dalam mimpinya Lili sedang berada di dalam ruangan pesta. pesta ini seperti pesta kekaisaran namun pada dasarnya dia adalah gadis satu-satunya di pesta ini .Lili dikelilingi oleh begitu banyak pria tampan. satu persatu para pria menyanjungnya dan berusaha mendapatkan senyuman ini bahkan ada yang saling dorong hanya untuk bisa menjangkau ujung jarinya.
"yang mulia , kau sangat cantik malam ini, tidak satupun gadis cantik selain dirimu yang mulia"
pria tampan dengan tinggi semampai datang dan meraih tangan Lili dan berkata,"pilih aku malam ini Oke aku pasti akan memuaskanmu yang mulia"
Lili tertawa tapi pria lain datang dan menghampirinya dengan memeluk pinggangnya."yang mulia kapan giliranku?"
Yang mulia....
Lili sangat bahagia memeluk kiri dan kanan para pria tampan. dia tertawa sepanjang hari di dalam mimpi. begitu indahnya sampai dia tersenyum dan senyum inilah yang dilihat oleh Evan.
Untung saja Evan tidak tahu apa yang membuat Lili tersenyum di dalam mimpinya.
evan yang malang sebenarnya tetap berdiri di posisi yang sama dalam waktu lama.
Sampai lah Fajar menyelinap malu-malu lewat celah kaca yang pecah di atap supermarket.
Kabut tipis menyelimuti lorong-lorong supermarket,menambah kesan bahwa tempat itu lebih menyerupai reruntuhan suci daripada tempat peristirahatan.
Real mengerang pelan, menggeliat seperti singa yang kekenyangan. Ia duduk perlahan, mengucek matanya sambil memandang sekeliling,sekilas menyadari bahwa tidurnya terlalu nyenyak.
"setelah hari kiamat kupikir aku pasti akan mati dalam kondisi lapar tapi sebenarnya aku bisa mati dalam kondisi kenyang, ckck"gumam real.
Dia menyentuh perutnya dan melihat beberapa bungkus makanan yang diletakkan Lili di kakinya tadi malam. bungkusan ini belum habis dan harus dia konsumsi sebelum meninggalkan supermarket.
itu sih katanya Lili.
Real mendengus.
Sementara itu, Lili juga perlahan terbangun. Matanya masih sayu, rambutnya sedikit kusut tapi justru membuatnya terlihat lebih lembut. Ia menoleh ke kanan dan mendapati Evan Qi duduk di sana, dia tertunduk dengan kepala bersandar pada rak, wajahnya lelah, tapi ada sisa kegigihan di balik sorot matanya.
“Evan?” gumam Lili pelan, menyadari keberadaan pria itu lebih dulu dari yang lain.real juga mendengar ucapan lily dan memandang ke arah Evan
"Evan apa yang kau lakukan di sini, timmu ada di sana"kata real tegas.
Evan terbangun dengan kaget kecil. “Ah… maaf. Aku... cuma jaga-jaga,” katanya cepat, sambil berdiri kaku dan merapikan jaketnya.Lili hanya tersenyum samar. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakan. Mereka memang tak sedekat itu, tapi kehadiran Evan... entah kenapa, tetap membuatnya sedikit gugup.
"Evan.. kau...
"Lili sebenarnya aku ingin bicara denganmu tadi malam tapi kau tidur jadi aku tidak membangunkanmu"Kata evan.lili tersentak mendengar Evan berkata seperti itu. sebelumnya di pangkalan b mereka juga sedikit akrab tapi sekarang Lili merasa tidak begitu senang.
Namun sebelum Lili bisa membuka suara lebih jauh, suara berat Real terdengar dari arah lain.
“Tidurmu nyenyak, Lili, aku mendengar dengungan nyamuk, apa kau digigit nyamuk tadi malam?” tanyanya dengan nada santai,tapi matanya melirik tajam ke arah Evan Qi.
Lili mengangguk cepat, “Iya... lumayan nyenyak tapi nggak ada nyamuk kok hehehe,” jawabnya, lalu buru-buru berdiri dan merapikan ransel, mencoba menyibukkan diri.
"nyamuk apa sih?" pikir Lili yang berkeringat padahal cuaca dingin di pagi hari.
Real melirik Evan lagi, kali ini dengan senyum tipis yang tidak sepenuhnya bersahabat. “evan Kau begadang menjaga kami kah? Terima kasih... tapi itu tugasku sebagai pasangan lili ,oh tang mian mungkin kehilanganmu tadi malam.” Suaranya dalam, pelan tapi cukup menusuk.
Evan menelan ludah. Dia tahu apa maksud Real, dan itu membuatnya ingin menyembunyikan wajahnya di balik bayangan.
Lili merasakan ketegangan di antara keduanya dan buru-buru berkata, “real ...Hem Mungkin kita harus mencari air bersih. Di belakang ada vending machine yang belum dibongkar.”
Lili berbisik di telinga real,"aku ingin tahu jika kau menghancurkan,vending machine , apakah itu bisa digandakan juga? mungkin ada beberapa vending machine yang masih utuh kan?"
"Bisakah itu?"
Lili mengangkat bahunya dan berkata,"aku tidak tahu kita coba saja dulu"
Real menatap Lili, kemudian mengangguk. menghancurkan barang juga bisa digandakan, maka real akan menghancurkan banyak barang mulai hari ini. Dia pikir menghancurkan akan lebih baik daripada makan.
Jika vending machine bisa, bagaimana dengan mobil?
Real punya banyak pertanyaan di benaknya tapi semuanya tidak bisa terjawab saat ini. mereka harus mencoba dulu dan mencari tahu.
Tapi sebelum berbalik, dia sempat menepuk bahu Evan keras. “Lain kali, kalau mau duduk di dekat perempuan, pastikan kau punya alasan yang tepat.”
Sentakan itu terasa seperti cambukan bagi Evan. Tapi dia menahannya. Lili hanya memandang keduanya dengan bingung dan canggung.
Rasanya seperti seorang istri yang kedapatan selingkuh.
"Real ..ayo "
Akhirnya Lili berhasil menarik real pergi dan mereka mengobrak-abrik beberapa hal lagi.Kali ini bukan mau oprak-abrik tapi lebih tepatnya adalah menghancurkan barang.
Lili tertawa dan bertepuk tangan.
Ini karena seperti yang dia pikirkan, vanding mesin nya berhasil dilipatgandakan.wah kabar yang bagus.
Real yang diberitahukan oleh Lily juga sangat gembira. menghancurkan banyak barang seperti ini juga salah satu olahraga untuk meringankan beban pikiranmu dan menghalau stres.jadi real sangat suka dengan aktivitas ini lumayan untuk membuang kalori yang anda makan tadi malam.
Tapi beberapa orang yang melihat perilakunya itu tercengang dan tidak tahu harus bicara apa.
Para prajurit..." kapten kami benar-benar takut istri...
Evan Qi..."real sedang cemburu dan dia melepaskannya dengan menghancurkan banyak barang, ckckck, pesonaku sebenarnya masih luar biasa hehehe*
Kelompok Tim kingdom,.."Kapten tim militer sedang stres berat"
Pagi itu dimulai dengan dingin yang tak hanya datang dari udara, tapi juga dari hati yang saling bersilang.
thor Doble up ya /Grin/