Cecil seorang anak brokenhome yang selalu di hantui dengan perasaan takut menikah. Ia bersahabat dengan Didit yang ternyata mendekati Cecil bukan hanya sekedar sebagai sahabat. Bukan semakin terkontrol, Rasa kecewa yang mendesak Cecil ingin menjauhi siapa pun yang ingin membantunya. Apa yang membuat Cecil semakin kecewa dengan didit? Bisakah Didit meluluhkan hati Cecil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjamenanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai gak jelas arahku
Kembali di 5 tahun setelah lulus SMK. Aku bener-bener kesepian. Pulang dari workshop pembuatan parfum. Aku balik ke coffeshop. Aku tinggal jauh dari Bunda. Setelah kuliah Aku senang tinggal di kota ini. Bunda akhirnya sewa toko, buka cabang disini untuk Aku kelola. Aku tinggal di kos karena Bunda minta nggak lama-lama disini. Hari ini, Aku jadi kasir dan barista. Karena 2 Timku ini sakit. Jadi dari pagi sampai tutup cafe Aku kerjain sendiri. Sedang cafe lagi rame. Gak lupa Aku minum obat dari psikiater. Obat ini bikin ngatuk ? Iya..! tapi gak separah waktu awal-awal pengobatan. Aku fokus ke layar komputer mencatat setiap pesanan langsung ku buat saat itu juga. Hingga gak sadar tanganku kena air panas. Tanganku memerah tapi tetap harus cepat menyajikan. Karena bener-bener rame.
Akhirnya tutup cafe. Aku tutup dulu rolling door di kanan kiri cafe baru bagian pintu aku tutup setengah. Aku lap meja, sapu, dan pel. Ku matikan lampu dan keluar. Balik kos. Jarak cafe dan kosku sekitar 10 menitan kalau jalan kaki. Hari itu aku jalan kaki sambil ngcek HP, mereka masih chat aku walau tak sesering dulu kecuali Didit. Dari Dia sampai singapura sudah nggak pernah menghubungi aku lagi. Ken dan Gea sudah menikah setahun lalu. Kami semua hadir kecuali Didit. Kata sammy, Didit sudah mulai beraktifitas normal. Saat itu Sammy datang bersama tunangannya. Aku sudah dapat undangan nikahannya dari sammy kemarin. Kosanku sudah terlihat.
Ku buka chat dari sammy "kamu dateng.kan?"
Aku balas "siap cari hotel dan tiket pesawat !"
Ku keletakkan tasku. Berbaring di kasur.
Chat bunda "bund, minggu depan aku ke singapura. Sammy nikah. Doain aku selamat sampai balik indonesia.yaa"
Bunda belum jawab. Aku bergegas mandi dan tidur.
Besok pagi, aku lihat chat kedua timku yang ternyata sudah bisa kerja. Aku siap-siap tennis. Aku chat andin, ryan, arkana, elara. Mereka sudah di lapangan dengan satu teman elara. Aku naik mobil kesana. Bunda beliin aku mobil supaya mudah bawa barang-barang kos. Sampai di lapangan. Aku lihat seperti gak asing teman elara. Aku teriak "ARGAAA!" Arga langsung lari ke aku. Kami pelukkan. "Ngapain disini?" Dia nunjuk elara. Kami mendekati mereka. Elara seperti ga suka dengan sikapku. Aku langsung jaga jarak. Arga ketawa "dia ini sahabatku. Udah punya tunangan juga." Aku melotot ke Arga. "Masih setia.kan?" Aku mengisyaratkan 'nggak ' ke mereka. "Selama ini Dia emang sendirian" kata ryan dari balik net. Aku salaman dengan ryan,andin,arkana dan elara yang masih bermuka kurang suka. "Gak bakalan suka sama dia." Aku ngyakinin Elana. Arga ketawa. "Yang kamu taksir kalo gak Didit yaa Didit yaaa. Cil?" Goda arga ketawa. Elana sedikit tersenyum ke aku. "Kenalin ke kita, Cil" kata andini. "Boro-boro dikenalin. Kita semua gak ada yang tahu Dia dimana" jelas arga. Aku bingung dengan ucapan arga. "Kamu gak tahu? Sammy terakhir kali ketemu Tante Dini, katanya Didit lagi cari tempat lagi buat buka usaha. Entah di australia atau malaysia. Mamanya sendiri juga gak mau terlalu ikut campur dengan bisnis Didit. Mamanya juga waktu itu bilang mau balik indonesia. Pastinya gak tahu kapan." Arga dipanggil elana. Aku dipanggil caren, "Disini kurang pemain" 2 jam kami main. Akhirnya aku mau balik, arga nawarin buat nongkrong dulu bareng mereka. Ngliat elana yang terlihat gak bersahabat "sampai ketemu di nikahannya sammy.ya" aku menepuk lengan atas Arga. Pamit pulang duluan.
Sambil nyetir "jadi dewasa itu serem" Aku senyum kesel. Dulu muter-muter pake motor, sekarang ngabisin bensin ke Rumah Bunda. Chat Tim cafe " Hari ini Saya keluar kota dulu. Besok baru balik. Terimakasih"
Aku ke kosan dulu. Mandi, siap-siap kasih kejutan bunda. Mobil menuju ke rumah bunda. Lumayan ngantuk. Sudah masuk perumahan. Didepan ada mobil terparkir. Markir agak jauh dari rumah. "Bunda party ditinggal anaknya ngrantau". Aku turun dari mobil. Jalan ke rumah. Kumpulan emak-emak arisan ini. Aku tersenyum menyapa mereka. Aku peluk bunda "kamu kok gak bilang" aku pamit ke mereka. Masuk ke kamar, banyak paper bag berisi kado. Aku sudah 3 tahun gak pulang. Bunda yang ke kosku. Ku lihat kartu ucapan. Tidak ada nama pengirimnya. "Ini bener dari bunda?" Aku buka satu-satu. Tas, baju sampai sepatu. Ada juga kotak perhiasan. Kubuka, kalung. Aku cek satu persatu, gak ada nama pengirimnya. Gak ada juga ucapannya. Cuma tulisan untuk aku. Aku rapikan di meja. Aku mandi dan siap-siap tidur
"tokk..tok..tok " ku buka pintu.
"Aku besok balik.kok,bund" bunda masuk ke kamar dan melihat semua sudah dibuka.
"Ini dikirim tanpa nama. Apa.." belum sempat bunda melanjut
"Tante Dini mau balik ke indonesia, Bunda tau?" Bunda mengangguk
"Bunda sudah ketemu tapi katanya Didit gak tau sekarang dimana. Memang dia.." aku sela lagi
"Aku besok sudah balik,bund. Aku mau istirahat" bunda keluar kamar. Ku tutup pintu. Aku tertidur.
Aku bangun, kulihat jam 1. Aku lihat pintu.
"Kenapa jadi inget itu anak" aku buka chat.
Scroll kebawah "Bu,besok jadi kesini.gak? Ada yang nyari, tapi Saya bilang ibu gak ada di tempat. Jarang juga kesini "
aku balas " oh iya, temen SMKku. Udah ketemu kok. Hari ini kayaknya baru sampai sana malem. " mungkin arga.
Aku siap-siap berangkat. Bunda sudah ada di meja makan. Aku mengambil nasi dan lauk. Bunda memperhatikanku
"Kenapa?" Tanyaku. Bunda mulai mengambil lauk.
"Temen Bunda kemarin nanyain kamu. Kamu punya pacar apa nggk" aku masih sibuk dengan piringku
"Terus?" Bunda diam sesaat "ya dia pengen kamu kenal sama anaknya." Bunda diam menunggu jawabanku
"ok. Suruh aja anaknya dateng ke cafeku." Bunda kaget
"aku udah cukup umur" aku buru-buru menghabiskan makanku
"tapi cil." Aku pamit ke bunda.
Di jalan, HPku berdering.
Dari elana. "Ya ada apa?"
"Kamu beneran cuma temen kan?"
Aku menepikan mobiku dengan kesal. Paling males sama orang-orang yang cemburu gak jelas kayak gini "Emang arga cerita apa?"
"Dia cerita kamu sama didit terus"
"Iyya terus, kenapa?"
"Dulu kalian beneran cuma temen atau sering jalan bareng?"
"Aku emang pernah pacaran tapi bukan sama arga. Haduuh, arga itu bukan tipeku. Kita juga gak pernah jalan berdua."
Elana diam. "Udah yaa, aku masih nyetir ini"
"Ok, ati-ati.cil"
...****************...