NovelToon NovelToon
Obsession For Mrs.Seaggel

Obsession For Mrs.Seaggel

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Duniahiburan / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: venn075

menceritakan tentang seorang gadis mantan penari ballet yang mencari tahu penyebab kematian sang sahabat soo young artis papan atas korea selatan. Hingga suatu ketika ia malah terjebak rumor kencan dengan idol ternama. bagaimana kisah mereka, yukkk langsung baca saja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon venn075, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Malam itu, Jihoon tiba-tiba merasa gelisah, seakan segala ketenangan yang selama ini ia rasakan seketika terkoyak. Telepon misterius itu—yang mengingatkan pada bayang-bayang masa lalunya—menyebabkan kekacauan dalam pikirannya. Namun, alih-alih membiarkan dirinya terhanyut dalam kegelisahan, Jihoon merasa ada satu hal yang bisa membantunya menenangkan diri: Cassi. Sesuatu tentang wanita itu yang selalu memberi rasa tenang, seperti oasis di tengah badai.

Tanpa ragu, Jihoon mengarahkan mobilnya menuju kediaman Cassi. Rumah megah itu berdiri dengan anggun di kawasan yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota. Begitu ia tiba, pintu gerbang terbuka, dan ia melangkah masuk, langsung menuju ke bagian dalam rumah, yang dipandu oleh pelayan yang menyambutnya dengan sopan.

Cassi sedang duduk di perpustakaan pribadi, ruangan yang dipenuhi rak-rak buku tinggi dan furnitur klasik yang nyaman. Cahaya lampu lembut menerangi suasana yang tenang, dan Cassi, dengan pakaian santainya, tampak tenggelam dalam dunia buku yang ada di tangannya. Namun, begitu Jihoon muncul di ambang pintu, matanya langsung tertuju pada Cassi. Ada rasa familiar yang mengalir dalam dirinya, sesuatu yang membuat hatinya merasa lebih tenang hanya dengan melihatnya.

Tanpa berkata sepatah kata pun, Jihoon berjalan menuju Cassi. Dalam sekejap, ia berada di sampingnya, dan tanpa peringatan, ia menarik tubuh Cassi ke dalam pelukan yang erat, membuatnya sedikit terkejut. Namun, Jihoon tidak memberi kesempatan bagi Cassi untuk bertanya. Dengan senyuman nakal yang terukir di wajahnya, ia menatap wajah Cassi yang kini begitu dekat dengannya.

"Rasanya sudah terlalu lama tidak melihatmu," kata Jihoon, suaranya santai namun penuh dengan godaan. "Aku rasa, aku harus datang untuk mengingatkanmu betapa aku bisa membuatmu teralihkan dari semua kepenatan."

Cassi hanya bisa tersenyum kecil, walau sedikit bingung dengan perilaku Jihoon yang tiba-tiba begitu menggoda. “Kau datang kemari hanya untuk menggoda aku di malam hari?” tanya Cassi, suaranya terdengar sedikit terkejut namun tidak bisa menutupi rasa tertarik di balik matanya.

Jihoon hanya tertawa pelan, tetap memeluk Cassi dengan satu tangan sementara tangan lainnya mengusap rambutnya dengan lembut. "Mungkin. Tapi lebih tepatnya, aku ingin melihat ekspresi wajahmu yang selalu membuatku merasa lebih tenang. Rasanya, dengan begini, aku bisa melupakan sebentar segala kekalutan dalam hidupku," jawab Jihoon, matanya berkilau penuh ketegasan namun juga ada rasa lega yang tersirat.

Cassi melepaskan diri dari pelukan Jihoon perlahan, namun ia tetap duduk di sampingnya, matanya menatap Jihoon dengan tatapan penuh pertanyaan. "Apa yang sebenarnya kau cari, Jihoon? Kenapa kamu datang kemari malam-malam seperti ini tanpa alasan jelas?"

Jihoon menyandarkan punggungnya ke kursi dan tersenyum dengan gaya menggoda yang khas. "Apa itu tidak jelas? Aku hanya ingin menikmati malam ini denganmu, Cassi. Mungkin, saat bersamamu, aku bisa sedikit lebih santai dan melupakan semua tekanan yang datang menghampiriku. Bagaimana kalau kita melupakan dunia untuk sementara? Aku sudah cukup lelah untuk memikirkan hal lain."

Cassi hanya tertawa ringan, merasa sedikit tertarik dengan cara Jihoon yang begitu santai. "Kau memang selalu tahu cara membuat suasana menjadi lebih ringan. Tapi jangan kira aku akan mudah teralihkan dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalaku," jawabnya dengan senyum penuh tantangan.

Jihoon mendekatkan wajahnya sedikit, hanya sejengkal dari wajah Cassi. "Aku lebih suka membuatmu teralihkan dengan cara yang lebih menyenankan, bukan?" bisiknya, suara lembut namun penuh godaan. "Coba lihat mata ini. Apa yang kamu lihat?"

Cassi tak bisa menahan tawa kecilnya, merasa suasana malam itu semakin menggoda. "Kau memang pandai mengalihkan perhatian, Jihoon," katanya sambil menatapnya dengan mata yang penuh arti, meskipun senyum di bibirnya tetap terjaga.

"Karena aku tahu betul, Cassi," Jihoon menjawab dengan nada yang lebih serius meskipun bibirnya masih tersenyum. "Kau adalah cara terbaik untuk membuatku melupakan dunia luar, bahkan jika hanya untuk satu malam."

Mereka duduk bersama, menikmati kedekatan yang tercipta dalam keheningan yang menyenangkan, jauh dari dunia luar yang penuh dengan kekacauan. Jihoon merasa, dengan setiap detik yang berlalu, perasaan cemasnya berkurang sedikit demi sedikit. Di sisi Cassi, dia menemukan kenyamanan yang tak bisa ia dapatkan di tempat lain.

Dengan sedikit godaan dan senyuman yang tak pernah lepas dari wajah mereka, malam itu menjadi lebih ringan. Mereka berdua, tanpa harus mengungkapkan segalanya, hanya menikmati kehadiran satu sama lain—sebuah momen sederhana namun penuh makna yang membantu Jihoon melupakan sejenak segala perasaan yang mengganggu pikirannya.

Malam itu berlanjut dengan lebih banyak tawa, lebih banyak godaan kecil, dan lebih banyak kehangatan yang tercipta di antara mereka. Jihoon tahu, untuk sesaat ini, ia tidak perlu memikirkan masalah besar. Yang ia butuhkan hanya Cassi, yang selalu bisa membuatnya merasa sedikit lebih hidup.

Malam itu terasa begitu berbeda bagi Jihoon. Setelah melalui kekacauan yang menyelimuti pikirannya, ia merasa sedikit lebih tenang berada di kediaman Cassi. Mereka duduk berdua di ruang perpustakaan yang dipenuhi buku-buku tua, saling berbicara dalam keheningan yang nyaman. Meskipun Jihoon lebih memilih untuk menggoda dan mengalihkan perhatian Cassi dari pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu, ada perasaan lain yang semakin tumbuh dalam dirinya—sesuatu yang lebih dalam dan lebih serius daripada yang ia sadari.

Cassi, dengan senyum nakalnya dan tatapan yang tajam, selalu bisa membuat Jihoon merasa lebih rileks. Namun, malam ini, ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan matanya. Ia mulai merasakan ketegangan yang perlahan memancar di udara di antara mereka. Tanpa sadar, jarak di antara keduanya semakin mengecil.

Di tengah keheningan yang nyaris sempurna, Jihoon tiba-tiba melangkah lebih dekat, mendekatkan wajahnya dengan wajah Cassi yang kini hanya beberapa inci saja. Cassi menatapnya, namun kali ini ada kesan keheranan dalam matanya, seolah bertanya apa yang sedang dipikirkan Jihoon.

Tanpa memberi kesempatan bagi Cassi untuk bertanya lebih lanjut, Jihoon meraih wajahnya dengan lembut, menahan kedua pipi Cassi dengan telapak tangannya yang hangat. Seiring dengan detak jantung yang semakin cepat, Jihoon menatap mata Cassi dengan intens, menyentuh bibirnya yang membentuk senyum tipis.

Dengan hati yang berdebar, Jihoon mendekatkan dirinya pada Cassi yang duduk di sampingnya mata mereka bertemu dalam keheningan yang memikat. Tanpa kata, Jihoon mencium Cassi dengan lembut, Suasana terasa penuh ketegangan, namun juga begitu intim, saat Jihoon menatapnya dengan penuh perasaan. Cassi terkejut sesaat, namun tak bisa menahan diri, membalas ciuman itu dengan penuh emosi. Detik-detik itu seakan melupakan waktu, hanya ada mereka berdua dalam dunia yang terasa begitu pribadi. Bahkan tanpa sadar cassi sudah berada di pangkuan jihoon. Mereka saling melumat dan mengeksplor satu sama lain.

Setelah beberapa saat, Jihoon menarik sedikit mundur, menatap wajah Cassi yang kini berantakan Ia tersenyum lembut, menyeka saliva di bibir cassi dan menyentuh pipinya dengan penuh perhatian.

"Aku menyukaimu, cassi."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!