NovelToon NovelToon
Regresi Jadi Boss Dungeon

Regresi Jadi Boss Dungeon

Status: sedang berlangsung
Genre:Kultivasi Modern / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:46
Nilai: 5
Nama Author: Ray Nando

Suara klik tetikus yang hening namun cepat memenuhi ruangan itu. Cahaya biru dari layar monitor menjadi satu-satunya penerangan di kamar sempit berukuran 3x4 meter di pinggiran Shanghai.


Chen Yu, pemuda kurus dengan kantung mata tebal, menatap layar dengan tatapan kosong. Di layar itu tertulis: "GAME OVER. Server akan ditutup selamanya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bengkel "Maju Jaya" yang Telah Direnovasi & Atap Gedung Seberang

(Bob si Pembangun... Versi Kegelapan)

Matahari pagi menyinari reruntuhan bengkel. Chen Yu tidak tidur, tapi dia tidak merasa lelah. Energi dari Inti Dungeon terus memulihkan staminanya.

Dia berdiri di depan tembok bengkel yang runtuh. Di tangannya, Titan's Wrench (Kunci Inggris Titan) bersinar perak.

"Baiklah, mari kita lihat apa yang bisa dilakukan mainan baru ini," gumam Chen Yu.

Dia mengayunkan kunci inggris raksasa itu, menghantam pilar beton yang hancur.

KLANG!

Bukannya hancur, pilar itu bersinar biru. Beton yang retak menyatu kembali dengan kecepatan tinggi. Besi-besi yang bengkok meluruskan diri. Dalam hitungan detik, tembok itu kembali utuh, bahkan lebih tebal dan berwarna hitam metalik.

[Struktur Diperkuat: Reinforced Concrete Wall (Level 2)]

[Biaya: 50 Mana.]

"Hahaha! Ini curang sekali!" tawa Chen Yu lepas. "Aku tidak perlu semen, aku cuma perlu memukulnya!"

Chen Yu berlarian keliling bengkel seperti anak kecil. Dia memukul pagar (pagarnya jadi berduri), memukul pintu rolling door (jadi pintu baja anti-ledakan), bahkan memukul mesin pembuat kopi di pojok ruangan.

Ting! Mesin kopi itu berubah menjadi [Abyssal Coffee Maker].

[Efek: Kopi yang dihasilkan memulihkan 10 Mana per tegukan, tapi rasanya seperti aspal.]

Nyonya Zhang melayang turun, geleng-geleng kepala. "Nak Chen, kau membuat tempat ini terlihat seperti penjara militer. Dimana estetikanya?"

"Estetika tidak bisa menahan peluru, Nyonya," jawab Chen Yu sambil menyeruput kopi aspalnya. "Lagipula, kita kedatangan tamu."

Bukan musuh. Radar sistem Chen Yu mendeteksi titik berwarna Kuning (Netral).

(Goblin Gerobak Mie)

Dari arah jalan raya yang sepi, terdengar suara lonceng kecil. Kring... kring...

Seorang makhluk pendek berkulit hijau keriput, mengenakan rompi tukang parkir dan topi caping, mendorong sebuah gerobak kayu tua. 

Gerobak itu penuh dengan barang-barang aneh: botol ramuan, gulungan kertas, dan senjata bekas.

Makhluk itu berhenti di depan gerbang bengkel yang baru. Dia menyeringai, memperlihatkan gigi emasnya.

"Pagi, Boss Muda! Wah, bau anjing hangus ini sedap sekali," sapa makhluk itu dengan logat pedagang pasar yang kental.

[NPC Terdeteksi: Goblin Merchant 'Pak Tua' (Level ???)]

[Afiliasi: Black Market System.]

[Tujuan: Berdagang.]

Chen Yu menurunkan kunci inggrisnya, tapi tidak menyarungkannya. "Kau menjual atau membeli?"

"Dua-duanya, Boss! Dua-duanya!" Pak Tua Goblin itu menggosok-gosokkan tangannya. "Aku melihat kau punya banyak Loot bagus. Gigi Cerberus? Kulit Mutant? Aku beli dengan harga tinggi!"

Chen Yu melemparkan kantung berisi material sisa Cerberus. Goblin itu menangkapnya dengan sigap, matanya berbinar menghitung isinya.

"Mantap! Total 5.000 Koin Emas. Atau... kau mau tukar tambah?" Goblin itu menyingkap terpal gerobaknya.

Mata Chen Yu tertuju pada sebuah gulungan kertas biru yang berpendar.

[Blueprint: Automated Turret (Senapan Otomatis)]

[Syarat: Butuh Keterampilan Mekanik.]

"Aku ambil itu," kata Chen Yu cepat.

"Pilihan tajam! Tapi Boss, ada satu hal lagi..." Goblin itu memelankan suaranya, wajahnya menjadi serius. "Di jalan kemari, aku melihat sesuatu berkilau di atap gedung pencakar langit, 800 meter dari sini. Kilauan lensa."

Chen Yu terdiam. "Lensa?"

"Hati-hati, Boss. Kepala yang besar adalah sasaran yang empuk."

Dengan tawa terkekeh, Goblin itu menghilang dalam sekejap mata bersama gerobaknya, meninggalkan gulungan blueprint di tanah.

(Peluru Tak Bersuara)

Chen Yu baru saja membungkuk untuk mengambil blueprint itu.

ZING!

Sebuah desingan angin tajam melewati telinganya.

TAK!

Sebuah lubang kecil muncul di aspal, tepat di tempat kepala Chen Yu berada sedetik yang lalu. Tidak ada suara tembakan. Hanya desingan peluru supersonik.

"Sial!"

Chen Yu berguling ke balik tembok beton yang baru diperkuat.

"Nyonya Zhang! Berlindung!" teriaknya.

TAK! TAK!

Dua peluru lagi menghantam tembok tempat Chen Yu berlindung. Beton Level 2 itu retak sedikit. Pelurunya bukan timah biasa. Itu peluru Armor Piercing yang dilapisi Mana.

Chen Yu mengintip sedikit lewat celah retakan tembok. Matanya yang diperkuat sistem melakukan zoom-in.

Di atap gedung perkantoran yang berjarak hampir satu kilometer, dia melihat kilatan kecil.

[Player Terdeteksi: EagleEye_Sniper]

[Class: Marksman]

[Level: 9]

[Jarak: 950 Meter]

"Dia diluar jangkauan deteksi biasaku," desis Chen Yu. "Dan dia menggunakan peredam suara magis. Ini bukan amatir. Ini Pro Player tipe Camper."

Player tipe ini adalah yang paling dibenci Chen Yu. Mereka tidak berani duel jarak dekat. Mereka hanya menunggu di tempat aman dan memanen kill dari jauh.

"Dia menjepit kita," kata Chen Yu. "Kalau aku 

keluar dari balik tembok ini, kepalaku pecah. Kalau aku diam di sini, dia akan memanggil teman-temannya untuk mengepung."

Knalpot, si naga kecil, mencoba mengintip. Chen Yu menarik ekornya. "Jangan cari mati, bodoh."

Chen Yu butuh cara untuk membalas serangan jarak 1 kilometer. Dia tidak punya senapan sniper. Dia cuma punya kunci inggris, rongsokan mobil, dan...

Mata Chen Yu tertuju pada per suspensi truk (pegas raksasa) yang tergeletak di pojok bengkel. Lalu dia melihat tiang besi panjang bekas antena.

Otak montirnya kembali berputar.

"Nyonya Zhang," panggil Chen Yu. "Apakah kau bisa melempar barang?"

Nyonya Zhang yang sedang bersembunyi di balik drum oli menjawab, "Aku bisa melempar sandal ke suamiku dari jarak 50 meter tepat sasaran."

"Bagus. Tapi kali ini kita butuh jarak 1.000 meter. Kita akan membuat ketapel raksasa."

(Angry Birds: Edisi Bengkel)

Chen Yu merangkak cepat di balik perlindungan tembok, menyeret pegas truk dan besi antena. Dia bekerja cepat. Menggunakan Titan's Wrench, dia mengelas pegas itu ke lantai beton, membentuk dudukan peluncur.

Dia mengambil sebatang besi rongsokan yang ujungnya dia runcingkan. Ini akan jadi anak panahnya—sebuah harpun besi seberat 10 kg.

"Ini gila," gumam Chen Yu. "Fisika game ini mungkin mengizinkan, tapi akurasinya akan nol."

Dia butuh Guidance System (Sistem Pemandu).

Mata Chen Yu tertuju pada Knalpot. Naga kecil itu sedang mengunyah baut.

"Knalpot," kata Chen Yu lembut. "Kau mau terbang tinggi?"

Kuek?

Chen Yu mengikatkan tali kamera kecil (bekas CCTV bengkel) ke leher Knalpot.

"Terbanglah lurus ke atas. Jadi mataku."

Knalpot mengepakkan sayapnya, terbang vertikal ke atas. Koneksi video dari kamera di leher naga itu muncul di layar hologram Chen Yu.

Dari ketinggian, Chen Yu bisa melihat posisi si Sniper dengan jelas. Orang itu sedang tiarap, membidik pintu keluar bengkel, menunggu Chen Yu muncul.

"Kalkulasi sudut... Kecepatan angin... Gaya gravitasi..."

Chen Yu menarik pegas truk itu ke belakang sekuat tenaga. Otot-otot level 8-nya menegang. Besi harpun itu terpasang di jalurnya.

Nyonya Zhang membantu menarik dengan telekinesisnya. "Satu... Dua... Tiga..."

"Makan ini, pengecut!"

JEPRET!

Harpun besi itu melesat dengan suara WUNGGGG yang mengerikan. Besi itu membelah udara, melengkung tinggi di langit Shanghai.

Di layar kamera Knalpot, Chen Yu melihat si Sniper menyadari ada benda asing datang. Si Sniper berdiri, panik, mencoba lari.

Tapi dia terlambat.

Harpun besi itu menukik turun dengan kecepatan gravitasi penuh.

JLEB!

Harpun itu tidak mengenai si Sniper secara langsung (akurasinya meleset 1 meter), tapi harpun itu menembus lantai atap gedung tepat di depan kaki si Sniper.

Daya hancur dari besi seberat 10 kg yang jatuh dari langit meruntuhkan lantai atap yang rapuh itu.

"AAAAHHH!"

Si Sniper terperosok jatuh ke lubang yang tercipta, jatuh ke lantai gedung di bawahnya.

[Hit!]

[Musuh Terjatuh. Cedera Kaki. Senapan Rusak.]

Chen Yu melihat notifikasi itu dan tersenyum puas. Dia tidak membunuhnya, tapi dia mematahkan "giginya". Tanpa senapan sniper, Marksman hanyalah target latihan.

"Nyonya Zhang," kata Chen Yu sambil membersihkan tangannya yang berminyak. 

"Siapkan pasukan tikus yang baru. Kita akan melakukan kunjungan ke gedung seberang. Sudah waktunya kita ekspansi."

Chen Yu melompat keluar dari persembunyiannya, Knalpot mendarat mulus di bahunya.

"Serangan adalah pertahanan terbaik. Mulai hari ini, radius 1 kilometer adalah wilayah kekuasaan Bengkel Maju Jaya."

Musik rock menghentak pelan seiring Chen Yu berjalan keluar gerbang, kunci inggris raksasa dipanggul di bahunya, siap untuk berburu.

1
𝗜𝗿𝗲𝗻𝗲
alur ceritanya seru, rapi dan enak dibaca/Good/
hnya saja aku mnemukan sdikit kejanggalan...
Ray void: eiit santai
total 6 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!