"Butuh uang berapa?" tanya Sky to the point.
"500 juta Tuan. Kalau Tuan Sky tidak
keberatan, saya mau pinjam sesuai nominal tersebut dengan sistem potong gaji," terang Aletta.
"Saya kasih 1 milyar, tapi kamu harus nikah sama saya," tegas Sky.
"Bagaimana? Kamu setuju kan?" tanya Sky yakin.
Sky berdecak kesal melihat Aletta yang tampak memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Ck, apalagi yang kamu pikirkan? Menikah sama saya nggak akan rugi. 1 milyar itu untuk kamu bukan hutang. Kamu nggak perlu menggantinya walau kontrak pernikahan sudah selesai," bujuk Sky pantang menyerah.
Beberapa detik kemudian ....
"Saya setuju Tuan," kata Aletta tanpa ragu.
Bagaimana kisah perjalanan Aletta menjalani pernikahan kontrak tersebut?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Follow TikTok @Bilqies Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bermain Ski
Sepertinya pria dingin itu memang ingin mencari keributan. Jadi, dia selalu membahas hal itu. Seperti saat ini, tampak mereka yang sedang menikmati sarapannya. Dalam masih keadaan mengunyah makanan di mulutnya, Sky melihat Aletta sambil tersenyum mengejek.
"Yakin mau peluk mantan? Baru ketemu saja sudah banjir air mata," cibirnya.
Mendengar hal itu Aletta mendadak cemberut. Bagaimana bisa Sky tahu hal itu. Mood Aletta seketika buruk bukan karena ucapan Sky, tapi karena dia masih ingat betul perlakuan buruk keluarga mantan nya itu. Dan akhirnya memisahkan dua hati yang saling mencintai.
Aletta menghela nafas beratnya. Dia jadi tidak bersemangat lagi untuk menghabiskan sarapannya. Suasana dan pemandangan yang mendukung tak bisa mengembalikan moodnya yang terlanjur jelek.
"Kenapa diam? Kamu malu untuk mengakui, hah?" cecar Sky masih dengan topik yang sama. Entah sejak kapan gunung es itu banyak bicara dan tertarik dengan apa yang menjadi privasi Aletta. Ada saja bahan obrolan yang membuatnya selalu bicara dengan Aletta.
"Mood saya lagi buruk, bisa nggak di pending dulu tanyanya? Misalnya nanti saja kalau kita sudah pulang ke Jakarta," ujar Aletta tak bersemangat.
Sky hanya berdecak lirih, dia kembali melanjutkan sarapannya tanpa sedikit pun membalas ucapan Aletta. Melihat Sky sudah tidak memancing emosinya lagi, diam-diam Aletta menghembuskan nafas lega. Dan saat ini Aletta bisa sarapan dengan tenang walaupun pikirannya terbagi.
🌷🌷🌷
Usai sarapan, pria dingin itu segera beranjak dari duduknya. Semua mata terpanah bahkan memuja ketampanan pria itu. Tampak Sky memakai outfitnya yang casual membuat penampilannya semakin cool dan macho. Ketampanannya pun tak perlu di ragukan lagi, karena dari segi manapun dia tetap terlihat berkharisma.
"Tuan, sekarang kita mau kemana dulu?" Aletta mengekori langkah Sky yang berjalan keluar restoran. Wanita itu mempercepat langkahnya agar bisa sejajar dengan pria berbadan tinggi itu.
"Main ski. Kamu bisa?" tanya Sky yang masih sibuk mengotak-atik benda pipih yang ada di tangannya.
Sontak Aletta berdecak sebal, pria itu sebenarnya ingin menghinanya atau bagaimana. Pasalnya dia pergi ke luar negeri saja baru kali ini. Tidak mungkin juga kan Aletta belajar ski di Negaranya yang tidak memiliki musim dingin.
"Anda hobby sekali mengejek dan menghina saya, Tuan. Pergi ke luar negeri saja baru kali ini." Aletta mengerucutkan bibirnya sambil berjalan cepat ke arah mobil. Sopir paruh baya itu sudah standby di samping pintu penumpang untuk membukakan pintunya.
Sedangkan Sky hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Menatap kikuk ketika sadar salah bicara.
"Kamu tenang saja. Nanti saya ajarin," ucap Sky datar membuat Aletta langsung menoleh, padahal badannya sudah setengah masuk ke dalam mobil.
"Serius Tuan?" seru Aletta antusias dengan kedua netra yang membulat dan biar di wajahnya.
"Hem." Pria itu hanya berdehem saja tanpa ada sepatah kata pun terlontar dari bibir nya. Aletta langsung masuk ke dalam mobil dan langsung menanyakan beberapa hal tentang bermain ski.
🌷🌷🌷
"Astaga, dingin banget!" Aletta menggosok telapak tangannya yang terbungkus sarung tangan tebal. Suhu di pegunungan Alpen itu cukup membuat tubuh Aletta menggigil. Bahkan mulutnya selalu mengeluarkan asap setiap kali berbicara.
Sementara itu, tampak Sky yang sedang memakai peralatan untuk bermain ski. Pria itu sudah menyuruh Aletta agar ikut bersiap juga, tapi Aletta tetap memilih duduk. Padahal saat dalam perjalanan tadi, Aletta kelihatan bersemangat. Malah sekarang wanita itu harus di bujuk agar ikut main.
"Ayo Aletta! Kalau nggak gerak tambah semakin dingin. Kamu yakin nggak mau ikut?" tanya pria dingin itu saat sudah selesai memakai perlengkapan ski. Pria itu sudah mengajak Aletta berkali-kali tapi Aletta tetap saja menolak.
"Tuan Sky saja, saya takut beku. Lebih baik saya tunggu disini." Tubuh Aletta menggigil dengan kedua tangannya memeluk tubuhnya sendiri. Mungkin saja karena baru pertama kali merasakan musim dingin, meskipun sudah memakai pakaian tebal dan tertutup tetap saja masih merasa dingin.
"Dasar payah! Justru kamu jadi es kalau diam disini!" tegas Sky, kemudian pria itu bicara pada petugas menggunakan bahasa asing menyuruh petugas itu agar membantu Aletta memakai perlengkapan ski.
"Cepat pakai! Bukannya tadi kamu sangat antusias," titah Sky dengan suara yang sedikit meninggi. Sementara Aletta ingin sekali protes, tapi petugas itu sudah terlanjur menghampiri Aletta dan mengatakan akan membantunya memasangkan peralatan ski.
"Ayo jalan!" Pria itu sedikit kesal melihat Aletta yang takut-takut dan masih berdiam di tempat.
Aletta menggeleng dengan cepat, dia tidak berani berseluncur ke bawah. Hanya membayangkannya saja membuat wanita itu panik, takut kalau dia akan terguling walaupun tidak terlalu curam. Namun, Aletta sama sekali tidak lihai dalam permainan itu.
"Maaf Tuan, saya nyerah. Ternyata saya nggak seberani itu," kata Aletta dan berusaha duduk untuk melepas perlengkapan ski di kakinya.
Dengan tingkat kesabaran yang setipis tisu tiba-tiba pria itu langsung menarik paksa tangan Aletta dan mendorongnya maju. Keduanya pun mulai bergerak turun, bahkan Aletta sempat berteriak dan berpegangan erat pada lengan Sky dengan salah satu tangannya. Sedangkan tangan satunya dia gunakan untuk menyeimbangkan tubuh dengan tongkat ski.
"Tuan Sky berhenti. Saya takut jatuh," teriak Aletta gemetar.
"Ck, kamu bisa diam nggak? Rileks saja, meluncur pelan-pelan. Nggak usah takut, ada saya disini," ujar Sky memberi komando pada Aletta dan membiarkan wanita itu bergerak sendiri. Tapi sayangnya Aletta justru kehilangan keseimbangan, sontak tubuhnya berguling di atas tumpukan salju.
Bukannya membantu membangunkan Aletta, malah Sky tertawa renyah melihat wajah Aletta di penuhi oleh salju.
Wanita itu sontak mengerucutkan bibirnya sebal. Kesal karena di tertawakan tanpa sedikit pun berniat untuk menolongnya. Aletta tersenyum miring menatap Sky yang masih tertawa renyah. Kemudian tangannya terulur meraih salju dalam genggamannya dan langsung melemparkan ke arah Sky.
Kini giliran Aletta yang tertawa karena lemparan saljunya tepat sasaran, mendarat sempurna di wajah datar Sky. Tawa renyah itu bertahan hanya beberapa detik saja, sebab detik berikutnya Aletta melihat tatapan tajam dari mata Sky.
"Maaf Tuan, saya reflek." Aletta menyengir takut. Wanita itu bersusah payah berdiri menghampiri Sky dan menyingkirkan salju yang ada dari wajah Sky.
"Sejak kapan kamu berani sama saya? Kamu ingin di pecat dari perusahaan, hah?" geram Sky tanpa menghentikan gerakan tangan Aletta.
"Saya kan sudah minta maaf Tuan. Lagian salah Tuan Sky sendiri sih, kenapa tadi lepasin tangan saya? Giliran saya jatuh di ketawain. Saya kan belum pernah main ski," protes Aletta sambil mengerucutkan bibirnya.
Memang dasar Aletta saja yang terlalu bawel dan blak-blakkan saat bicara, tanpa sedikit pun memfilter ucapannya. Sekarang dia malah menyalahkan Sky, walaupun faktanya seperti itu. Tapi bukan namanya Sky yang berdiam diri saat di salahkan.
Setelah puas mengomeli Aletta, Sky melanjutkan kegiatannya bermain ski sendirian. Dia membiarkan Aletta duduk di area dekat ski yang sedang sibuk dengan ponselnya.
Hampir 1 jam lebih Sky bermain ski, kemudian pria itu kembali dan duduk di sebelah Aletta. Sky mengambil ponselnya yang memang dia titipkan pada Aletta.
"Tuan, tadi ada chat dari mantan anda. Minta ketemuan di restoran favorit kalian," ujar Aletta memberitahu.
Bukannya lancang, tapi Aletta tidak sengaja melihat notifikasi chat yang muncul di layar ponsel Sky. Dan Aletta sempat membaca sebagian chat itu tanpa membuka layar kunci ponsel Sky.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
semoga selalu diberi kesehatan, 🙏🏻
makanya jujur ma ortu jadi ada yg jagain PA 🤦🤦🤦🤦