Lanjutan kisah Sudah Cukup Aku Sakit
kisah tentang Hendri dan Fitria.
Karena persaingan bisnis Hendri dijebak oleh Rekan bisnis yang ingin menjatuhkannya. Hingga Hendri berakhir diatas ranjang bersama Fitria. mereka digerebek oleh warga dan menikahkan mereka secara paksa.
Apakah keluarga Wijaya bisa menerima masa lalu Fitria dan memperlakukan dia dengan baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GeGra Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Tinggal Bersama Hendri
Tiba dirumah Wijaya Hendri mendapati tatapan tak biasa dari keluarganya
"Selamat malam semuanya" sapanya
"Selamat malam sebaiknya mandi dan makan malam" titah papi
"Baiklah"
Hendri naik kekamarnya dilantai 3 membersihkan tubuhnya dia yakin seteah makan malam dia akan disidang oleh keluarganya terlebih tentang masa lalu Fitria yang sangat kelam.
Setelah makan mereka menuju ruang kerja papi.
"Hendri jelaskan pada kami apa yang terjadi? "
"Papi dan mami pasti sudah mendengarnya. Aku terpaksa menikah dengannya mi, aku dipaksa. Dan kurasa ini ada campur tangan pesaing bisnis"
"Maksud kamu? "
"Kurasa wanita itu bekerja sama dengan bosnya agar menjebakku, sekarang proyek proyek itu jatuh ketangan mereka"
"Benar-benar wanita licik, ingin rasanya mami memberinya pelajaran. "
"Sebaiknya bawah dia kesini jangan sampai karena hal berdampak pada perusahaan yang susah payah kamu bangun dan besarkan"
"Ia pi, kamu akan menempati apartemen "
"Ia mami setuju, setelah masalah ini selesai dan kondisi perusahaan baik kamu ceraikan wanita itu dia tidak pantas berada dalam keluarga wijaya. "
"Baiklah mami aku harus segera kembali keapartemen".
"Ia sayang hati-hati"
Hendri kembali ke apartemennya dia memutuskan mencari Fitria dan akan menyiksa wanita itu.
"Halo vin cari wanita itu dan bawah dia keapartemenku"
"Ok hen dia pindah bersama anaknya diapartemen salah satu temannya"
"Bawah mereka segera kesini"
"Baik Hen"
Fitria yang sedang nonton bersama anaknya dikejutkan dengan kehadiran 3 pria berbadan besar didalam apartemennya
Siapa kalian apa yang kalian lakukan disini? Bagaimana kalian bisa masuk disini?” Cecar Fitria saat melihat mereka.
“bereskan barang-barang kalian dan ikut dengan kami?” Jawab salah satu dari mereka
“Tidak, aku tidak mau, aku tidak mengenal kalian”
“kami disuruh tuan Hendri Wijaya untuk menjemput kalian, kalau anda tidak ikut makan jangan salahkan kami berbuat kasar”
“Tidak aku tidak ingin bertemu dengan tuanmu, katakan padanya aku akan pergi sejauh mungkin bersama anakku” pintanya dengan penuh permohonan
“Silahkan bereskan barang-barang anda sebelum kami nekat berbuat kasar nona”
Tidak ingin hal buruk terjadi pada anaknya, Fitria mengikuti keinginan mereka, dia membereskan sebagian pakaian mereka dan pergi bersama ketiga pria itu.
Tiba didepan apartemen mewah, mereka membawa kopor Fitria turun, Fitria hanya mengikuti langkah kaki mereka hingga mereka berdiri didepan pintu apartemen.
“Selamat malam Tuan”
“Malam, kerja bagus, bawah mereka masuk” ujar Kevin menatap nyalang Fitria dan anaknya.
Fitria hanya menunduk masuk mengikuti langkah kaki pria yang mendorong kopornya.
“Selamat malam Tuan,”
“Hm, kerja bagus, pergilah” Ujar Hendri
“Baik tuan terima kasih”
Fitria berdiri menunduk memegang tangan anaknya. Gabi menatap wajah Hendri tanpa rasa takut sedikitpun, berbeda dengan mamanya yang tak berani mengangkat wajahnya.
“Vin bawah mereka ke kamar samping dapur, dan jelaskan tugasnya padanya”
“Baik Tuan. Ikut saya”
Fitria mengambil kopornya menariknya mengikuti langkah kaki Kevin menuju ruangan dapur.
“Ini kamar kalian. Tugasnya membersihkan apartemen ini dan jangan pernah masuk kedalam kamar Tuan Hendri dan ruang kerjanya kalau sampai kamu melanggarnya kamu akan tahu sendiri akibatnya. Dan ajari anakmu sopan santun atau mereka yang akan mengajarinya”
“Tuan maafkan anakku dia masih kecil”
“Baiklah, besok kembalikan dia kerumah orangtuanya, dia sudah bisa sekolah kembali dan jangan macam-macam dengan kami atau kamu tidak akan pernah melihat mereka lagi”
“baik tuan, aku berjanji aku tidak akan macam-macam”
Kevin berlalu dari sana. Fitria melihat kamar yang sempit dan pengap hanya ada sebuah kasur spon yang tipis dan bantal yang sudah lama.
“Sayang maafkan mama untuk malam ini kita disini dulu ya, mama janji mama akan segera bebas dari mereka dan membawamu pergi dari sini”
“aku tidak ingin pisah dari mama?”
“Sayang kamu harus sekolah yang rajin, kalau kamu disini sekolah bagaimana sekolahmu? Please mama janji akan sering melihatmu”
“Baik mama, janji ya mama?”
“ia sayang mama janji. Sekarang tidurlah”
Fitria tidur disamping anaknya, ingin rasanya dia berteriak memaki dan mencaci mereka tapi dia tidak berani, Hendri pernah mengancamnya akan melenyapkan anaknya.
‘Ya Tuhan sampai kapan aku berada disini? Tolong kuatkan aku Tuhan’ Batin Fitria.
“Bagaimana Vin?”
“Sudah aman Hen, besok aku akan mengantar anaknya kembali kerumah orangtuanya. Kamu yakin akan melakukan ini?”
“Ya aku yakin, mereka pasti bekerja sama untuk menjebakku”
“Kalau ternyata dia juga korban bagaimana?”
“kamu meragukan aku Vin?”
“ngak Hen, aku hanya berargumen”
“Argumenmu ditolak”
“Baiklah terserah kamu sajalah”
“aku pergi”
Keesokan paginya sesuai janji Kevin datang menjemput Gabi dan membawanya kembali kerumah Bu nani.
“tuan bolehkan aku jenguk anakku nanti?”
“Kalau kamu bersikap baik aku akan ijinkan kamu keluar dari sini. Siapa yang menyuruhmu masuk kedalam kamarku?”
“aku tidak tahu tuan”
“kamu bekerjasama dengan Bosmu agar menjebakku?”
“Demi Tuhan tidak tuan, aku tidak tahu apa-apa, saat aku bangun aku sudah berada dikamar anda tuan, aku bersumpah”
“Aku tidak butuh sumpahnya, aku akan membuat hidupmu berada dineraka, jangan pernah bermimpi untuk keluar dari sini, dimanapun kamu melarikan aku akan menemukanmu dan membunuh anakmu itu. Dasar jalang” tangannya mencengkram dagu Fitria hingga memerah dan mendorongnya hingga jatuh terduduk dilantai dapur.
Ting tong ting tong
Hendri berjalan menuju ruang tamu, dia tahu pasti maminya yang datang karena ingin memberi pelajaran pada Fitria.
“Mami”
“Dimana wanita itu Hen, tangan mami sudah gatal ingin memberinya pelajaran”
“Didapur mi”
Mami berjalan dengan langkah panjang menuju dapur, Fitria yang mendengar langkah kaki mendekatinya berbalik melihat
Plak Plak
“jalang hina, pelakor sialan kamu, berani-berani kamu menjebak anakku dan menikahimu, seharusnya dulu mereka membiarkan kamu membusuk dipenjara” tangannya menarik rambut Fitria dan menarik rambutnya dengan keras.
“ampun nyonya sakit nyonya ampun” Teriak Fitria
“apa ampun, kamu tahu haram bagiku menerimamu sebagai menantu, mantan pelakor ani-ani hamil ngak jelas siapa ayahnya, duh mimpi apa aku, tapi aku akan memberimu pelajaran agar kamu mengingatnya seumur hidupmu’ mami membawanya kedalam kamar mandi dan memasukan kepala Fitria kedalam ember yang berisi air.
“ampun ampun ampun nyonya” teriaknya disela-sela tangisnya.
“ini tidak seberapa dibandingkan kotoran yang kau berikan pada keluarga Wijaya”
Hendri masuk dan mengambil tas milik Fitria, dan membawanya kedalam kamarnya, dia ingin menyiksa Fitria secara halus.
“ mami aku harus ke perusahaan ada meeting client”
“Baik sayang pergilah mami akan disini sebentar”
“baik mami, ingat jangan berlebihan”
“tenanglah mami tahu”
Fitria keluar dari kamar mandi menuju kamarnya dilihatnya pakaian-pakaiannya berserakan dilantai. Kamar kecik hanya ada kasur tipis, tanpa lemari pakaian dan kipas angin. Sungguh Hendri sangat kejam.
Dia meraih handuk dan mengeringkan tubuhnya. Fitria keluar dan membereskan bekas air dilantai dapur, dia tidak ingin disalahkan lagi dan lagi.
“Hey sini kamu” Ujar Mami
Fitria berdiri menundukan kepalanya dihadapan Mami.
“apa yang telah kau rencanakan dengan bosmu itu? Hah”
“Demi Tuhan nyonya aku tidak tahu, aku disana hanya menjalankan tugas”
“Ya Tugas naik ke ranjang anakku, jangan sampai kamu hamil dengan anakku, haram bagiku”
“Baik nyonya”
Mami langsung pergi meninggalkan Fitria sendiri. Fitria berjalan menuju dapur perutnya sudah terasa lapar. Didapur tidak ada apa- apa, kulkas kosong hanya ada air disana.
“Ya Tuhan aku sangat lapar, dompet sebaiknya aku memesan makan online saja”
Fitria masuk kembali kedalam kamarnya dan mencari kesekelilingnya tapi tidk menemukan tas kecil miliknya.
“Dimana? Dimana tasku, Dompetku, ponselnya dimana kalian, diaman” Tangisnya pecah tak menemukannya disana. “ Jahat, kalian jahat, aku juga korban disini, tapi kalian perlakukan aku seperti aku yang menginginkan ini, jahat Tuan anda jahat” hiks hiks.
Fitria menangis hingga tertidur dilantai kamarnya yang dingin.
Byur
Fitria bangun saat air membasahi wajahnya, Hendri berdiri menatapnya dengan tajam dan penuh amarah.
“Siapa yang menyuruhmu tidur Hah?”
“Tuan aku sangat lapar tuan, tolong beri aku selembar roti tuan”
“Karena kesalahanmu berat, untuk hati ini kamu tidak diijinkan makan, paham kamu”
“Tolong tuan, aku sangat lemah, berilah selembar roti tuan” pintanya dengan penuh tangis.
Hendri pergi meninggalkan Fitria yang menatapnya dengan permohonan. Hendri kembali ke perusahaan dan melanjutkan pekerjaannya tanpa memikirkan keadaan Fitria yang kelaparan.