Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Bertahanlah
Setelah selesai menemui Digo di kantornya tadi, Kinara langsung Melajukan mobilnya ke sebuah restoran mewah yang ada di kota tersebut. Hari ini Kinara memiliki janji penting dengan seseorang dengan seseorang di sana.
Beberapa menit akhirnya Kinara sampai di depan restoran yang ia tuju. Didalam tampak ada yang telah menunggunya di sana.
Hari ini Kinara akan melakukan kerjasama kontrak dengan salah satu desainer ternama di luar negeri selama satu tahun.
Sakit hati dan rasa kecewa yang dirasakan oleh Kinara, membuatnya memilih keputusan untuk meninggalkan negaranya. Kini Kinara ingin menyibukkan diri dengan lebih fokus pada pekerjaan sekaligus mimpinya sebagai seorang desainer muda.
"Terimakasih nona Kinara, senang bekerja sama dengan anda." ucap pria tersebut, merekapun saling berjabat tangan.
"Sama-sama Tuan Robert, saya juga merasa sangat terhormat karena bisa bekerjasama dengan orang hebat seperti anda." jawab Kinara.
"Nona Kinara biasa langsung berangkat besok. Bagaimana?"
"Tentu, kapanpun saya akan selalu siap." jawab Kinara santai namun tegas.
Kesempatan seperti ini mungkin tidak akan datang dua kali padanya. Jadi Kinara tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang sudah ada di depan matanya. Mengingat betapa kerasnya untuk dia biasa mencapai ketitik sekarang ini.
🌺
🌺
🌺
Malam ini Renata baru saja menyelesaikan pemotretannya. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 10 malam.
Diluar sana hujan tampak turun semakin deras saja. Renata memutuskan untuk langsung pergi pulang dan istirahat.
Hari ini dia cukup merasa lelah, tapi dia juga senang karena sudah menghabiskan waktu seharian tadi bersama Oma Carla.
Didalam ponselnya, Renata menemukan beberapa pesan masuk dari Digo yang membuat rasa lelahnya kini sedikit berkurang.
Renata merekahkan senyumnya dan mulai membaca isi pesan tersebut. Pria itu bilang dia akan pulang ke apartemennya malam ini. Tentu saja kabar itu membuat Renata semakin senang dan bersemangat untuk segera sampai di rumah.
Lima belas menit melakukan perjalanan, mobi Renata melaju menerobos derasnya hujan malam ini. Namun sedari tadi ada yang membuat wanita cantik itu merasa ganjal.
Ada sebuah mobil yang tampak mengikutinya sejak tadi. Tidak mau berburuk sangka, Renata mencoba menerobos jalan lain, tapi mobil itu tetap melaju di belakangnya.
"Siapa sih!" gumamnya sambil mempercepat laju mobilnya. Renata sedikit merasa takut, apa lagi jalan yang ia ambil tadi ternyata lumayan sepi, membuat Renata jadi jadi semakin gelisah saja.
Keadaan seolah-olah semakin mencekam, akhirnya Renata memutuskan untuk menghubungi Digo. Renata berharap jika Digo akan menyusulnya sekarang, ia merasa sangat tidak aman saat ini.
"Halo mas, kamu dimana sekarang?"
("Aku masih dijalan sayang, aku dan Jovan baru saja selesai melakukan meeting diluar kota. Ada apa, suaramu terdengar cemas?")
Renata menatap kekaca sepion mobilnya sebentar, untuk memastikan apakah mobil dibelakangnya itu masih mengikutinya atau tidak.
Tapi ternyata Renata sudah tidak menemukan mobil siapapun dibelakangnya saat ini. Renata menghela nafas lega, hatinya merasa sedikit lebih aman sekarang.
"Tidak apa-apa mas, aku hanya merasa ada yang mengikuti mobilku tadi."
("Benarkah? Siapa? Dimana kamu sekarang, aku dan Jovan akan menyusulmu sekarang.")
"Aku sedang berada di jalan xxx sekarang. Aku tidak apa-apa, mungkin itu hanya perasaanku saja. Lagipula mobil itu sekarang sudah tidak ada lagi, mungkin aku hanya terlalu lelah hari ini, jadi aku mulai berfikir yang tidak-tidak."
("Tetap saja, aku tidak mau terjadi apa-apa padamu sayang, aku akan segera menyusulmu ke sana sekarang.")
Renata tidak menolaknya, karena ia masih merasa takut sebenarnya. Ia khawatir ada yang tengah berniat buruk padanya, dan itu mungkin saja.
"Baiklah mas, aku akan....." tiba-tiba dari arah samping ada sebuah lampu mobil yang memancar kewajarannya saat Renata tengah melewati pertigaan jalan. Mobil itu tampak terus melaju ke arah mobilnya.
Renata mulai panik, dibawah derasnya hujan membuat Renata tidak bisa melihat jelas ke sekeliling. Mobil itu kian cepat dan dekat, membuat Renata langsung banting stir ke samping jalan.
Ciiit!!
Brakkk!
"Aaaargh!!!!"
Mobil Renata menabrak pembatas jalan hingga terguling ke tepi jurang. Mobil itu cukup hancur dengan posisi terbalik. Sedikit saja Renata bergerak, ia akan hancur bersama mobilnya kejurang bahkan mungkin meledak besama mobil yang ditumpanginya.
Dibelakang mobil Renata, ada seseorang yang tengah mengawasi keadaan mobilnya yang miris sambil tersenyum puas.
Itu adalah orang yang tadi sengaja membuat Renata seolah-olah mengalami kecelakaan tunggal.
Orang itu keluar dari mobilnya dengan pakaian serba hitam dengan menggunakan topi dan masker hitam di wajahnya. Ia melihat sekeliling untuk memastikan jika posisinya saat ini aman.
Sosok tersebut berjalan sedikit lebih cepat ditengah hujan dan mulai mendekati mobil Renata untuk memastikan keadaan wanita itu. Didalam Renata tampak sudah tidak sadarkan diri dengan beberapa luka dan darah yang keluar dari kepalanya akibat benturan keras.
Orang tersebut tersenyum semakin puas saja dan langsung kembali ke dalam mobilnya lalu pergi dari sana.
"Kita akan tunggu, sampai mana kamu akan bisa bertahan. Aku yakin kamu tidak akan selamat. Hanya ada dua pilihan, mati didalam atau meledak bersama mobilmu kedasar jurang." ucapannya sambil melajukan mobil.
Tidak berapa lama, terdengar suara ledakan keras dari arah mobil Renata yang membuat orang itu bersorak menang dalam hatinya.
Duarr!!!
"Tepat! Aku tidak menyangka kamu akan usai secepat ini." ucapannya lalu tertawa kecil.
......................
Sementara didalam mobil, Digo mulai merasa sangat mulai sangat cemas dan bahkan takut. Wajah tampannya kini memucat, darahnya mulai membeku dan tangannya mulai gemetar.
Renata sudah tidak lagi menjawab telfonnya, terakhir ia hanya mendengar suara teriakan Renata dari dalam ponselnya.
Digo makin merasa jantungnya berdebar begitu kuat, pikirnya sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Jovan yang mendapat perintah dari Tuannya pun langsung melajukan mobilnya dengan begitu cepat.
Digo segera menyusul Renata, dibalik kecemasan yang menyelimuti dirinya Digo terus berharap jika tidak terjadi apa-apa dengan Renata.
"Bertahanlah Renata, aku akan segera sampai." gumam Digo sambil tidak berhenti berharap jika ia akan bertemu dengan istrinya dalam posisi yang baik-baik saja.