"Ra, lo liat sahabat lo sakit Ra.. dia kehilangan lo disisinya. Gue nggak tahu kehidupan Gema di hari berikutnya tanpa lo di sisinya... Dia akan menjadi manusia versi apa, gue tahu lo capek, lo sakit, lo menderita dan lo pilih pergi dari neraka ini, keputusan lo tepat ra.."
"Tapi bagi Gema itu semua nggak tepat, dia akan jauh lebih sakit ketika lo nggak ada di sisinya lagi. Gue berharap Gema bisa menjalani hari - hari selanjutnya tanpa lo walaupun itu mustahil, dan gue berharap lo disana bahagia Ra... Dan sering - sering untuk datang ke mimpinya Gema Ra"
" Selamat tinggal Tiara Arabella.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonya_860, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 01.
"Eugh..." mata cantik yang semula terpejam kini terbuka lebar menatap sosok yang ada di depannya.
"Ibu? Ibu mencari Tiara?" tanya anak gadis itu,
Tiara Arabella
Gadis cantik yang mendekati kata sempurna di mata orang lain, namun siapa sangka jika kehidupannya jauh dari kata sempurna. Tiara gadis manis berusia 16 tahun harus berhenti sekolah di bangku kelas Vlll SMP dikarenakan ekonomi, ah lebih tepatnya karena paksaan dari orang tuanya. Sejak dirinya berhenti sekolah dirinya harus rela tubuh kecilnya di jadikan tulang punggung oleh keluarganya.
Keluarga yang dulu harmonis kini harus retak karena sang ibu berani selingkuh terang - terangan, dan sang ayah seorang penjudi.
Sementara wanita paruh baya yang ada di hadapannya berdecak pingang dengan kesal, "Sudah puas kamu tidurnya hah!?" Yanti Septia, ibu Tiara berusia 35 tahun.
Dengan pelan Tiara menganggukkan kepalanya, "Sudah bu," jawab Tiara,
"Bagus! Sekarang cepat kasih saya uang, saya ingin pergi bersama Bima." ucap Ibu dengan menyebutkan laki - laki lain yang tak lain adalah teman ayah.
"Maaf ibu, uang Tiara udah habis. Tiara udah nggak punya uang, uangnya udah Tiara kasih ke Ayah," Jawab Tiara dengan menundukkan wajahnya.
Mendengar hal itu membuat sang ibu murka, dengan gerakan cepat ibu maju dan langsung menarik rambut Tiara dengan kasar dan kuat, "Dasar anak bodoh! Harusnya kamu kasih ke saya bukan ke laki - laki tua itu syialan! Saya yang melahirkan kamu harusnya kamu berbakti ke saya bodoh! Tidak berguna! Saya nggak mau tau sekarang cepat kerja dan bawakan saya uang yang banyak!" maki Ibu,
"Tapi bu, Tiara hari ini capek, Tiara lagi nggak enak badan" ucap Tiara dengan meringis pelan kala ibunya terus manarik rambutnya kuat - kuat.
Tiara berusaha melepaskan diri dari genggaman ibunya, tapi ibunya terlalu kuat. Air matanya mengalir deras ketika rambutnya ditarik semakin keras.
"Apa kamu bilang? Capek? Nggak enak badan?"
Dengan ragu Tiara mengangguk pelan berharap ibu nya iba walah mustahil. "I—iya,"
Ibu nya langsung menarik tangan kanan Tiara dengan kuat,
Bruk!
Alhasil Tiara jatuh dan terduduk di lantai yang dinggin, ibu nya langsung menarik kencang rambut Tiara ke belakang membuat Tiara meringis kesakitan.
"Sakit hah! Sakit! Sakit gitu aja lebay banget! Masih sakit!!" Tarikan tersebut semakin kencang, rasa nya kulit kepalanya seperti di kelupas.
"ARGH! Ba— baiklah bu, Tiara akan mencari uang. Tiara akan pergi kerja ibu," kata Tiara dengan suara yang parau, berharap ibunya bisa melepaskannya.
Ibu Tiara akhirnya melepaskan rambut Tiara, dan Tiara terjatuh ke lantai. Ibunya berdiri di atasnya, memandangnya dengan mata yang dingin.
"Bagus! Cepat bangun jangan males - malesan! Cengeng banget gitu aja nangis" Ketus nya,
"Kamu harus ingat Tiara! Kamu tidak berguna jika tidak bisa memberikan saya uang banyak. Sekarang, pergi! Cari uang dan jangan kembali sampai kamu memiliki uang yang banyak!" teriak ibunya.
Dengan pelan Tiara mulai bangkit dari jatuh nya, namun karena sang ibu yang tidak sabaran langsung menarik tangan Tiara kuat, Tiara terkejut dan hampir saja terjungkal jika tidak berpegangan pada tembok.
"Lambat! Cepat sana mandi tunggu apa lagi hah!" sentak nya.
Tiara mulai berjalan ke kamar mandi dengan langkah gontai nya,
"Ingat kamu harus pulang dengan membawa uang banyak! Kalau perlu jual saja tuβuh mu pasti laku dan bisa punya uang banyak,"
Tiara yang mendengar nya langsung menghentikan langkahnya tanpa berbalik badan menatap ibu nya.
Hinga suara pintu kamar tertutup yang menandakan ibu nya sudah jeluar dari kamar nya, dan baru lah Tiara berbalik badan dengan air mata yang sudah membasahi pipi nya.
Tangannya mengepal erat, Tiara langsung berlari memasuki kamar mandi, dia duduk meringkuk di sudut kamar mandi. Meluapkan segala rasa yang ada di dalam hati nya dengan menangis tanpa mengeluarkan suara hanya air mata yang menetes.
Menangis dalam diam adalah menangis yang paling menyakit kan sejauh ini.
Lagian orang tua mana yang tega menguruh anak nya sendiri untuk berbuat yang tak senonoh? Uang bisa di cari sementara harga diri?
Tapi Tiara adalah gadis kecil yang kuat ah salah sangat kuat, buktinya dia bisa bertahan hingga belasan tahun di rumah neraka ini.
.
.
.
Ceklek,
Pintu kamar mandi terbuka, Tiara keluar dari kamar mandi lengkap dengan kemeja putih dan celana panjang hitam nya. Tiara langsung mengambil tas dan dokumen penting lainnya dan langsung keluar dari kamar.
Saat tiba di ruang tamu, Tiara melihat sekilas ibu nya dan om Bima teman ayahnya tengah bercumbu mesra di sofa.
"Ingat Tiara pulang bawa uang yang banyak!" ucap Ibu menatap Tiara sekilas,
"Denger nggak!!" bentak ibu saat Tiara hanya diam.
Tiara mengengam tas selempang nya erat, "Iya Tiara denger dan akan bawa uang," jawab nya tanpa menatap wajah ibu nya
"Yaudah sana pergi nggapain masih di sini? Saya muak liat wajah kamu!"
Dengan cepat Tiara langsung bergegas pergi meninggalkan mereka.
.
.
...****************...
Dia tidak tahu kemana dia akan pergi, tapi dia harus mencari uang untuk ibunya, kemarin baru saja dirinya di pecat dari cafe tempatnya bekerja karena di tuduh mengambil uang milik pelanggan.
Tiara berjalan ke restoran yang dia lihat sebelumnya, berharap bisa mendapatkan pekerjaan. Dia memasuki restoran dan langsung menuju ke meja kasir.
"Selamat siang, saya ingin melamar pekerjaan," kata Tiara dengan percaya diri.
kasir melihat Tiara dengan sekilas, lalu meminta surat lamaran dan CV. Tiara menyerahkan surat lamarannya dan CV yang dia buat sebelumnya.
kasir melihat CV Tiara dan mengangkat alisnya. "Maaf, kamu tidak lulus SMP?" tanya kasir dengan nada yang tidak terlalu ramah.
Tiara menundukkan kepalanya, merasa sedikit malu. "Ya, saya tidak bisa melanjutkan sekolah karena alasan tertentu," kata Tiara dengan suara yang lembut.
kasir menggelengkan kepala. "Maaf, kami tidak bisa menerima kamu. Kami membutuhkan karyawan yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih baik," kata kasir dengan nada yang tegas.
Tiara merasa kecewa, tapi dia tidak menyerah. "Tapi, saya sangat ingin bekerja dan belajar. Saya berjanji akan bekerja keras," kata Tiara dengan nada yang berharap.
kasir tersenyum sedikit, tapi tetap menggelengkan kepala. "Maaf, keputusan kami sudah final. Kami tidak bisa menerima kamu," kata kasir dengan nada yang tidak bisa ditawar.
Tiara keluar dari restoran dengan perasaan kecewa. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang...
Jam menunjukkan pukul 11. 19 WIB siang hari namun Tiara masih belum menemukan pekerjaan, dirinya terus menyusuri jalanan yang panas.
Lelah?
Tentu saja bahkan dirinya tadi tidak sarapan sama sekali. Untuk membali roti dan air minum saja Tiara tidak bisa karena tidak ada uang di tas nya.
"Huft... Udah tengah hari tapi bekum dapat kerjaan, kalau pulang tidak bawa uang pasti ibu marah" Tiara menarik nafas nya dalam - dalam.
"TIARA!!"