Raya yang baru saja melakukan ujian nasional, mendapatkan musibah saat akan datang ke tempat tinggal temannya. Kesuciannya direnggut oleh pria tak dikenal. Raya memutuskan untuk melaporkannya ke polisi. Bukannya keadilan yang dia dapatkan, namun ancaman. Tidak hanya sampai di situ saja, dia dinyatakan hamil akibat insiden itu. Lagi-lagi bukannya keadilan yang dia dapatkan, namun perlakuan buruk yang dia terima.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ROZE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28 Mengawasi
Begitu Raya menutup pintu, Rean dan Rion langsung menunduk. Mereka tahu Raya masih marah, meski wajahnya tersenyum dan mencium juga memeluk mereka.
"Mama pergi kerja dulu, ya. Ingat, jangan ke mana-mana, jangan pergi dengan siapa pun orang itu. Ingat, siapa pun!"
Raya sudah mengatakan pada Nina untuk membayar orang untuk menjaga Rean dan Rion. Di sini, mereka tidak membayar uang sewa, jadi bisa digunakan untuk membayar orang saat keduanya sibuk kerja saja.
Raya bertemu dengan Keanu, Vindra dan Virza di lobi apartemen. Perempuan itu menatap jijik pada Keanu dan Vindra, juga menatap kesal pada Virza.
Bisa mereka lihat penampilan Raya yang fresh dengan pakaian kerjanya juga riasan wajah yang natural, terlihat sangat cantik.
Perempuan itu lalu melengoskan wajahnya, pergi ke halte untuk menunggu bis. Selagi menunggu bis, di depan Raya lewat tiga mobil sport yang sangat mewah.
Cih, dasar tukang pamer!
Keanu melirik Raya dari spion mobilnya. Menatap perempuan yang terlihat angkuh, meski di dalam hati perempuan itu tersimpan ketakutan yang besar.
Melihat mobil yang berlalu di hadapannya itu, membuat Raya menghela nafas berat.
Pasti pria itu mengajak kedua anaknya pergi dengan mobil mewah juga, kan?
Raya tentu saja merasa minder. Dia hanya pernah mengajak Rean dan Rion jalan-jalan menggunakan bis, atau paling mewah—taksi. Naik pesawat pun, hanya karena dia ikut kontes.
Apa kedua anaknya itu akan terbuai dengan kemewahan.
Tidak!
Rean dan Rion tidak seperti itu. Itu yang terus Raya tekankan dalam hatinya.
Menjelang siang, Keanu kembali ke apartemen, tepatnya ke unit milik Raya.
Rean membuka pintu.
"Daddy?"
"Kalian sama siapa di sini?"
"Beldua saja."
Keanu mendengkus. Bagaimana bisa Raya membiarkan kedua anaknya begitu saja tanpa pengawasan. Apa ini sikap seorang ibu? Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk?
"Apa kalian selalu ditinggalkan berdua saja?"
"Enggak. Mommy atau mama kadang pulang saat makan siang. Tapi mommy sudah masak untuk makan siang."
Sebenarnya dulu Rean dan Rion ada yang menjaga jika tidak ada Raya atau Nina, tapi kedua anak itu lebih suka berdua saja di rumah. Bermain laptop atau ke taman diam-diam.
Jangan samakan Rean dan Rion dengan anak-anak sebaya mereka. Sebelum membuka pintu, tentu saja Rean naik ke kursi untuk mengintip di lubang pintu siapa yang datang.
Mereka juga tidak pernah berbicara pada orang asing. Juga tidak pernah makan atau minum pemberian orang tanpa izin dari Raya atau Nina.
Jadi, jika Keanu berpikir kalau Raya sembrono, itu salah.
Keanu lalu melihat ke keja makan, makanan apa saja yang dimasak untuk kedua anaknya.
Pria itu mendengkus.
Hanya telur dan sayur sup.
Memangnya apa yang dia harapkan?
Ayam bakar?
Atau makanan rumit lainnya yang harus dimasak pagi-pagi buta?
Keanu lalu memesan makanan yang dipesan di salah satu restoran ternama.
Pria itu langsung berkeliling ruangan. Ingin tahu bagaimana tempat tinggal anaknya.
Hanya ada tiga kamar yang tidak terlalu besar, tapi sangat rapih dan bersih.
Entah apa yang terjadi jika Raya tahu sikap lancang pria itu.
"Yang mana kamar kalian?"
"Yang ini."
Lagi-lagi pria itu mendengkus. Kasurnya kecil, pasti tidak nyaman jika ditempati oleh dua orang. Tidak seempuk miliknya.
Tidak ada barang mahal di apartemen ini. Semuanya biasa saja. Sofanya keras, televisi kecil, kulkas kecil, meja makan kecil.
Sepertinya di dalam hati pria itu, penuh dengan kritikan.
Makanan yang dipesan oleh Keanu datang.
"Ayo, makan yang banyak, anak-anak daddy."
Mereka bertiga makan bersama, menikmati waktu tanpa gangguan siapa pun. Ya, siapa pun.
Setelah selesai makan, Keanu lalu pergi, namun sebelum itu, dia memberikan uang yang banyak untuk Rean dan Rion.
"Jangan bilang siapa-siapa kalau daddy memberikan ini. Nanti uangnya diambil."
"Iya, Daddy."
Malam harinya Raya pulang, sedangkan Nina masih belum terlihat batang hidungnya.
Perempuan itu melihat di tempat sampah ada paper bag dan box makanan, yang tertera nama restoran
"Rean, Rion, ini dari siapa?"
Rean dan Rion terdiam.
"Dari siapa?"
"Dali daddy, Mommy."
"Kan mommy sudah bilang, jangan makan dan minum dari orang asing."
"Dali daddy, Mom, bukan olang asing."
"Dia orang asing. Dengar, mommy tidak sika kalian dekat-dekat dengan orang itu."
"Tapi kenapa?"
"Dia ingin memisahkan Rean dan Rion dari mommy."
"Daddy tidak sepelti itu, Mom."
"Dia orang jahat!"
Raya langsung masuk ke kamarnya, tidak ingin lagi mendengar bantahan dari anak-anaknya.
Lihat, sepertinya Keanu sudah berhasil mempengaruhi Rean dan Rion. Sudah membuat hubungan ibu dan kedua anak itu jadi merenggang.
Rean dan Rion terdiam.
Lagi-lagi mereka berpikir, kenapa mommy mereka seperti itu?
Kenapa mommy mereka berkata kalau daddy mereka pria yang jahat?
Rean dan Rion masuk ke dalam kamarnya. Kedua anak itu merasa kalau Raya sekarang jadi pemarah.
Akhirnya, Rean dan Rion tidur begitu saja. Raya keluar dari kamarnya, melihat ruangan yang sepi, lalu ke kamar Rean dan Rion.
Diusapnya kedua kepala anaknya itu, dikecupnya pipi mereka.
"Mommy ...," gumam Rean. Sedangkan Rion hanya menggeliat pelan.
"Maafkan mommy. Mommy hanya takut kehilangan kalian berdua. Andai saja kalian tahu, kalau daddy kalian tidak sebaik itu. Bahkan dia sangat tidak pantas dipanggil daddy."
Raya ikut membaringkan tubuhnya di samping Rean, memeluk keduanya dari samping. Tidak apa sempit-sempitan, akan terasa lebih hangat
Raya tidur tanpa sempat makan malam. Tubuhnya sudah terlalu lelah. Ya, bukan hanya lelah fisik, tapi juga lelah pikiran. Dia ingin berteriak sekencang mungkin, meski hanya dalam hati.
Bisakah dia menanggalkan semua beban hidupnya, seperti dia menanggalkan baju setiap ingin mandi?
Keanu menatap layar laptopnya, yang menampilkan wajah tiga orang yang sedang tidur.
Ya, saat masuk ke apartemen Raya tadi, dia diam-diam memasang CCTV yang sangat kecil.
Pria itu sibuk dengan apa yang ada di depannya, tidak peduli dengan kehadiran Vindra dan Virza yang ada di ruang tamunya. Melisa wajah polos kedua anak itu, yang kini tidur dengan nyenyak, dalam pelukan ibunya.
Keanu akan melakukan apa saja, agar kedua anaknya mau ikut bersama dengan dirinya. Bukan hidup susah bersama dengan mommy mereka.
Raya merapatkan pelukannya, seolah takut kehilangan Rean dan Rion meski hanya dalam mimpi saja. Wajah polos nan cantik itu, juga tidak lepas dari pandangan Keanu.
Entah sudah berapa lama Keanu mengawasi mereka, rasanya tidak pernah bosan. Seharusnya dia bisa melihat Rean dan Rion secara langsung, bukan melalui CCTV yang dipasang diam-diam.