NovelToon NovelToon
Dewa Petir Kehancuran

Dewa Petir Kehancuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:263.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Jago

Di sebuah keluarga kultivator hidup anak bernama Lei Nan, meskipun dirinya dulu di agung-agungkan sebagai seorang jenius, namun terjadi kecelakaan yang membuat lenganya lumpuh, karena hal itu dirinya menjadi bahan cemohan di keluarganya, tapi hal itu berubah ketika dirinya tidak sengaja tersambar petir yang langsung mengubah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sang Matahari Hitam

Menyaksikan hal itu, Lei Nan mengerutkan alis dan berjalan mengarah pria itu.

"Itu demi keselamatan semua, nona," ucap pria itu membela dirinya.

"Jin Zu, itu karena kau egois. Jika bukan karenamu, mungkin Chu Ling masih hidup," ucap Yi Hua penuh emosi.

Pria itu hanya diam dan pergi. Saat pria itu berpapasan dengan Lei Nan, ia hanya memandang dingin Lei Nan sebelum berlalu pergi.

"Nona, bagaimana kabarmu?" sapa Lei Nan berjalan ke arah Yi Hua.

"Dari mana saja kau?" ucap Yi Hua dengan nada emosi. Selama hampir satu minggu, dirinya tidak melihat Lei Nan.

Mendengar itu, Lei Nan hanya bisa menggaruk kepalanya. Memang benar, setelah selesai tes ketiga, dirinya tidak memiliki waktu untuk bertemu Yi Hua karena lebih mementingkan misinya.

"Aku hanya mengerjakan misi," jawab singkat Lei Nan.

"Hmmm, baiklah. Cepat masuk, tepat sekali dirimu datang. Aku sedang memasak makanan," ucap Yi Hua masuk ke kediamannya.

Lei Nan akhirnya masuk ke dalam kediaman Yi Hua. Di sana, dirinya melihat meja dengan beberapa hidangan yang sudah disiapkan. Lei Nan duduk di meja dan Yi Hua menyajikan semangkuk sup di depannya. Ia segera menyantapnya dengan lahap.

"Lei Nan, aku dengar dirimu baru saja menyelesaikan misi?" tanya Yi Hua.

"Benar, nona. Aku dan timku baru saja menyelesaikan misi pertama kami," jawab Lei Nan.

"Baguslah kalau begitu. Tapi ingat, Lei Nan, kau harus bijak memilih timmu," ucap Yi Hua.

"Ada apa, nona?" tanya Lei Nan penasaran karena sebelumnya ia mendengar pertengkaran Yi Hua dengan pria yang baru saja dilihatnya.

"Sudahlah, aku hanya ingin kau berhati-hati saja," jawab Yi Hua yang tidak ingin menjelaskan lebih lanjut.

Lei Nan hanya mengangguk. Ia tidak memaksa Yi Hua untuk berbicara lebih banyak karena jelas terlihat bahwa Yi Hua benar-benar marah pada pria itu.

"Oh iya, Lei Nan. Apakah di timmu ada seorang perempuan?" tanya Yi Hua.

"Bu... nona, kenapa bertanya seperti itu?" tanya Lei Nan yang mulutnya masih berisi makanan.

Yi Hua melihatnya dan inisiatif mengelap mulut Lei Nan. Ia melakukannya tanpa menyadari betapa dekat mereka.

"Apakah kau tidak bisa lebih hati-hati kalau makan?" ucap Yi Hua sambil mengusap mulut Lei Nan.

Lei Nan terdiam. Wajah cantik Yi Hua tepat di depannya membuatnya merasa malu. Wajahnya memerah, dan anehnya, saat Yi Hua dan Lei Nan saling berpandangan, mereka berdua membeku dan wajah mereka memerah.

Yi Hua segera duduk kembali di kursinya, hampir jatuh karena terlalu kikuk. "A-aku hanya bertanya saja. Apa memang tidak boleh?" ucap Yi Hua malu dan segera menyantap makanan di depannya.

Lei Nan yang melihatnya hanya tersenyum kecil dan akhirnya tertawa. "Hahaha, nona, kau sangat lucu saat sedang malu."

"Ah, sudahlah. Cepat habiskan makananmu dan cepat pergi dari sini," ucap Yi Hua masih dengan wajah memerah menuju dapur.

Lei Nan yang memandangnya dari belakang hanya tersenyum kecil. Ia mulai suka dengan gadis itu, namun dirinya sama sekali tidak berpikir tentang romansa sekarang. Yang penting saat ini adalah menemukan ibunya.

Di dapur, Yi Hua dengan kesal memotong-motong sayuran. "Yi Hua bodoh, Yi Hua bodoh... ah..." batin Yi Hua semakin memerah saat mengingat kejadian sebelumnya.

Setelah menyelesaikan makan, Lei Nan merasa segar dan berenergi kembali. Ia bangkit dari tempat duduknya dan menghadap Yi Hua yang masih sibuk di dapur. "Nona, terima kasih atas makanannya. Aku harus pergi sekarang untuk melanjutkan latihanku."

Yi Hua keluar dari dapur, menatap Lei Nan dengan mata lembut. "Baiklah, Lei Nan. Hati-hati di jalan. Jangan terlalu memaksakan diri."

Lei Nan mengangguk dan tersenyum. "Tentu, Nona. Sampai jumpa lagi."

Saat Lei Nan meninggalkan kediaman Yi Hua, pikirannya masih dipenuhi dengan berbagai hal. Dirinya masih bingung karena banyaknya puzzle yang belum tersusun dari identitas ayahnya, tentang ibunya, bahkan tentang dirinya yang memasuki Aula Informasi.

Dirinya mulai curiga dengan sosok ayahnya karena pendekar hebat seperti Yi Feng mengenalnya itu bisa di ketahui dari saat ayah Lei Nan dengan enteng menyebut pak tua Feng.

Sebenarnya, setelah menyelesaikan misi pertama mereka, satu bulan dari sekarang akan ada seorang pengawas yang mengawasi tim mereka atau lebih tepatnya akan menjadi guru mereka karena setiap tim pengawas akan dipilih oleh Aula Informasi sendiri untuk mendampingi mereka, atau lebih tepatnya seorang eksekutor.

Aula Informasi tidak hanya melakukan pencarian informasi tetapi juga melakukan misi rahasia, dan setiap pengawas biasanya berada di tingkat Inti Emas. Tugas pengawas hanya untuk mengawasi jalannya misi, karena jika salah satu tim ada yang tertangkap, maka anggota tersebut akan langsung dieksekusi oleh pengawas untuk menjaga kerahasiaan Aula Informasi.

Memang terdengar kejam, karena Aula Informasi adalah sebuah organisasi yang sangat rahasia. Bahkan, mereka tidak segan-segan menghancurkan keluarga yang berafiliasi dengan mereka jika membocorkan informasi tentang Aula Informasi sekecil apapun.

Aula Informasi sendiri memiliki tingkatan di dalamnya. Seorang pengawas adalah murid senior, diikuti oleh tetua, 10 Tetua Agung, dan terakhir adalah pemimpin yang dijuluki Sang Matahari Hitam.

Mereka bisa di bedakan dengan plakat yang mereka pakai, mulai dari tembaga, silver, emas, ungu dan yang terakhir hitam untuk seorang pemimpin.

Lei Nan mendengar semua informasi itu saat dirinya melakukan perjalanan menuju Aula Informasi dari cerita Yi Feng, yang menjelaskan bahwa dan bahkan dirinya hanyalah seorang tetua dan jauh dari tingkat Tetua Agung.

Jika orang sekuat Yi Feng hanyalah seorang tetua, Lei Nan tidak membayangkan sekuat apa seorang tetua agung dan bahkan pemimpin Aula Informasi yang dari kata Yi Feng bahkan seluruh tetua agung jika melawanya bersama-sama kecil kemungkinan bisa menang.

Saat sampai di kediaman yang disediakan Aula Informasi, Lei Nan cukup puas dan berjalan masuk. Dirinya bisa merasakan aliran qi yang kental. Jika dibandingkan dengan kediamannya sebelumnya, tempat ini jauh lebih baik.

Dirinya segera menuju halaman belakang dan mencoba berlatih pisau terbang. Ia mencoba mengalirkan qi kepada pisau terbang itu namun hanya sebentar sebelum ia kelelahan.

"Kenapa pisau ini sangat aneh? Qi-ku seperti tersedot saat mengalirkan qi kepadanya," batin Lei Nan.

Sore hari itu dirinya terus berusaha mengendalikan pisau terbang itu. Meskipun banyak yang masih harus dipelajari, dirinya berhasil mengalirkan petirnya kepada pisau terbang itu dan saat melemparkan pisau itu ke arah pohon.

Boom!

Pohon itu segera meledak dan gemericik petir masih tertinggal di sana. Lei Nan tersenyum puas dengan hasil yang didapatnya. Dan saat melihat langit dirinya melihat tak lama lagi malam akan datang dan dia segera masuk kediamanya.

1
Derajat
Apakah Ada hub dg Aliran hitam yg mulai bergerak
bogel
teyuuuz
bogel
lanjuuuut
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Derajat
Bocah Nakal... bagaimana tidak Hanton berpakaian seperti Biksu tapi suka Mabuk kepayang
bogel
gasss
bogel
tooop
algore
joz
algore
jos
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Derajat
Naga laut
Di AZ
Luar biasa
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Derajat
Alur yang bagus... dan ceritanya cukup Seru 🙏
algore
joz
algore
jos
bogel
gasss
bogel
toppp
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Yogi Yogi
semua ilustrasi ini seolah olah semua wajah mirip perempuan. bentuk dagunya lancip.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!