NovelToon NovelToon
Tuhan, Apa Salahku?

Tuhan, Apa Salahku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:25.5k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Anna, seorang wanita yang berjuang dari penderitaannya karena mendapatkan suami pemalas dan juga mertua yang membencinya serta istri dari ipar-iparnya yang selalu menghasut sang mertua untuk menciptakan kebencian padanya. siapakah Ana sebenarnya, bagaimana kisah masa lalunya, sehingga membuat ibu mertuanya begitu membencinya dan siapa dalang dari semua kebencian tersebut?

Bagaimana kelanjutannya, ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih diflash back dulu

Seminggu setelah aku bersalin, bang Johan pulang dari merantau. Ia memberiku uang 500 ribu. Bayangkan, sudah sebulan bekerja dan pulang hanya membawa yang 500 ribu, ia mengatakan sisanya akan dihitung mandor.

Aku hanya dapat pasrah menerima kedaan yang saat ini sedang mengujiku, bukankah hal.yang lebih sadis juga sudah aku rasakan?

Bang Johan tak sabar melihat puteranya yang sedang tidur dikamar, dan ia sangat begitu senang. Bahkan ia menatap bayi yang masih merah itu dengan senyum yang sumringah.

Sementera itu, aku masih melanjutkan cucianku dan harus menjaga dudukku agar jahitannya tak lepas, sebab aku mencuci menggunakan tangan alisa manual.

Selama aku melahirkan, ibu mertuaku tak pernah menjengukku, meskipun ia tahu jika anak lelakinya sedang merantau dan ini sangat menyakitkan bagiku sebenarnya, tetapi ini sudah suratan takdirku untuk melewati semuanya.

Ku siapkan makan siang setelah selesai mencuci. Sedangkan bang Johan tertidur disamping Alif yang juga sedang pulas. Sepertinya pria itu sangat kelelahan karena perjalanan jauh.

Aku berjalan menuju warung yang tak jauh dari rumah kontrakanku. Ku lihat ada banyak ibu-ibu yang sedang duduk disebuah rumah milik seorang wanita yang terkenal sangat julid.

"Ya elah, kasihannya tuh orang. Habis melahirkan semuanya dikerjain sendiri, sudah seperti gak punya keluarga," sindir seseorang padaku dengan nada mencibir.

Seketika hatiku nelangsa. Ingin rasanya ku robek mulut wanita yang tidak memiliki empati sedikitpun padaku itu.

"Iya, sangat miris sekali. yang lain menimpali. Aku melirik mereka dan berjalan mempercepat langkahku.

"Dapat mertua kaya tetapi gak dianggap," sindir yang lain. Seketika aku mengingat suara tersebut, yang mana wanita itu merupakan temen Wita dan kemungkinan Wita ada mengatakan sesuatu tentangku padanya.

Aku tak memperdulikan ucapan mereka dan pergi ke warung untuk berbelanja. Setibanya diwarung, pemiliknya terlihat menggelengkan kepalanya saat melihatku yang masih menggunakan pilis dikeningku sudah keluar rumah. "Ya Allah Anna, kamu belum lepas masa nifas sudah keluar rumah, kalau dikampung kami ini sangat pantang dan tidak boleh," ucapnya dengan wajah bersungut.

"Kalau aku gak keluar aku mati kelaparan, Bu. Emangnya ada tetangga yang mau membelanjakanku?" ucapku sedikit ketus.

"Ya, bukan begitu. Seharusnya keluargamu yang datang menjagamu selama masa nifas," ucap wanita itu semakin menyakitkan hatiku.

"Sudahlah, Bu. Aku mau beli beras dan mie instan, aku mau memasak," ucapku.

"Habis melahirkan jangan makan mie instan dan yang pedas-pedas, rahimmu masih basah," omel wanita tersebut.

"Jadi saya harus makan apa?"

"Ini, ada sayur katuk, kamu rebus saja, jangan pakai cabai," ucapnya dengan mengambilkan dua ikat daun katuk. "Kamu harus rajin makan sayur, biar ASI-mu lancar," ucapnya sedikit melunak.

Aku menghela nafasku. Mungkin karena usiaku yang masih belia sehingga tidak mengetahui aturan dalam hal pantang makanan.

"Ini satu lagi, jantung pisang serawak juga bagus buat kamu," ucapnya lagi, lalu masukkannya kedalam kantong kresek.

Aku menurutinya, selama itu untuk kebaikanku, apa salahnya mendengarkan nasehat orang.

Lalu ku beli apa yang disarankannya. Aku membawanya sedikit kesulutan karena beras tersebut cukup berat.

"Hadeeew, baru melahirkan bawa yang berat-berat, bontan (sebuah penyakit yang membuat wanita habis melahirkan demam atau apalah dalam dialek Melayu) baru tahu," ucap salah satu dari mereka.

"Aok (iya). Budak kinen tak dapat awak cakap (Anak jaman sekarang tak dapat untuk mendengar nasehat)," aku yang mengerti aryi sindiran mereka semakin mempercepat langkahku.

Aku mulai memasak dan rasanya dadaku sesak mendengar semua cibiran itu.

"An.. Anna," panggil seseorang.

"Iya," sahutku, lalu menyeka air mataku.

Aku beranjak dari dapur dan melihat keluar. Ku lihat sang pemilik rumah kontrakan berdiri didepan rumah.

"Iya, Mak Ulung,"

"Miko sudah tige bulan tak bayo sewa umah, ye. Saya butuh uang (kamu sudah tiga bulan tidak bayar sewa rumah, saya lagi butuh uang," ucap wanita itu. Tak lama bang Johan datang karena mendengar suara keributan diluar.

"Ada apa, Mak?" tanya Bang Johan pada wanita tersebut.

"Hah, ada miko upanye, mak nak minta uang sewo umah, kalau tak nak bayo ada yang nak tempati umah ini. Jadi miko berambus saje ye," ucap wanita tersebut. Yang intinya jika kami tak bayar hari ini harus segera pergi dari rumah tersebut.

Aku merasakan duniaku mengapa sangat kejam dan ini baru saja terjadi kembali.

Bang Johan menatapku. Lalu melihat wanita tersebut. "Tapi, Mak. Aku belum lagi dapat gaji," jawab Bang Johan.

"Usah banyaklah miko cakap bual yangtak penting. Aku nak uang itu sekarang," Lalu ia meninggalkan rumah dengan sangat kesal.

Aku belum lagi sempat memasak dan harus dihadapkan dengan persoalan seperti ini.

"Kita pulang ke rumah emak, ya Dik," sarannya padaku.

Aku tersentak. Bagaimana mungkin aku kembali ke rumah itu lagi, sedangkan mereka tak menerimaku dan apakah ini awal penderitaan yang akan aku alami lagi.

"Aku tidak mau," tolakku padanya.

"Tetapi abang belum hitungan, dan Mak Ulung minta sekarang," ucapnya.

Aku merasakan duniaku begitu getir, tetapi aku melihat puteraku yang tertidur lelap disana. Aku tak punya pilihan, sebab jikapun menolak aku percuma, karena kondisi keuangan kami yang belum stabil dan itu adalah awal kesengsaraanku yang mana aku bertahan hingga lima tahun lamanya dengan segala sikap dan perlakuan ibu mertuaku yang belum juga melunak untuk menerima kehadiranku hanya karena sebuah hasutan dari para menantu lainnya.

Dan hingga aku kini harus menyerah melarikan diri dari rumah dan bersembunyi dirumah mbak Lisa yang saat ini setia mendengar curahan hatiku.

Aku mengakhiri cerita masa laluku kepada Mbak Lisa dengan kedua mata yang sudah sembab. Segala penderitaan dan hinaan aku coba pertahankan hanya demi buah hatiku tidak terlantar. Jika aku memilih egois, tetapi anakku yang terlunta dan aku terpaksa menahan semua penderitaanku demi Alif agar tetap mendapatkan tempat tinggal yang nyaman meskipun mendapatkan perlakuan yang berbeda dari sang nenek.

"Aku pulang dulu, Mbak. Aku mau kemasi pakaian dan pukul 5 nanti aku nunggu bus diloket, jadi lalau ketemu bang Johan tolong sampaikan jika aku pulang ke kampung halamanku," ucapku padanya.

Sesaat ia memelukku. "berjanjilah padaku untuk tidak kembali ke dunia hitammu," pesannya padaku.

Aku menganggukkan kepalaku. "Aku janji," ucapku padanya. Aku beranjak dari rumahnya dengan menitipkan Alif padanya sedangkan aku pulang unruk berkemas dan akan menjemput Alif setelah aku dapat membawa pakaianku.

Aku bergegas pulang. Setibanya dirumah orangtua bang Johan, aku mengamati sekitarnya dan tidak ada sesiapa pun disana. Aku menyelinap masuk ke kamar dan mengemasi pakaianku. Aku sudah bertekad untuk tidak lagi kembali ke rumah ini.

1
V3
smg ja Johan benar-benar mau berubah dan mau bekerja keras untuk Anna dan Anak nya
V3
kak Siti ,,, kapan si Anna hidup nya jd Bahagia ❓🤔
V3
bagus Anna , mending kamu lawan ja , jgn mau di injak-injak dan di hina trs ,, semangat Anna 💪💪
we
ayo Johan jemput kebahagiaan mu dgn Anna Alif
Andi Sahri Alam Junaidi
Kasian ya si Anna hidupnya selalu menderita
Meli Anja
lanjut kak
❤Lembayung Jingga❤: besok ya say
total 1 replies
Heri Wibowo
mudah-mudahan Johan mau berubah
❤Lembayung Jingga❤: besok lagi ya
total 1 replies
Heri Wibowo
kelamaan sengsaranya
Heri Wibowo
kapan Ana bahagianya Thor
Mariyatun Mariya
sudah mau ban 40 kok Yo
...peran Ana masih susah dan sengsara aja,kasi Ana pekerjaan yg bisa buat Ana beli motor buat kerja dan bayar kontrakan rumah😭😭😭😭😭
Ai Emy Ningrum: kelamaan sengsara kak /Whimper//Whimper/
❤Lembayung Jingga❤: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 4 replies
Rea Ana
thor apa mau sampai akhir protagonis sengsara terus. dari awal episode sampai sekarang blm ada bahagia nya
❤Lembayung Jingga❤: gimana ya, ini kisah nyata si nara sumber, sabar dulu ya🙏🙏
total 1 replies
we
semoga Anna dpt kebahagiaan
❤Lembayung Jingga❤: aamiin...
total 1 replies
yamink oi
👍👍👍👍👍🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Ai Emy Ningrum: sepertinya sih bgitu kak Oi
yamink oi: apa iya,,coba tanya kak @❤Lembayung Jingga❤
total 7 replies
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
keluarga tak tahu diri semua
we
alur ceritanya seru penuh emosi
yamink oi
up
Ai Emy Ningrum: enggeh kak Oi
monggo /Good//Good/
yamink oi: mba makan.....
total 12 replies
Tuti Rusnadi
astaghfirullah.... keluarga apa seperti itu....tapi seperti itu masih banyak terjadi di negara Konoha ini....Anna yang luas sabar mu ya /Sob//Sob//Sob/
Wanita Aries
Ada ya keluarga sprti itu. Si juned itu udh gk berguna dibela pula
V3
sllu Sabar dan Sabar yaa , Anna 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!