NovelToon NovelToon
Titisan Kaisar Tempur

Titisan Kaisar Tempur

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:71.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Geerqiasilatusiluchen

Seorang tuan muda dari keluarga Bai terpaksa harus di asingkan oleh dunia, akibat kehilangan kekuatannya sejak kecil.

Tubuhnya yang lemah tanpa kultivasi membuatnya di cemooh, bahkan....janji pernikahan pun terpaksa harus di batalkan oleh keluarga Xue.

Dipandang sebelah mata, di cemooh, di caci dan hina. Bahkan sekte Yue yang telah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu pun di obrak abrik oleh keluarga tinggi lainnya.

Bai Ye pun berusaha bangkit untuk membalas dendam pada seluruh dunia yang telah berusaha menghapuskan keluarga Bai di benua energi spritual.

Akankah Bai Ye berhasil, atau malah ia mati sebelum mendapatkan kekuatannya kembali?

Simak novel pertama autor dengan protagonis pria...

CRAZY UP SABTU, MINGGU DAN TANGGAL MERAH

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Geerqiasilatusiluchen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CACING DARAH SPIRITUAL

Bai Ye masih berendam di kolam tersebut. seraya beberapa kali mengusap wajahnya dengan air itu juga membasuh seluruh tubuhnya "Hei bocah. Sampai kapan kau akan tetap di sana?" tanya guru tersebut.

Bai Ye mendongakkan wajahnya ke arah gurunya "Sampai kemampuan ku naik delapan puluh persen" balas Bai Ye di iringi senyum tipis.

"Ada cara lain yang bisa menaikan kemampuan mu secara cepat... Kau mau tahu?"

"Benarkah? Kalau begitu... cepat beritahu aku" pinta Bai Ye begitu antusias.

"Dengan ini..." Guru tersebut memperlihatkan sebuah benda bulat berwarna merah, benda itu tentu membuat dahi Bai Ye mengerut.

"Itu seperti, cacing darah spiritual?" Ucap Bai Ye mengidentifikasi benda itu.

"Tepat sekali. Cacing ini mampu masuk ke dalam tubuhmu dan membantu mempercepat pembentukan meridina (Dantian) dalam tubuhmu, apakah kau tertarik?" tanya guru itu.

"Benarkah? Kalau begitu... Berikan padaku sekarang juga!" Bai Ye bersemangat.

"Eit! Tunggu dulu... Tapi, apakah kau akan tahan dengan siksaan yang menyakitkan dari cacing darah ini?" tanya guru tersebut.

"Heh... Akan ku tahan! Asalkan kemampuan ku naik pesat, akan ku tahan sekuat tenaga ku" tegas Bai Ye.

"Baiklah... Aku akan melepas kan tiga bola cacing darah ini. Ku harap kau bisa melepaskan rasa sakit mu dan fokus pada energi yang akan mengalir deras dari tubuhmu. Cacing ini berguna untuk membentuk kembali sel sel yang telah terputus dan meridina yang telah hancur" tegas guru tersebut.

"Baik guru. Apapun konsekuensi nya aku akan terima"

"Pegang kata kata mu!" Gurunya lantas melempar tiga butir bola cacing darah spiritual itu ke kolam pembentukan pondasi tersebut.

BLUP! BLUP!

"Ingat, pejamkan matamu dan tetap fokus... meski tubuhmu terasa di sayat... Jangan perduli pada rasa nyeri di sekitar tubuhmu"

Bai Ye bersiap memejamkan matanya, kemudian yang terjadi selanjutnya adalah, kolam tersebut berubah warna, dari hijau pekat menjadi merah pekat "Ssshhh!" desis Bai Ye mulai merasakan sebuah sensasi yang tak biasa.

"Fokus lah, aku akan membantu mengurangi rasa nyerinya dari sini" Guru Bai Ye mulai bersiap mengumpulkan energi murninya ke telapak tangannya. Kemudian energi tersebut di lepaskan dengan lembut ke arah punggung Bai Ye.

SYUUUTTT!

Bai Ye nampaknya mulai tersiksa "Ssshhh..." ia sudah merasakan efek dari cacing darah itu. Tangannya di kepala kuat kuat dan jidatnya mengkerut. Seketika, peluh bercucuran begitu deras, wajah Bai Ye kini berwarna merah menyala karna menahan rasa nyeri yang tak tertahankan "Sakit... Sakit sekali" bisiknya dengan gigi di gigit kuat kuat.

"Jangan bicara! Fokuslah!" pinta sang guru.

"Tapi guru ini sakit sekali!"

"Ku bilang tetap fokus pada energi dalam tubuhmu. Jika kau tidak fokus, maka cacing itu akan segera menguasai tubuhmu ketika mereka naik ke otak mu! Lalu memakan seluruh isi kepalamu! Kau paham?!"

"Sakit! Aaaghhh! Sakit sekali..." Bai Ye berusaha menahan rasa sakit itu, bahkan bola matanya nya sampai naik ke atas dan menyisakan putihnya saja.

"Anak bodoh! sadarlah... Tetap fokus!" bentak gurunya, gurunya berusaha lebih keras. Ia mengalirkan energi murni dalam tubuhnya ke tubuh Bai Ye dengan cepat.

"Sial!" dengus kesal guru tersebut.

"...Sakit! Sakit sekali" ulang Bai Ye.

Gurunya pun tersenyum "Akhirnya si bodoh ini kembali sadar juga" bisik Guru tersebut.

Tubuh Bai Ye mulai terlihat berbeda, seiring dirinya menahan rasa sakit. Otot otot kekarnya pun mulai terlihat, dadanya yang dulu datar kini di penuhi oleh roti sobek yang menawan. Dan kedua bahu Bai Ye menjadi lebar di penuhi dengan otot yang kuat, cacing cacing tersebut masuk ke dalam tubuh Bai Ye dan menyambung sistem syaraf yang telah terputus. Meridina dalam tubuh Bai Ye berangsur-angsur pulih, sehingga kemampuan yang Bai Ye miliki sejak dulu ketika terperangkap oleh racun api teratai hitam pun mulai sedikit demi sedikit terlepas keluar "Heh. Aku yakin... kau bisa melakukannya. kau memang hebat" ucap Guru tersebut di iringi senyum simpul.

Namun yang terjadi pada Bai Ye beberapa menit kemudian, karna rasa nyeri yang tak tertahankan itu, ia pun pingsan dalam kolam tersebut. Namun dia telah berhasil menjalankan ritual tersebut tanpa hambatan. Cacing darah spiritual tersebut berhasil masuk dalam tubuh Bai Ye dan tunduk pada tuannya. Mereka pun berhasil menjadi bagian dari tubuh Bai Ye. Kini sistem syaraf dalam tubuh Bai Ye telah tersambung dengan baik... Meridina dalam tubuh Bai Ye pun terjaga dengan kokoh dan tersusun rapi.

Bahkan bonusnya adalah Bai Ye kini memiliki tubuh yang kekar dan berotot, bahkan otot yang di miliki Bai Ye membuat gurunya iri..

***

"Kak Bai Ye! Kakak Bai Ye!" lenguh seseorang berusaha membangunkan mata yang terpejam.

"Kak Bai Ye. Sadarlah" ulang seseorang.

Bai Ye pun lantas membuka matanya perlahan dan menyimak hal apa yang ada di depannya.

Dengan tatapan samar, ia melihat seseorang dengan mata yang sembab menatap ke arahnya dengan raut wajah yang cemas "Kak Bai Ye! Syukurlah..." Tangis Xiao Nian lekas meraih tubuh Bai Ye dan memeluknya.

Xiao Nian? Kenapa dengan ku? Apakah tadi itu aku hanya bermimpi? Bathin Bai Ye menggumam.

"Xiao Nian... Apa yang terjadi? kenapa kau menangis?" tanya Bai Ye belum keluar dari pelukan Xiao Nian.

"Kakak pingsan dalam waktu yang lama... Aku sangat cemas! Aku takut terjadi hal buruk pada kakak... Dan aku takut aku tak akan bisa bertemu lagi dengan kakak" tangis Xiao Nian kian pecah.

Bai Ye pun keluar dari pelukan Xiao Nian dan berusaha menenangkan nya "Xiao Nian... Jangan cemas, aku adalah laki laki... Mana bisa aku di cemaskan oleh anak perempuan" Goda Bai Ye.

"Maafkan aku.... Kakak"

"Tak apa... Oh ia di mana Long Huo?" Bai Ye mencari sekeliling.

"Tadi. Saat aku menangis keras keras, Long Huo bilang... Jika kakak hanya pingsan, dan dia pun pergi" Balas Xiao Nian.

"Benarkah?'

"Ya... Tentu saja... Mana mungkin aku bohong" Tegas Xiao Nian.

Bai Ye pun terdiam sesaat "Berarti memang benar. Yang tadi itu... aku hanya berhalusinasi, sial... Kenapa rasanya itu terlihat sangat nyata!" gumam Bai Ye bicara sendiri.

"Kakak bicara apa?"

"Ah tidak tidak. Kalau begitu, ayo kita temui dewa obat di faviliun Liuxiu" tegas Bai Ye mulai berdiri. Xiao Nian pun menyusulnya dan lekas menghampiri Bai Ye bersama barang bawaan mereka.

"Berikan padaku Xiao Nian" pinta Bai Ye.

"Biar aku saja. Barang barang ini sangat berat"

"Berat?" bisik Bai Ye.

Tak berfikir panjang, Bai Ye lantas meraih tas tersebut dan begitu tas tersebut sampai di tangannya, tas tersebut sangatlah ringan tanpa beban.

"Kakak... Bagai mana bisa kamu menentengnya seringan itu?" tanya Xiao Nian takjub. Biasanya Bai Ye tak mampu mengangkat beban lebih dari tiga kilo.

"Ini sangat ringan" gumam Bai Ye.

"Hah? Astaga? jangan jangan... Dewa telah mengembalikan kekuatan kakak?!" pekik Xiao Nian lantas berfikir demikian.

Bai Ye sadar dan menatap tas yang ia jinjing itu. Lalu membelalakkan matanya "Astaga! Jangan jangan... Tadi itu bukan mimpi?!" bisiknya tak percaya

Bai Ye pun melepaskan tas tersebut dan mencari batu besar di manapun. Ia lantas mengangkat batu yang beratnya lebih dari 20 kilo dan benar saja, ia sama Sekali tak merasakan kesusahan "Ini luar biasa!" girang Bai Ye.

Xiao Nian hanya bisa membuka mulutnya lebar lebar seraya sangat bersyukur atas kemajuan yang di alami Bai Ye.

"Kakak... Kekuatan mu sudah kembali lagi..." bisiknya seraya menangis bahagia

1
ipong alor
lanjut,,,
Aman 2016
top top top lanjut Thor
Uswatun Hasanah
mantap
Uswatun Hasanah
hadir
Ran Cunit
lanjut dong
Ran Cunit
mantap
Aman 2016
semangat semangat Thor
Suprapto Prapto
👍👍👍
Uswatun Hasanah
lanjut terus
Uswatun Hasanah
lanjutkan
Uswatun Hasanah
hadir
Geerqiasilatusiluchen: terimakasih, semoga bacaan kali ini tidak terlalu membosankan /Smile/
total 1 replies
Uswatun Hasanah
mantap
Keyzo yanndy
next
ipong alor
lanjut
Benny
bagus
Benny
lanjut
Xi Yu Yan
lanjutkan
LIANG TAI
seru
LIANG TAI
suka lanjut siapa tahu seru wkwwkk
ipong alor
lanjut,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!