Cinta Yang Tersembunyi

"Jadi gimana apa udah ketemu buktinya?" Tanya Indra pada Kenan teman kuliahnya yang kebetulan mau membantunya mencari bukti kejahatan Nathan

"Sayang banget Ndra dia main aman ternyata!" Ucap temannya merasa bersalah karena memberikan informasi yang kurang baik pada Indra

"Maksudnya?" Tanya Indra tak mengerti dengan ucapan teman kuliahnya

"Nggak ada jejak sama sekali setiap dia ngajak pasangannya ke hotel, gue udah coba cek di beberapa sisi namun nihil nggak ada sama sekali, dan belakangan ini katanya dia udah jarang ke club' lagi" ungkap Kenan serius pada Indra karena memang sudah lama Nathan datang ke club' salah satu tempat yang Nathan datangi semasa kuliah dulu

"Jadi dia udah berubah?" Ucap Indra merasa tidak mungkin jika Nathan akan berubah begitu cepat, apalagi pas wisuda sangat kelihatan Nathan masih menjadikan dirinya sebagai musuh, beruntungnya saat itu dia tidak apa-apa kerena di dorong oleh Nathan

"Mungkin iya!" Ucap Kenan tidak yakin dengan kemungkinan yang ada

"Tapi aneh jika dia berubah secepat ini Ken! Lo tahu sendiri seberapa bencinya dia sama gue, padahal gue nggak pernah ada salah sama dia!" Ucap Indra heran dengan perubahan Nathan dalam waktu yang singkat

"Lo mungkin nggak salah, tapi cewek yang dia suka, sukanya sama lo, itu yang buat dia benci sama lo! Belum lagi lo selalu menang dalam akademik daripada dia, itu udah nunjukin lo lebih diatas dia bukan? Dan karena itu juga dia benci sama lo!"

"Tapi kan nggak gitu juga caranya! Beruntungnya gue nggak jahat orangnya coba bayangin kalau gue orang jahat? Udah pasti tuh orang udah masuk surga sejak kemarin!"

"Mas Indra jangan serem-serem atuh!! Kan saya takut jadinya!" Gurau Kenan terkekeh, Kenan tahu Nathan sangatlah sensitif saat berada di dekat Indra, entah apa masalah awalnya yang pasti kesuksesan Indra selalu membuat Nathan cemburu pada Indra, bukan sesekali tapi sering kali Nathan akan membuat Indra marah padanya, yang dimana tujuannya agar Indra di keluarkan dari kampus, beruntungnya Indra orangnya tenang dan tidak emosian jadi susah untuk Nathan memancing emosi Indra

"Lo juga kenapa nggak bawa bukti sih! Kalau gini caranya gimana caranya gue bantuin Dea!" Cibir Indra kesal pada temannya, jauh-jauh datang ke tempat itu namun ternyata Kenan tidak mendapatkan informasi yang dia inginkan

"Kenapa Lo nggak bilang langsung sama keluarganya sih Ndra! Susah banget hidup lo!" Ucap Kenan dengan santainya meminum jus buah yang dia pesan

"Mereka nggak mungkin percaya sama gue kalau gue nggak ada bukti bego!!" Ketus Indra

"Hehe ia sih! Ya udah sih cari cewek lain Ndra! Kasihan gue sama lo! Lagian secantik apa sih Dea-Dea itu sampai lo uring-uringan gini?" Tanya Kenan yang benar-benar penasaran dengan sosok Dea karena sudah berhasil membuat temannya uring-uringan sejak bangku kuliah dulu, bahkan Dea juga mampu membuat Indra tidak melirik cewek-cewek yang mendekatinya, padahal cewek-cewek yang mendekati Indra adalah cewek-cewek cantik dan populer di kampus mereka dulu

"Gue cinta dia bukan karena dia cantik ya!! Ya meskipun memang iya sekarang dia tambah cantik dan gue akui dia lebih cantik dari mantan-mantan lo kemarin!" Balas Indra sinis pada Kenan

"Liat fotonya dong Ndra! Penasaran gue!" Pinta Kenan memohon pada Indra, karena sejak dulu dia tidak pernah sekalipun melihat siapa yang bernama Dea yang menjadi incaran Indra

"Nggak boleh! Btw terimakasih bantuannya gue mau balik duluan!" Ucap Indra tegas, karena tidak ingin menunjukkan foto Dea pada siapapun, beruntungnya Dea juga introver jadi Indra merasa akan aman karena hanya sedikit orang yang akan mengagumi Dea nantinya

Indra benar-benar tidak ikhlas kecantikan Dea dilihat oleh siapapun, waktu SMP dan SMA saja, Indra merasa kualahan mengontrol dirinya untuk tidak memarahi siapapun yang berani-beraninya mendekati Dea

Jiwa posesif terhadap Dea benar-benar membuat Indra tidak berdaya, dia ingin Dea hanya untuk dirinya namun dia juga sadar diri kalau dirinya bukan siapa-siapa untuk Dea

"Heh!! Lo belum ngasih gue foto cewek Lo!" Pekik Kenan sampai-sampai pengunjung disana melihat kearahnya, Kenan yang dilihat oleh banyak orang seketika merasa malu dengan tindakan bodohnya sendiri

"Nggak perduli!!" Ucap Indra yang meninggalkan Kenan begitu saja, beruntungnya Kenan sudah terbiasa jadi dia tidak merasa sakit hati dengan perbuatan Indra padanya, asalkan makannya sudah di bayar oleh Indra itu saja mampu membuat Kenan senang

...****************...

"Dea minggu depan orangtuanya Nathan akan kesini melamar kamu kamu harus mempersiapkan diri dengan baik ya! Sambut mereka dengan baik!" Ucap Dina pada Dea yang baru saja selesai makan, kali ini mereka makan berempat karena kebetulan Deni sedang pergi keluar menemui temannya, yang entah siapa mereka juga tidak tahu

"Cepet banget Bu?! Ngebet banget kayanya kak Nathan mau nikahin kak Dea!" Kesal Kevin

"Kevin! Itu artinya mereka benar-benar serius ingin Dea jadi menantu mereka makanya lamarannya cepet nak!" Jelas sang ibu pada anaknya yang nampak kesal dengan berita yang dia sampaikan

"Tapi nggak secepat itu juga Bu!"

"Kevin kamu nggak usah ikut campur! Fokus saja sama sekolah kamu!" ucap Martin yang terganggu dengan pernyataan Kevin

"Jadi Kevin nggak berhak ikut campur dalam pernikahan kakak Kevin sendiri?" tanya Kevin dengan wajah ketusnya, Dea hanya bisa mendengar dia sedang malas berdebat dengan keluarganya sendiri

Kalaupun dia akan menikah dengan Nathan besok sekalipun Dea tidak akan keberatan, dia sudah pasrah dengan jalan takdirnya

"Bukan begitu hanya saja kami nggak mau kalau sekolah kamu jadi berantakan karena pernikahan kakak kamu!" balas Dina lembut, berharap Kevin akan mengerti dengan maksud perkataannya

"Kalau gitu kakak nikah selsai aku ujian saja seperti rencana yang dulu!" balas Kevin yang tidak mau kalah dengan kedua orangtuanya

"Tapi mereka sudah mau melamar kakak kamu minggu depan nak!" ucap Dina tidak mengerti dengan Kevin, jadwal ujian Kevin masih lagi sekitar tiga bulanan tidak mungkin bukan mereka melangsungkan pernikahan Dea tiga bulan lagi, sedangkan lamarannya akan dilangsungkan seminggu lagi

"Itu hanyalah lamaran Bu! Pokoknya aku mau pernikahannya dilangsungkan saat sekolah aku udah selsai!" ucap Kevin benar keras kepala

"Nanti akan ayah bicarakan sama keluarga Nathan!" ucap Martin final, jujur bukan karena hanya Kevin tapi memang dia merasa belum ikhlas melepas Dea untuk orang lain

Sebagai orang tua dia merasa berat melepas putri satu-satunya untuk menikah, dengan beralasan Kevin tidak setuju pernikahan Dea dilangsungkan dengan cepat, Martin berharap sahabatnya mau menunda pernikahan Nathan dan Dea nantinya