Jodoh Pilihan Ibu

"Hubby udah selesai mandi?" tanya Nadia langsung bangkit dari kursi di depan meja rias.

"Udah," balas nya datar.

"Sini biar aku bantu keringin rambut hubby," titah Nadia.

Aska pun hanya menurut saja lalu duduk di bibir ranjang, Sedangkan Nadia sudah menyiapkan pengering untuk mengeringkan rambut Aska.

Terlihat wajah Aska masih datar saja sedari tadi.

"Hubby marah yah sama Nadia?" tanya Nadia sendu.

"Tidak!!" balas Aska tanpa menoleh ke arah Nadia.

Sebenarnya Aska tidak tega melihat wajah sendu Nadia itu, Tetapi dia ingin sedikit saja mengerjai istri nya itu.

"Kok hubby cuek gitu sih sama Nadia, nggak kaya biasanya?" ujar nya sendu.

"Lah saya memang dari dulu seperti ini kan!!" balas nya masih saja datar.

"Enggak hubby tadi gak kaya gini kok," ujar nya.

"Terus?".

"Hubby beneran marah sama Nadia?" tanya nya sungguh-sungguh.

"Tidak!!" balasan yang masih sama.

Entah mengapa Nadia menjadi sakit hati begini mendapatkan perlakuan dingin dari Aska saat ini.

Dia menjadi mengingat masa lalu nya, Disaat semua keluarga nya cuek pada nya, Seolah rasa sakit itu tumbuh kembali.

Nadia pun tanpa sadar menangis terisak-isak hingga jatuh ke lantai.

Hingga membuat Aska kaget dan merasa sangat bersalah telah

berlebihan mengerjai istri kecil nya ini.

"Sayang, Maafin hubby sayang, Hubby gak bermaksud kaya gitu sama kmu tadi sayang," sesal Aska.

Aska pun lalu menggendong tubuh Nadia untuk naik ke atas ranjang, Setelah itu ia segera memeluk Nadia sangat erat.

Tangisan Nadia masih terdengar bahkan badan nya saat ini menjadi sangat dingin dan bergetar.

Aska pun menjadi panik sendiri saat ini, Ia bingung harus bagaimana.

"Sayang, hei dengerin hubby, Udah yah jangan nangis lagi, Maafin hubby sayang," ucap Aska.

Namun Nadia hanya diam saja, Tidak merespon ucapan Aska sama sekali.

"Kita ke rumah sakit sekarang yah?" bujuk nya.

Nadia pun hanya menggeleng kan kepala nya saja lalu memeluk Aska semakin erat

Dan menyembunyikan wajah nya di dada bidang sang suami.

Terlihat tangisan Nadia semakin lama semakin mereda, Hal ini membuat Aska lega.

Kini Aska pun dengan telaten mengelus-elus punggung Nadia dengan lembut.

Tanpa sadar Nadia malah terlelap di dalam dekapan sang suami.

Aska pun lalu merebahkan tubuh Nadia di ranjang dan membenarkan tidurnya setelah itu ia segera menyelimuti tubuh Nadia.

"Maaf ya sayang, Kalau hubby malah buat kmu kaya gini," sesal nya.

Aska pun lalu mencium kening sang istri dengan lembut sebelum turun dari ranjang nya.

"Sebentar lagi magrib, Sebaik nya aku siap-siap dulu deh," gumam nya laku berjalan ke arah lemari pakaian.

Aska pun lalu memakai sarung hitam bergaris dengan baju koko pendek berwarna putih serta mengenakan peci hitam di kepala nya.

Aska akan pergi solat magrib ke masjid dekat apartemen ini, Saat ini Nadia memang sedang bisa tidak melaksanakan solat karena tamu bulanannya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"FIKAAAA!!" teriak Sarah mama nya.

Fika pun berbalik badan dan berjalan menghampiri mama nya.

"Besok siang setelah pulang dari kampus ikut mama ke butik," putus nya.

"Mau ngapain mah?" tanya Fika malas.

"Apa kmu lupa? Besok malam kita ada acara makan malam bersama om Liam berserta istrinya dan juga anaknya, sahabat papa kmu," balas nya seraya bersedekap dada.

"Tapi gak sekedar makan malam aja kan ma?" ujar nya datar.

Sarah pun terdiam, Sepertinya Fika sudah tau maksud dan tujuan dari kedua orang tua nya untuk mengajak nya malam bersama keluarga sahabat papa nya.

"Kenapa mama diam aja?" tanya Fika sembari menahan emosi nya.

"Aku dengar sendiri tadi malem obrolan mama sama papa, Kalau mama sama papa mau jodohin aku sama anak sahabat papa itu, Kan mama tau sendiri aku itu cinta nya sama kak dito dan aku cuma mau nikah nya sama kak dito aja!!" tegas nya.

"Tapi ini semua demi kebaikan kmu nak, Calon suami kmu itu sudah mapan kehidupan nya, Dia juga sudah dewasa dan mama yakin dia bisa membimbing kmu menjadi lebih baik Lagi," terang nya.

"Tapi yang menurut mama sama papa terbaik buat aku, Belum tentu baik buat aku mah!!" ucap nya tak Terima.

"Orang tua sudah pasti akan memberikan yang terbaik untuk anak nya!!" tegas Sarah.

"Mama sama Papa itu egois, Kalian gak mikirin perasaan aku!!" teriak nya lalu segera berlalu dari harapan sang mama.

•

•

•

•

"Mama sama Papa bener-bener egois, Mereka gak mikirin perasaan aku, Mereka gak ngerti perasaan aku," teriak nya histeris.

"Pokonya aku gak sudi dan gak bakalan mau di jodohin sama anak temen nya Papa, Kalau sampek itu terjadi aku bakalan benci banget sama laki-laki itu," ucap nya pada diri sendiri.

"Terus aku harus gimana? Aku harus jelasin gimana sama kak dito kalau kaya gini," gumam nya.

"Mending aku coba telfon aja deh," pikir nya.

Tetapi Dito pun tidak mengangkat telfon Fika walaupun dia sudah beberapa kali Fika menelfon nya tetapi hasil nya pun nihil.

Fika pun hanya bisa menangis dan menangis meratapi nasib.

Sayup-sayup perlahan terlihat mata Nadia mulai terbuka, Tetapi saat ia sudah sadar seratus persen dari pingsan nya, Ia tidak mendapati bayangan sang suami di sisi nya.

"Apa hubby masih marah yah sama aku?" tanya nya pada diri sendiri.

"Sayang, kmu sudah bangun, hem?" ujar nya seraya berjalan menuju ranjang.

"Hubby, hubby masih marah sama nadia ya?" tanya nya mulai berkaca-kaca.

"Hei sayang nya hubby jangan nangis hubby gak marah kok sama kmu, hubby tadi cuma iseng aja," cengir nya.

"Iseng? Jadi hubby dari tadi ngerjain aku? Iyaa? Tega banget sih!!" decak nya sebal.

"Maaf sayang, Hubby tadi cuma mau liat seberapa takut nya kmu waktu hubby cuekin," cicit nya.

"Hubby jahat tau gak!!" Kesal nya lalu memalingkan wajah nya ke arah lain.

"Maaf sayang, Lain kali hubby gak akan kaya gitu lagi, " sesal nya.

"Dah ah, Aku Lagi males mau ngomong sama hubby, Hubby gak usah deket-deket sama aku, hus jauh-jauh sana!! Aku marah sama hubby," ketus nya.

"Sayang, Jangan marah dongg, Hubby kan gak bisa jauh-jauh dari kmu," rengek nya dan malah ikut terjun ke ranjang untuk melihat Nadia.

"Hih, Hubby apaan sih!! Turun gak dari sini, Malam ini Hubby tidur di luar," putus nya tanpa menoleh ke arah Aska.

"Kmu jangan durhaka lo sama suami, Dosa," seru nya.

"Suami juga dosa lo ngerjain istri nya sampek nangis-nangis," balas nya tak mau kalah.

"Kan hubby udah minta maaf sayang," lirih nya.

"Gak aku maafin," ketus nya.

"Kmu tega sama suami mu ini?" ujar nya memelas.

"Iya Hubby juga tega kok sama istri mu ini," balas nya.

"Yaudah deh hubby tidur di luar, Tapi besok pagi kmu jangan marah lagi yah sama hubby," ujar nya mengalah.

Lalu Aska pun berjalan dengan gontai keluar dari kamar nya.

Nadia pun menjadi tidak tega dengan suami nya itu, Tetapi jujur saja dia masih sangat sebel dengan ulah suami nya sore tadi.

Aska pun sebenarnya sangat lapar, Tetapi nafsu makan nya mendadak hilang karena istri kecil nya tengah me ngambek pada nya.

Terdengar suara cacing berbunyi di dalam perut Aska, Kini Aska sedang merebahkan tubuh nya di atas sofa panjang.

Nadia pun segera turun dari ranjang nya dan keluar dari kamar nya tentu saja ingin menghampiri sang suami, Saat Nadia mendengar suara keroncongan perut suami nya ia pun segera pergi ke meja makan untuk mengambilkan makan malam Aska.

"Kalau laper itu makan!! Ngapain coba di tahan-tahan," ujar nya seraya menaruh piring ke atas meja depan sofa.

"Aku jadi mendadak gak nafsu makan gara-gara kmu marah sama aku," cicit nya lalu berganti gaya duduk.

"kasian nya suami Nadia, Iya deh Nadia maafin hubby, Sekarang hubby makan yah," ujar nya tersenyum ke arah Aska.

"Makasih sayang," ucap nya senang lalu memeluk sang istri.

"Hem, Sama-sama," balas nya tersenyum.

"Suapin dong," pinta Aska manja.

"Dasar Bayi gede," ejek nya.

"Ngomong-ngomong soal bayi, Kira-kira nanti kita mau punya anak berapa ya?" tanya Aska.

"Dua aja cukup," balas nya santai.

"Dua belas maksudnya kan?" terang Aska.

Sontak Nadia pun kaget dan membulat kan mata nya.

"Bercanda sayang," ujar nya terkekeh.

"Udah ah hubby, Bercanda mulu perasaan dari tadi, Udah ayok makan aku suapin ini," ucap nya seraya Menyendokan makanan nya ke mulut Aska.

"Kalau mau serius juga ayo sayang," goda nya.

"Aku masih kecil om," ujar Nadia tertawa.

"Kmu barusan bilang apa sayang?" tanya Aska.

"Bilang apa hubby, Gak bilang apa-apa kok," elak nya.

"Tadi kmu manggil aku om kan?" tanya nya.

" Em anu tadi itu keceplosan hubby," cicit nya.

"Hem, Sepertinya om mu ini harus kasih faham istri kecil nya ini, Apa kita mau langsung praktek sekarang aja yah," goda nya sambil tersenyum manis ke arah Nadia.

"Kebetulan juga besok ujian kmu sudah selesai kan?" Imbuh nya.

"Hubby," balas Nadia dengan muka yang sudah memerah.

Setelah Aska selesai menghabiskan makanan nya, Ia segera menggendong istri nya masuk ke dalam kamar, Nadia pun hanya bisa pasrah saja.

Bersambung...