Hani, seorang pelayan kafe yang dituntut untuk menafkahi keluarganya. Hidupnya selalu menjadi bahan perbandingan dengan sang adik. Dari segi fisik maupun pekerjaan.
Tuntutan sang ibu dan sifatnya yang matrealistis, membuat Hani ingin segera menikah dan meninggalkan keluarga toxicnya, hingga ia mendaftarkan dirinya pada salah satu aplikasi kencan buta, Soulmate App.
Apakah Hani berhasil mendapatkan pasangan dari aplikasi tersebut? Lalu bagaimanakah kelanjutan kisah hidup wanita pelayan kafe ini?
Simak cerita selengkapnya hanya di sini ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Sudah Tahu
Malam ini, Rudi yang sudah berjanji akan menginap di hotel bersama Clara, izin pada Sonya akan dinas ke luar kota selama 2 hari.
Sonya yang biasanya akan banyak bertanya perihal kepulangan dan sebab yang mendesak hingga suaminya harus ke luar kota, namun kali ini ia diam tak banyak bicara. Hanya mengangguk ketika suaminya berpamitan. Senyumnya pun kini hanya secuil.
Rudi yang sedang memasukkan tasnya ke dalam bagasi mobil, kembali menghampiri Sonya yang asyik menonton televisi di ruang tengah. Tak biasanya istrinya begini, Sonya bahkan selalu menyiapkan keperluan sang suami jika akan pergi bertugas ke luar kota dan mengantar kepergian suaminya. Menyadari istrinya sedikit berbeda akhir-akhir ini, membuatnya khawatir.
“Sayang, aku berangkat dulu ya,” pamit Rudi sekali lagi sembari mengulurkan tangannya.
Sonya hanya tersenyum dan mencium tangan Rudi, kemudian kembali menonton televisi. Melihat istrinya yang cuek, Rudi kembali menuju mobil untuk segera menemui istri keduanya yang sudah menunggunya sedari tadi. Sonya hanya melirik suaminya yang sudah pergi meninggalkan rumah.
Selama dalam perjalanan menjemput Clara, Rudi tak tenang. Ia khawatir jika Sonya sudah mengetahui pernikahannya dengan Clara. Sonya yang biasanya selalu lembut dan manja padanya, menjadi cuek dan dingin, seolah tak membutuhkan Rudi lagi di sisinya.
Sementara itu, Clara yang sudah memesan taksi, segera berangkat menuju hotel yang sudah dipesan. Ia dan Rudi akan segera bertemu di sana. Rudi sengaja tak menjemputnya di rumah agar tetangganya tak ada yang curiga.
Clara sampai di hotel tidak lama setelah Rudi juga tiba di lobi. Setelah melapor pada bagian resepsionis, mereka kemudian berjalan menuju kamar. Clara membelai suaminya yang terlihat gelisah.
“Mas, kenapa? Sakit?” tanya Clara penuh perhatian.
Rudi hanya menggeleng dan mencium kepala istri keduanya itu.
Clara kemudian membahas perihal hubungan mereka yang harus sembunyi-sembunyi, padahal mereka sudah menikah. Ia tak tahan jika harus terus seperti ini. Rudi yang seharusnya siap siaga mengantarnya kontrol ke dokter kandungan pun, tak pernah bisa melakukannya. Ia iri pada Sonya yang mendapat perhatian penuh dari suaminya itu.
Rudi hanya meminta Clara untuk bersabar.
“Kenapa tidak jujur saja sama dia? Kalau dia tidak mau dimadu, ceraikan saja,” pinta Clara yang membuat Rudi mengernyitkan dahinya.
“Tidak mau! Aku tidak akan pernah mau menceraikan Sonya. Dia itu istri pertamaku!” teguh Rudi.
Clara lalu menantang Rudi untuk memilih dia atau Sonya. Namun, Rudi tak ingin menjawabnya. Sonya maupun Clara adalah miliknya, tanggung jawabnnya.
“Kalau ternyata dia juga mau kamu memilih salah satu, siapa yang akan kamu ceraikan? Atau mungkin dia minta kamu menceraikan aku, bagaimana, apa kamu akan melakukannya?” lanjut Clara yang membuat Rudi semakin pusing.
Rudi meminta Clara untuk tak membahas soal ini lagi.
“Tapi aku tidak bisa hidup dengan anakmu hanya dengan 10 juta! Kamu harus tepati janjimu sama ibuku, kalau anak ini lahir, kamu harus memberi kami lebih!” tegas Clara yang tak ingin dinomorduakan.
“Aku juga sama istri sahmu, kamu harus adil! Kalau kamu memberi Sonya 20 juta, aku juga harus mendapat bagian yang sama!” lanjut Clara yang membuat Rudi membentaknya.
Clara terdiam. Rudi bahkan mengancam akan menceraikan Clara jika ia banyak menuntut. Masalahnya, keuangan Rudi sedang tak baik-baik saja. Ia kesulitan membagi gajinya untuk kedua istrinya. Apalagi, ia sudah memiliki dua anak dari Sonya, di mana mereka akan melanjutkan jenjang sekolah menengah pertamanya. Tentu, kebutuhan mereka tidak sedikit.
“Aku tidak mau dicerai! Jangan macam-macam kamu, Mas, kamu akan menyesal!” bentak Clara.
###
“Apa? Kenapa bisa begini? Mereka tidak bisa membatalkan sepihak perjanjian ini!” seru Indriawan yang tak terima dengan laporan salah satu stafnya.
Beberapa klien besar yang diunggulkan Indriawan, tiba-tiba membatalkan sepihak kerja sama mereka, menjelang penandatangan MOU. Ia tak terima dengan kenyataan ini dan mulai meminta para stafnya untuk mencari tahu alasan pembatalan mereka.
“Mereka sudah menandatangani MOU dengan perusahaan lain, Pak,” sahut staf tersebut.
Indriawan kemudian meminta stafnya mencari tahu siapa perusahaan yang menggantikan posisinya itu.
Mukanya merah padam mengetahui proyek besarnya gagal. Ia juga meminta pada stafnya yang lain agar memastikan kelanjutan kerja sama dengan perusahaan Gutama. Harapannya hanya pada perusahaan Gutama, sehingga kali ini kerja samanya tak boleh gagal. Karena perusahaannya berniat mengambil alih klien perusahaan Gutama dengan kerja sama ini, juga ingin mencuri ide serta taktik perusahaan ayah Razka itu.
Beberapa menit kemudian, staf tersebut memberikan laporannya bahwa perusahaan Gutama menolak proposal kerja sama mereka. Alasannya, perusahaan Gutama ingin fokus pada penyeleseian proyek yang sedang berjalan. Mereka tak ingin ada detail yang terlewat karena bisa menyebabkan kualitasnya menurun.
Kemudian, salah seorang staf lain masuk ke dalam ruangan Indriawan untuk mengabarkan bahwa calon klien mereka telah menandatangani MOU dengan PT Inti Gutama Jaya, perusahaan ayah Razka.
...****************...
