FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
.
BUTUH HEALING? BACA ɪᴍᴀᴍᴋᴜ, ꜱᴜʀɢᴀᴋᴜ SOLUSINYA!
.
DINGIN IN PUBLIC, BUCIN IN PRIVATE🕊️
.
PERINGATAN! HATI - HATI, CERITA INI DAPAT MENYEBABKAN KEJANG-KEJANG DAN SENYUM-SENYUM SENDIRI!🦋
.
Allah itu maha romantis. Ada banyak cara untuk Allah mempertemukan kita dengan jodoh. Salah satunya Azalea. Berawal dari ketidaksengajaan nya yang menghilangkan berkas penting, berakhir dengan ia yang menjadi istri sang bos besar.
Awalnya, Azalea pikir pernikahannya itu tidak akan berlangsung lama ketika mengingat bagaimana awal mereka berdua bisa menikah. Namun ternyata tidak. Husain bukan laki-laki pengecut yang akan mempermainkan kesakralan sebuah pernikahan. Justru Husain akan menjadi lelaki gentle yang akan terus mempertahankan rumahtangganya atas izin Allah.
"Kamu tahu istriku, jika saja setan melihat senyuman manis kamu, Abang khawatir malah ia yang akan tersesat saat menggodamu," - Azzam Gibran Al-Husain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon its.syrfhlee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(30). Tinggalkan aku jika aku menjauhkan mu dari Allah.
Salah satu pelajaran dari kitab Syamail Muhammadiyah, ada bergadang yang diperbolehkan yaitu begadangnya suami karena mendengar curhatan istrinya. Itulah yang dilakukan Husain saat ini, mendengarkan dan menimpali disaat Azalea menyuruhnya untuk membuka suara.
"Belakangan ini, banyak banget kasus tentang perselingkuhan. Menurut Abang, siapa yang salah? Laki-laki kah yang salah karena tidak bisa menahan nafsunya? Atau perempuan yang salah karena tidak bisa merawat diri sehingga suaminya lebih memilih wanita lain untuk menuntaskan hasratnya?" Pembahasan malam ini terdengar sedikit berat. Sebuah pembahasan yang menjadi topik sensitif untuk beberapa orang.
"Sebenarnya, perselingkuhan itu tidak akan terjadi jika kedua belah pihak baik istri maupun suami sama-sama menundukkan pandangannya. Karena awal dari perbuatan zina adalah berasal dari mata yang menatap pada lawan jenis. Maka dari itu dalam Al-Qur'an surah An-Nur ayat 30-31 Allah berfirman tentang perintah menundukkan pandangan kepada yang bukan mahram. Menundukkan pandangan artinya menjaga pandangan, tidak dilepaskan begitu saja tanpa kendali." Jelas Husain.
Azalea yang saat ini berada di dalam pelukan hangat Husain lantas menganggukkan kepalanya menyetujui apa yang Husain jelaskan.
"Karena itu selama ini Abang selalu menundukkan pandangan Abang pada yang bukan mahram?" Tanya Azalea sambil menggambar abstrak di atas dada bidang Husain yang begitu nyaman untuk di sandari.
"Iya." Husain mengangguk. Ia mencium pucuk hidung Azalea yang sedang bersandar manja di dadanya sebelum kembali berujar. "Karena Abang ingin menjaga pandangan Abang untuk istri Abang. Tidak ada yang lebih cantik dan indah daripada kamu."
Azalea mungkin suka memandang bulan di langit lalu berujar cantik sebagai bentuk kekaguman akan keindahan bulan. Sedangkan Husain, ia suka memandangi wajah Azalea setiap saatnya, lalu berbisik lirih memuji Azalea dengan kata cantik dan kata-kata indah lainnya sebagai bentuk kekagumannya akan keindahan Azalea yang hanya bisa ia lihat seorang.
Mendapatkan Azalea bukanlah perkara mudah. Husain harus berperang melawan puluhan do'a laki-laki lain yang juga menginginkan Azalea menjadi pendamping mereka sama seperti dirinya. Namun MasyaAllah nya, do'a Husain lah yang menjadi pemenangnya.
"Abang, bisa gak sehari aja Abang kasihan sama jantung Aza?" Ujar Azalea tiba-tiba.
Husain menoleh kebingungan. "Loh, memangnya Abang kenapa?"
"Abang selalu berhasil ngebuat jantung Aza deg-degan setiap Aza bersentuhan dengan Abang dan juga setiap kali Aza mendengar kata manis yang selalu keluar dari bibir Abang ini."
Husain tergelak mendengar ucapan Azalea padanya. Ditambah lagi Azalea malah mengeluarkan wajah seolah-olah ia tengah marah padanya. Bukannya takut, Husain malah menjadi gemas dengan tingkah Azalea.
"Karena kamu yang menjadi pelabuhan terakhir Abang, jadi Abang akan memperlakukan kamu dengan sebaik-baiknya karena kamu adalah hal yang paling berharga untuk Abang." Husain membenarkan tatanan poni Azalea yang sedikit menutupi mata indah Azalea. Lalu setelahnya ia kembali berujar, "dan Abang juga akan menjadi laki-laki kedua yang kamu cintai setelah Ayah."
Azalea mendongakkan kepalanya menatap Husain yang ternyata sedang menatapnya. "Kata mereka, Azalea beruntung bisa mendapatkan suami seperti Abang. Padahal, tidak semata-mata semuanya adalah keberuntungan. Karena setiap harinya, Azalea selalu ber'doa, berdzikir, berikhtiar dan bertawakal kepada Allah. Meminta jodoh yang bisa menuntun dan mengingatkan Azalea kepada Allah setiap saat."
Mendengar itu, Husain lantas langsung menangkup kedua pipi Azalea. Matanya menatap serius pada manik mata Azalea. "Demi Allah, sayang, ketika Abang tak lagi membawa kamu ke jalan Allah dan tak lagi mengingatkan kamu pada Allah. Tinggalkan, Abang. Lebih baik kamu kehilangan cinta Abang daripada kamu kehilangan cintanya Allah." Suara Husain terdengar bergetar. Namun di dalam suaranya terdengar keseriusan yang sebelumnya bahkan Azalea tak pernah mendengar nada suara Husain yang begitu serius seperti saat ini.
Kedua mata Azalea berkaca-kaca. Hatinya bergetar mendengar setiap kata demi kata yang Husain katakan padanya. Sebuah kalimat yang tak semua laki-laki bisa ucapkan pada istrinya. Namun Husain bisa melakukannya dengan serius.
Di tengah keharuannya akan kalimat indah yang ia dengarkan beberapa detik yang lalu, Azalea tiba-tiba saja merasakan kecupan lembut dari Husain di keningnya. Lalu setelahnya ciuman itu turun ke kedua kelopak matanya. "Malam ini, Abang izinkan kamu menangis. Karena tangisan kamu kali ini adalah tangisan haru bukan kesedihan." Ujar Husain setelah mencium kedua kelopak mata Azalea.
Diperlakukan seperti itu oleh Husain, perut Azalea mendadak dihinggapi banyak kupu-kupu yang berterbangan. Tak ketinggalan di dalam hatinya, Azalea juga merasakan banyak bunga-bunga yang bermekaran.
"MasyaAllah, cantik banget pipinya kalau lagi merona gini." Ujar Husain setelah mencuri satu kecupan di kedua pipi Azalea.
Azalea tersenyum. Ia menggapai tangan kanan Husain dan ia bawa ke arah pipi kirinya. "Terimakasih ya, Abang selalu memperlakukan Aza dengan baik. Bahkan Abang gak pernah marah ketika Aza berbuat salah sama Abang. Abang lebih memilih meredam amarah Abang dan tetap memperlakukan Aza dengan baik dan lembut. Bahkan Abang juga tidak pernah balik marah ketika Aza memarahi Abang."
Husain mengangguk. Tangannya yang berada di pipi kiri Azalea ia gerakan. Mengusap pelan pipi ranum Azalea yang terasa lembut di telapak tangannya. Pipi yang menjadi tempat penyimpanan air mata Azalea.
"Kalau memeluk kamu bisa meredam amarah Abang, untuk apa Abang bentak-bentak kamu bahkan sampai mengeluarkan kata-kata kasar yang bisa melukai hati kamu."
Azalea menyahut, "ya biasanya kan kalo udah bentak-bentak amarahnya baru hilang."
"Perempuan itu ibarat tulang rusuk yang bengkok. Harus diluruskan dengan penuh kelembutan dan juga kasih sayang. Kalau diluruskannya secara kasar, ia bakalan patah. Dan Abang gak mau buat kamu patah."
Mendengar itu, jantung Azalea seketika meluncur bebas hingga mata kaki. Apalagi di tambah dengan Husain yang menatapnya begitu intens namun juga lembut. Seolah menyiratkan seberapa besar dan dalamnya cinta Husain untuknya. Kalau begini terus bisa-bisa Azalea akan pingsan.
Husain memang selalu menjadi peringkat nomor satu dalam memporak-porandakan hatinya. Tapi di satu sisi Azalea menyukainya. Apalagi sensasi yang ia rasakan setelah semua perlakukan dan perkataan lembut yang Husain berikan padanya. Rasanya Azalea ingin terus menerus merasakannya di setiap saat.
"Berarti kalau Abang lagi kesal dan marah, Azalea tinggal peluk Abang aja deh. Iya kan?" Ujarnya sambil tersenyum manis.
"Bener banget. Kamu itu ibarat air yang selalu bisa memadamkan api yang ada di diri Abang."
Husain kembali membawa Azalea ke dalam pelukannya. Karena ketika memeluk Azalea, Husain bisa merasakan rasa nyaman dan juga kehangatan di dalam dirinya. Rugi kalau di lepaskan dan dibiarkan begitu saja. Itulah sebabnya Husain selalu memeluk Azalea di setiap saatnya dan dalam kondisi apapun.
-to be continued-