Dihamili Berondong

...🍀🍀🍀...

Gina yang baru saja diobati lukanya dan baru siuman karena tadi ia sempat pingsan, langsung di interogasi warga yang ada di sana. Gina menceritakan ada anak geng motor yang mengganggunya dan Starla. Lalu mereka membawa Starla pergi dari sana.

"Kamu tenang ya dek...lebih baik kamu coba hubungi keluarganya. Pasti keluarganya cemas karena temen adek belum pulang," ucap salah satu warga, hari juga sudah sore ternyata. Gina pingsan dua jam, astaga.

"Oh i-iya...itu tas teman saya pak. Saya akan melihat apakah ada panggilan dari keluarganya." kata Gina yang masih terlihat gugup.

'Gue nggak tau nomor si berondong'

Akhirnya salah satu warga itu mengambilkan tas milik Starla yang tadi sempat terjatuh saat anak-anak nakal itu membawa Starla pergi.

Kebetulan saat Gina mengambil ponsel Starla, ada nama si bocah yang menelponnya bahkan mengirimkan pesan beberapa kali pada Starla. "Perhatian juga itu bocah. Jadi dia emang beneran berubah?" Tanpa berlama-lama lagi, Gina mengangkat panggilan telpon dari si bocah ini.

"Halo, angry bird! Lo ada dimana sih? Kenapa Lo belum pulang? Papa sama Mama cemas nungguin Lo. Kalau Lo pergi, setidaknya Lo ngabarin gue!"

"Sorry, gue bukan Starla. Jadi Lo jangan ngomelin gue!" seru Gina.

"Lo...kak Gina?" tanya Saka ragu-ragu, tentang siapa suara yang didengarnya sekarang. "Kak Starla mana?" tanya Saka lagi.

"Gue nggak bisa jelasin di telpon, mending Lo kesini sekarang. Starla mungkin dalam bahaya." Setelah mendengar ucapan Gina yang serius pake banget. Jantung Saka seakan berhenti berdebar untuk sesaat. Dia mencemaskan kondisi Starla yang sedang hamil.

"Lo dimana kak?" tanya Saka to the poin. Raut wajah Saka terlihat serius dan gelisah saat ini.

Tanpa memberitahu kedua orang tuanya tentang Starla, Saka pergi seorang diri ke tempat Gina berada untuk meminta penjelasan. Sesampainya didepan warung yang tak jauh jaraknya dari sekolah Saka, pria itu pun menghampiri Gina dan menanyakan tentang Starla.

Gina menjelaskan semuanya pada Saka, raut wajah yang biasanya selalu tenang. Kini terlihat gelisah.

"Apa Lo tau ciri-ciri mereka? Pake baju, jaket apa gitu? Tapi yang samaan."

"Iya, mereka pake jaket item. Terus ada gambar ular merah di belakang jaket mereka." ucap Gina yang membuat Saka semakin cemas.

'Sial! itu kan gengnya si Reno! Kenapa dia bisa nyulik Starla?' geram Saka dalam hatinya. Tangannya terkepal erat, menahan amarah. Jika benar Reno yang melakukan ini, maka Saka tidak bisa menghadapi Reno seorang diri. Reno, orangnya suka main keroyokan dan dia pasti ada alasan menganggu Starla. Apa jangan-jangan karena masalah di medsos beberapa waktu lalu?

"Kak,gue bakal cari kak Starla. Lo jangan bilang sama siapa-siapa kalau kak Starla hilang. Sebelum gue yang kasih tau sendiri!" cetus Saka.

"Eh...apa ini artinya Lo tau siapa berandal berandal itu? Apa ini ada hubungannya sama Lo?" Gina mencecar anak SMA itu dengan pertanyaan yang menyudutkannya.

"Gue bakal jelasin nanti. Yang penting Lo harus inget kata-kata gue." kata Saka serius. Lalu ia pun menghubungi Malvin dan Fero, ia meminta kedua sahabat baiknya itu untuk datang karena dia membutuhkan mereka saat ini untuk menyelamatkan Starla.

Dengan kecepatan bak ninja Hatori mendaki gunung lewati lembah, Malvin dan Fero yang kebetulan memang sedang nongkrong-nongkrong di sana, langsung menuju ke TKP.

"Serius Lo? Bu ayang gue diculik?" tanya Malvin kaget dengan penjelasan Saka.

"Ya dan ini ada hubungannya sama Red Snake."

"What?!" pekik Fero tercengang.

"Jadi, kalian harus bantuin gue! Bawa yang lainnya juga, kita serbu markas Red Snake, gue yakin kak Starla di sana!" ujar Saka pada kedua teman-temannya. Mereka langsung setuju karena mereka juga peduli pada Starla. Malvin dan Fero mengajak anggota geng motor yang lain untuk bergabung ikut membantu. Malvin, Fero dan Saka memang termasuk salah satu geng motor, namun mereka bukan geng motor yang meresahkan siapapun. Mereka adalah geng motor yang tergabung karena memiliki hobi naik motor yang sama. Tidak mencelakakan orang lain.

****

Geng Reno alias geng Red Snake, adalah geng motor dari sekolah yang bisa disebut bermusuhan dengan geng Saka. Mereka membawa Starla ke markas, tangan dan kaki Starla diikat.

"Mau kalian apa sih? Kenapa kalian ngelakuin ini sama gue?" tanya Starla begitu dia bangun dari pingsannya.

"Tenang aja, kita nggak bakal ngapa-ngapain Lo. Kalau dia udah dateng, kita bakal bebasin Lo kok." kata Reno sambil menyesap rokoknya, dia tersenyum sinis melihat Starla.

"Dia? Dia siapa?" tanya Starla tidak mengerti.

Reno hanya terkekeh, tanpa mau menjawab pertanyaan Starla. Starla jadi kesal dibuatnya dan dia juga bingung siapa dia yang dimaksud oleh Reno.

Tak lama kemudian, suara gaduh terdengar dari luar. Suara orang yang berkelahi dan Starla mendengar suara yang tidak asing di telinganya. "Arshaka?" senyum terbit dibibir Starla saat mendengar suara suaminya.

"RENO! SINI ANJ*NG!" umpat Saka sambil mendorong pintu dengan kasar, yang dimana di ruangan itu ada Starla. Matanya memicing melihat Starla duduk di lantai.

"Dateng juga Lo!" Reno pun menarik tubuh Starla, lalu mendorong Starla ke depan dimana ada kursi di sana.

"Aakhh!" perut Starla mengenai pinggiran meja itu. Seketika tubuh Starla jadi lemas.

"Kak Starla!" Saka menghampiri Starla dan langsung membantunya berdiri. Di sana juga ada Malvin dan Fero. Sedangkan si Reno, dia pergi begitu saja sambil menelpon seseorang.

"Gimana, Lo puas kan? Gue udah ngetes dia dan dia ternyata peduli sama cewek itu." kata Reno pada si penelpon.

Saka menahan Starla di pangkuannya, Malvin dan Fero melihat Saka dan Starla yang terlihat dekat seperti pasangan kekasih.

"Kak, Lo nggak apa-apa? Gimana bayi kita?" tanya Saka seraya mengusap perut Starla.

Deg!

Fero dan Malvin langsung kaget mendengar ucapan Saka yang sama sekali bukan main-main.

"Ba-bayi kita? Apa gue nggak salah denger?"

"Anjirr!" pekik Fero sambil menatap tajam pada Saka dan Starla yang tak jauh dari tempat mereka berdiri saat ini.

...****...