Pernikahan karena perjodohan membuat kedua insan itu awalnya sulit untuk menerima hati masing-masing. Mars yang menerimanya karena sedang patah hati, sedangkan Vio yang terpaksa menerima perjodohan karena kekangan dari sang Papa, padahal sudah jelas-jelas dia mempunyai laki-laki yang sangat dia cintai.
Suatu hari Vio memberikan kesempatan selama 3 bulan untuk Mars agar membuatnya jatuh cinta. Hari demi hari terus Vio dan Mars lewati hingga seorang Mars akhirnya bisa membuat seorang Vio jatuh cinta.
Namun, saat Vio sudah benar-benar mencintai Mars, tiba-tiba suatu permasalahan datang dan terjadi kesalahpahaman. Mars tidak percaya bahwa dirinya masih perawan karena tak menemukan noda merah, berbagai cara Vio lakukan untuk membuat Mars percaya padanya, namun laki-laki itu justru tak percaya dan malah meminta cerai padanya.
Apakah hidup Vio hanya cukup sampai disini saja? Saat dimana Mars yang sudah membuat dirinya jatuh hati sedalam-dalamnya justru malah meninggalkannya?
[karya ke2]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AnLu Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30: Lima Sendok Garam
"Suapin aku kalo gitu"
Vio melotot mendengar permintaan dari Mars "Apa?! Aku enggak mau. Kan punya tangan, kenapa mesti disuapi"
Mars yang mendengarnya pun sedikit memanyunkan bibirnya kecewa. Padahal ia berharap saat sakit seperti ini Vio akan lebih memanjakan dirinya, jadi ya sakitnya tidak sia-sia.
Vio dapat melihat itu. Ia menjadi meras bersalah sekarang. Karena Mars sakit juga ada hubungannya dengan dirinya.
Kemudian Vio pun duduk disamping Mars dengan wajah yang menahan kesal. "Ya ya ya...oke aku bakal siapin kamu"
Seketika Mars pun menerbitkan senyumannya.
"Gak usah senyum!" Ucap Vio yang merasa geram jika Mars tersenyum seperti itu. Sungguh, jika seperti itu entah kenapa jantungnya tidak aman sama sekali.
"Kenapa?"
"Senyuman mu kaya monyet" Jawab Vio.
Kemudian seperti kosplay menjadi ibu-ibu jika anaknya sakit, dia pun segera mengambil mangkok buburnya. "Buburnya mau diaduk atau enggak?"
Mars menggeleng "Enggak"
"Ihh...enggak frend! Kalo aku sukanya diaduk" Dengan segera Vio pun menyendokkan satu sendok bubur dan menyuapkannya pada Mars.
"Emang enggak friend, kita kan married couple" Mars kemudian segera memakan buburnya.
Namun, baru beberapa detik tiba-tiba senyumannya menghilang begitu saja. Berganti dengan rasa yang sulit untuk diekspresikan.
"Kenapa?" Tanya Vio heran. "Kok enggak ditelen buburnya?" Tanya Vio kemudian.
Mars sekuat tenaga mengeluarkan senyuman manisnya. Walaupun boleh jujur, jika sebenarnya wajahnya sudah menjadi warna hijau sekarang. Kemudian dengan pelan dan perlahan-lahan Mars pun menelan buburnya dengan paksa.
"Kenapa? enggak enak ya?"
Mars menggeleng dengan cepat "Enggak kok, kata siapa enggak enak? Ini enak banget" Ucap Mars dengan tersenyum. Ia merasa jika jujur nantinya akan membuat Vio sakit hati.
Vio menatap mangkok buburnya. Walaupun senang dan tenang Mars mengucapkan itu, tapi entah kenapa ia merasa tidak percaya dengan ucapan Mars "Seenak itu ya? Aku cobain deh kalo gitu" Ucap Vio kemudian dan langsung menyendokkan satu sendok bubur.
Mars yang melihat itupun menjadi panik. "Eh,"
Vio menatap Mars yang tiba-tiba saja berteriak "Kenapa?" Tanyanya saat sendok itu hampir memasuki mulutnya.
"Jangan dimakan!"
"Kenapa?"
"Nanti aku kurang" Jawab Mars yang ngarang and ngasal banget.
"Masih kok dibawah, tenang aja." Ucap Vio yang kemudian kembali menyuapkan bubur kedalam mulutnya.
Mars yang melihatnya hanya mampu memejamkan matanya. Ia tidak berani melihat bagaimana reaksi Vio nantinya jika tau yang sebenarnya terjadi.
Awalnya Vio tersenyum pede, karena ia pikir memang beneran enak bubur buatannya itu. Kalau beneran enak kan berarti benar-benar hoki! Baru pertama masak udah enak gitu kan.
"Enggak sayang?" Tanya Mars yang saat ini masih menutup matanya.
Namun, sesaat senyumannya menghilang, berganti dengan wajah datar sembari menahan sesuatu. Dengan hidung yang sudah mengembang menahan rasa asin yang beribu kali lipat asinnya, Vio pun segera melepehnya dimangkok bubur. "Cuih...!! Bubur apa ini!" Pekik Vio yang kemudian segera mengambil air putih yang sebelumnya ia bawa untuk Mars. Vio pun segera meneguknya sampai habis tak bersisa.
"Astaga! Itu aku makan bubur atau makan garam? Kenapa semua orang bilang bubur ku enak? Apa mereka buta rasa juga?" Ucap Vio yang masih saja lidahnya merasakan asin.
Mars kemudian membuka matanya "Sayang, kamu enggak papa?" Tanya Mars dengan khawatir saat melihat Vio yang mengibas-ibaskan tangannya dilidah.
Vio menggeleng "Gapapa kok. Cuman asin aja" Ucap Vio yang menjulurkan lidahnya lalu mengibas-ibaskan nya menggunakan tangan. Vio pikir seperti itu akan mengurangi asin dilidahnya. "Kenapa kamu enggak bilang kalo itu asin?!" Tanya Vio kemudian dengan sangat kesal bin kesal.
Mars hanya tersenyum tipis dan tidak tau mau menjawab apa.
"Rico juga bilang bubur buatanku enak tadi"
"Rico?" Tanya Mars.
Vio mengangguk "Iya Rico, asisten pribadimu tadi kesini. Kayaknya mau jemput kamu, terus aku bilang kamu sakit, karena kamu sakit aku ajakin masuk dulu buat minum putih sama aku suruh untuk cobain bubur aku" Titahnya panjang lebar.
"Terus?"
"Dia bilang bubur aku enak" Ucap Vio kemudian.
Mars hanya bisa menahan tawanya mendengar cerita dari Vio. Ia sangat yakin jika tadi pasti Rico sangat tertekan mencoba buburnya. "Pfftt...Lagian, emang kamu kasih berapa sendok garemnya?"
"Lima sendok" Jawab Vio dengan polos.
Mars semakin tercengang mendengar jawaban nya. "Lima sendok? Kamu liat mana?" Tanya Mars yang masih tidak habis fikri pada istrinya.
"Yutub. Divideo bilangnya lima sendok, tapi mungkin aku yang salah, karena takaran lima sendok itu untuk porsi banyak"
*
Maaf cuman dikit😌 soalnya tadi cafek habis ngedorong motor karena mogok😭😭 mana ada tanjakan yang bener-bener membuatkuh menguras tenaga lagi😭😭😭 tapi gpp, sampe rumah ketawa kok🙂 iya diketawain orang tua🙂 niat hati pengen jalan-jalan naek motor malah beneran tapi jalan-jalannya pake kaki berjalan 😭
CIPTAIN KISAH BRONDONG LGI THOR. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻