NovelToon NovelToon
THE DESTINY OF THE SUN AND THE MOON

THE DESTINY OF THE SUN AND THE MOON

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Akademi Sihir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Chicklit
Popularitas:49.7k
Nilai: 5
Nama Author: Putry Randolph

Bagaimana rasanya ketika semua orang yang kau cintai mengkhianatimu dan memilih untuk mengorbankan dirimu untuk orang lain? Itulah yang dialami oleh Viviane
Camellia Eilidh, putri pertama dari kekaisaran Eilidh yang dituduh oleh tuduhan palsu dengan mencoba membunuh kaisar dengan memberinya Racun. Sebagai hukumannya, ia dihukum mati dan dijadikan tumbal untuk ritual persembahan pada Dewa Sonne atau Dewa Matahari. Saat ditengah keputusasaan yang melanda dirinya, ia mengucapkan kata-kata yang penuh akan kemarahan.
"JIKA DEWA MATAHARI MEMANG ADA, MAKA AKU AKAN MEMBUKTIKAN PADA KALIAN SEMUA BAHWA BUKAN AKU YANG SEHARUSNYA BERADA DI SINI, MELAINKAN PUTRI EMIRA YANG KALIAN CINTAI ITU DAN AKU PASTI MEMBALASKAN KETIDAKADILAN PADA KALIAN SEMUA!!!"
Kata-kata itulah yang terakhir diucapkan oleh Viviane sampai saat ia membuka matanya dan menyadari bahwa ia kembali ke masa lalu lebih tepatnya saat ia berumur lima tahun, "Dengan kesempatan kedua ini, aku akan membalas kalian semua!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putry Randolph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30-PERTANDINGAN BERBURU PART II

Rombongan kereta kuda kami mulai sampai di balai kota. Suasana tampak begitu meriah karena di setiap jalan, terlihat begitu banyak warga yang datang untuk melihat rombongan kereta kuda keluarga Kekaisaran.

Mereka tampak begitu sumringah dan menyerukan seruan-seruan kepada kami. Ibu dan Ayah tamp, tersenyum sembari mengangkat kanan mereka untuk menyapa para rak, yang berdiri di sepanjang jalan yang kami lewati. Putra pertamanya juga melakukan hal yang sama dengan Yang di lakukan oleh Ibu dan Kaisar.

Namun aku tidak melakukannya. Dia sepanjang jalan, entah kenapa aku merasakan begitu tertekan. Seruan-seruan para rakyat yang sedang memuji para anggota keluarga Kekaisaran entah kenapa mengingatkanku kepada kehidupan yang sebelumnya dimana mereka menyorakiku dengan penuh semangat dan juga kebencian karena tuduhan palsu itu untuk kematianku yang di bakar-bakar hidup untuk persembahan kepada Dewa Matahari.

rasanya begitu tidak nyaman...

"Vivi kenapa?"

Aku langsung tersentak ketika mendengar pertanyaan dari Putra Mahkota Castor, aku pun langsung menoleh ke arahnya dan melihat dia menatapku dengan tatapan yang penuh dengan rasa kekhawatiran.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku kepadanya dan memaksakan tersenyum lebar kepadanya, "Tidak apa-apa kok Kak Castor. Ini hari pertamaku keluar dari istana, jadi aku sedikit gugup"

Putra Mahkota Castor tampak menatapku dengan dalam lalu tidak lama kemudian dia pun menghela nafas dan menepuk kepalaku dengan pelan lalu mengelus rambutku dengan lembut, "Baiklah kalau begitu. Tapi kalau Vivi merasa sakit atau buat sesuatu, langsung bilang sama Kakak ataupun Ibu dan Ayah ya"

Aku mengangguk dan membalikkan badanku untuk melihat kuda ketika yang di naiki oleh Pangeran Helios dan Pangeran Blaze.

Pangeran Helios tampak melakukan hal yang sama dengan apa yang Ibu, Kaisar dan juga Putra Mahkota Castor (tadi) lakukan. Sementara Pangeran Blaze entah kenapa terlihat murung dan menatap ke arah para warga itu dengan tatapan yang begitu kosong.

Ini sangat aneh.... Ada apa dengan Pangeran Blaze? Seingatku di setiap acara seperti ini, dialah yang paling bersemangat untuk menyapa para rakyat dengan senyuman lebarnya. Tapi kenapa dia melakukan hal yang begitu berbeda sekarang? Apa ada yang membuat moodnya memburuk?

Tanpa di sadari, aku terus menatapnya dengan lurus. Pangeran Blaze tampaknya menyadari itu dan saat mata kuning keemasan miliknya melirik ke depan, ia langsung sedikit tersentak kaget namun tidak lama kemudian senyuman lebar pun terbentuk di wajahnya lalu dengan penuh sena, ia melambaikan tangannya kepadaku.

Aku pun tertawa canggung dan membalas lambaian tangannya itu dengan melambaikan tanganku juga.

Di sebelahnya, Pangeran Helios tampak kesal dan langsung memukul kepala Pangeran Blaze dan membuat Pangeran Blaze memegangi kepalanya lalu tidak lama kemudian dia mulai berteriak-teriak protes kepada Pangeran Helios karena sudah memukulnya.

Aku sedikit tertawa kecil melihat tingkah laku mereka berdua, Putra Mahkota Castor yang mendengar tawaku itu pun lalu ikut menoleh ke arah belakang dan melihat Pangeran Helios dan Pangeran Blaze sedangkan adu argumentasi di kereta ketiga yang mereka naiki sekarang.

"Dasar mereka berdua...." Desah Putra Mahkota Castor dengan nada yang lelah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Perjalanan ini sebenarnya tidak terlalu lama karena jarak antara balai kota dan Hutan Nature itu cukup dekat dan tahu-tahu saja kami sudah sampai di Hutan Nature, tempat di selenggarakannya Pertandingan Berburu ini.

Ketika kami sampai, terlihat para bangsawan yang suka sampai di sini lebih dahulu. Melihat kedatangan kami, anggota keluarga Kekaisaran, mereka pun langsung menundukkan kepala mereka dan memberi hormat dengan etika bangsawan.

Aku pun turun dari kereta di bantu oleh Putra Mahkota Castor yang menggendongku. Mataku menemukan tenda-tenda putih besar yang sudah berjejeran rapi di sini.

Sekarang, mata ku jelaskan sedikit mengenai Pertandingan Berburu ini. Pertandingan Berburu ini di adakan selama dua hari jadi para keluarga bangsawan dan juga akan bermalam di hutan ini, makanya di sediakannya tenda untuk masing-masing keluarga untuk bermalam di hutan ini.

Jangan khawatir dengan keamanannya karena tenda-tenda ini sudah di pasangi dengan sihir penghalang yang kuat oleh para Penyihir Kekaisaran. Jadi tidak perlu mengkhawatirkan serangan hewan-hewan buas nan liar di sini. Lalu batas waktu berburu ini sendiri hanya sebatas enam jam saja satu harinya, dimulai dari jam sepuluh pagi hingga empat sore dan sisanya akan di adakan pesta perjamuan di malam harinya. Begitu pun di hari kedua sama dengan hari pertama, lalu di hari kedua itulah di umumkannya siapa yang menjadi pemenang dari pertandingan berburu ini dan kemudian akan di adakan pesta penutupan hingga jam sembilan malam lalu setelah itu semua orang yang berpartisipasi di acara pertandingan berburu ini akan pulang ke kediaman masing-masing.

San saat para pria tengah sibuk dengan pertandingan berburu ini, para wanita menghabiskan waktu mereka dengan bersantai sembari mengadakan pesta minum teh. Hal ini juga menjelaskan ajang bagi para wanita untuk bergosip ria tentang apa yang terjadi di kehidupan sosial para bangsawan juga ajang untuk saling merendahkan, memojokkan dan juga menyerang dengan kata-kata yang manis namun menusuk itu.

Di kehidupan sebelumnya, wanita simpanan Kaisar alias Kayla dan putrinya Emira dengan waktu yang singkat dapat menarik perhatian para wanita bangsawan yang awalnya merendahkan mereka. Namun mereka pun mendapatkan pengakuan wanita bangsawan itu dengan mudah namun serangan para wanita bangsawan itu malah terarah padaku.

Aku mengingatnya dengan sangat jelas ketika mereka merendahkan ku terang-terangan dan menjunjung nama Kayla dan juga Emira, melupakan sikap mereka yang dulu begitu menjunjung nama Ibu dan juga aku....

Kali ini aku tidak akan terlena lagi dengan kata-kata berbisa mereka lagi seperti dulu yang selalu memujiku itu. Tidak akan pernah lagi.

Kaisar pun menyampaikan pidatonya dengan singkat. Aku sendiri hanya diam tanpa memperhatikan pidato Kaisar itu sementara semua orang lain yang berada di pandanganku tampak mendengarkan pidato ini dengan khidmat.

"DENGAN INI, PERTANDINGAN BERBURU KEKAISARAN EILIDH TAHUN INI AKAN MULAI!" Seru Kaisar yang akhirnya membuka acara pertandingan berburu ini.

Suara tepuk tangan pun berlangsung terdengar begitu meriah dan tidak lama kemudian para pria mulai bersiap-siap untuk pertandingan berburu ini.

Dan... Inilah yang di tunggu-tunggu para wanita bangsawan yaitu memberikan sapu tangan yang mereka sulam kepada para pria yang merupakan pasangan mereka atau keluarga mereka.

Bella pun tampak menghampiri kami dan langsung berjalan ke arah Pangeran Helios dan memberikannya sapu tangannya kepada Pangeran Helios.

"Pangeran Helios, terimalah ini sapu tangan yang sudah saya sulam dengan sepenuh hati saya" Kata Bella dengan senyuman manis di wajahnya.

Wajah Pangeran Helios tampak memerah lalu menerima sapu tangan itu dan mengucapkan "Terimakasih" dengan pelan.

Ibu sendiri tampak memberikan sapu tangannya pada Kaisar dan Kaisar tampak begitu senang menerimanya dan mencium kening Ibu dengan begitu lembut.

Para bangsawan yang melihat momen romantis antara Kaisar dan Permaisuri Kekaisaran ini tampak kebawa suasana dan memuji betapa romantisnya Kaisar pada Permaisuri mereka.

Ibu sendiri hanya tersenyum tipis namun terlihat kedua matanya tampak kosong dan hampa. Eh... Apa itu?

Sedari dulu aku hanya tahu keromantisan dan keharmonisan yang selalu mereka tunjukkan di depan semua orang sampai akhirnya wanita simpanan itu menguak hubungan gelapnya dengan Kaisar dan juga mengumumkan keberadaan Emira sebagai Tuan Putri lain di Kekaisaran Eilidh.

Ini kan belum sampai kejadian itu tapi kenapa... Ibu tampak begitu sedih?

"VIVI!!!!! DIMANA SAPU TANGAN UNTUK KAKAK BLAZE TERCINTAMU INI!!!" Teriak Pangeran Blaze yang langsung menyadarkanku dari lamunanku.

"A--ah iya!"

Aku pun langsung mengambil sapu tangan yang sudah ku sulam yang berada di tas selempang yang sedari tadi ku pakai dan langsung menghampiriku Pangeran Blaze.

"Ini untuk Kak Blaze" Kataku sambil menyerahkan sapu tangan ke pada Pangeran Blaze.

Dengan tangan yang bergetar, wajah yang memerah dan mata yang berbinar-binar ia pun menerima sapu tangan itu.

"INI BAGUS SEKALI!!!" Teriak Pangeran Blaze ketika melihat sulaman sapu tangan itu.

Aku menyulam lambang Kekaisaran Eilidh dan juga nama 'Blaze' untuknya, lalu aku pun menyerahkan dua sapu tangan yang lain kepada Kaisar dan Putra Mahkota Castor.

Mereka juga tampak senang menerima sapu tangan dariku, sulaman mereka sama dengan Pangeran Blaze namun dengan nama masing-masing.

"Astaga Vivi, ini sangat indah!" Seru Ibu yang melihat hasil sulamanku ini.

"Kamu benar, Permaisuriku. sulaman ini begitu indah dan dan sangat detail! Tidak bisa di percaya ini adalah hasil karya dari Putriku Vivi yang masih berusia tujuh tahun!" Seru Kaisar yang menghujaniku dengan pujian.

"A--aku akan memajangnya di kamarku dengan figura emas!" Seru Pangeran Blaze.

Putra Mahkota pun mengelus rambutku dengan lembut, "Vivi terimakasih atas sulaman yang begitu indah ini ya. Kakak akan menyimpannya dengan baik"

Aku mengangguk sebagai balasannya lalu menatap ke arah Pangeran Helios yang menatapku lurus sementara Bella yang berada di sebelahnya terlihat menatap ke arahku dengan tatapan.... Tidak suka?

"Untukku mana, Vivi?" Tanya Pangeran Helios.

"Aku tidak membuat untuk Kak Helios karena Kakak kan sudah dapat dari Kakak Nona Bella Aelesha Curt. Jadi aku hanya membuat untuk Kak Castor dan Kak Blaze saja" Jawabku padanya.

Seketika wajah Pangeran Helios terlihat menatapku dengan tatapan tidak suka dan kecewa, "Lalu Ayah di kasih?"

"Emm? Karena bahan membuat sapu tangan itu masih ada jadi aku buat juga untuk Ayah" Balasku dengan nada yang di polos-poloskan.

Kaisar terlihat tertegun dengan aura suram yang mulai menguar dari tubuhnya lalu mulai bergumam, "Hanya barang sisa ya...."

Putra Mahkota Castor yang berdiri di sebelah Kaisar pun menepuk-nepuk bahu Kaisar dengan pelan, "Tidak apa Ayah... Yang penting Ayah dapat kan, daripada Helios yang sama sekali tidak di buatkan"

Pangeran Helios terlihat sangat kecewa namun aku tidak memperdulikannya lagi. Aku pun kembali menghampiri Putra Mahkota Castor yang langsung menggendongku lagi.

Saat aku melihat-lihat suasana di sekitar, mataku menangkap sosok seorang anak perempuan berambut putih keperakan panjang dan mata biru laut yang sangat indah tengah menatap kami sambil memegang sebuah sapu tangan dengan wajah yang merona tipis.

Aku langsung tersentak ketika melihat anak perempuan itu langsung mengingatkanku pada insiden pertandingan berburu yang pertama kali ku ikuti yang berarti adalah waktu ini!

Insiden itu adalah terjadi ketika seorang anak perempuan bangsawan yang nekat keluar dari batas sihir penghalang dan menyusuri hutan sendirian tanpa senjata yang membuatnya tewas seketika karena di serang oleh para binatang buas!

Dan anak perempuan berambut putih keperakan dan bermata biru itulah korban dari insiden kecelakaan itu!

Dia adalah Nona Arcadia Erickson, putri dari Duke Erickson!

1
Morvath
wahai author lanjutin dong, jangan biarkan para readers mati pemasaran /Sob/
Bintun Sakinah
min kok gak muncul2😭
~`Kak•Putry`: mimin lagi mikirin alur cerita selanjutnya makanya mimin gak update dulu🥲 tapi mimin janji bakal update, jadi tolong bersabar ya! sekian terimakasih pengertiannya 🙏
total 1 replies
Bintun Sakinah
keren Thor
Bintun Sakinah
knp Arthur sama Emira🥲
Ryura
semangat terus thour, ceritanya sangat bagus dan tambah wawww/Angry//Angry//Angry//Angry//Drool//Drool/
Tracy Kay Gabriela
keren
Tracy Kay Gabriela
hallo..saya pembaca baru di sini
Ledy Gumay
Lumayan
~`Kak•Putry`: terimakasih, sya harap anda menyukainya setelah membaca sampai akhir 🤗 untuk sekarang masih dalam tahap penulisan, diharapkan untuk bersabar menanti update selanjutnya. sekian dan terimakasih atas masukannya🥰
total 1 replies
Indah
seakan masuk dunia lain, bayangin kayak cerita Harry Potter
Hairani Siregar
Baru baca, semoga tdk membosankan ya thor. Salam Sehatttt selalu.
lily
next
lily
cerita yang menarik
Herlina
Luar biasa
Aminah Nurajijah
ok
Anita Anit
lanjuuuuutttt/Rose/
@¥u &@n!
Wow i like it
@¥u &@n!
Semangat terus
Isabel Hartono
lanjut
Isabel Hartono
itu kaisar gila
Soleh Jihan
bagus cerita nya. semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!