Perjalanan Xiao Chen dan Ling Ye, dua pendekar naga yang akan menjelajahi dunia untuk menumpaskan semua Iblis dan membela kemanusiaan.
inilah kisah suka dan duka 2 pendekar naga yang akan menjadi Legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Masuk ke jantung kegelapan
Xiao Chen dan Ling Ye menghilang ke dalam dinding kegelapan belukar yang padat, meninggalkan tepi sungai dan jejak kaki musuh di belakang mereka. Area yang mereka masuki ini bukan sekadar hutan biasa; ini adalah Hutan Inti, sebuah zona yang ditakuti bahkan oleh para kultivator berpengalaman, ditandai dengan kelembapan ekstrem dan ketidakwajaran vegetasi.
Begitu mereka masuk, cahaya langsung lenyap. Kanopi pohon di atas mereka terjalin begitu rapat hingga hanya cahaya hijau samar yang berhasil menembus, menciptakan suasana remang-remang abadi yang dingin. Bau tanah basah dan lumut yang membusuk bercampur dengan aroma manis dari bunga-bunga parasit yang tumbuh liar.
"Sial. Ini seperti... berjalan di bawah laut," bisik Ling Ye, langkahnya terhambat oleh tanah berlumpur dan akar-akar raksasa yang menjulang seperti tentakel. Ia harus terus menerus menggunakan Qi Putih minimal untuk memperkuat kakinya agar tidak terperosok.
Xiao Chen memimpin, gerakannya lebih lancar meskipun ia harus sering menepis ranting tebal dengan Pedang Naga Langit yang disarungkan. Ia mengandalkan pendengaran dan indra Qi yang kini sangat sensitif. Di Hutan Inti, mata tidak bisa diandalkan; intuisi spiritual adalah segalanya.
Qi spiritual di Hutan Inti jauh lebih pekat daripada di tepi sungai, tetapi juga terasa berat dan menekan, seolah udara itu sendiri adalah gel Qi yang lambat.
Xiao Chen merasakan kekuatan misterius dari lingkungan ini. Qi Naga Hitam di dalam tubuhnya berputar lebih cepat dan lebih efisien untuk melawan tekanan atmosfer Qi yang tidak wajar.
"Hati-hati, Ling Ye," bisik Xiao Chen, suaranya terdengar datar dan waspada. "Setiap langkah harus terukur. Qi di sini terlalu tebal; Binatang Spiritual di sini pasti berevolusi jauh lebih cepat dan memiliki pertahanan alami yang luar biasa."
Tak lama kemudian, mereka melihat tanda bahaya pertama. Tepat di samping jalan setapak yang nyaris tidak terlihat, ada sarang laba-laba yang terbuat dari sutera berwarna perak dan sekeras baja. Sarang itu membentang puluhan meter dan berdenyut dengan aura Qi halus.
"Itu... bukan Laba-Laba Spiritual Giok Hitam," bisik Ling Ye, wajahnya kembali pucat. "Sarang ini berdenyut Qi... Itu pasti Binatang Spiritual Level 3 atau lebih tinggi, dan sedang berburu."
Mereka melintasi area sarang itu dengan kecepatan setetes embun, napas mereka tertahan di tenggorokan. Kekuatan Qi Ling Ye yang berfokus pada pertahanan membuat ia bisa menahan aura tekanan sarang itu, sementara Qi Dominasi Xiao Chen menjaga ketenangan agar mereka tidak terdeteksi.
Perjalanan melalui Hutan Inti ini menguji mental mereka secara brutal. Mereka harus terus menerus berada dalam kondisi siaga penuh. Tidak ada waktu untuk bercanda atau meratapi nasib. Tragedi Desa Qingfeng, pelatihan gila, dan ancaman Harimau dan Laba-Laba telah mengubah mereka secara fundamental.
Ling Ye, si cengeng dan dramatis, kini memikul tanggung jawab Qi Putihnya dengan ketegasan. Ia selalu memindai bayangan dan menyiapkan perisainya di benak.
Xiao Chen, si pemalas, kini adalah mesin kultivasi yang dingin dan pragmatis. Setiap kali ia menyentuh Pedang Naga Langit, kehangatan kebencian dan tekad pembalasan menguasai dirinya, menghapus semua keengganan masa lalu.
"Kita akan beristirahat saat mencapai pohon kuno itu." kata Xiao Chen, menunjuk ke depan. Jauh di depan, berdiri siluet pohon raksasa yang diameter batangnya mencapai belasan meter, tampak seperti kuil alami di dalam kegelapan.
Mereka mempercepat langkah menuju pohon raksasa itu, sebuah titik harapan dan keamanan sementara di jantung kegelapan Hutan Inti. Mereka tahu, di tempat seperti ini, istirahat adalah kemewahan yang harus dibayar mahal.
Setelah perjalanan yang melelahkan dan penuh ketegangan menembus Hutan Inti yang padat, Xiao Chen dan Ling Ye akhirnya mencapai Pohon Kuno yang menjadi titik fokus harapan mereka. Pohon itu benar-benar kolosal, batangnya yang menjulang tinggi tampak seperti pilar kekar yang menopang langit hutan. Lumut tebal dan sulur-sulur raksasa melilit batangnya, memberinya aura keabadian dan kearifan purba.
Di bawah kanopi Pohon Kuno ini, udara terasa lebih bersih dan Qi spiritual lebih tenang, seolah Pohon itu bertindak sebagai penstabil alami bagi lingkungan sekitarnya yang liar.
Xiao Chen menyandarkan tubuhnya pada akar pohon yang melingkar masif, segera mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan meridiannya. Kelelahan dari pertarungan dan perjalanan panjang menghantamnya kuat-kuat. Ia melepas Pedang Naga Langit dari punggungnya dan meletakkannya dengan hati-hati di sampingnya.
"Ah... Akhirnya," Ling Ye mendesis lega, ia ambruk di akar pohon, tubuhnya yang Baja Bakpao terasa panas dan pegal. Ia segera mengambil kantung air mereka dan meneguknya dengan rakus. "Aku bersumpah, Qi di sini terasa seperti balsem dingin dibandingkan Qi kotor di jalur sarang laba-laba tadi."
Momen ini adalah jeda yang krusial bagi mereka. Keduanya membiarkan diri mereka menikmati keheningan sementara ini, sebuah kemewahan singkat di tengah pengejaran dan bahaya.
Xiao Chen menggunakan waktu ini untuk memeriksa kondisi fisiknya. Ia merasakan Qi Naga Hitamnya berputar secara alami, membersihkan kelelahan dan memperkuat kembali otot-ototnya yang tegang. Ia menyadari bahwa setiap penggunaan Pedang Dominasi tidak hanya menguras Qi, tetapi juga mempercepat integrasi warisan Naga Hitam ke dalam Dantian-nya.
"Kita harus memakan Inti Spiritual Laba-Laba itu sekarang," kata Xiao Chen, suaranya rendah dan tegas. "Ini adalah waktu terbaik, saat Qi kita stabil."
Ling Ye mengangguk. Dengan tangan gemetar, ia mengeluarkan kristal hijau buram Inti Spiritual Level 2 itu.
"Kau dulu." kata Ling Ye, menyerahkannya pada Xiao Chen.
Xiao Chen menggeleng. "Inti Spiritual Racun tidak cocok dengan Qi Dominasi. Itu lebih cocok untuk memperkuat pertahanan Qi dan ketahanan racun... Kau yang memakannya, Ling Ye. Perisai harus kebal terhadap segala macam panah beracun."
Ling Ye menelan ludah. Meskipun ia takut, ia percaya pada penilaian Xiao Chen. Ia memfokuskan Qi Putihnya, membungkus kristal itu, dan memaksakan diri menelannya.
Sensasi dingin yang kuat menghantam perut Ling Ye. Qi Racun itu segera menyerang meridiannya, tetapi Qi Putih dari Batu Naga Putih segera bereaksi, melawan dan mencerna energi racun itu, mengubahnya menjadi lapisan pelindung tipis di bawah kulitnya. Wajah Ling Ye membiru sesaat, tetapi segera kembali normal, kulitnya tampak lebih berkilau dan ulet.
"Aku... aku tidak mati?!" gumam Ling Ye, tercengang dengan kekuatan pertahanannya sendiri.
"Selamat, Baja Bakpao. Kau sekarang lebih dari sekadar tahan banting,Sekarang kau anti-racun." ucap Xiao Chen, senyum tipis muncul dari sudut bibirnya yang dingin.
Setelah pemulihan selesai, Xiao Chen memeriksa sekeliling Pohon Kuno yang masif, mencari tempat persembunyian yang aman untuk bermalam. Saat ia berjalan di sekitar akar yang berpilin, matanya tertuju pada ukiran samar di bawah lumut tebal.
Xiao Chen mengikis lumut itu dengan ujung jarinya. Ternyata, itu adalah simbol kuno, sebuah ukiran sederhana yang menunjukkan tiga sungai bertemu dan sebuah tanda panah mengarah ke arah Timur. Di sampingnya, terdapat peringatan singkat yang ditulis dalam bahasa kuno:
"Jalur ini adalah hati. Sangat sedikit yang kembali. Hati-hati terhadap 'Lembah Sepuluh Ribu Bayangan'. Kematian menunggu di sana."
"Lembah Sepuluh Ribu Bayangan? Apa itu?" Ling Ye bertanya, wajahnya tegang setelah melihat ukiran itu.
Xiao Chen menghela napas berat. "Ukiran ini dibuat oleh kultivator kuat yang melewati jalur ini. Hutan Inti bukan hanya rumah bagi binatang, tapi juga rute berbahaya ke Ibukota Kekaisaran. Lembah Sepuluh Ribu Bayangan... itu pasti rintangan berikutnya."
Saat mereka bersiap untuk mendiskusikan rute baru, tiba-tiba Ling Ye memekik tertahan. Ia menunjuk ke arah celah gelap di antara dua akar besar Pohon Kuno.
Dari dalam celah itu, cahaya merah samar tiba-tiba berkedip dan padam. Cahaya itu sangat cepat, nyaris tak terlihat, tetapi tidak diragukan lagi bahwa itu adalah sinyal Qi yang dibuat oleh manusia, bukan binatang.
Wajah Xiao Chen dan Ling Ye sekali lagi membeku. Mereka baru saja lolos dari bahaya alam, tetapi kini, ancaman yang jauh lebih tersembunyi dan terorganisir telah mengintai mereka di tempat perlindungan yang mereka cari.
"Jejak manusia!" bisik Xiao Chen, Pedang Naga Langit sudah terhunus di tangannya. "Mereka juga menggunakan Pohon Kuno ini sebagai tempat persembunyian. Dan mereka tahu cara mengirim sinyal Qi rahasia."
Mereka bukan lagi sendirian. Pertanyaannya, apakah mereka adalah musuh dari Faksi Pedang Bayangan, atau sesama pelarian?
Sinyal cahaya merah samar yang berkedip dan padam dari celah akar Pohon Kuno terasa seperti jerat dingin yang tiba-tiba mengikat leher Xiao Chen dan Ling Ye. Itu adalah jejak manusia, jauh lebih berbahaya dan licik daripada naluri liar Binatang Spiritual.
Xiao Chen melompat berdiri, Pedang Naga Langit terhunus di depannya. Bilah pedang yang kini memancarkan Qi hitam tipis terlihat tajam dan mematikan di bawah cahaya remang-remang hutan.
"Ling Ye, bersiap siaga! Tutup celah akar itu, tapi jangan mendekat!" perintah Xiao Chen, suaranya rendah dan penuh ketegasan.
Ling Ye, dengan insting perisai yang sudah tertanam kuat, segera menerapkan Qi Putih ke tangannya. Ia merayap hati-hati ke arah celah akar yang gelap itu dan menumpuk batu-batu kecil dan tanah di pintu masuk celah, menyegelnya tanpa menimbulkan suara yang berarti.
"Xiao Chen, sinyal itu... apakah itu Faksi Pedang Bayangan?" bisik Ling Ye, matanya waspada memindai ke segala arah.
"Mungkin. Tapi sinyalnya terlalu halus dan terlalu singkat. Faksi Pedang Bayangan biasanya lebih terbuka dengan Qi mereka. Ini mungkin kelompok intelijen atau kultivator rogue (pembangkang)." jawab Xiao Chen, otaknya bekerja cepat menganalisis situasi.
Keheningan yang terjadi setelah sinyal itu memekakkan telinga. Tidak ada suara lagi dari dalam celah akar. Ini menunjukkan bahwa siapa pun di sana, mereka sangat terlatih dalam teknik persembunyian.
Xiao Chen mengedarkan Qi Naga Hitamnya ke lingkungan sekitar. Qi dominasi ini tidak hanya untuk menyerang, tetapi juga untuk menekan dan mendeteksi Qi lain. Ia merasakan dua gumpalan Qi yang sangat terkendali bersembunyi di dalam celah, Qi mereka sangat dingin dan mirip seperti bayangan.
Tiba-tiba, ia merasakan perubahan Qi yang halus di atas.
"Ling Ye! Ke atas! Mereka tidak ada di celah! Itu tipuan!" teriak Xiao Chen.
Dengan gerakan refleksif yang luar biasa, Xiao Chen melompat mundur tepat ketika dua bayangan hitam yang meluncur diam dari atas dahan pohon. Mereka adalah dua sosok berjubah hitam yang membawa pedang pendek yang hampir tidak terlihat.
Kedua sosok itu mendarat tanpa suara di tempat Xiao Chen berdiri sebelumnya. Gerakan mereka sangat cepat dan sangat terkoordinasi, menunjukkan pelatihan tingkat tinggi.
Xiao Chen tidak memberikan mereka kesempatan kedua. Ia berputar cepat dengan Pedang Naga Langit di tangan. Tebasan Pemula Dominasi Naga Langit dilepaskan, namun kali ini disamarkan dengan kecepatan Qi Pemurnian Level 3, bukan Qi Naga Dominasi penuh. Ia tidak ingin mengungkap seluruh kekuatannya.
ZHING! ZHING!
Kedua sosok berjubah hitam itu bereaksi seketika. Pedang pendek mereka bersilangan dengan Pedang Naga Langit. Benturan Qi yang terjadi terasa dingin dan tajam, seperti pecahan kaca yang beradu.
Xiao Chen merasakan kekuatan yang sangat terkontrol dari kedua lawannya, mungkin kultivator Level Inti yang sangat berpengalaman dalam teknik pembunuhan senyap.
Satu sosok berjubah mencoba menyelinap di balik punggung Xiao Chen, sementara yang lain menyerang frontal dengan serangkaian tebasan cepat dan menusuk yang bertujuan melumpuhkan.
"Perisai!" seru Xiao Chen.
Ling Ye, yang melihat serangan siluman itu, segera meluncur di tanah, tubuhnya yang baja menjadi tembok hidup. Ia memfokuskan Qi Putihnya ke punggung, menerima serangan pedang pendek dari sosok yang menyelinap itu.
KRANK!
Pedang pendek itu menghantam punggung Ling Ye dengan suara benturan logam keras, tetapi gagal menembus lapisan Baja Bakpao Qi Putih yang baru diaktifkan.
Sosok berjubah itu terkejut hebat. Pedangnya seharusnya menembus pertahanan Qi Level 1 mana pun!
Jeda kejutan itu adalah peluang emas. Xiao Chen mengayunkan Pedang Naga Langit dengan tebasan samping mendatar. Qi hitam dilepaskan, menghantam keras sosok berjubah di depan.
Sosok itu terlempar jauh, menabrak batang pohon hingga batang pohon itu retak dan mengeluarkan serpihan kayu basah. Pria itu terbatuk darah dan terkapar tak bergerak.
Melihat rekannya jatuh, sosok berjubah kedua (yang menyerang Ling Ye) tidak menunjukkan emosi. Ia melepaskan bom asap kecil berwarna ungu gelap dan melompat tangkas ke udara, menghilang di antara kanopi pohon yang gelap.
Asap ungu itu menyebar cepat namun tidak beracun; itu hanya kabut Qi untuk menutupi pelarian.
Xiao Chen segera berlari ke arah sosok yang terkapar. Ia menendang pedang pendeknya menjauh dan merobek jubah hitam yang menutupi wajah pria itu.
Di bawah jubah, terlihat wajah seorang pria paruh baya yang tampaknya bukan anggota Faksi Pedang Bayangan. Simbol yang terukir samar di kerah bajunya adalah lambang kepala burung hantu yang melambangkan organ intelijen atau organisasi rahasia.
"Mereka bukan tentara," bisik Xiao Chen, matanya menyipit penuh perhitungan. "Mereka adalah pembunuh bayaran atau mata-mata. Dan sinyal merah itu... itu mungkin sinyal peringatan, bukan sinyal serangan."
Ling Ye bangkit perlahan, mengelus punggungnya. Punggungnya memar hebat, tetapi tidak terluka sedikit pun. "Mereka tahu kita ada di sini, Xiao Chen. Entah dari mana."
"Ya. Dan mereka tahu cara menyerang di kegelapan. Kita harus bergerak sekarang. Tinggalkan mayat ini. Kita tidak bisa memberi tahu mereka bahwa kita sudah memasuki Hutan Inti." kata Xiao Chen.
Kini, mereka tahu: dunia di sekitar mereka tidak hanya diisi oleh Binatang Spiritual, tetapi juga oleh bayangan manusia yang mematikan dan terorganisir, yang jelas mengincar sesuatu yang mereka bawa.
Xiao Chen dan Ling Ye tidak membuang sedetik pun waktu. Begitu sosok berjubah kedua lenyap dan mereka mengidentifikasi lambang Kepala Burung Hantu pada pakaian penyerang yang tak sadarkan diri, mereka tahu tempat persembunyian ini telah terkompromikan.
"Cepat! Ambil semua yang penting! Kita harus menjauh dari sini secepat mungkin!" perintah Xiao Chen, suaranya mendesak.
Ling Ye dengan sigap mengambil kantung air dan Inti Spiritual yang tersisa, sementara Xiao Chen melilitkan jubah pria berjubah hitam yang pingsan itu dan menyingkirkannya ke balik akar pohon. Mereka tidak membunuh pria itu, tetapi meninggalkannya hidup hanya akan memastikan kerahasiaan pergerakan mereka.
Mereka melarikan diri dari Pohon Kuno, melesat kembali ke dalam kegelapan Hutan Inti. Kali ini, langkah mereka lebih cepat dan lebih waspada dari sebelumnya. Mereka tidak lagi hanya mencari jalur; mereka berusaha menghilangkan jejak.
Setelah berlari tanpa henti selama lima belas menit, Xiao Chen memerintahkan untuk berhenti di balik sebatang pohon besar dengan banyak sulur gantung sebagai kamuflase alami.
"Kita harus memproses ini," kata Xiao Chen, napasnya berat namun tatapannya tenang dan penuh perhitungan. "Mereka bukan Faksi Pedang Bayangan."
"Ya, lambang Burung Hantu itu aneh. Tapi mereka sama berbahayanya. Pedangnya sedikit pun tidak terhalang saat mengenai punggungku, Xiao Chen! Hanya Qi Putih yang baru yang menyelamatkanku!" seru Ling Ye, ia mengelus punggungnya yang terasa memar tumpul akibat benturan itu.
"Organisasi Kepala Burung Hantu... di ranah fana, mereka adalah agen bayangan yang paling dicari. Mereka bekerja untuk tawaran tertinggi, seringkali direkrut oleh keluarga kekaisaran atau sekte gelap untuk tugas pembunuhan rahasia." jelas Xiao Chen, mengingat kembali sedikit pengetahuan dari masa-masanya sebagai murid Master Sekte.
"Lalu, mengapa mereka mengejar kita? Siapa yang membayar mereka? Faksi Pedang Bayangan?" tanya Ling Ye.
Xiao Chen menggelengkan kepala. "Mungkin. Atau mungkin... ada kekuatan lain yang tahu tentang Batu Naga dan Pedang Naga Langit. Ingat, Ayah selalu mengatakan warisan ini akan menarik serigala."
Matahari sudah lama tenggelam sepenuhnya, dan malam Hutan Inti yang dingin telah turun. Udara menjadi lebih lembap dan Qi terasa dingin. Mereka tahu mereka tidak bisa bergerak dalam kegelapan buta ini, tetapi mereka juga tidak bisa beristirahat lama.
"Kita harus berlindung sekarang, dan kita harus membuat strategi pertahanan baru." putus Xiao Chen. Ia menunjuk ke celah sempit di antara dua batu besar yang tertutup oleh semak-semak paku.
Mereka merangkak masuk ke tempat persembunyian itu. Tempatnya sempit dan tidak nyaman, tetapi terlindungi dari pandangan dan angin.
"Strategi baru?" tanya Ling Ye, sambil mencoba mengatur posisi duduknya.
"Ya. Ling Ye, kita tidak bisa lari lagi. Setiap langkah kita adalah jejak. Mulai sekarang, kau akan memfokuskan Qi Putihmu untuk melapisi tanah di belakang kita setiap kali kita bergerak. Itu akan menjadi segela tipis yang menyembunyikan aroma Qi dan jejak kaki kita dari indra binatang dan manusia." perintah Xiao Chen.
Ling Ye, meskipun lelah, menerima tugas itu dengan serius. Menggunakan Qi untuk menutupi jejak adalah teknik canggih yang biasanya diajarkan pada Level pembentukan Inti, tetapi keterikatan alaminya dengan Batu Naga Putih membuatnya mungkin.
Xiao Chen kemudian mengeluarkan Pedang Naga Langit dan meletakkannya melintang di depan mereka. Ia sendiri duduk bersila, memfokuskan kembali Qi Naga Hitamnya.
"Aku akan mencoba memperkuat Tebasan Dominasi malam ini. Kita membutuhkan kekuatan penghancur untuk menghadapi musuh seperti Pembunuh Burung Hantu itu." kata Xiao Chen.
Di dalam celah batu yang gelap dan dingin, di tengah desiran angin malam Hutan Inti, dua remaja yang dulu pemalas dan cengeng kini terjaga sepenuhnya. Mereka memikul warisan kuno, menghadapi organisasi bayangan, dan bersiap menghadapi malam yang paling berbahaya. Setiap tarikan napas mereka adalah tekad untuk bertahan hidup dan membalas dendam.
makanya pembaca langsun hiatus