Suatu hari, sebuah kapal karam di pulau yang hanya dihuni seorang laki-laki tua dan seorang gadis kecil. Tak satu pun penumpang yang ada di kapal itu kecuali seorang anak muda berkulit pucat dan berambut keemasan.
Dato Kumbang dan Puan pun menolong anak muda itu dan membawanya ke daratan. Dia tidak tahu kalau anak muda itu bukanlah manusia biasa, melainkan seorang vampire. Laki-laki berwajah pucat itu juga tidak tahu siapa kakek dan gadis kecil yang sudah menolongnya. Mereka adalah siluman harimau.
Akankah mereka bisa hidup berdampingan? Sementara gadis kecil itu tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan membuat vampire itu jatuh cinta. Apakah cinta mereka akan bersatu? Ikutin terus yuk jalan ceritanya 💖
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ayu 💖, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEBUAH PERTEMUAN #1
Dara baru saja selesai sekolah dan kerja kelompok.Tepat jam tiga, perutnya mulai keroncongan. Dia pun menuju ke taman kota. Di sana bisa menyantap bekal yang dibawanya dari rumah.
Dengan sedikit terburu-buru, Dara berjalan menuju ke taman. Sudah separuh jalan, Dara merasa ada seseorang yang mengikutinya. Perasaan itu gak asing. Dara sudah sering berhadapan dengan penjahat. Mereka pasti punya niat buruk padanya.
Di sebuah tikungan, Dara sempat bersembunyi. Dia melihat dua laki-laki sebayanya. Dengan kekuatannya, Dara bisa mendengar suara meski samar.
"Apa dia gadis itu?"
"Iya! Aku dengar sendiri. Dia punya tato harimau!"
Dara tertegun. Tato Harimau? Dara memang mempunyai tanda seperti wajah harimau. Siapa anak laki-laki itu? Mengapa mengikutinya?
"Hei! Kemana dia?"
"Tadi di depan kita!"
Keduanya clingak-clinguk.
"Hei! Apa kalian mengikutiku?"
Kedua anak laki-laki itu terkejut. Ternyata, mereka sudah ketahuan.
"Gak kok! Kami habis nonton film. Kamu aja yang kegeeran!"
Dara mulai kesal karena kedua anak laki-laki itu sudah berbohong.
"Kalian jangan bohong ya. Bagaimana kalian tahu soal tato harimau?"
Kedua anak laki-laki itu sudah terpojok. Mereka saling pandang.
"Oke! Kita jujur aja. Aku adalah Rio dan Gery. Kami adalah anggota geng siluman harimau. Kalau kamu mau tahu, ikutlah dengan kami!" jawab anak muda yang bernama Rio.
"Geng siluman harimau? Apa benar geng seperti itu ada? Lalu, bagaimana kalian tahu tentang aku?"
"Kami memang sedang mencarimu. Lebih baik ikutlah dengan kami!" jawab Gery.
Dara terdiam. Perutnya mulai keroncongan lagi. Sepertinya waktu makannya gak bisa ditunda lagi.
"Sorry, sekarang aku gak bisa ikut. Besok saja, sepulang sekolah. Kita ketemu disini lagi!"
Rio dan Gery sedikit kecewa. Mereka sudah tak sabar membawa Dara ke dalam kelompoknya.
"Oke! Besok kita ketemu disini lagi!"
Rio dan Gery pun pergi. Setidaknya pencarian mereka hampir berhasil.
"Aakh dasar! Anak-anak itu. Perutku sudah keroncongan dari tadi!" gerutu Dara sambil membuka bekalnya. Nasi goreng dan telor ceplok sudah cukup mengganjal perut.
Suasana di taman belum begitu ramai. Sebentar lagi, banyak anak-anak muda yang berkumpul sampai malam.
Dara sangat senang ditempat itu. Pepohonan yang tinggi dan angin sepoi membuat tempat itu jadi sejuk. Membuat matanya sedikit mengantuk.
Masih ada waktu untuk memejamkan mata sebentar. Apalagi cuaca sangat mendukung.
Dara meletakan tas di sampingnya sebagai bantal dan langsung berbaring. Angin seperti mengerti rasa lelàhnya. Berembus seakan ingin meninabobokan Dara.
Sekilas, Dara melihat sebuah bayangan seseorang berdiri di hadapannya. Seorang laki-laki berambut emas dengan kulit pucat. Tatapannya penuh arti, Dara merasa tidak asing dengan tatapan itu.
"Tuaaan!"
Dara terjaga. Tidak ada siapapun disana. Hanya ada Dara sendirian.
Lalu, Dara merasa heran dengan dirinya sendiri. Siapa yang sudah dipanggilnya dengan sebutan Tuan?
Kemudian, Dara jadi teringat sesuatu. Sebenarnya, sosok itu sudah sering dia lihat sejak kecil. Ketika kecil, ada sebuah truk yang hampir menabraknya.
Dara merasa ada seseorang yang memindahkannya ke tempat yang aman. Sekilas, dia melihat wajah orang yang sudah menolongnya. Wajahnya bule! Persis seperti yang barusan dilihatnya.
Mana mungkin wajah bule itu masih sama? padahal Dara sudah tumbuh menjadi gadia remaja. Entahlah, Dara malah merasa kepalanya jadi pusing.
Hadeh! Dara teringat harus mengambil obat ibunya ke Anthony Hospital. Dia pun bergegas menuju ke pelabuhan.
Suasana pelabuhan selalu ramai. Kapal pesiar dan kapal nelayan bersandar dengan rapi. Beruntung ada kapal penyeberangan yang akan berangkat. Dara segera menaikinya.
Di sepanjang jalan, Dara menatap luasnya lautan. Sebuah bayangan menghampiri. Laki-laki berwajah bule dengan rambut keemasan. Siapakah laki-laki yang dilihatnya ditaman? Apakah dia hanya ada di dalam mimpi ataukah benar nyata?
Untuk sementara, Dara akan melupakan sosok bule itu dan memilih menyimpannya. Saat ini, dia hanya akan fokus untuk mengambil obat ibunya di rumah sakit.
Akhirnya, Dara sampai juga di rumah sakit yang sangat besar dan modern itu. ANTHONY HOSPITAL. Bagaimana ibunya bisa berobat di sana dan mendapatkan obat gratis? Pasti biaya pengobatannya sangat mahal.
Dara melihat orang-orang yang bèrobat disana sangat rapi. Kelihatan kalau mereka itu orang kaya. Sementara dirinya hanya gadis lusuh dari seberang pulau.
"Nyonya Nara!" panggil perawat.
"Iya!"
Dara segera menghampiri perawat ketika nama ibunya dipanggil.
"Ini obat untuk Nyonya Nara. Lain kali, bawalah ibumu kesini. Sudah tiga bulan tidak periksa ke dokter!"
"Baik, Sus. Terima kasih."
Setelah selesai, Dara berniat segera pulang. Sebentar lagi gelap dan Dara tidak ingin ibunya cemas lagi.
Namun, perhatian Dara tertuju kepada tangga menuju ke atap gedung. Kata orang-orang pemandangan dari sana sangat cantik. Bahkan Tiger Island bisa kelihatan jelas dari sana.
Entah bagaimana Dara bisa sampai ke tempat yang ada di dalam pikirannya. Kini, dia sudah berada di atas gedung. Suasana di sana benar-benar nyaman dengan pepohonan tumbuh alami. Ada juga air terjun dengan kolam ikan yang sangat jernih.
Tiba-tiba, Dara merasakan kehadiran seseorang. Sebuah bayangan berpakaian serba putih berdiri menatap ke Tiger Island. Rambutnya pirang dengan kulit pucat.
"Maaf, Tuan siapa?" tanya Dara spontan.
Tidak ada jawaban. Dara jadi menyesal karena menanyakan hal itu. Sudah jelas, laki-laki itu mungkin seorang dokter.
Diam-diam, Dara mundur dan membalikan badannya.
"Apa kabar, Dara?"
Dara terbelalak dan membalikkan badannya. Jelas dia mendengar, orang itu memanggil namanya.
Kini, di hadapan Dara berdiri seorang laki-laki berwajah bule tengah tersenyum padanya. Dara semakin terkejut. Bule itu sangat mirip dengan laki-laki yang ditemuinya di taman!!!
*****
