Menjadi Janda Karena Janda.

Sebelum pulang Sofia mampir di warung sayur untuk membeli ikan, Sofia mau masakkan ilham ikan pepes kesukaan ilham.

" Eh neng Sofia, baru pulang ngajar ya " Tanya bu warung

" iya bu " Jawab Sofia sopan

" Ibu dengar si ilham sudah keterima kerja ya, kerja dimana? " tanya nya

" Iya bu alhamdulillah.. sekarang kang ilham sudah keterima kerja di salah satu pabrik di ujung jalan sana "

" Hebat ya, ilham bisa masuk ke pabrik yang ada disana. disana kan lumayan susah kalo mau ngelamar. anak ibu aja gak di terima, padahal lulusan S1 " Kata ibu warung " Oh iya, maaf nih neng. ibu tidak sengaja beberapa kali melihat ilham sama janda orang kampung sebelah_ "

" Mungkin sudah rezeki nya kang ilham bu. oh iya, ini aku mau ikan sama jengkolnya ya bu dan sekalian sama bumbu dapurnya, jangan lupa cabai buat sambel " Kata Sofia, memotong pembicaraan ibu warung.

Lagi-lagi Sofia mendapatkan kabar yang tidak sedap tentang suaminya itu, entah memang ilham selingkuh atau mereka saja yang salah lihat.

" Iya neng "

Sudah beres belanja, Sofia langsung pulang ke rumah. Saat ini Sofia bingung harus bagaimana, apa harus percaya dengan perkataan orang-orang atau..

" Gak mungkin kang ilham melanggar janjinya, aku yakin mereka hanya salah lihat " Ucap Sofia kepada dirinya sendiri.

Tidak ingin terus kepikiran, Sofia langsung membersihkan diri lalu menunaikan kewajiban nya sebagai seorang muslim.

Berdoa dan mengadu kepada sang Maha pencipta adalah solusinya, Sofia meminta untuk di tabahkan hatinya dan di berikan ketenangan.

Usai sholat, Sofia langsung kedapur untuk memasak masakan yang tadi ia beli di warung. untuk saat ini Sofia masih percaya kepada suaminya.

Goreng ikan mas, jengkol goreng, tahu tempe, cah kangkung dan jangan lupa sambal dadak ala Sofia sudah tersaji di atas meja makan.

" Sofia, akang pulang " seru ilham masuk kedalam rumah.

" Ucap salam kang. kebiasaan deh kalo masuk rumah gak pernah ucap salam " Tegur Sofia, mencium punggung tangan ilham.

" Akang lupa " Ucap nya " Wah makan besar kita, akang mau langsung makan aja. sudah laper " Kata ilham, duduk di kursi meja makan.

" Aku sengaja masakin akang, ini kan hari pertama akang kerja " Seru sofia, mengisi piring ilham lalu mengisi piring miliknya.

" Gitu dong, kalo masak itu yang enak-enak seperti ini, jangan masak sayuran mulu. akang bosen makan sayur terus-terusan nanti malah di kira kambing lagi " Ilham menggelengkan kepalanya.

Sofia tidak terlalu mendengar apa yang di katakan suaminya. toh memang kenyataanya seperti itu, hampir setiap hari makan sayuran yang Sofia petik di belakang rumah.

" Sekarang akang sudah kerja, nanti gajih akang. akan akang bagi dua, buat kamu 30% dan buat ibu 50% sisanya buat pegangan akang " Kata ilham.

" Loh ko gitu sih kang.. kenapa ibu di kasih 50%? " Kesal sofia.

Bukan sofia mau pelit kepada ibu mertuanya, hanya saja pembagian gajih ilham itu tidak sesuai.

" Jangan membantah.. ibu sudah melahirkan dan membesarkan akang, otomatis ibu yang dapat lebih banyak. lain kamu kan punya gajih hasil honorer! jangan serakah " Ucap ilham, menatap tajam Sofia.

" Aku bukan mau sera_ "

Prangggg!!!

Ilham melemparkan piring ke sembarangan arah " Kamu itu jadi manusia tidak pernah bersyukur ya. sudah sukur aku berikan separuh gajih aku kepadamu! "

Sofia masih kaget dengan apa yang di lakukan oleh ilham. ini pertama kalinya Sofia melihat kemarahan ilham.

" Jika kamu terus membantah jangan harap aku kasih uang sepeserpun untuk kamu " Kata ilham, meninggalkan meja makan.

Air mata Sofia sudah tidak bisa di bendung lagi, kecewa, takut, dan amarah menjadi satu. Sofia selama ini sudah sabar ketika ilham tidak memberikan nya nafkah.

Hanya gara-gara uang gajih yang belum terlihat bentuknya, ilham sudah semarah itu apa lagi kalo sudah gajian mungkin bukan hanya piring yang melayang.