NovelToon NovelToon
Pendekar Golok Iblis

Pendekar Golok Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Dikelilingi wanita cantik / Iblis / Demon Slayer / Perperangan / Harem
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Naru

Menceritakan seorang pemuda bernama Xiao Feng, yang merupakan reinkarnasi dari seorang Dewa Cahaya bernama Bara. Sebelum kembali mendapatkan kekuatan Dewa Cahaya miliknya, Xiao Feng/Bara harus mendapatkan kekuatan untuk melawan Para Raja Iblis di Zhuo Guo. Alhasil, Golok Luo Tian Long yang menjadi senjata terkuat di alam dewa, berhasil dia ambil kembali dan berubah menjadi Golok Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prolog

Prolog

Dewa Ganesha duduk bersimpuh dan meletakkan gada besar yang bernama Sastrakrajaya miliknya. Sebuah senjata suci yang mempunyai kekuatan maha dahsyat dan sempat mengguncang kahyangan di masa lalu karena senjata itu adalah milik Batara Manikmaya.

"Saya menghadap Batara Geni..." kata Dewa berkepala seekor gajah putih tersebut. Batara Geni tersenyum melihat kedatangan Ganesha.

"Bangunlah Ganesha," sahut Batara Geni yang duduk di singgasana suci miliknya.

Ganesha bangun dari duduknya lalu mengambil kembali Gada Sastrakrajaya miliknya. Benda itu sebenarnya sangat berat dan konon hanya Ganesha seorang yang mampu mengangkatnya.

"Sudah seratus tahun berlalu Batara Geni sejak kita bertemu. Sekarang adalah waktunya. Sesuai janji ku kepada Bara Sena, aku akan memberikan dia kesempatan untuk hidup kembali sebagai manusia setelah lima ratus tahun kematiannya..." kata Ganesha.

Batara Geni alias Jaka Geni mengangguk sambil mengusap janggutnya yang tidak ditumbuhi bulu. Sudah lima ratus tahun berlalu, dia berharap akan tumbuh jenggot pada dagunya. Akan tetapi, jangankan jenggot lebat,satu lembar rambut pun tidak tumbuh di dagunya tersebut. Jaka Geni menduga itu karena hawa panas yang keluar dari dalam tubuhnya.

"Takdir apa yang akan kau berikan kepadanya?" tanyanya.

Ganesha menatap gada emas miliknya.

"Dia akan hidup kembali ke tubuh seorang pemuda di kota kecil yang ada di Zhuo Guo. Dan dari sanalah takdir dia akan dimulai sebagai seorang manusia." kata Ganesha.

"Hm...Lalu?" tanya Jaka Geni lagi.

"Sesuai yang Batara Geni inginkan, saya akan memberikan aura pemikat yang memudahkannya dalam mendapatkan wanita. Akan tetapi, dia harus sedikit berjuang meski aura pemikat itu saya tanamkan ke dalam jiwanya..." kata Ganesha.

"Apa maksudmu dengan sedikit berjuang?" tanya Jaka Geni.

"Tentu saja dia harus sedikit berjuang memenangkan hati kaum wanita. Apalagi jika wanita itu adalah salah satu dari keturunan Batara Geni atau keturunan dewa yang lain," sahut Ganesha.

"Huh? Aku lupa ada berapa anakku sekarang...Ckckck...Terlalu banyak pekerjaan yang menumpuk sehingga aku tak begitu memperhatikan istri-istri dan anakku..." kata Jaka Geni sambil mendesah masygul.

"Anda sekarang adalah seorang Mahadewa, sebenarnya anda lebih mudah meluangkan waktu anda. Bagaimana bisa anda tidak memperhatikan keluarga anda setelah menjadi seorang pemimpin dewa?" kata Ganesha mulai menegur Jaka Geni.

"Haaahh...Kau ini, setiap seratus tahun sekali bertemu, selalu saja ceramah yang terdengar menyebalkan..." kata Jaka Geni menggerutu.

Ganesha tersenyum.

"Anda menunjuk saya sebagai penasehat di Istana Suci. Jadi, itu adalah tugas saya memberi nasehat kepada Batara..." kata Ganesha.

"Baiklah, aku menerima nasehat darimu. Hm... Apalagi yang mengenai Bara Sena? Golok Luo Tian Long itu, apakah kau masih menguburnya di gunung Himalaya?" tanya Jaka Geni.

"Tentu saja Batara. Aku menyimpannya dengan aman di bawah kuil Dewa. Dan aku jamin, hanya dia yang bisa masuk ke dalam kuil tersebut," kata Ganesha.

"Baguslah...Sayang sekali aku yang sudah menjadi Dewa pun tetap saja tidak bisa menarik keluar jiwa yang di lahap oleh golok itu. Seandainya bisa, tentu saja Bima sudah ada di sini menemaniku," kata Jaka Geni.

"Saya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Itu adalah Golok Dewa Perang yang sangat sulit untuk dikendalikan oleh siapa pun, termasuk anda. Tapi, Bara Sena bisa menggunakannya dengan semuanya. Itu adalah hal yang unik bukan?" kata Ganesha.

"Dia memang ditakdirkan memiliki golok itu. Mau bagaimana lagi. Ayah mertuaku , Dewa Perang Luo Bao saja tidak bisa mengendalikannya, apalagi orang lain..." kata Batara Geni.

"Benar sekali. Sekarang, Dinasti Zhao yang dipimpin oleh keturunan anda sedang mengalami banyak masalah. Kaum iblis dan penyihir dari daratan utara membuat keturunan anda kesulitan mengatasi mereka. Ada kemungkinan dalam beberapa bulan ini dinding Gaib yang memisahkan dunia manusia dengan dunia iblis di Zhuo Guo akan jebol. Apakah anda akan berdiam diri saja melihat hal ini Batara?" tanya Ganesha.

"Hm...Bukannya aku tidak mau membantu Zhao Yin, Ganesha, kau tahu sendiri, Dewa tidak boleh ikut campur urusan di dunia manusia. Jadi, dia harusnya bisa mengatasi sendiri masalahnya. Apalagi nanti juga ada Bara Sena yang akan membantunya. Aku tak perlu khawatir. Banyak keturunanku yang lebih menyedihkan ketimbang Zhao Yin putriku," kata Batara Geni sambil menghembuskan napas keras.

Hembusan napasnya tersebut membuat istana suci itu bergetar. Ganesha segera membungkuk hormat.

"Tenangkan hati Batara...Jika perasaan gelisah itu terus muncul,takutnya pilar penyangga langit surga ini akan runtuh...!" kata Ganesha mengingatkan.

Batara Geni tertawa mendengar ucapan Ganesha yang baginya terdengar seperti berseloroh. Sementara, Ganesha hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Oh iya, Batara Geni...Bukankah lusa adalah waktunya Batara untuk turun ke bumi? Lusa adalah hari untuk ziarah ke makam guru anda...Mahameru," kata Ganesha mengingatkan.

"Benar sekali. Aku hampir saja lupa...Apakah kali ini kau akan ikut turun ke sana Ganesha?" tanya Jaka Geni.

Dewa berkepala gajah itu menggelengkan kepala.

"Saya banyak pekerjaan Batara. Waktu untuk ke Istana Suci juga terbatas dan hanya bisa saya lakukan seratus tahun sekali.." kata Ganesha.

"Haaah, kau ini...Selalu memikirkan pekerjaan. Sekarang, kau harus tinggal di sisiku selama satu tahun. Itu tugas dariku, dan kau tak boleh membantah." kata Jaka Geni membuat Ganesha ternganga.

"Lalu...Bagaimana dengan manusia yang membutuhkan pertolonganku?" tanya Ganesha.

Alis kanan Batara Geni terangkat.

"Tak perlu bingung, aku bisa mengutus salah satu istriku untuk menggantikan dirimu,mungkin Dewi Gangga cocok sebagai pengganti," kata Batara Geni.

"Dewi Gangga,...? Aduh...Saya merasa sungkan Batara..." kata Ganesha.

"Sungkan? yang benar saja. Aku yang memutuskan semuanya Ganesha, ingat itu." kata Batara Geni.

Ganesha tak bisa menyangkal lagi. Dia harus berada di sebelah Jaka Geni menjadi penasehat selama satu tahun.

"Baiklah...Mau bagaimana lagi jika Batara yang memintanya...?" sahut Ganesha membuat Jaka Geni tersenyum.

"Nah, begitu seharusnya. Aku ingin banyak berbincang dengan mu. Dewa-dewa yang melayaniku disini terlalu penakut dan kaku. Aku tidak suka," kata Jaka Geni.

"Itu karena anda seorang Mahadewa...Jelas anda ditakuti oleh mereka yang hanya pelayan dewa." sahut Ganesha.

"Itu sebabnya aku bosan berada di istana ini. Wisnu juga kaku jika di ajak bicara. Sama halnya dengan Dewa-dewa yang lain. Apakah aku memang begitu menakutkan? Atau diam-diam mereka membenciku?" gerutu Jaka Geni.

"Saya kurang tahu Batara. Tapi, satu hal yang aku tahu dari mereka, kekuatan anda membuat mereka ketakutan...Apalagi pengawasan anda yang begitu ketat di perbatasan dunia manusia dan dunia dewa, mereka menjadi ketakutan sendiri saat mempunyai kepentingan di dunia manusia..." kata Ganesha.

"Jika aku tidak memberikan peraturan yang ketat, bisa jadi manusia akan mengalami hal yang sama seperti di masa lalu..." kata Jaka Geni.

"Benar...Saya juga sangat menyayangkan sikap ayahku dulu.Seandainya dia tidak membiarkan Maruta dan Indra berulah, mungkin tak akan terjadi perang yang memusnahkan mereka..."

Batara Geni bangkit berdiri.

"Sepertinya aturan itu dipatuhi oleh semua dewa di kahyangan ini. Aku merasa lega. Dengan begitu,aku tak perlu banyak melakukan kekerasan seperti dulu," kata Jaka Geni.

"Anda tak perlu cemas. Tapi, bukan berarti kita tidak ada masalah Batara..." sahut Ganesha.

"Apa maksudmu?" tanya Batara Geni.

"Kartikeya, menantu Dewa Perang Ares,yang juga saudaraku masih menyimpan dendam kepada anda. Dia sangat didukung Dewa Ares dan Mahadewa Zeus. Zeus jelas tidak setuju dengan pengangkatan anda sebagai Mahadewa yang baru. Anda tahu sendiri, dia adalah kawan lama Dewa Siwa ayahku..." kata Ganesha.

Batara Geni mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tidak masalah. Jika mereka berani mengusikku, aku juga tak akan segan-segan menghabisi mereka..." ucap Jaka Geni dengan mata menyorot tajam.

"Baiklah. Saya juga akan menemani anda, Batara Geni..." kata Ganesha sambil tersenyum.***

1
spooky836
sialan sampah cukuplah sudah sampai di sini. klau sampah tetap sampah xde serunya baca.
spooky836
sapà muda sapatua ni. penulis klu plagiat entah apa ikut je dlm novel orng. memang jenis penulis dari indon tak berakal.
spooky836
suka2 akulah nak tulis apa engkaorang pun boleh suka2 tulis. jadi xpayah nak bagi komentar kamu tulis apa kamu mau aku tak suka aku bolwh tulis apa yang ada pada akal aku sendiri. aku bukan adik2 engkau pun. kau nak maki ke apa ke. kau buat bahagian kau aku buat cara aku.
Naru: ngomong opo to su
total 1 replies
spooky836
masuk dalam tubuh orang tapi bawa otak 500 tahun. betol penulis plagiat ni. sial sungguh aku bayar tiap bulan dapat cerita anak haram. memang semua anak haramlah yang menulis di noveltoon ni.
spooky836
hindu ke. nama cina mesti budda. apa lagi nak plagiat penulis ni.
Rudy Kurniawan
menarik ut dibacanya
Mia Sagitarius
hmm
afifo maning
gasss sampai tamat
Naru
Selamat membaca🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!