Novel Xianxia ini menceritakan tentang kisah perjalanan seorang anak dari pedesaan yang bernama Qiao Feng.
Anak itu mempunyai cita-cita ingin menjadi pendekar terkuat dan nomor satu di Kekaisaran Yuan.
Sayang sekali, untuk menggapai cita-cita itu tidaklah mudah. Qiao Feng harus rela menjalani kehidupan yang berliku dan penuh dengan cobaan berat.
Mulai dari penyerangan terhadap sektenya, misteri dalam dunia persilatan, gangguan dari para pendekar aliran sesat, maupun kekacauan di negerinya sendiri.
Bagaimana kisah lengkapnya? Apakah Qiao Feng berhasil menghadapi semua cobaan itu? Apakah impiannya akan terwujud?
Mari ikuti kisah perjalanannya dalam novel yang berjudul Pendekar Sembilan Pedang!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siluman Harimau Bersayap I
Sebelum bicara lebih jauh lagi, pemilik warung arak itu sempat mengambil arak dari belakang. Setelah minum beberapa cawan, dia bicara kembali.
"Peristiwa tersebut terjadi kurang lebih satu minggu yang lalu. Saat itu sudah tengah malam. Bulan purnama bersinar dengan terang di atas langit. Meskipun sudah larut, tapi keadaan di kampung kami masih cukup ramai, Tuan Muda. Suara canda dan tawa terdengar menggema meramaikan suasana. Namun tiba-tiba semua hal itu lenyap dengan cepat ketika terdengar suara raungan yang sangat menggelegar,"
Dia bercerita dengan sungguh-sungguh sambil membayangkan peristiwa yang berlangsung di malam tersebut.
Mendadak bulu kuduknya berdiri. Tubuhnya sedikit bergetar karena rasa takut yang teramat sangat. Ia menelan ludah beberapa kali. Apabila membayangkan peristiwa itu, dirinya selalu merasa takut.
Sementara Qiao Feng, pada saat si pemilik warung arak mulai bercerita, ia pun menjadi pendengar. Dirinya mendengarkan ceritanya dengan seksama.
"Tidak lama setelah suara raungan itu terdengar, tiba-tiba dari kegelapan sana muncul seekor harimau yang sangat besar. Tingginya sekitar dua meter. Ia mempunyai bola mata biru menyala, kulitnya berwarna biru putih. Harimau tersebut mempunyai sepasang sayap dan taring yang panjang lagi tajam,"
Semakin bercerita lebih jauh, semakin besar juga rasa takut yang menyelimuti tubuhnya.
"Tunggu dulu, memangnya ada harimau dengan warna seperti itu, Paman?" tanya Qiao Feng karena tidak tahan dengan rasa penasarannya.
Seingatnya, baru sekarang saja dia baru mendengar ada harimau berwarna biru putih. Menurut Qiao Feng, hal itu sedikit aneh. Maka dari itulah dia memotong cerita si pemilik warung arak.
"Kalau hewan biasa, tentu saja tidak ada, Tuan Muda. Tapi kalau siluman, sudah tentu ada.Orang-orang di kampung ini menyebutnya Siluman Harimau Bersayap," katanya dengan rasa takut.
"Oh, baiklah. Aku mengerti, silahkan lanjutkan ceritamu, Paman,"
Orang tua itu mengangguk. Ia kemudian melanjutkan ceritanya yang sempat terhenti.
"Siluman Harimau Bersayap itu kemudian mengamuk. Banyak rumah-rumah warga yang dihancurkan olehnya. Tidak sedikit pula para warga yang terluka, bahkan ada yang sampai tewas karena cakaran ataupun gigitannya. Malam itu, benar-benar suatu malam yang sangat kelam bagi kampung kami,"
Pemilik warung arak berhenti lagi. Dia tidak bisa melanjutkan ceritanya. Tenggorokannya terasa tersumbat oleh sesuatu. Bayangan kengerian ketika terjadinya peristiwa itu kembali melintas di pikirannya.
Qiao Feng menganggukkan kepala beberapa kali. Kalau kejadiannya seperti itu, maka dia tidak heran lagi kenapa kampung ini bisa sepi.
"Kalau aku boleh tahu, apakah Siluman Harimau Bersayap itu berasal dari sini?"
"Benar, Tuan Muda. Di sini ada sebuah hutan yang angker. Katanya, dari hutan itulah siluman tersebut berasal,"
"Paman, kira-kira, apa yang sudah dilakukan oleh para warga di kampung ini, sehingga Siluman Harimau Bersayap bisa mengamuk seperti itu?"
Dia yakin, pasti ada alasan dibalik peristiwa ini. Rasanya terlalu tidak mungkin apabila siluman itu menyerang perkampungan begitu saja. Bukankah tidak akan ada asap, jika tidak ada api sebelumnya?
Pria yang usianya sudah lanjut itu terlihat berpikir beberapa saat. Lewat sepuluh tarikan nafas kemudian, dia kembali menjawab.
"Setahuku tidak ada, Tuan Muda. Selama ini, para warga tidak ada yang berani mengusik siluman tersebut. Kalau pun ada yang masuk ke hutan, mereka pasti tidak berani masuk terlalu dalam. Dan itu pun paling-paling hanya untuk mencari kayu bakar atau hewan buruan saja,"
"Hemm ... aneh," gumam Qiao Feng. Dia pun turut memikirkan alasan kenapa Siluman Harimau Bersayap menyerang perkampungan.
"Paman," katanya lewat beberapa kejap kemudian. "Di mana hutan yang menjadi tempat tinggal Siluman Harimau Bersayap itu?"
"Di hutan sebelah Timur. Jaraknya dari sini juga tidak terlalu jauh. Tuan Muda, kau mau apa? Jangan melakukan tindakan yang gegabah. Aku tidak ingin kau kenapa-napa,"
"Jangan khawatir, Paman," ucap Qiao Feng sambil tersenyum hangat. "Aku tidak akan melakukan apapun. Aku hanya ingin pergi ke sana saja,"
"Apa?" dia berseru kaget. Saking kagetnya, sampai-sampai orang tua itu tersedak arak yang ia minum. "Tuan Muda, jangan. Jangan kau lakukan itu. Hal tersebut terlalu berbahaya,"
"Tidak, Paman. Percayalah,"
Qiao Feng kemudian bangkit berdiri. Dia segera membayar biaya minum lalu pergi dari sana.
"Tuan Muda, aku sarankan agar kan jangan pergi ke sana," kata si pemilik warung memberi peringatan kembali.
Anak muda itu tidak menjawabnya. Dia menoleh dan tersenyum. Setelah itu dirinya segera pergi keluar.
"Kuda Naga, ayo kita pergi ke hutan," sambil berbicara demikian, Qiao Feng mulai menunggangi Kuda Naga dan meminta agar membawanya ke hutan sebelah Timur.
Kuda itu meringkik. Dia langsung berlari kencang ke arah yang dimaksud oleh tuannya.
Pada saat matahari sore akan tenggelam, Qiao Feng sudah tiba di hutan sebelah Timur. Suasana di sana sebenarnya menenangkan. Hembusan angin gunung terasa sejuk. Terdengar pula suara kicau burung yang sangat merdu.
Setelah memastikan bahwa hutan itu memang benar tempat tujuannya, tanpa berlama-lama lagi Qiao Feng segera masuk ke dalam. Dia masih menunggangi Kuda Naga. Kebetulan, di hutan tersebut ada jalan setapak. Sepertinya jalan itu sudah biasa dilewati oleh para warga. Sehingga Qiao Feng tidak perlu membuat jalan baru lagi.
Pertama-tama perjalanan tidak menemui hambatan. Dia menyuruh Kuda Naga untuk berjalan secara perlahan. Semakin masuk ke dalam, jalan setapak semakin mengecil hingga akhirnya putus begitu saja.
Qiao Feng menyuruh Kuda Naga berhenti. Sedangkan dia sendiri langsung mengawasi keadaan sekitar.
Di depannya saat ini, terdapat semak belukar yang tingginya setara dengan orang dewasa. Rumput-rumput ilalang juga tumbuh dengan rapat.
"Sepertinya batas para warga masuk ke hutan hanya sampai di sini saja. Mungkin di bagian dalam sana itulah tempat tinggal Siluman Harimau Bersayap," gumamnya sambil mengawasi keadaan.
Qiao Feng kemudian melompat turun dari punggung kuda. Dia berjalan beberapa langkah dan menebas habis semak belukar yang ada di depannya. Setelah pekerjaannya selesai, anak muda itu lalu melanjutkan lagi langkahnya.
Sepanjang jalan, ia terus melakukan hal serupa apabila ada semak belukar yang memang menghadangnya.
Sekitar lima belas menit kemudian, ketika malam mulai menyapa bumi, saat itu Qiao Feng sudah tiba di tengah-tengah hutan.
Dirinya berdiri di tengah halaman yang luas. Diam-diam, Qiao Feng mulai mencari-cari keberadaan Siluman Harimau Bersayap.
Sesaat kemudian, tiba-tiba ia merasakan adanya aura yang sangat pekat. Aura itu seolah-olah telah menyelimuti seluruh area hutan.
"Sepertinya aku mulai deket dengan sarang siluman itu," gumamnya perlahan.
Roarr!!!!
Sebuah raungan yang sangat menyeramkan mendadak terdengar. Bersamaan dengan itu, dengan gerakan cepat Qiao Feng langsung menuju ke sumber suara.
Wushh!!!
Ia lenyap dari pandangan mata. Hanya sesaat saja dirinya telah tiba di tempat. Tidak lama setelah itu, terlihat Kuda Naga sudah menyusulnya.
"Rupanya di sana," kata Qiao Feng sambil memandang ke satu tempat.