PETUALANGAN PUTRA ALAM SEMESTA

Sekembalinya dari tugas membuang dan membakar sampah.

Yu Ming harus melanjutkan tugas lainnya, mengambil pakaian kotor untuk di cuci.

Tapi saat mendekati Tong tempat pakaian kotor, Yu Ming menemukan tempat itu kosong.

Tidak ada lagi pakaian kotor di sana, Yu Ming tersenyum puas. kelihatan nya, tidak ada lagi yang berani mempercayakan pakaiannya untuk dia cuci.

Setelah kejadian celana si gendut berita nya tersiar luas.

Yu Ming setelah mendapatkan tugasnya di sana tidak ada lagi. Dia segera dengan hati riang, membelokkan langkahnya menuju ruang makan.

Tapi baru saja Yu Ming masuk kedalam ruangan makan, langkahnya terpaksa di hentikan secara mendadak.

Karena tiba tiba muncul buldozer menghadang di depan nya.

Yu Ming tersenyum kecut saat melihat buldozer yang menghadang di depan nya.

Di hadapan Yu Ming yang hampir menutupi setengah pintu masuk menuju ruang makan.

Terlihat Fei Fei berdiri di sana sambil berkacak pinggang.

Dia sedang menatap kearah Yu Ming, dengan tatapan mata kejam dan tersenyum keji.

"Kamu mau apa kemari..?"

Yu Ming melongok mencoba mengintip.dari celah di ketiaknya Fei Fei.

Dan dia menemukan nasi panas dan lauk sudah tersaji lengkap di semua meja panjang yang berderet-deret di dalam ruangan tersebut.

Hanya saja yang hadir di sana baru beberapa murid senior, termasuk Ji Lian Hua juga hadir di sana.

Yu Ming segera berkata sambil mencoba tersenyum sepolos mungkin.

"Tentu saja ingin ikut makan siang di dalam sana kak..?"

Si gendut Fei Fei tersenyum sinis dan berkata,

"Apa pekerjaan mu sudah selesai semua..?"

Yu Ming mengangguk cepat dan berkata,

"Sudah kak, kakak. boleh pergi mengecek nya, bila kurang percaya.."

Si gendut Fei Fei menatap sinis kearah Yu Ming dan berkata,

"Tentu saja aku akan pergi mengeceknya.."

"Tapi itu nanti.."

"Sekarang ini, aku perlu mengawasi si iblis kecil, licik seperti kamu ini dengan ketat."

"Sebelum ada kepastian kamu sudah menyelesaikan semua tugas mu dengan baik."

"Kamu tidak akan pernah di ijinkan masuk.."

"Sekarang aku mau tanya sama kamu, mengapa kamu hari ini bisa begitu cepat menyelesaikan pekerjaan mu..?"

Yu Ming sambil tersenyum canggung dan menggaruk garuk kepalanya, yang tidak gatal, dia berkata.

"Kakak bercanda, tentu saja aku sudah menyelesaikan nya, bila tidak mana berani aku datang kemari.."

",Mengenai aku lebih cepat sampai, aku rasa kakak juga pasti tahu.."

"Hari ini kan cucian pakaian kotor kosong, makanya aku tiba lebih cepat.."

Si gendut Fei Fei mempelototi Yu Ming dengan sepasang mata nya yang sipit.

"Siapa yang sedang bercanda dengan mu..!"

Bentak Si gendut Fei Fei sambil menunjuk ke wajah Yu Ming. dengan jari telunjuknya, yang sebesar pisang lilin,

Sedikit saja, bila Yu Ming tidak melangkah mundur satu tindak kebelakang.

Niscaya kening nya pasti akan jadi sasaran jari telunjuk Si gendut Fei Fei, yang mirip pisang lilin.

"Apa kamu sudah bersihkan ruangan kamar tidur asrama, !?'

"Apa kamu sudah jemur kasur, mencuci selimut dan kaus kaki kotor..!?"

Bentak Si gendut Fei Fei dengan wajah galak, karena jarinya tidak berhasil menunjuk kening Yu Ming, yang sangat dia benci.

Melihat Yu Ming saja, rasanya dia ingin memakannya hidup hidup.

Yu Ming seketika terhenyak oleh pertanyaan Si gendut Fei Fei.

Jumlah kamar begitu banyak, anggota Thian Cien Pai juga bukan sedikit.

Bila dia seorang diri harus selesaikan itu, bahkan tiga 3 tiga malam tidak di beri makan sekalipun, belum tentu selesai.

Si gendut Fei Fei ini benar benar keji dan sangat kelewatan, batin Yu Ming dalam hati.

Rasanya dia ingin melompat kedepan mencabik cabik wajah Si gendut Fei Fei, yang sedang tersenyum mengejek di hadapannya.

Tapi lagi lagi, itu hanya angan angan, Yu Ming terpaksa harus menelan semua nya, berusaha menahan diri dan mencoba untuk tetap sabar.

Yu Ming sambil melontarkan tatapan mata geram, perlahan-lahan dia melangkah mundur menjauh.

Lalu dia bergegas pergi dari sana, dengan kepala tertunduk.

Yu Ming tidak tahu setelah dia pergi Si gendut Fei Fei menepuk nepuk dadanya sendiri.

"Hufff..! untung,...! hampir saja..!"

Gumam Si gendut Fei Fei sambil mencoba untuk bernafas lega.

Dia tadi meski berpura-pura galak, sebenarnya dia sangat takut.

Takut Yu Ming kehilangan kendali, melompat menyerang nya.

Bila itu terjadi habislah dia, karena dia tahu dengan jelas, bila duel satu lawan satu.

Dia tidak bakalan bisa menang dari Yu Ming.

Si gendut kini bisa tersenyum bangga penuh kemenangan berjalan masuk kembali kedalam ruang makan, bergabung dengan Ji Lian Hua dan yang lainnya.

"Krieet..!"

Terdengar kursi menjerit, ketika di duduki oleh pantat Si gendut Fei Fei yang gemuk.

Ji Lian Hua tanpa menoleh berkata,

"Kak Fei Fei cara mu ini, apa tidak terlalu kejam..?"

"Awas,.. kamu bila memaksa anjing hingga terpojok, dia akan berbalik mengigit mu.."

Gadis lainnya yang duduk di depan Si gendut Fei Fei juga ikut berkata,

"Siao Semei benar,.. asrama kita begitu besar dan luas, kamarnya tidak kurang dari 300."

"Kamu menyuruh nya, membersihkan kamar, masih di tambah dengan jemur kasur dan cuci selimut.."

"Itu sangatlah mustahil bisa dia selesaikan.."

Si gendut Fei Fei tersenyum santai dan berkata,

"Kenapa kalian iba dengan Siao Pai Lian itu, atau jangan jangan kalian mulai menyukai dan jatuh cinta padanya.."

Siao Pai Lian hampir mirip artinya dengan pria simpanan, atau sejenis gigolo jaman kuno.

"Awas bila hal itu guru tahu, kalian berdua akan terima akibatnya.."

Ji Lian Hua hanya melirik sekilas kearah Si gendut Fei Fei, lalu berkata,

"Aku malas bicara dengan mu.."

Setelah itu sambil mendengus dingin, dia berpindah tempat duduk mencari pojokan yang sepi.

Duduk diam di sana, sambil mengeluarkan sebuah kitab kecil, dia larut dalam bacaannya sendiri.

Sedangkan gadis yang duduk hadapan Si gendut Fei Fei, dia memilih menundukkan kepalanya.

Tidak mau banyak komentar lagi, takut benar benar di laporkan oleh si gendut yang tukang lapor tersebut.

Di dalam hati gadis itu berkata, bila ada hari itu, kamu baru tahu rasa.

Kemarin tidak sampai mati tersedak kotoran, terhitung nyawa mu besar.

Masih tidak juga kapok kapok, kamu terima saja akibatnya.

Kita tunggu dan lihat saja .

Gumam gadis itu dalam hati dengan kepala tertunduk.

Di tempat lain Yu Ming sambil berjalan, dia melompat lompat dan memukul mukul udara kosong, untuk melampiaskan rasa dongkol di hatinya.

Dia terlihat seperti orang stres, yang sedang melompat lompat dan mengoceh sendiri.

Pergerakan Yu Ming baru berhenti, saat ada beberapa murid Thian Cien Pai, yang muncul secara tiba tiba diujung jalan sana.