PETUALANGAN PUTRA ALAM SEMESTA
Di malam yang gelap gulita, tanpa terlihat kehadiran bintang dan bulan di langit, di mana seluruh angkasa di selimuti oleh awan gelap, dan sesekali sambaran kilat menerangi angkasa.
Sehingga terlihat titik-titik hujan gerimis, mengucur deras dari atas, jatuh kebawah.
Membasahi seluruh bangunan dan tanah. Komplek istana yang megah dan luas.
Di bagian paling belakang komplek istana yang mewah, di sebuah bangunan yang agak terpisah, dan sedikit terasingkan.
Di sebuah sudut yang agak gelap, berdiri sebuah bangunan klasik, yang agak kuno dan tidak terurus .
Di dalam bangunan itu, tepatnya di dalam sebuah kamar, yang minim perabot dan terlihat agak kuno.
Diatas sebuah pembaringan dipan sederhana, terlihat seorang wanita cantik dengan perut besar, membuncit keatas.
Dia sedang merintih rintih menahan rasa sakit dan mules luar biasa, Dia sedang berjuang untuk melahirkan jabang bayi di dalam kandungannya, yang mengalami kesulitan dalam proses kelahiran.
Di dalam kamar itu, selain wanita cantik yang sedang berjuang untuk melahirkan jabang bayi nya, di sana hanya terlihat seorang bibi tua dan seorang gadis muda, yang terlihat sibuk bolak balik mengganti air hangat dan handuk bersih yang penuh dengan darah.
Di saat wanita cantik yang sedang berjuang melahirkan anak nya, wajahnya semakin pucat dan terlihat mulai kehabisan tenaga.
Tiba tiba terdengar suara mengelegar, yang sangat kuat di angkasa sana.
Bersamaan dengan suara ledakan petir di angkasa sana, dari langit terlihat muncul seberkas sinar, yang mengeluarkan cahaya pelangi yang sangat indah.
Cahaya pelangi itu meluncur deras dari atas ke bawah, jatuh tepat di atas atap.
Di mana di bawah sana, adalah tempat wanita cantik itu, sedang berjuang untuk melahirkan bayi di dalam kandungan nya.
Cahaya itu bisa menembus genting penutup atap bangunan tanpa merusaknya, lalu meluncur deras, masuk kedalam perut wanita cantik, yang terlihat membusung besar keatas.
Sesaat kemudian, di iringi dengan suara teriakan kesakitan wanita itu, yang membelah kesunyian malam.
Dia akhirnya berhasil melahirkan seorang jabang bayi laki laki, yang sangat sehat.
Bayi yang baru lahir itu terlihat agak sedikit aneh, dia tidak menangis keras seperti bayi pada umumnya.
Melainkan dia terlihat tersenyum pahit dan sedih, menyambut dirinya yang telah terlahir kedunia ini.
Bibi tua yang membantu proses kelahirannya, tidak sempat memperhatikan kejanggalan tersebut.
Dia terlalu kaget dengan keadaan bayi yang baru lahir itu, di mana seluruh tubuh bayi itu, justru memancarkan cahaya pelangi dan menyiarkan bau harum ribuan jenis bunga, yang sangat wangi.
"Bibi, lihat bayi ini lahir membawa gelang emas dipergelangan tangannya .."
Ucap gadis muda di sebelahnya heran.
"Ya, aneh memang.."
"Pergelangan tangan kaki dan lehernya, juga ada tato yang berkilauan seperti cahaya berlian.."
"Tapi sudahlah, mana air bersih hangat, gunting dan selimut hangat bersih.."
Ucap bibi tua yang sedang membantu proses kelahiran itu, kepada gadis muda di sampingnya.
Gadis itu mengangguk cepat, dengan gesit, dia segera menyediakan semua perlengkapan yang di butuhkan oleh bibi tua itu.
Setelah memotong tali pusar dengan gunting, memandikan bayi itu, dan menyelimutinya dengan kain bersih dan hangat.
Bibi tua itu segera membawanya kehadapan wanita, yang sedang terbaring lemah itu.
Dengan hati hati, bibi tua itu meletakkan bayi dalam gendongan nya, di sebelah wanita itu.
"Tuan putri Wen, selamat anda melahirkan seorang putra buat Yang Mulia.."
"Kerajaan Tsang, Raja Zhou akhirnya punya penerus.."
Ucap bibi itu penuh semangat.
Tapi wanita cantik yang di panggil putri Wen, justru tidak terlihat bahagia dan bangga, saat mendengar ucapan bibi tua itu.
Dia justru terlihat khawatir cemas dan bersedih.
"Bibi Lan,.. Siao Cui...kalian berdua tolong rahasiakan soal kelahiran putra ku ini.."
"Terutama jangan sampai permaisuri Da Ji mengetahuinya.."
"Aku harap kalian berdua bisa membantu ku, membawa pangeran kecil pergi menjauhi istana.."
"Aku mungkin tidak bisa melihatnya tumbuh dewasa, aku ada kemungkinan hanya sempat memberinya nama saja.."
Ucap putri Wen dengan nafas sedikit tersengal sengal.
Keadaan nya semakin mengkhawatirkan, bayi yang terlahir sungsang itu, telah membuat peranakan nya mengalami cedera hebat.
Pendarahannya tidak bisa di hentikan, keadaan nya sedang kritis, dan terlihat semakin lama semakin lemah.
Bibi Lan dan Siao Cui yang tahu persis keadaan putri itu, mereka hanya bisa mengangguk patuh, mendengarkan wasiat terakhir putri itu, tanpa berani menyela nya.
Setelah mengumpulkan tenaga terakhirnya, putri Wen kembali berkata pelan.
"Nama...Nama nya...Di...Yu Ming..."
Selesai berkata, sepasang mata putri itu pun terpejam kembali, kepalanya sudah jatuh terkulai kesamping.
Dua butir airmata terlihat mengalir keluar dari kedua sudut matanya yang terpejam.
Sampai di sini, bayi laki laki di sampingnya, kini baru menangis keras.
Bibi Lan buru buru menggendong bayi itu dan berkata,
"Pangeran kecil, demi keselamatan mu dan keselamatan kami semua, ku mohon jangan lagi menangis ya.."
Dengan ajaib bayi itu mengurangi suara tangisnya, hingga akhirnya dia sana sekali sudah berhenti menangis.
Bibi Lan tersenyum lembut menatap kearah Yu Ming kecil dan berkata,
"Pangeran kecil terimakasih.."
Bibi Lan dan Siao Cui kemudian berlutut di hadapan putri Wen, yang sudah membujur kaku tidak bernyawa lagi.
Mereka berdua memberikan penghormatan terakhir, sambil memberi hormat bibi Lan berkata,
"Putri Wen, .. kamu pergilah dengan tenang.."
"Aku bersumpah akan mewakili mu merawat dan menjaga putra mu ini, sampai besar dan menjadi orang .."
Selesai berkata, Bibi Lan dan Siao Cui masing masing membenturkan dahinya 3 kali diatas lantai.
Setelah itu mereka berdua segera bergerak meninggalkan tempat itu.
Bibi Lan dan Siao Cui dalam Kegelapan malam, menggunakan payung secara diam diam melalui jalan tikus, mereka mencoba meninggalkan kompleks istana yang megah dan mewah itu.
Saat meninggalkan komplek bagian belakang dan sedang bergerak menuju bagian tengah istana.
Bibi Lan pun berkata pelan, Siao Cui di sini kita harus berpisah jalan.
"Aku akan bergerak duluan memancing perhatian para penjaga.."
"Setelah mereka pergi, kamu bawalah pangeran kecil meninggalkan tempat ini.."
"Pergilah temui paman Fan mu, yang bertugas jaga di pintu gerbang istana lapis paling luar.."
"Dia pasti akan bisa membantu mu pergi dari sini dengan aman.."
Ucap bibi Lan berpesan, sambil menyerahkan Yu Ming kecil di dalam pondongan nya, kepada Siao Cui keponakan nya.
Setelah itu, dia sendiri segera membawa sebuah gulungan bungkusan pakaian, yang digulung gulung dan diselimuti kain bedong warna merah.
Sehingga sekilas terlihat seperti dia sedang menggendong bayi.
Tak lama kemudian, bibi Lan segera bergegas keluar dari tempat persembunyian.
Lalu dia berlari menerobos hujan, melintasi para penjaga pintu gerbang yang sedang berjaga.
"Siapa itu..!"
"Berhenti...!"
Bentak para penjaga itu dengan suara keras.
Melihat bibi Lan tidak menghentikan langkahnya, malah mempercepat larinya.
Mereka menjadi curiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 324 Episodes
Comments
Harman LokeST
kuuaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu kalian untuk menjaga pangeran kecil
2024-01-26
0
Derajat
Lanjutkan
2023-09-10
1
nyoman Kusuma pagi
awal yg bagus...😊😊😊
2023-08-21
0