Seorang gadis yang berasal dari masa depan bertransmigrasi pada masa lalu di tubuh gadis bodoh keluarga petani yang miskin.
Mereka sebenarnya adalah keluarga bangsawan yang dijebak dan diasingkan.
Bisakah gadis ini dengan sistem pertanian yang mengikutinya bertransmigrasi mengubahkan dan mengangkat kembali harkat dan martabat keluarga nya...
Atau musuh-musuh ayahnya justru akan menghalangi jalannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liyo Owi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siswa Sekolah Pedang Terbang
Persiapan untuk menyambut pelelangan sementara sedang disiapkan. Penginapan, motel, hotel dari bintang satu sampai bintang lima ngebut diselesaikan pembangunannya.
Manajer Chen mendesak agar pembangunan di seluruh desa itu terutama untuk fasilitas-fasilitas penting segera diselesaikan, kejar target untuk kejar tayang pelelangan membuat semangat para pekerja dan penduduk desa berlipat ganda membayangkan cuan dan angpao gede akan segera diterima.
Up, up, up.....
Kayak author yang diminta up episode oleh para pembaca dan pembaca setia cerita Petani berkuasa ini yang gak peduli author udah ngopi atau belum, pokoke up pagi, siang dan malam, he he,he.
Yang penting jangan lupa like, vote dan bagiin cerita ini.
Ayo lanjut.....ngopi pagi ini...
Eh lanjutin ceritanya....
Sementara itu di kota Krikilan gerombolan eh pasukan siswa-siswi Sekolah Pedang Terbang sedang berbaris rapi di depan balaikota Krikilan.
Mendengarkan sambutan dari pejabat pemerintahan yang senang dan merasa terhormat karena mendapatkan kunjungan dari salah satu sekolah bonafit di ibukota dan harapannya agar tahun depan sekolah Pedang Terbang bisa memberikan kuota lebih banyak lagi buat anak-anak muda dari kota Krikilan untuk belajar di sekolah tersebut.
"Bla,bla, bla......."
Sambutan yang klise dan membosankan anak-anak muda yang bersemangat ingin cepat-cepat minggat dari sana dan melaksanakan misi dari sekolah mereka untuk memberikan tekanan kepada Joan agar mau menggabungkan desa Genteng menjadi cabang sekte pedang terbang.
Mereka pikir Joan pasti kagum dan terpesona dengan banyaknya siswa yang ikut berparade ke desa Genteng.
Akhirnya rangkaian acara seremonial yang memaksa siswa-siswi Sekolah Pedang Terbang untuk menahan kantuk mereka berakhir juga.
Bendera-bendera panji partai eh sekolah dikibarkan. Pembawa panji bendera di barisan paling depan, setelah itu para petinggi duduk santai di atas tandu yang diangkat oleh masing-masing empat orang siswa untuk setiap tandu.
Diiringi tambur dan suara nyaring terompet, barisan warga di sisi kiri kanan jalan meneriakkan yel-yel dan memberikan semangat kepada parade siswa siswi sekolah Pedang Terbang yang berjalan menuju desa Genteng.
Di desa Genteng, tuan muda Wang junior dan kedua temannya dengan berapa pegawai ayahnya mempersiapkan penyambutan.
Para penari dan pemusik di siapkan. Banner dan spanduk penyambutan juga dipasang di gerbang desa.
Kereta-kereta untuk tamu mengadakan touring sudah juga disediakan, berjumlah sepuluh kereta karena masing-masing kereta itu bisa muat sepuluh orang lebih.
Mereka semua adalah anak-anak muda yang kuat dan bersemangat jadi perjalanan itu tidak terlalu melelahkan mereka apalagi pemandangan sepanjang jalan ke desa itu dari kota Krikilan itu sangat indah, sepanjang tepian jalan sudah di tata dengan baik dan di tengah perjalanan juga sudah dibuatkan tempat persinggahan untuk mereka yang mau melepaskan lelah, ada pujasera dan WC umum.
Memang Joan sudah berhasil membuat perubahan yang sangat signifikan dalam mereformasi budaya dan kehidupan masyarakat desa Genteng. Memang kalau pejabat desa mau berkerja dengan baik bukan untuk mencari keuntungan pribadi tetapi benar-benar untuk kesejahteraan masyarakat maka semua orang akan mendukung dan berkerja dengan senang untuk masa depan yang lebih baik.
Dari kejauhan bunyi alat musik sudah terdengar, penyanyi lokal sudah melantunkan pujiannya dan para petugas peneriak yel-yel sambutan sudah bersiap-siap.
Kali ini tidak ada sambutan dari pejabat desa bahkan yang mengecewakan rombongan ini, tidak ada satupun dari pejabat desa apalagi Joan yang datang menyambut mereka. Hanya tuan muda Wang junior dan kedua temannya yang menyambut mereka secara resmi di depan pintu gerbang.
Tidak ada pengecualian bagi mereka. Mereka juga diwajibkan membayar bea masuk, kali ini Joan meminta petugas menaikkan harga tiket masuk. Harga tiket nya sepuluh keping emas untuk setiap orang.
"Wah kenapa tiket masuknya mahal sekali. Ini perampokan namanya!".
Wakil kepala sekolah Pedang Terbang marah-marah dan protes. Dia langsung melepaskan kekuatan tenaga dalamnya untuk menekan petugas jaga yang dia pikir adalah orang-orang yang lemah dan memiliki kultivasi yang rendah.
"Ha, ha, ha, punya kemampuan serendah ini mau coba-coba pamer di sini".
Master Lung segera melepaskan kekuatannya yang langsung menenggelamkan kekuatan wakil kepala sekolah Pedang Terbang yang sukses membuat dirinya menggigil dan nyaris memuntahkan darah segar
Wakil kepala sekolah terkejut dan segera menarik kembali kekuatannya dan master Lung yang memang cuma bermaksud menakuti mereka juga menarik kembali kekuatannya sehingga siswa siswi sekolah Pedang Terbang itu juga dapat bernafas lega kembali.
Lebih terkejut lagi wakil kepala sekolah Pedang Terbang itu saat melihat master Lung muncul dari balik pos tiket itu karena dia langsung mengenalinya.
"Tua tuan Lung, kenapa anda ada di sini".
Dia juga mendengar berita hilangnya para pembunuh bayaran Bayangan hitam yang hilang dalam satu misi karena berita itu memang tidak bisa disembunyikan dan sudah tersebar diseluruh jagat raya dunia persilatan.
"Aku disini emang tidak boleh. Emang apa urusannya dengan mu. Aku mau dimana ya terserah aku lah";
Balas tuan Lung dengan cueknya.
"Bagaimana? Masih tidak mau bayar tiket masuk. Kalau gak mau bayar balik badan sana, balik pulang ketempat asalnya!".
Beberapa guru sekolah Pedang Terbang yang baru muncul dari barisan belakang tidak mengenal master Lung, mereka juga tidak mendengarkan percakapan barusan. Jadi mereka mencoba untuk mendesak peruntungan mereka.
Beberapa orang langsung maju untuk menekan para penjaga tetapi master Lung langsung menyambut tangan mereka dan membuang tubuh mereka seperti membuang sampah ke samping jalanan itu yang dipenuhi oleh tanaman mawar rambat yang berduri.
"Aduh, aduh, akh sungguh menyakitkan".
Terdengar teriakan kesakitan orang-orang yang dibuang ke semak belukar kebun mawar rambat yang menjadi pagar di tepian jalan itu.
Mereka bangun dengan susah payah, ada wajah yang tergores oleh duri mawar, ada baju dan celana yang terkoyak.
Akhirnya tidak ada satupun dari mereka yang berani untuk protes lagi.
Dengan patuh semua orang membayar biaya tiket masuk 10 keping emas per orang.
Sudah sampai dengan susah payah masak balik lagi dan semua siswa siswi ini berasal dari keluarga kaya jadi mereka tidak kekurangan uang. Mereka membawa banyak batu roh dan juga uang emas sebagai uang saku mereka.
Wakil kepala sekolah Pedang Terbang itu memelototi tuan muda Wang junior yang tidak memberikan informasi tentang keberadaan master Lung kepada mereka tetapi sebenarnya tuan muda Wang junior juga gak bisa disalahkan karena dia benar-benar tidak tahu latar belakang master Lung. Dia hanya tahu bahwa master Lung itu adalah tua-tua dan penasehat desa Genteng.
Tuan muda Wang Junior mengabaikan tatapan marah dari wakil kepala sekolah. Perhatian nya terpusat pada Mona puteri kepala sekolah Pedang Terbang yang terlihat cantik dengan gaun pink berenda yang dia kenakan dengan pas ditubuhnya yang rupawan.
Mereka berbasa-basi sejenak dan kemudian tuan muda Wang Junior memimpin mereka untuk menaiki kereta mereka masing-masing dan masuk ke dalam gerbang desa.
Setelah perjalanan mengitari desa, kereta sampai di terminal utama di samping balai desa dan sekolah. Mereka dipersilahkan untuk turun dan bisa mengikuti acara bebas untuk menikmati setiap spot wisata di desa tersebut. Siswa-siswi itu juga pada berebutan untuk mengabadikan dirinya berselfie ria dengan memakai jasa para pelukis kilat
Yang merasa lelah juga disediakan kursi untuk pijat refleksi dan kios penjualan makanan kecil dan minuman.
Mereka heboh dengan kegembiraan waktu melihat hal-hal yang aneh dan menarik yang mereka belum pernah temui di manapun sebelumnya. Meskipun mereka berasal dari keluarga kaya yang selalu menjunjung tinggi etika dan kesopanan tetapi saat itu mereka sementara itu melupakan hal-hal tersebut.
Seperti anak-anak yang mendapatkan mainan baru, mereka berlarian ke sana kemari sehingga membuat wakil kepala sekolah tidak henti menggelengkan kepala.
Eh tidak lama kemudian dia ikutan menjadi heboh ketika dia melihat hewan-hewan monster yang berkeliaran di Padang rumput dan di taman.
menyala kaltim kuuhhh😁😁😁😁😘😘😘😘