Maura Putri Wijaya, gadis cantik berusia 20 tahun. Putri tunggal dari pengusaha terkenal nan kaya raya, Elgar Wijaya dan Amira Talitha.
Namun, hidup Maura kesepian karena kedua orang tua nya sibuk dengan urusan masing-masing. Membuat Maura terbawa arus hingga memutuskan menjadi seorang sugar baby dari seorang pria tampan yang usia nya jauh di atasnya.
Daniash Anggara Kim, pria dewasa yang berhasil menjadikan Maura baby nya, bahkan mereka menghabiskan banyak malam bersama. Daniash pria beristrikan seorang artis bernama Herra Yuliana, mereka menikah karena perjodohan.
Apa yang terjadi ketika orang tua Daniash mengetahui kelakuan putra nya dengan gadis lain? Sedangkan mereka tau kalau hubungan rumah tangga keduanya baik-baik saja?
"Aku lelah dengan keadaan aku saat ini, bisakah aku menyerah, Dad?"
"Tidak, aku yang akan memberikan semua nya untukmu. Menjadikan mu gadis paling beruntung!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7 - Tanda Merah
Satu jam kemudian, Nayna sampai di rumah Maura. Seperti biasa, dia langsung pergi ke kamar sahabatnya. Tak ada yang melarang, karena gadis itu sudah sering keluar masuk rumah ini.
"Ra.."
"Ehh, udah sampai Lo? Cepet juga." Ucap Maura, dia membuka headphone dari telinga nya lalu berjalan mendekat ke arah ranjang.
"Lesu bener Lo, Ra."
"Lo tau sendiri, gue paling gak suka sendirian di rumah."
"Tapi kan sekarang ada gue, jadi Lo gak sendirian." Nayna mengeluarkan cemilan dari dalam tas nya.
"Iya, untung Daddy Lo balik cepet."
"Di telepon sama orang, terus langsung cabut. Gak tau siapa yang nelpon, gue gak peduli juga." Cetus Nayna.
"Nah lho, gimana kalo dari bini nya?"
"Masa sih? Dia bilang dia belom kawin kok, masa Daddy bohongin gue?"
"Udah-udah, jangan nethink." Ucap Maura sambil membuka satu bungkus cemilan yang di bawa Nayna.
"Ucapan Lo tuh yang bikin gue nethink, njir."
"Leher Lo merah-merah, kenapa? Alergi atau di gigit nyamuk?" Tanya Maura dengan tatapan menyelidik pada sahabatnya.
"Iya, nyamuk gede."
"Maksud Lo?" Tanya Alisa, mana dia paham akan jawaban Nayna.
"Di hisap Daddy gue nih, mulut nya tuh kayak vacuum cleaner."
"Buseet, sampe merah-merah gini? Apa gak sakit, Nay?" Tanya Maura, tangan nya mengusap tanda kemerahan di leher sahabatnya itu.
"Awalnya sedikit perih doang, tapi sekarang udah nggak." Jawab Nayna santai.
"Rasanya kek gimana?"
"Geli-geli sedap, enak kok." Jawab Nayna sambil terkekeh.
"Tapi Lo belum di celup kan?"
"Astaga, dah berapa puluh kali sih Lo nanya gitu? Belom, gue masih perawaan sampe sekarang." Jawab Nayna sambil mencubit gemas pipi Maura.
"Ya kali aja, Lo bohongin gue. Soalnya Daddy Lo kan udah dewasa gitu, masa iya gak minta gituan sama Lo."
"Gak tau sih, tapi Daddy gak pernah nyentuh gue kecuali bibir sama leher doang."
"Baguslah kalo gitu, nonton film kek biar gak bosen." Usul Nayna, Maura mengangguk dan menyalakan televisi.
"Nonton film apaan ya?"
"Drakor atau apa kek, terserah Lo aja." Ucap Nayna, gadis itu sibuk dengan ponselnya, mengetikan pesan sambil senyam-senyum sendiri.
"Napa sih Lo? Senyam-senyum kagak jelas."
"Liat deh, Daddy gue ngirim pap." Nayna menunjukan foto yang di kirim Daddy nya beberapa detik lalu pada Maura, seketika itu juga kedua mata Maura membeliak.
"Gila, badan nya bagus banget."
"Husshh, punya gue nih. Kalo pengen, cari sendiri sono." Sewot Nayna sambil merebut ponsel nya dari tangan Maura, dia cukup kesal saat mendengar sahabatnya memuji tubuh atletis Daddy nya.
"Btw, usia Daddy Lo berapa?"
"Tigapuluh apa tiga satu gitu, lupa gue." Jawab Nayna.
"Idaman banget Daddy Lo, cariin dong?"
"Kalo pun dapet, belum tentu kayak Daddy gue, Ra. Nanti gue juga yang di salahin, gara-gara perawaan Lo hilang."
"Sampai kapan kita mertahanin mahkota kita, Nay? Temen-temen kita rata-rata udah pernah gituan." Lirih Maura.
"Lo mau? Gampang, ke bar aja nyari mangsa. Pilih-pilih yang ganteng, disana pasti banyak laki-laki kesepian."
"Nanti aja deh, gue kan gak pernah ke tempat kek gitu, jadi harus nyiapin mental dulu." Jawab Maura sambil cengengesan. Kedua sahabat itu kembali melanjutkan obrolan-obrolan random mereka, hingga tepat pukul 12 malam mereka baru tidur.
Keesokan harinya, Maura dan Nayna berangkat kuliah bersama. Tentunya dengan mobil Maura, tapi Nayna yang mengemudi.
"Hari ini apa ada tugas dari dosen bimbingan gak sih?" Tanya Maura pada Nayna.
"Seinget gue sih kagak, tanyain sama temen-temen aja nanti." Jawab Nayna, dia tipe pelupa.
"Dihh, nanya sama Lo yang pikun sama juga boong."
"Nah itu tau, terus napa nanya gue? Dah tau gue pelupa." Ketus Nayna, yang membuat Maura mendelik ke arah sahabatnya itu.
Sampai di kampus, Nayna dan Maura langsung jadi perhatian, apalagi Maura yang nampak anggun dengan menggunakan kemeja dan celana bahan, tak lupa sepatu kets berwarna putih menjadi pilihan nya untuk menyempurnakan penampilan nya.
Beda lagi dengan Nayna, dia jadi pusat perhatian karena tanda merah di leher nya. Hal itu memang sudah lumrah, banyak gadis yang pede dengan tanda merah di leher mereka, itu bukanlah suatu aib lagi. Karena di negara ini, semua nya di perbolehkan termasuk sekss bebas.
"Wahh, udah mulai berani Lo Nay."
"Gak usah munafik, lihat leher Lo sendiri." Jawab Nayna sewot, sebenarnya dia lupa menutupi tanda itu dengan make up.
"Udah, gak usah di layanin kayak gak ada kerjaan aja. Mendingan ke kelas," ajak Maura, dia paling tak suka dengan orang munafik. Bisa mengata-ngatai orang lain tapi kelakuan dirinya sendiri lebih bejat, bukan satu atau dua kali Maura melihat tanda yang sama di leher gadis itu.
Tapi dia tak peduli, toh tak menguntungkan juga tak merugikan untuknya. Tapi giliran Nayna yang mendapatkan tanda itu, dia nyinyir.
"Dihh, sugar baby!" Cibir nya dengan senyum meremehkan.
"Anda terlalu sibuk mengurusi urusan orang lain hingga lupa berkaca!" Ucap Nayna, gantian dia yang tersenyum mengejek.
Selesai dengan sedikit drama di luar kampus tadi, saat ini Nayna dan Maura sedang mengikuti kelas pertama mereka. Hari ini mereka ada dua kelas, setelah jam makan siang nanti ada satu kelas tambahan.
"Ra, nanti malem keluar yuk? Nongki." Ajak salah satu teman pria bernama Mark.
"Gak aahh males, mendingan di rumah aja bocan." Jawab Maura, meskipun dia sering kesepian, tapi dia tak suka keluyuran malam-malam apalagi bersama pria.
"Lo selalu aja nolak, Ra."
"Kalo siang ayo, kalo malem sorry gak bisa." Jawab Maura tanpa menatap Mark. Bukan rahasia umum lagi jika Mark mengincar Maura, dia adalah playboy cap ikan sarden. Banyak gadis-gadis yang merana karena patah hati setelah di permainkan oleh Mark, dia juga pemain handal dalam urusan ranjaang.
"Tante Lo emang kemana? Pake ngajakin nongki malem-malem?" Tanya Maura.
"Dia lagi sibuk, makanya gue gabut di rumah terus." Jawab Mark, hampir semua orang tau kalau dia simpanan tante-tante.
"Dihh, malesin banget."
"Ayolah.."
"Males, sana pergi gak usah ganggu gue!" Usir Maura, membuat Nayna yang sedari tadi tertidur langsung terbangun.
"Eehh, kelas dah selesai?"
"Selesai dari tadi, Lo kemana aja? Lagi ada kelas bukan nya nyimak, malah molor. Ileran lagi, ihhh ilfeel banget." Jawab Maura, Nayna langsung mengusap sudut bibir nya yang memang terasa basah.
"Jorok banget sih Lo, ihh jijik banget. Kok bisa cewek kayak Lo laku sih?"
"Dihh anjir, gini-gini juga gue laku ya. Laki gue lebih ganteng, tajir dari pada Lo." Sewot Nayna dengan tatapan tajam nya.
"Dahlah, gak usah ngurusin dia, Nay. Gak penting, urusan perut nih yang penting. Yok ke kantin, laper."
Nayna pun mengekor di belakang Maura, tanpa memperdulikan Mark. Pria itu menatap punggung Maura yang menghilang di balik pintu keluar kelas.
'Gua pasti dapetin Lo, Ra. Gue jamin Lo bakal mendesaah di bawah gue nanti.' Batin nya sambil tersenyum smirk.
......
🌻🌻🌻🌻🌻
bikin karya bagus lainnya saja gak usah nambah.kl kepanjangen bikin males mengikuti.
ku kirim vote ya kak....
Ditunggu judul selanjutnya
rasanya gak rela cepat tamat...
terimakasih banyak Thor sdh menghibur kami pembaca 🙏🙏
semangat Thor dgn Karya selanjutnya 💪